Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Anatomi dan Fisiologi Sistem Sensori Indra mempunyai sel-sel reseptor khusus
untuk mengenali perubahan lingkungan. Indra yang kita kenal ada lima, yaitu:
1. Indra penglihat (mata)
2. Indra pendengar (telinga)
3. Indra peraba (kulit)
4. Indra pengecap (lidah)
5. Indra pencium (hidung).
Kelima indra tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar,
oleh karenanya disebut eksoreseptor.
Reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri,
kadar oksigen atau karbon dioksida, kadar glukosa dan sebagainya, disebut
interoreseptor.
Sel-sel interoreseptor misalnya terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum,
sendi, dinding saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dan lain sebagainya.
Akan tetapi, sesungguhnya interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia.
Interoreseptor yang membantu koordinasi dalam sikap tubuh disebut kinestesis.

2. RumusanMasalah
Adapun rumusan masalah yang menjadi acuan dan pedoman dalam
penyusanan dan penyajian makalah in isebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan saraf ?
2. Bagimana jalanya terjadinya proses saraf sensori pada tubuh?
3. Bagaimana Anatomi & Fisiologi dari Mata dan Telinga ?
4. Bagaimana proses pengkajian Optalmik ?
5. Bagaimana proses pengkajian kemampuan mendengar ?

3. TUJUAN
Kelompok kami menyusun makalah ini agar para pembaca bisa mengetahui
tentang Aktifitas Anatomi Fisiologi Sensori dalam Tubuh Manusia dan dengan adanya
makalah ini juga di harapkan dapat menjadi pengetahuan bagi kita semua.
a. Tujuan Umum
o Untuk memenuhi tugas mata kuliah pancasila
o Unuk memahami Aktifitas Anatomi Fisiologi Sensori
b. Tujuan Khusus
1. Tujuan Kelompok kami menyusun makalah ini agar para pembaca bisa
mengetahui tentang Anfis Sensori.
2. Anatomi system Pengelihatan yaitu Mata yang Melindungi dari kotoran dan
benda asing oleh alis, bulu mata dan kelopak mata dan Anatomi sistem
pendengaran merupakan organ pendengaran dan keseimbangan.
3. Serta dengan adanya makalah ini juga di harapkan dapat menjadi
pengetahuan bagi kita semua.
4. Manfaat
1. Dapat memahami tentang Aktifias Anatomi Fisiologi Sensori
2. Dapat memahami Anatomi Sistem Pengelihatan dan Pendengaran

BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN
a. Sistem Saraf
Sistem saraf manusia adalah sebuah jaringan yang sangat khusus, yang berisi
miliaran neuron, dan bertanggung jawab untuk mengendalikan dan
mengkoordinasikan semua fungsi tubuh. Sistem ini memungkinkan kita untuk
berkomunikasi dengan dunia luar dan terdiri dari dua komponen, sistem saraf
pusat (SSP) dan sistem saraf perifer (PNS).
Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan
sistem saraf perifer terdiri dari semua neuron tubuh, kecuali yang ditemukan di
otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf manusia yang bersangkutan
dengan menerima informasi dari dunia luar, pengolahan, dan kemudian
menghasilkan respon yang tepat. Ini adalah jaringan yang mengontrol dan
mengkoordinasikan semua kegiatan tubuh, dengan mengirimkan pesan atau sinyal
dari otak ke bagian-bagian berbeda dari tubuh dan sebaliknya.
b. Cara Kerja Saraf
Cara sistem saraf bekerja benar-benar unik dan kompleks. Ia bekerja melalui
jaringan kompleks neuron, yang merupakan fungsi dasar sel-sel dari sistem saraf.
Neuron melakukan sinyal atau impuls antara dua komponen dari sistem saraf,
yaitu pusat dan sistem saraf perifer. Ada terutama tiga jenis neuron, neuron
sensorik, neuron motorik, dan interneuron.
Neuron sensorik mengirimkan rangsangan atau impuls yang diterima dari alat
indera, seperti mata, hidung atau kulit, sistem saraf pusat, yaitu, ke otak dan
sumsum tulang belakang. Otak pada gilirannya, memproses rangsangan tersebut
dan mengirimkannya kembali ke bagian lain dari tubuh, memberitahu mereka
bagaimana bereaksi terhadap jenis tertentu dari stimulus. Motor neuron
bertanggung jawab untuk menerima sinyal dari saraf otak dan tulang belakang,
dan mengirim mereka ke bagian lain dari tubuh.
Di sisi lain, interneuron berkepentingan dengan membaca impuls, yang
diterima dari neuron sensorik dan memutuskan respon yang akan dihasilkan.
Mereka terutama ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Selain neuron,
sistem saraf juga mengandung sel-sel glial, yang mendukung dan memelihara
neuron. Neuron menggunakan sinyal elektrokimia, atau neurotransmitter untuk
transmisi impuls dari satu neuron yang lain. Namun, transmisi impuls dari satu
neuron ke lain tidak sesederhana kedengarannya. Jadi, mari kita cari tahu
bagaimana tepatnya neuron mengirimkan impuls ke neuron lain.
Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem
saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung
akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
Fungsi sel saraf motorik adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot
atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan
sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek
berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat.
c. Impuls
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari
lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan
sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf. Contoh
rangsangan adalah sebagai berikut.
a. Perubahan dari dingin menjadi panas.
b. Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan.
c. Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung.
d. Suatu benda yang menarik perhatian.
e. Suara bising.
f. Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan.
Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan
menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut
adalah sebagai berikut.
I. Gerak sadar
disadari Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena
disengaja atau. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan
yang panjang. Bagannya adalah sebagai berikut.

II. Gerak refleks


Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls
yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan
tidak melewati otak. Bagannya sebagai berikut.
Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut.
1. Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu
2. Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang
masuk ke mata.
3. Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.
4. Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.
5. Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi

III. Perbedaan Gerak Sadar dan Gerak Reflek


a. Gerak Sadar
Gerak sadar adalah gerakan yang dikontrol oleh pusat kesadaran. Pada
gerak itu, otakmu memberi perintah kepada otot-otot untuk melakukan
gerakan tersebut. Jalannya impuls pada gerak sadar adalah sebagai berikut:

impuls dari reseptor neuron sensorik pusat saraf (otak) respon efektor
neuron motorik efektor (gerak anggota tubuh).
Contoh gerak sadar adalah aktivitas sehari-hari seperti makan, lari, dan
melompat.
b. Gerak Refleks
Gerak refleks adalah gerakan spontan yang tanpa disadari.
Contohnya bila tangan menyentuh benda panas tanpa sengaja, maka
secara spontan akan menarik tangan menjauhi benda panas itu.
Jalannya impuls pada gerak refleks sebagai berikut:
impuls dari reseptorneuron sensorik sumsum tulang belakang respon
efektor neuronmotorik efektor
Impuls yang menyebabkan gerakan tersebut dibawa oleh sel saraf
sistem eferen somatik dan suatu jalur rangsangan pendek yang disebut
lengkung refleks.

Gerak refleks dibedakan menjadi dua yaitu refleks kranial dan refleks
spinal. Pada refleks kranial (yang terjadi di kepala, misalnya bersin), jalur ini
hanya melibatkan sebagian kecil dari otak. Namun pada refleks spinal (yang
terjadi di bagian tubuh lainnya), hanya sumsum tulang belakang yang terlibat
secara aktif, sedangkan otak tidak terlibat. Jalan impuls pada gerak refleks di
atas melibatkan lengkung refleks spina.

2. Saraf Motorik dan Saraf Sensori


a. Saraf motorik
Saraf motorik menghubungkan sistem saraf pusat dan otot dalam
tubuh, melalui neuron motorik, di mana saraf motorik berasal. Badan sel untuk
setiap saraf terletak pada sumsum tulang belakang. Setiap saraf motorik
menghubungkan otot tertentu dalam tubuh, dan membawa impuls, yang
menyebabkan otot berkontraksi.
b. Sistem Saraf Motoris
Adapun sistem saraf motoris atau eferen tersusun atas neuron yang
membawa impuls dari sistem saraf pusat menuju efektor. Sistem saraf eferen
dibedakan menjadi dua, yaitu sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
Sistem saraf somatis membawa impuls menuju otot rangka sebagai respons
dari rangsang yang berasal dari luar. Sistem saraf somatis bekerja secara sadar.
Adapun sistem saraf otonom membawa impuls untuk mengatur kerja otot
polos, otot jantung, sistem peredaran darah, sistem ekskresi, dan sistem
endoksin. Saraf otonom bekerja secara tidak sadar. Sistem saraf otonom
dibedakan menjadi dua, yaitu saraf simpatetis dan saraf parasimpatetis. Ketika
saraf tersebut bekerja pada organ yang sama, keduanya bekerja secara
berlawanan (antagonistik). Secara umum, saraf parasimpatetis membawa
impuls yangberhubungan dengan pembentukan energi, misalnya pencernaan.
Sebaliknya, saraf simpatetis akan membawa impuls yang berhubungan dengan
penggunaan energi atau peningkatan laju metabolisme.

3. Anatomi Fisiologi Mata


Secara struktral anatomis, bola mata berdiameter 2,5 cm dimana 5/6
bagiannya terbenam dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak
pada bagian luar. Perhatikan gambar dibawah ini:

1) Struktur Mata Eksternal


a. Kavum Orbita
Merupakan rongga mata yang bentuknya seperti kerucut dengan puncaknya
mengarah kedepan dan kedalam. Dinding rongga mata dibentuk oleh tulang:
Osfrontalis
Oszigomatikum
Osslenoidal
Osetmoidal
Ospalatum
Oslakrimal
b. Alis
Dua potong kulit tebal yang melengkung ditumbuhi oleh rambut
pendek yang berfungsi sebagai pelindung mata dari sinar matahari yang
sangat terik dan sebagai alat kecantikan.
c. Kelopak Mata (Palpebra)
Kelopak atau palpebra terdiri dari 2 bagian kelopak mata atas dan
kelopak mata bawah, mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta
mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan
kornea. Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk
melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola
mata.
Kelopak mata dapat membuka diri untuk memberi jalan masuk sinar
kedalam bola mata yang dibutuhkan untuk penglihatan.
a) Lapisan luar
Sklera
Sklera dikenal juga sebagai putih mata, merupakan 5/6 dinding
luar bola mata dengan ketebalan sekitar 1 mm. Sklera mempunyai
struktur jaringan fibrosa yang kuat sehingga mampu
mempertahankan bentuk bola mata dan mempertahankan jaringan-
jaringan halus pada mata. Pada anak-anak, sklera akan terlihat
berwarna biru sedangkan pada orang dewasa akan terlihat seperti
warna kuning.
Konjungtiva
Konjungtiva adalah membrana mukosa (selaput lendir) yang
melapisi kelopak & melipat ke bola mata untuk melapisi bagian
depan bola mata sampai limbus. Konjungtiva ada 2, yaitu
konjungtiva palpebra (melapisi kelopak) dan konjungtiva bulbi
(menutupi bagian depan bola mata). Fungsi konjungtiva:
memberikan perlindungan pada sklera dan memberi pelumasan
pada bola mata. Konjungtiva mengandung banyak sekali pembuluh
darah.
Kornea
Kornea adalah jaringan bening, avaskular, yang membentuk 1/6
bagian depan bola mata, dan mempunyai diameter 11mm. Kornea
merupakan kelanjutan dari sklera.
b) Lapisan Tengah
Koroid
Koroid adalah membran berwarna coklat, yang melapisi
permukaan dalam sklera. Koroid mengandung banyak pembuluh
darah dan sel-sel pigmen yang memberi warna gelap. Fungsi
koroid: memberi nutrisi ke retina dan badan kaca, dan mencegah
refleksi internal cahaya.
Badan Siliar
Badan siliar menghubungkan koroid dengan iris. Tersusun
dalam lipatan-lipatan yang berjalan radier ke dalam, menyusun
prosesus siliaris yang mengelilingi tepi lensa. Prosesus ini banyak
mengandung pembuluh darah dan saraf. Badan siliaris ini berfungsi
untuk menghasilkan aquous humour.
Iris
Iris terdiri dari otot polos yang tersusun sirkuler dan radier.
Otot sirkuler bila kontraksi akan mengecilkan pupil, dirangsang
oleh cahaya sehingga melindungi retina terhadap cahaya yang
sangat kuat. Otot radier dari tepi pupil, bila kontraksi menyebabkan
dilatasi pupil. Bila cahaya lemah, otot radier akan kontraksi,
sehingga pupil dilatasi untuk memasukkan cahaya lebih banyak.
Fungsi iris: mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dan
dikendalikan oleh saraf otonom.
Pupil
Merupakan ruang terbuka yang bulatpada iris yang harus dilalui
cahaya untuk dapat masukke anterior mata.Ukuran pupil dapat
berubah secara refleksi yang dikendalikan otot-otot melingkar pada
iris.
2) Sistem Lakrimal
Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola
mata. Sistem ekskresi mulai pada pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus
lakrimal, duktus nasolakrimal, meatus inferior.Sistem lakrimal terdiri atas 2
bagian, yaitu :
Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di
temporo antero superior rongga orbita. Sistem ekskresi, yang terdiri atas
pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal dan duktus
nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak dibagian depan rongga orbita. Air
mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung di
dalam meatus inferior.
Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan
masuk ke dalam sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum
lakrimal tidak menyinggung bola mata, maka air mata akan keluar melalui
margopalpebra yang disebut epifora. Epifora juga akan terjadi akibat
pengeluaran air mata yang berlebihan dari kelenjar lakrimal Untuk melihat
adanya sumbatan pada duktus nasolakrimal, maka sebaiknya dilakukan
penekanan pada sakus lakrimal. Bila terdapat penyumbatan yang disertai
dakriosistitis, maka cairan berlendir kental akan keluar melalui pungtum
lakrimal.
3) Otot Mata
Gerakan mata dikontrol oleh enam otot okuler yang dipersarafi oleh
saraf kranial III, IV, dan VI. Merupakan otot ekstrinsik matter diri dari 7 buah
otot, 6 buah otot diantaranya melekat dengan oskavumorbitalis, 1 buah
mengangkat kelopak mata keatas.
Muskulus levator palpebralis superior inferior, fungsinya mengangkat
kelopak mata.
Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup
mata
Muskulus rektusokuli inferior ( otot sekitar mata ) fungsinya untuk
menutup mata.
Muskulus rektusokuli medial (otot sekitar mata) fungsinya
menggerakkan mata dalam ( bola mata)
Muskulus obliquesokuli inferior, fungsinya menggerakkan bola mata
kebawah dan kedalam.
Muskulus obliquesokuli superior, fungsinya memutar mata keatas,
kebawah dan keluar.
Muskulus rektus okuli berorigo pada annulus tendineus komunis, yang
merupakan sarung fibrosus yang menyelubungi nervus optikus. Strabismus
(juling)disebabkan tidak seimbangnya atau paralis kelumpuhan fungsi dari
salah satu otot mata.
Otot Mata danPergerakannyasertaInervasinya.

No Otot mata Gerakan Inervasi


M. Rectus N. III
1 Elevasi (+ Abduksi)
Superior (nervus Oculomotorius)
M. Rectus N. III
2 Depresi (+ Abduksi)
Inferior (nervus Oculomotorius)
M. Rectus N. VI
3 Abduksi
Lateralis (nervus Abducens)
M. Rectus N. III
4 Adduksi
Medialis (nervus Oculomotorius)
M.Obliquus Rotasi medial (adduksi + N. IV
5
Superior depresi) (nervus Throchlearis)
M.Obliquus Rotasi lateral (adduksi + N. III
6
Inferior elevasi) (nervus Oculomotorius)
4) Suplai Darah
Proses pengaliran darah di mata tidak jauh berbeda dengan proses pada
organ tubuh lainnya hanya saja sedikit lebih berbeda perpaduan antara arteri
dan vena.
Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri
dan mata kanan, sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan
vena retinalis. Pembuluh darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian
belakang.
5) Bola Mata
Bola mata terdiri atas :
Dinding bola mata
Isi bola mata.
Dinding bola mata terdiri atas :
Sclera
Kornea.
Isi bola mata terdiri atas uvea, retina, badan kaca dan lensa.
Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di
bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga
terdapat bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda.Bola mata dibungkus
oleh 3 lapis jaringan, yaitu :
Sklera merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata.
Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea
dibatasi oleh ruang yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi
perdarahan pada ruda paksa yang disebut perdarahan suprakoroid.
Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Pada
iris didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah
sinar masuk ke dalam bola mata. Otot dilatator dipersarafi oleh para-
simpatis, sedang sfingter iris dan otot siliar di persarafi oleh parasim-
patis. Otot siliar yang terletak di badan siliar mengatur bentuk lensa
untuk kebutuhan akomodasi.
Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan
bilik mata (akuos humor), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang
terletak pada pangkal iris di batas kornea dan sklera.
Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan
mempunyai susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis
membran neurosensoris yang akan merubah sinar menjadi rangsangan
pada saraf optik dan diteruskan ke otak. Terdapat rongga yang potensial
antara retina dan koroid sehingga retina dapat terlepas dari koroid yang
disebut ablasi retina.Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata
dan bersifat gelatin yang hanya menempel pupil saraf optik, makula
dan pars plans. Bila terdapat jaringan ikat di dalam badan kaca disertai
dengan tarikan pada retina, maka akan robek dan terjadi ablasi retina.
Lensa terletak di belakang pupil yang dipegang di daerah ekuatornya
pada badan siliar melalui Zonula Zinn. Lensa mata mempunyai peranan
pada akomodasi atau melihat dekat sehingga sinar dapat difokuskan di
daerah makula lutea.

4. ANATOMI FISIOLOGI TELINGA


Anatomi sistem pendengaran merupakan organ pendengaran dan
keseimbangan.Terdiri dari telinga luar, tengah dan dalam. Telinga manusia menerima
dan mentransmisikan gelombang bunyi ke otak dimana bunyi tersebut akan di analisa
dan di intrepretasikan. Cara paling mudah untuk menggambarkan fungsi dari telinga
adalah dengan menggambarkan cara bunyi dibawa dari permulaan sampai akhir dari
setiap bagian-bagian telinga yang berbeda.
a. Anatomi telinga luar
Telinga luar terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius
eksternus, dipisahkan dari telinga tengan oleh struktur seperti cakram yang
dinamakan membrana timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua
sisi kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh
kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah
kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara
dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan
meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput
mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus
auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius
eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai
kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga
medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius
eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung
kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin
yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel
kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen nampaknya
mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.
b. Anatomi Telinga Tengah
Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di
sebelah lateral dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak
di antara kedua Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius
eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan
selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga
tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang
telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring
berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang
temporal.
Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus,
inkus stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan
ligamen, yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval
dan dinding medial telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan
telinga dalam. Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana
suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke getaran
suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki
stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin. anulus
jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini
terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah
kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.
Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm,
menghubngkan telingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup,
namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan
manuver Valsalva atau menguap atau menelan. Tuba berfungsi sebagai
drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah
dengan tekanan atmosfer.
3. Anatomi Telinga Dalam
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ
untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis),
begitu juga kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis)
semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis
semisirkularis bersama menyusun tulang labirint.
Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm
dengan dua setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk
pendengaran, dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, namun tidak
sem-purna mengisinya,Labirin membranosa terendam dalam cairan yang
dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan cairan
serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin membranosa
tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis,
dan organan Corti. Labirin membranosa memegang cairan yang dinamakan
endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan
endolimfe dalam telinga dalam; banyak kelainan telinga dalam terjadi bila
keseimbangan ini terganggu.
Percepatan angular menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam
di dalam kanalis dan merang-sang sel-sel rambut labirin membranosa.
Akibatnya terjadi aktivitas elektris yang berjalan sepanjang cabang vesti-
bular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan percepatan
linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas
elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam
kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akus-dk), yang muncul dari
koklea, bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis
semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus
kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis
auditorius internus adalah nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis
auditorius internus mem-bawa nervus tersebut dan asupan darah ke batang
otak
4. Keseimbangan dan Pusing
a. Keseimbangan
Kelainan sistem keseimbangan dan vestibuler mengenai lebih dari
30juta orang Amerika yang berusia 17 tahun ke atas dan mengakibatkan
lebih dari 100.000 patah tulang panggul pada populasi lansia setiap tahun.
Keseimbangan badan dipertahankan oleh kerja sama otot dan sendi tubuh
(sistem proprioseptif), mata (sistem visual), dan labirin (sistem
vestibuler). Ketiganya membawa informasi mengenai keseimbangan, ke
otak (sistem serebelar) untuk koordinasi dan persepsi korteks serebelar.
Otak, tentu saja, mendapatkan asupan darah dari jantung dan sistem
arteri. Satu gangguan pada salah satu dari daerah ini seperti
arteriosklerosis atau gangguan penglihatan, dapat mengakibatkan
gangguan keseimbangan. Aparatus vestibularis telinga tengah memberi
unipan balik mengenai gerakan dan posisi kepala, mengkoordinasikan
semua otot tubuh, dan posisi mata selama gerakan cepat gerakan kepala.
b. Pusing
Pusing sering digunakan pada pasien dan pemberi perawatan kesehatan
untuk menggambarkan stiap gangguan sensasi orientasi ruang, namun
tidak spesifik dan tidak bisa menggambarkan dengan jelas. Karena
gangguan keseimbangan adalah sesuatu yang hanya bisa dirasakan oleh
pasien, penting untuk menentukan apa gejala yang sebenrnya dirasakan
oleh pasien.

Prinsip Fisiologi yang Mendasari Konduksi bunyi


Bunyi memasuki telinga melalui kanalis auditorius ekternus dan
menyebabkan membrana timpani bergetar Getaran menghantarkan suara,
dalam bentukm energi mekanis, melalui gerakan pengungkit osikulus oval.
Energi mekanis ini kemudian dihantarkan cairan telinga dalam ke koklea, di
mana akani menjadi energi elektris. Energi elektris ini berjalan melalui nervus
vestibulokoklearis ke nervus sentral, di mana akan dianalisis dan
diterjemahkan dalam bentuk akhir sebagai suara.
Selama proses penghantaran,gelombang suara menghadapi masa yang
jauh lebih kecil, dari aurikulus yang berukuran sampai jendela oval yang
sangat kecil, yang meng batkan peningkatan amplitudo bunyi.

Kehilangan Pendengaran
Ada dua jenis kehilangan pendengaran :
1. Kehilangan konduktif
Biasanya terjadi akibat kelainan telinga luar, seperti infeksi serumen, atau
kelainan telinga tengah, seperti otitis media atau otosklerosis. Pada
keadaan seperti itu, hantaran suara efisien suara melalui udara ke telinga
dalam terputus.
2. Kehilangan sensoris
Melibatkan kerusakan koklea atau saraf vestibulokoklear. Selain
kehilangan konduktsi dan sensori neural, dapat juga terjadi kehilangan
pendengaran campuran begitu juga kehilangan pendengaran fungsional.
Pasien dengan kehilangan suara campuran mengalami kehilangan baik
konduktif maupun sensori neural akibat disfungsi konduksi udara maupun
konduksi tulang. Kehilangan suara fungsional (atau psikogenik) bersifat
inorganik dan tidak berhubungan dengan perubahan struktural mekanisme
pendengaran yang dapat dideteksi biasanya sebagai manifestasi gangguan
emosional.

5. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCIUMAN (HIDUNG)


Hidung merupakan bagian yang paling menonjol pada wajah. Fungsinya
sebagai jalan napas, alat pengatur kondisi udara (air condition), penyaring &
pembersih udara, indera pembau, resonansi suara, membantu proses berbicara, dan
refleksi nasal. Hidung juga merupakan tempat bermuaranya sinus paranasalis dan
saluran air mata. Perhatikan Gambarnya :

Struktur hidung luar terdiri atas 3 bagian, yaitu :


1. Kubah tulang. Letaknya paling atas dan bagian hidung yang tidak bisa
digerakkan.
2. Kubah kartilago (tulang rawan). Letaknya dibawah kubah tulang dan bagian
hidung yang bisa sedikit digerakkan.
3. Lobulus hidung. Letaknya paling bawah dan bagian hidung yang paling
mudah digerakkan.
Struktur penting dari anatomi hidung :
Dorsum nasi (batang hidung) Struktur yang membangun dorsum nasi
(batang hidung) :
a. Bagian kaudal dorsum nasi (batang hidung)
b. Bagian kranial dorsum nasi (batang hidung)
Bagian kaudal dorsum nasi (batang hidung) merupakan bagian
lunak dari dorsum nasi (batang hidung). Tersusun oleh kartilago
lateralis dan kartilago alaris. Jaringan ikat yang keras menghubungkan
antara kulit dan perikondrium pada kartilago alaris. Bagian kranial
dorsum nasi (batang hidung) merupakan bagian keras dari dorsum nasi
(batang hidung). Tersusun oleh os nasalis dan ossis maksila prosesus
fron talis.
Septum Nasi
Fungsi utama septum nasi adalah menopang dorsum nasi
(batang hidung) dan membagi dua kavum nasi (lubang hidung).
Struktur yang membangun septum nasi adalah 2 tulang dan 2 kartilago, yaitu :
1. Bagian anterior septum nasi
2. Bagian posterior septum nasi
Bagian anterior septum nasi tersusun oleh tulang rawan, yaitu
kartilago quadrangularis, cartilago alaris mayor crus medial, dan
cartilago septi nasi. Bagian anterior septum nasi terdapat plexus
Kiesselbach. Bagian posterior septum nasi tersusun oleh os vomer dan
os ethmoidalis lamina perpendikularis . Kelainan septum nasi yang
paling sering ditemukan adalah deviasi septi.
Kavum Nasi (Lubang Hidung)
Rongga / lubang hidung (cavum nasi / cavitas nasi) berbentuk
terowongan dari depan ke belakang. Rongga hidung dilapisi 2 jenis
mukosa, yaitu mukosa olfaktori dan mukosa respiratori.

Rongga hidung tersusun oleh :


1. Nares anterior (nosetril). Nares anterior merupakan lubang depan
rongga hidung (cavitas nasi).
2. Vestibulum nasi. Letaknya dibelakang nares anterior. Vestibulum nasi
dilapisi oleh rambut dan kelenjar sebasea.
3. Nares posterior (choanae). Nares posterior (choanae) merupakan
lubang belakang rongga hidung (cavitas nasi).P enghubung antara
rongga hidung (cavitas nasi) dengan nasofaring.

FISIOLOGI PENCIUMAN
Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul
di udara. Di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat
sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian
pendeteksi bau(smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada
sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan di
kirim ke the olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang
mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak bau apakah yang
telah tercium oleh hidung kita.

6. ANATOMI SISTEM PERABA (KULI)


Kulit merupakan organ tubuh paling luar. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2
dengan berat 15% berat badan. Kulit yang elastic dan longgar terdapat pada palpebra,
bibir dan preputium, ulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan telapak
tangan dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, kulit yang lembut terdapat pada
leher dan badan, dan kulit yang berambut kasar terdapat pada kepala. Perhatikan
Gambarnya :

Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur
suhu, sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat
reseptor yang merupakan percabangan dendrit dari neuron sensorik yang banyak
terdapat di sekitar ujung jari, ujung lidah, dahi, dan lain-lain. Lapisan kulit manusia
terdapat beberapa lapisan, yaitu:
a. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki struktur tipis
dengan ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, yaitu:
Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk
Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan pengecatan terhadap
kulit dan rambut
Stratum granulosum, yang menghasilkan pigmen warna kulit, yang
disebut melamin
Stratum germinativum, sering dikatakan sebagai sel hidup karena
lapisan ini merupakan lapisan yang aktif membelah.
b. Dermis
Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang
terdiri atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu
sekitar 2,5 mm. Dermis dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya
lentur, yang terdiri atas kolagen, yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar
30% dari protein tubuh. Kolagen akan berangsur-angsur berkurang seiring dengan
bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang yang sudah tua tekstur kulitnya kasar
dan keriput. Lapisan dermis terletak di bawah lapisan epidermis. Lapisan dermis
terdiri atas beberapa bagian, yaitu
Akar Rambut
Pembuluh Darah
Kelenjar Minyak (glandula sebasea)
Kelenjar Keringat (glandula sudorifera), dan
Serabut Saraf
Pada lapisan dermis kulit terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir
saraf sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin,
nyeri, dan sebagainya. Oleh karena itu kulit merupakan organ terluas dimana pada
organ ini terdapat reseptor panas (ruffini), tekanan (paccini), dingin (krause), rasa
nyeri atau sakit (ujung saraf bebas), serta reseptor sentuhan (meissner).

FISIOLOGI PERABA
Fungsi kulit secara umum :
1. Sebagai proteksi.
Masuknya benda- benda dari luar(benda asing ,invasi bacteri.
Melindungi dari trauma yang terus menerus.
Mencegah keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh.
Menyerap berbagai senyawa lipid vit. Adan D yang larut lemak.
Memproduksi melanin mencegah kerusakan kulit dari sinar UV.
2. Pengontrol/pengatur suhu.
Vasokonstriksi pada suhu dingn dan dilatasi pada kondisi panas peredaran
darah meningkat terjadi penguapan keringat.
3. Proses Hilangnya Panas Dari Tubuh:
Radiasi: pemindahan panas ke benda lain yang suhunya lebih rendah.
Konduksi : pemindahan panas dari ubuh ke benda lain yang lebih
dingin yang bersentuhan dengan tubuh.
Evaporasi : membentuk hilangnya panas lewat konduksi.
Kecepatan hilangnya panas dipengaruhi oleh suhu permukaan kulit
yang ditentukan oleh peredaran darah kekulit.(total aliran darah N: 450
ml / menit.
4. Sensibilitas
Mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan dan rabaaan.
5. Keseimbangan Air
Sratum korneum dapat menyerap air sehingga mencegah kehilangan
air serta elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan
mempertahankan kelembaban dalam jaringan subcutan.
Air mengalami evaporasi (respirasi tidak kasat mata)+ 600 ml / hari
untuk dewasa.

SENSASI SUHU
Tingkatan suhu dibedakan oleh tiga jenis organ akhir sensories,
diantaranya reseftor dingin, reseftor hangat dan dua subtife reseftor nyeri yaitu
reseftor nyeri dingin dan reseftor nyeri panas. Dua jenis reseftor nyeri hanya
dirangsang oleh panas atau dingin dalam derajat yang ekstrim sebingga
bertanggung jawab bersama dengan reseftor dingin dan hangat untuk sensasi
dingin yang membekukan atau panas yang membakar.
a. Perangsang Reseftor Suhu
Sensasi Dingin, Sejuk, Indeferen Hangat dan Panas. Respon empat
jenis serabut saraf, yaitu : serat nyeri dingin, serat dingin, serat hangat dan
serat nyeri panas. Pada daerah sangat dingn hanya serabut nyeri dingin
yang terangsang. Pada suhu di atas 10 sampai 15oC impuls nyeri berhenti,
tetapi reseptor dingin mulai terangsang. Kemudian kira-kira 30oC,
reseftor hangat menjadi terangsang progresif sedangkan reseftor dingin
mereda pada kira-kira 43oC. Akhirnya sekitar 45oC serabut nyeri panas
juga mulai terangsang.
Oleh karena itu dapat dipahami bahwa orang menerima suhu dari
sensasi suhu oleh tingkat perangsang relatif dari berbagai jenis ujung saraf
tersebut. Dapat dipahami mengapa dingin atau panas yang luar biasa dapat
menyakitkan dan mengapa kedua sensasi ini bila cukup kuat dapat
memberikan kualitas sensasi yang hampir tepat sama, yaitu sensasi dingin
membekukan dan panas yang membakar terasa hampir sama.
b. Efek Perangsang dengan Menaikan dan Menurunkan Suhu
Bila suatu reseftor suhu mengalami perubahan suhu yang tiba-tiba,
mula-mula ia merangsang dengan kuat tetapi perangsangan ini
menghilangkan dengan cepat selama semenit pertama dan secara progresif
lebih lambat selama setengah jam atau lebih berikutnya. Dengan
perkataan lain, reseftor tersebut sebagian besar bradaptasi tetapi tidak
seluruhnya.
Jadi jelaslah bahwa perubahan suhu bereaksi menyolot terhadap
perubahan suhu disamping dapat bereaksi dengan perubahan suhu yang
stabil. Ini berarti abhwa jika suhu kulit turun secara aktif, orang merasa
jauh lebih dingin dari pada bila suhu tersebut tetap pada tingkat yang
sama. Sebaliknay jika suhu meningkat secara aktif orang tersebut merasa
jauh lebih hangat dari pada yang akan dirasakannya pada suhu yang sama
seandainya ia konstan.
c. Mekanisme Perangsang Reseftor Suhu
Diduga reseftor suhu terangsang oleh perubahan kecepatan metabolik
mereka, perubahan ini disebabkan oleh fakta bahwa suhu mengubah
kecepatan reaksi kimia intra sel kira-kira 2 kali untuk tiap perubahan
10oC, dengan perkataan lain deteksi suhu mungkin tidak disebabkan oleh
perangsangan fisik langsung tetapi oleh perangsangan kimia dari ujung
saraf tersebut karena di ubah oleh suhu.

d. Penjumlahan Ruangan dari Sensasi Suhu


Jumlah ujung dingin atau hangat dalam tiap sedikit daerah permukaan
tubuh sangat kecil, sehingga sulit untuk menilai gradsi suhu bila daerah
kecil dirangsang. Tetapi bila daerah tubuh yang luas dirangsang, isyarat
suhu dari seluruh daerah tersebut dijumlahkan. Sesungguhnya orang
mencapai kemampuan maksimumnya untuk membedakan varian suhu
yang kecil bila seluruh tubuhnya mengalami perubahan suhu tersebut
secara serentak. Misalnya perubahan suhu yang cepat kecil 0,01oC dapat
di diteksi jika perubahan ini mempengaruhi seluruh permukaan tubuh
dengan serentak. Sebaliknya perubahan suhu yang yang besarnya 100 kali
ini mungkin tidak mendeteksi bila permukaan kulit yang dipengaruhi
hanya berukuran kira-kira satu sentimeter persegi.
Korpuskula Pacini : tekanan
Korpuskula Pacini (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada
telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium,
tendo, ligamen dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau
lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 1 mm). Bentuk
yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang, karena
bentuknya mirip bawang.
Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar
dan juga telah kehilangan sarung sel schwannya pada tepi
korpuskulus. Akson saraf banyak mengandung mitokondria. Akson
ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel
gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur
longitudinal pada sisinya. Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima
rangsangan tekanan yang dalam.
Korpuskula Ruffini : panas
Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan
kapsula sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang
mengandung ujung akhir saraf yang menggelembung. Korpuskulus
ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo
golgi. Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli
intrafusal) yang terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak
bermielin yang bebas, bercabang disekitar berkas tendonya.
Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang
bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.
Korpuskula Krause : dingin
Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokuti
(bibir dan genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan
rambut.Korpuskel ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter
sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah kapsula tebal yang menyatu
dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat bermielin
kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel
schwann. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan
berakhir sebagai akhir saraf yang menggelembung sebagai gada.
Korpuskel ini jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya
usia.Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka
terhadap dingin.
Korpuskula Meissner : sentuhan
Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis,
khususnya pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya
silindris, sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan
berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron. Sebuah
kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf yang
menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel terdapat
setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal. Beberapa sel saraf
menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini mempunyai banyak
cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun yang tak
mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan
memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu
membedakan rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).
Korpuskula ujung saraf terbuka: rasa nyeri
Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas
pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama
dalam kulit.Serat akhir saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak
bermielin, atau seratsaraf bermielin berdiameter kecil, yang semua
telah kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat
saraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis. Sebuah serat saraf
seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke
permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat yang
berbeda mungkin menerima perasaan raba, nyeri dan suhu.
Sehubungan dengan folikel rambut, banyak cabang serat saraf yang
berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis.
Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus. Pada
epidermisberhubungan dengan sel folikel rambut dan mukosa oral,
akhir sarafmembentuk badan akhir seperti lempengan (diskus atau
korpuskel merkel).Badan ini merupakan sel yang berwarna gelap
dengan banyak juluransitoplasma. Seperti mekanoreseptor badan ini
mendeteksi pergerakan antarakeratinosit dan kemungkinan juga
gerakan epidermis sehubungan denganjaringan ikat di bawahnya.
Telah dibuktikan bahwa beberapa diskus merkelmerespon rangsangan
getaran dan juga resepor terhadap dingin

7. ANATOMI SISTEM PERASA (LIDAH)

Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal
sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga
turut membantu dalam tindakan bicara.Juga membantu membolak balik makanan
dalam mulut.
Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus,
tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis. Terdapat dua jenis
otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik. Lidah memiliki permukaan yang
kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila.
Lidah sebagai indera pengecap, yaitu untuk merasakan rangsangan rasa dari benda-
benda yang masuk ke dalam mulut. Indera pengecap tersebut terletak pada bagian
permukaan atas yang terbagi menjadi beberapa daerah yang peka terhadap manis,
asam, asin dan pahit. Hal ini dikarenakan pada permukaan lidah terdapat saraf
pengecap yang berupa bintil-bintil yang menyebabkan permukaan lidah menjadi
kasar. Bintil-bintil tersebut disebut juga papilla yang terdiri dari banyak kuncup
pengecap (taste bud).
Ujung organ untuk indera pengecap yang disebut taste buds (putting cita rasa) terdiri
atas sel-sel gustatory fusiform, tercampur dengan sel-sel sustakular yang terangkai
dalam bentuk kelompok yang menyerupai tong. Proses yang menyerupai rambut dari
sel-sel gustatory ini menjulur melalui pori pada bagian superficial dari putting cita
rasa. Ujung serabut-serabut saraf berakhir di sekitar sel-sel gustatory ini. Bagian lidah
yaitu valet dan papilla fungiform mengandung banyak sekali putting cita rasa
meskipun putting itu terdapat juga pada palatum, farink, dan larink. Sensasi cita rasa
di bawa kearah dua per tiga bagian rostral lidah oleh cabang-cabang saraf fasial korda
timpani yang menyertai cabang lingual dari saraf trigeminus. Sebaliknya bagian lidah
yang sepertiga (arah kaudal = posterior) menerima cita rasa melalui cabang lingual
dari saraf (glosofarinkeal). Sensasi yang lain merupakan campuran dari cita rasa
dasar, atau kombinasi berbagai cita rasa dengan indera penciuman.
Pengecapan adalah sensasi yang dirasakan oleh kuncup kecap, yaitu reseptor yang
terutama terletak pada lidah (terdapat kurang lebih 10.000 kuncup kecap pada lidah
manusia) dan dalam jumlah yang lebih kecil pada polatum mole dan permukaan
laringeal dari epiglottis. Kuncup kecap terbenam dari epitel berlapis dari papilla
sirkumvalata, papilla foliota, papilla fungiformis. Bahan kimia masuk melalui pori
pengecap, yaitu lubang kecil menuju ke sel-sel reseptor. Indera perasa dimediasi oleh
Taste Buds dalam rongga mulut. Taste Buds adalah organ reseptor multiseluler yang
mengandung 60-100 sel, dan terus-menerus diperbaharui oleh sel-sel progenitor yang
terletak di membran basal dan sepanjang tepi lateral tunas. Setelah divisi terminal
mereka, sel-sel pengecap yang sudah dewasa masuk ke tunas dan berdiferensiasi
menjadi salah satu dari empat jenis sel pengecap.
Kuncup kecap terdiri atas sekurang-kurangnya empat jenis sel, yang dapat dikenali
dengan mikroskop elektron. Sel tipe 1 dan sel tipe 2 panjang dengan mikrovili pada
permukaannya. Walaupun fungsinya belum diketahui, mereka dapat membantu
aktivitas sel tipe 3. Sel tipe 3 juga merupakan sel tipe panjang dicirikan oleh
terdapatnya banyak vesikel yang menyerupai versikel sinaps. Tipe sel ke 4 adalah
suatu sel basal pra-kembang yang mungkin merupakan precursor dari sel-sel yang
lebih spesifik dalam kuncup kecap. Tonjolan dendritik dari saraf sensorik yang paling
dekat dengan kumpulan vesikel sinaptik ini adalah dasar untuk penempatan
penerimaan pengecapan pada sel tipe 3.
Kuncup pengecap tersebut dapat mengecap rasa karena mempunyai kumpulan saraf
pengecap. Setiap kuncup pengecap hanya bisa mengenali satu rasa yang khas, yang
terdiri dari 2 jenis sel, yaitu sel penyokong dan sel pengecap sebagai reseptor. Pada sel
pengecap terdapat silia(rambut gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap (taste
pores). Zat-zat makanan yang terlarut dalam cairan ludah akan merangsang sel-sel
ujung saraf melalui rambut gustatori yangselanjutnya akan menimbulkan impuls yang
akan diteruskan ke otak sehingga dapat diinterpretasikan dengan berbagai rasa. Rasa
yang dapat direspon oleh kuncup-kuncup pengecap,yaitu manis, asam, asin dan pahit.
Pada lidah reseptor yang sensitif terhadap rasa manis terdapat pada ujung lidah, untuk
rasa asam terdapat pada bagian samping lidah (kanan dan kiri), untuk rasa pahit
terdapat pangkal lidah dan bagian samping depan sensitif terhadap rasa asin.
Sel reseptor pengecap merupakan sel epitel yang termodifikasi menjadi bentuk yang
memiliki banyak lipatan permukaan atau mikrovili, dan sedikit menonjol melalui
pori-pori pengecap untuk meningkatkan luas permukaan sel yang terpajan dalam
mulut. Membran plasma mikrovili mengandung reseptor yang berikatan secara
selektif dengan molekul zat kimia, karena hanya zat padat yang terlarut dalam saliva
atau cairan lain yang dapat berikatan dengan sel reseptor.
Terdapat 4 jenis papilla, yaitu
Papilla filiformis, terdapat pada bagian posterior
Papilla fungiformis, pada bagian anterior
Papilla foliata, pada pangkal lidah bagian lateral
Papilla sirkumfalata, melintang pada pangkal lidah

FISIOLOGI LIDAH
1. Substansi yang dirasakan harus berbentuk cairan atau larut dalam saliva.
2. Kuncup pengecap bekerja sama dengan reseptor pada rambut pengecap.
Sensasi Rasa:
- Kuncup pengecap yang sensitive terhadap rasa manis .terletak di ujung
lidah.
- Substansi asam dirasakan terutama di bagian samping lidah.
- Substansi asin dapat dirasakan pada hampir seluruh area lidah, tetapi
reseptornya terkumpul di bagian samping lidah.
- Substansi pahit akan menstimulasi kuncup pengecap di bagian belakang
lidah.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Secara struktral anatomis, bola mata berdiameter 2,5 cm dimana 5/6
bagiannya terbenam dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak
pada bagian luar.
Anatomi sistem pendengaran merupakan organ pendengaran dan
keseimbangan.Terdiri dari telinga luar, tengah dan dalam. Telinga manusia menerima
dan mentransmisikan gelombang bunyi ke otak dimana bunyi tersebut akan di analisa
dan di intrepretasikan. Cara paling mudah untuk menggambarkan fungsi dari telinga
adalah dengan menggambarkan cara bunyi dibawa dari permulaan sampai akhir dari
setiap bagian-bagian telinga yang berbeda.

2. Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa
Anatomi Fisiologi Sensori ( Anatomi Fisiologi Sistem Pengelihatan dan
PEndengaran)sangat penting bagi kehidupan kita dan agar pembaca.
Selain dari pada itu,penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena
kami masih dalam proses pembelajaran. Dan yang kami harapkan dengan adanya
makalah ini,dapat menjadi wacana yang membuka pola pikir pembaca dan memberi
saran yang sifatnya tersirat maupun tersurat.

Anda mungkin juga menyukai