Anda di halaman 1dari 90

PENATALAKSANAAN

KEPERAWATAN: ASUHAN
KEPERAWATAN & PENGKAJIAN
PADA BAYI BARU LAHIR

BAHASAN

Adaptasi fisik & perilaku bayi baru


lahir
Pengkajian bayi baru lahir
Penatalaksanaan keperawatan pada
bayi baru lahir

Adaptasi Ekstrauterine
Bayi Baru Lahir

Adaptasi fisiologis: Respirasi;


kardiovaskuler; endokrin & metabolik;
hepatik; renal; gastrointestinal;
neurologis; immunologik; hemopoetik;
reproduktif & seksual
Adaptasi perilaku

Adaptasi Respiratorik

Adaptasi kemampuan bernafas tumbuh


kembang janin: kemampuan produksi surfaktan &
kemampuan mengisi alveolar dengan udara
Pernafasan pertama: stimulus kimia, sensori,
thermal, mekanik
Faktor penghambat: tekanan permukaan
alveolar, viskositas cairan paru-paru, dan ruang
compliance paru-paru
4

Adaptasi Kardiovaskuler

Beberapa jam setelah penutupan foramen


ovale:

Dilatasi arteri pulmonal akibat oksigenasi, resistensi


vaskuler paru , tekanan jantung kanan vs jantung
kiri
Right to left shunting: murmur non-patologik

Penutupan duktus arteriosus 15 jam3 minggu


Penutupan duktus venosus dalam 1 minggu

Penghentian aliran umbilikal akan menutup Ductus


Venosus
5

Fetal Blood Flow

http://www.nucleusinc.com

Perbandingan Sirkulasi Janin & BBL

www.health.uab.edu/15541/)

Fetal

Newborn

http://www.indiana.edu/~anat550/cvani
m/fetcirc/fetcirc.html

Foramen Ovale : adanya dinding yang


terbuka pada septum antara atrium
kanan dan kiri sehingga darah dapat
mengalir ke atrium kiri tanpa melalui
paru-paru.
Sebelum lahir, foramen ovale tetap
terbuka karena adanya tekanan aliran
darah yang melaluinya. Ketika bayi
berrnafas pertama, darah mulai mengalir
ke paur-paru, dan foramen ovale
menutup
iss9

Ductus arteriosus adalah pembuluh darah


yang mengalirkan darah janin langsung ke
paru-paru: biasanya menutup 10-15 jam
setelah lahir dan menutup sempurna setelah
10-21 hari. Penutupan ductus arteriosus
setelah lahir menyebabkan darah mengalir ke
paru-paru melalui arteri pulmonaris saja

10

Ductus venosus adalah pembuluh yang


mengalirkan darah langsung ke liver
janin. Pembuluh ini membawa darah
yang kaya oksigen dan nutrien dari
umbilikus menuju sisi kanan jantung
janin. Duktus ini akan menutup dengan
cepat setelah bayi lahir, ketika tali pusat
dipotong dan darah berhenti mengalir
dari ibu ke janin.
11

Adaptasi Endokrin &


Metabolik

Sistem Endokrin: sistem utama yang


mengkoordinasi penyesuaian neonatus pada
kehidupan ekstrauterin
3 neuroendokrin: Hypothalamic-anterior
pituitary axis, hypothalamic-posterior pituitary
axis, parasympatic-adrenal medulla path
Sekresi utama sistem neuro-hormonal:
growth hormone, thyroid-stimulating hormone,
adrenocorticotropic hormone, cortisol, dan
catecholamin
12

Lanjutan

Thermoregulasi:

Kemampuan neonatus memproduksi panas dan


mempertahankan suhu tubuh normal
Fungsi metabolik vital yang dimediasi oleh sistem
neuroendokrin

Faktor yang berkontribusi terhadap kehilangan


panas neonatus: luas permukaan tubuh >>,
jaringan adipose minim, kulit yang tipis,
penampakan pembuluh darah (dekat dengan
kulit) dan kondisi lingkungan saat kelahiran
13

Hypothermia Vs
Hyperthermia

Respon neonatus terhadap hypothermia:

Vasokonstriksi pembuluh darah


Peningkatan produksi panas: laju metabolisme
tubuh dan aktivitas muskular

Respon neonatus terhadap hyperthermia:

Vasodilatasi pembuluh darah (untuk


menghilangkan panas)
Peningkatan laju metabolik, konsumsi oksigen, &
IWL secara signifikan

14

Sumber Kehilangan Panas

Radiation related to the temperature of


the surfaces surrounding the infant but not
in direct contact with the infant
Conduction through direct contact with a
surface with a different temperature.
convection when air currents carry heat
away from the body surface
Evaporation occurs when water is lost
from the skin
15

How does the newborn lose body heat?

www.who.int

16

Adaptasi Hepatik

Lahir liver immatur, tetapi menjalankan


fungsi penting:

Metabolisme karbohidrat
Koagulasi darah
Konjugasi bilirubin
Simpanan zat besi

17

Metabolisme Karbohidrat dan


Koagulasi Darah

Metabolisme Karbohidrat:

Glukosa (dalam bentuk simpanan glykogen)


merupakan sumber energi utama sebelum ASI
diberikan
Glykogenolysis > 60 mg/dL, lebih cepat jika
terjadi asfiksia atau hipotermia
Simpanan glykogen 3-4 jam: hipoglikemia

Koagulasi darah:

Waktu koagulasi lambat karena faktor pembeku


darah minim (belum mampu produksi vit K, 25
hr (oleh karena itu perlu diberi vit K sebagai
profilaksis)
18

Konjugasi Bilirubin & Simpanan


Zat Besi

Konjugasi bilirubin:

Bilirubin indirek (hasil lisis RBC) terkonjugasi


oleh enzim glukoronil transferase bilirubin direk
(ekskresi dalam urine & feses)
Joundice fisiologis (48-72 jam = 4-12 mg/dl) limited
fungsi & jumlah RBC dan berumur lebih pendek
Joundice patologis (< 24 jam) asfiksia, gangguan
metabolik, dan inkompatibilitas darah

Simpanan zat besi:

Intake zat besi pada ibu adekuat cukup untuk 3-5


bulan; jika tidak, berikan Fe supplemen
19

Adaptasi Gastrointestinal

Sistem gastrointestinal mampu mencerna,


memetabolisme, dan mengabsorbsi
Kapasitas gaster: 4060 ml, 3-4 hari 90 ml
Gaster kosong : 24 jam
Spinkter kardia immatur mudah regurgitasi
Saliva immatur 3 bulan
Pankreas lipase minim: metabolisme lemak kurang efektif
dibanding metabolisme protein
Pengeluaran mekonium, diikuti feses transisional (2-3 hari,
hijau kecoklatan)
Feses ASI tidak berbau, kuning emas dan encer; Feses
PASI berbau, kuning pucat, dan keras
20

Adaptasi Renal

Ekskresi urine: 4 bulan fetus


Filtrasi glomerulus minimal krn imaturitas
nephron
BAK 24 jam pertama: 15-60 ml/24 jam dgn
frek 2-6 kali, berikutnya smpi > 20 kali
BB turun 5-15 % sampai hari ke 4-5 BAK,
BAB, intake minimal, & metabolisme meningkat

21

Adaptasi Immunologik

Fungsi fagosit & lokalisasinya adekuat,


tetapi masih terbatas
Ig M >> respon infeksi saat kehamilan
(TORCH)
Intrauterine (20 minggu) fetus mampu
mensintesis IgM, IgG, & IgE
Ig A meningkat jika ibu terinfeksi CMV
22

Adaptasi Neurologik

Immatur saat lahir


Kapasitas/ukuran otak neonatus hanya 25%
dari ukuran otak orang dewasa dan
mielinisasinya masih belum sempurna
Fungsi neurologiknya memunculkan refleksrefleks involunter
Sistem saraf otonomik sudah berfungsi
pada fase transisi
Koordinasi motorik kasar lebih dulu
berkembang daripada motorik halus
23

Adaptasi Organ Reproduksi

Female: pseudomenstruasi dalam


beberapa hari (sisa estrogen ibu)
Male & female: pembesaran payudara dan
witchs milk (sisa estrogen ibu)

24

Adaptasi Hematopoetik

Produksi sel darah merah:

Konsentrasi oksigen rendah in utero RBC 5-7,5


juta; Hematokrit: 45-65%
Usia RBC lebih pendek

Konsentrasi hemoglobin: 15-20 g/dL


Konsentrasi lekosit: 40-80% (neutropil); 30%
limposit; kondisi leukositosis (9000-30000/mm3)
stress kelahiran
Konsentrasi trombosit: 150.000-400.000/mm3,
kondisi trombositopenia terjadi akibat sepsis
25

Adaptasi Perilaku

Periode reaktivitas pertama (15-30


pertama): terjaga, menangis kuat, aktif
bergerak, RR & HR ireguler, membuka mata,
sucking refleks kuat
Periode inaktifitas (2-4 jam): diam/tenang,
tidur, RR & HR normal, BU (+), suhu
menurun
Periode reaktifitas kedua (4-6 jam): RR &
HR berubah cepat, takipnea, regurgitasi,
transient sianosis, BU
Periode equilibrium (6-8 jam)
26

Asuhan Keperawatan

Pengkajian: faktor risiko, kebugaran,


nilai apgar & interpretasinya,
pengkajian penampilan umum & usia
gestasi
Berbagai permasalahan yg potensial
terjadi
Perencanaan & implementasi
Evaluasi
27

Aspek Pengkajian

Riwayat kesehatan bayi


Pengkajian fisik (penampilan
secara umum) termasuk TTV
dan BB/PB
Pengkajian integritas
neuromuskuler
Pengkajian usia kehamilan
Pengkajian perilaku
www.loreleibork.co
m
28

Tujuan

Identifikasi riwayat kesehatan bayi


Observasi dan catatan karakteristik fisik
Perkiraan usia gestasi
Pengkajian perilaku
Identifikasi masalah keperawatan
Perencanaan intervensi keperawatan dan
evaluasi
Penggunaan hasil pengkajian untuk edukasi ortu
29

Riwayat Kesehatan Bayi

Faktor ibu (ANC, penyakit penyerta


kehamilan & gangguan selama kehamilan)
Faktor bayi (usia gestasi, status BBL, &
kebugaran)
Faktor proses persalinan (lama partus,
komplikasi selama persalinan?, konsumsi
obat selama persalinan?
Faktor sosial (kemiskinan, KTD, sosial
support)
30

Sistem Skoring Nilai APGAR

Fokus perhatian pada 5 penilaian:

Heart rate
Usaha nafas
Tonus otot
Refleks irritable
Warna kulit

31

Heart Rate

Dapat dipalpasi pada tali pusat


Lebih akurat dengan auskultasi
Menit pertama: 150-180 x/menit
Jam pertama: 130-140 x/menit
HR < 100 x/menit mengindikasikan
kebutuhan akan resusitasi

32

Usaha Nafas

Menangis keras
Pernafasan reguler
tercapai pada
beberapa menit
Pernafasan lambat
atau irreguler atau
apnu menunjukan
kesulitan nafas/depresi
pernafasan
33

Tonus Otot

Bayi dengan tonus otot baik akan


memfleksikan ekstremitasnya dan
menahan usaha ekstensi
Tonus otot sedang: inkonsistensi
dalam fleksinya
Kondisi flasid atau lemas menandakan
tonus otot buruk
34

Refleks Irritable

Dapat dilihat dari tangisan yang keras


Merintih menunjukan keadaan yang
lemah
Bayi dengan depresi sistem saraf
pusat akan tampak tidak berespon

35

Warna Kulit

Sianosis akan tampak pada sebagian


besar bayi pada beberapa saat
kelahiran
Saat sirkulasi berubah ke ekstrauterin
dan mulai bernafas, bayi akan
berwarna kemerahan pada menit ke
tiga
Akrosianosis dapat terjadi
36

APGAR SCORE

37

APGAR
SCORE
APGAR
Clinical
0

Sign
Appearance

Color

Blue, pale

Pink body,
blue
extremities

Pink all over

Pulse

Heart
Rate

Absent

<100

>100

Grimace

Reflex
Irritability

No
responses

Crying

Crying vigorously,
sneeze, or cough

Activity

Muscle
Tone

Flaccid

Some
flexion of
the arms
and legs

Active movement

Respitatory

Respirator Absent
y Effort

Slow and
irregular

Good; crying
38

Interpretasi Nilai APGAR

Kondisi baik, nilai 7-10, tidak perlu


tindakan khusus. Pertahankan
kepatenan jalan nafas dan suhu hangat
Kondisi sedang, nilai 4-6, perlu
pemberian 02 dan rangsang taktil
Kondisi buruk, nilai 0-3, dibutuhkan
tindakan resusitasi
39

Pengkajian Fisik

Cephalocaudal & proximaldistal or


based on system
Penampilan umum (bugar???)
Penampilan kulit dan warna kulit
TTV
BB & PB

40

Penampilan Umum

Bersih dari mekonium?


Bernafas or menangis?
Tonus otot baik?
Warna kulit, kemerahan?
Cukup bulan?

Jawaban Ya (perawatan rutin) Vs No


(langkah awal resusitasi)
41

Penampilan Umum

Bayi sehat

42

Penampilan Umum

Postur tubuh: fleksi (N) in utero status


neurologik? Usia gestasi?
Penampilan & warna kulit:

Pale pink (N), masa transisi: akrosianosis pada


ekstremitas & sirkumoral sianosis (N); sianosis pada
saat menangis & minum (ABN cardiak anomali)
Mottling: warna pink & putih (kedinginan, instabilitas
vasomotor)
Harlequins sign: pink di satu area, pucat di area lain

43

Physiologic

Jaundice:

Hyperbilirubinemia

not associated with hemolytic


disease/ other pathology in the newborn.
Appears in full term newborns 24 hours after birth
& peaks at 72 hours.
Bilirubin may reach 6 -10 mg/dl & resolve in 5-7
days.

Lanjutan
Penampilan & warna kulit:

Vernix caseosa (36-38 minggu)


Milia pada daerah T, hilang spontan setelah
satu minggu
Lanugo pada pundak, punggung, lengan atas
Eritema toxicum: maculopapular rash (30-70%
BBL, hilang sesudah 48-72 jam)
Birth mark: vaskular (merah lembayung);
pigmentasi nevi (coklat-hitam)
45

46

Kepala & Muka

Ukuran & bentuk kepala relatif > 25% ukuran


total anggota tubuh lainnya
Fontanel: mayor (menutup 12-18 bulan);
minor (langsung menutup atau 8-12 minggu)
Molding? Caput succedenum?,
cephalhematom?
Muka: bentuk ( N, asimetris, plagiochepaly),
tanda paralise, kaji saat menangis, jarak
antara 2 mata (okular hipertelorism: > 3 cm),
posisi telinga, bentuk & ukuran hidung,
keluaran, memar, laserasi, edema
47

Caput Vs Cephal?

Muncul pd saat lahir,


tidak membesar
Hilang dlm beberapa
hari
Batas tidak tegas
Penyebab: difusi,
bengkak
Kadang melewati
sutura
Tidak ada komplikasi

Muncul bbrp hari setelah


lahir, semakin besar pd
hari ke 2 & 3
Hilang setelah 6 minggu
Batas tegas penyebab:
perdarahan sub periost
Tidak pernah melewati
sutura
Komplikasi: joundice,
fraktur, perdarahan
intrakranial, syok

48

49

www.waybuilder.net

50

51

52

Lanjutan

Mulut & dagu:

Kesimetrisan,
palatum, & gigi
geligi
Refleks: rooting,
suckling, menelan

53

Lanjutan

Dada:

Paru-paru: 30-60 x/mnt


Bunyi nafas: bronkovesikuler
Pergerakan napas
Jantung (HR): 120-160 x/mnt
Tekanan darah: 60/30-90/50 mmHg (rata-rata:
80/46 mmHg)

See saw Respiration


54

Abdomen

Bentuk scaphoid (rata): hernia


diapragmatic, IUGR
Bentuk distensi: Obstruksi
Bising usus: hiperaktif (ketergantungan
obat pada ibu)
Tali pusat: warna mekonium stained (fetal
distress, IUGR); jumlah pembuluh darah:
ABN, 1 arteri & 1 vena kelainan jantung
kongenital
55

Ekstremitas

Tangan & kaki:

Postur, pergerakan
Tonus otot
Nadi brachialis, radialis, femoralis

Jari-jari:

Jumlah
Refleks: genggam, moro
Garis tangan & kaki (palmar & sole creases)
Kuku
56

Genitalia

Female: labia, pseudomenstruasi


Male: Hipospadia, epispadia,
penurunan testis
F & M: BAK pertama pada 24-48 jam

57

Vital Signs
Temperature - range 36.5 - 37C axillary
Common variations:
Crying may elevate temperature
Stabilizes in 8 to 10 hours after delivery
Signs of potential distress or deviations from expected
findings
Temperature is not reliable indicator of infection

59

General Measurements

Head circumference - 33 to 35 cm

Expected findings
Head should be 2 to 3 cms larger than the chest

Chest circumference - 30.5 to 33 cm


Common variations
Molding of head may result in a lower head circumference
measurement. Head and chest circumference may be
equal for the first 24 to 48 hours of life
Weight range - 2500 - 4000 gms (5 lbs. 8oz. - 8 lbs. 13 oz.)
Length range - 48 to 53 cms (19 - 21 inches)

Pengukuran

61

Penimbangan Berat Badan

BB bayi normal 2500-4000


gram
Bayi dalam kondisi tidak
berpakaian
Perhatikan keselamatan bayi
pada saat menimbang

62

Pengkajian Integritas
Neuromuskular

Dilakukan setelah mengkaji postur, ukuran kepala


dan fontanel
Dikaji melalui bunyi tangisan bayi:

Fullterm: menangis kuat


High-pitched cry gangguan CNS

Pengkajian neurologis refleks primitif:


Genggam, moro, menempatkan, melangkah,
tonic neck, babinski, crawl, rooting,
menghisap, blink, crossed extention, dolls
eye, galant, pupillary, startle
63

Reflek Primitif

Cross
extention
64

Rooting

Moro

65

Genggam

66

Stepping

www.sawf.org

Tonic neck

Pro.corbis.co
m
67

Pengkajian Usia Gestasi

Menentukan maturitas fisik & maturitas


neuromuskuler membantu mengantisipasi
masalah berkaitan dengan status prematur atau
postmatur
Klasifikasi: usia kehamilan & berat badan lahir
Tool pengkajian usia gestasi berdasarkan pada
gambaran maturitas fisik (eksternal) & maturitas
neurologis

Dubowitz (11 eksternal & 10 neurologic signs)


Ballard (7 kriteria maturitas fisik & 6 maturitas
neuromuskuler), estimasi: 28-42 minggu
68

Lanjutan

Maturitas fisik:

Kulit & verniks


Lanugo
Plantar creases
Jaringan mammae & areola
Telinga & kartilago
Genitalia

69

Maturitas neuromuskular:

Posture
Square window (wrist)
Arm recoil
Scarf sign
Heel to ear

70

Maturasi Fisik

Garis telapak tangan dan kaki


Rambut di kepala
Daun telinga
Testis dan skrotum

71

72

Ballard Score

Usia gestasi < 36

Garis tangan atau kaki hanya di


anterior atau di posterior saja
Nodul mammae: 2 mm
Rambut halus, tidak jelas
Lunak/lembut & telinga tulang rawan
Saluran testis rendah, skrotum kecil,
sedikit rugae
73

Usia Gestasi 37-38 mgg

Garis telapak tangan/kaki pada


sepertiga penuh
Nodul mamme: 4 mm
Rambut halus, jelas
Ada tulang rawan di telinga
Testis & skrotum sedang, rugae (+)

74

Usia Gestasi 39 mgg >

Garis telapak tangan terdapat di


seluruh area
Nodul mamme: 7 mm
Rambut kasar
Tulang rawan yang mengeras di daun
telinga
Testis terjuntai, skrotum penuh, rugae
sangat jelas
75

Pengkajian Tingkah laku

Memungkinkan perawat mengevaluasi


kapasitas perilaku BBL & interaksinya
dengan lingkungan
Hasil yang baik, pengkajian harus
dilakukan di lingkungan yang nyaman
& tenang
Dilakukan pada periode reaktivitas
76

Lanjutan

Pengkajian temperamen
bayi:

easy infant fungsi tubuh


baik, cepat beradaptasi
dengan lingkungan baru
difficult infant fungsi
tubuh belum sempurna,
respon negatif terhadap
situasi baru
77

Skala pengkajian Brazelton:


Respon Perilaku

Habituation
Orientation
Maturasi motorik
Variation
Self-quieting ability
Social behaviors
Direkomendasikan dilakukan pd hari ke 3
setelah ditemukan adanya disorganisasi
perilaku pada hari ke 2 & ke 3 paska lahir
78

Penjelasan

Habitusi: kemampuan BBL mengurangi respon


terhadap stimuli yang berulang: suara, cahaya,
sentuhan
Orientasi: kemampuan BBL mengikuti arah rangsang
visual & auditori
Maturitas motorik: kemampuan BBL untuk
mengontrol & mengkoordinasi aktifitas
Kemampuan self-quieting: kemampuan untuk
menentukan sumber-sumber yang dimiliki untuk
kenyamanan & ketenangan sendiri
Perilaku sosial: respon cuddling & smile saat
tertentu
79

Variation

Status perilaku 6 perilaku bayi:

Deep sleep masa tenang, REM (-), mata tertutup


In light sleep mudah terbangun, REM (+)
Drowsy fully alert, reaktif terhadap stimuli
Quiet alert dapat dirangsang, namun aktivitas
terbatas (saat paling baik untuk interaksi)
Active alert (eyes open) gerakan mata & tubuh
teratur sebagai respon rangsangan
Status menangis respon terhadap rangsangan
internal/eksternal, menangis kuat tanpa henti (butuh
calming)
80

Masalah/Diagnosis

Risiko tidak efektifnya jalan nafas b.d. mukus &


lendir yang berlebih, posisi yang tidak tepat
Risti perubahan suhu tubuh b.d. kontrol suhu
tubuh yang immatur, perubahan suhu
lingkungan
Risti cedera b.d. ketidakmampuan fisik
Risiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
b.d. immaturitas, KP keluarga
Perubahan proses keluarga b.d. krisis maturitas,
kelahiran bayi, perubahan dalam unit keluarga
81

Tujuan Perawatan

Peningkatan adaptasi fisiologis:


pernafasan, suhu tubuh, dan nutrisi
Pencegahan infeksi
Promosi peningkatan hubungan orang
tua & bayi

82

Intervensi Keperawatan

Peningkatan adaptasi pernafasan:

Penghisapan lendir: penghisap karet atau


menggunakan mesin mekanik, sesuai kebutuhan,
jika terlalu dalam & terlalu lama stimulasi vagal
bradikardia

Pengaturan posisi:

Mempertahankan jalan nafas


Memberikan kondisi aman
Memudahkan pengeluaran sekret
Memungkinkan interaksi & ikatan tali kasih ibu-bayi
(posisi abdomen: skin to skin, aman, hangat, kontak
mata)
83

Peningkatan Adaptasi terhadap


Perubahan Suhu Tubuh

Lingkungan yang hangat & bersih


Hindari kontak langsung dengan alat,
tangan, & bahan yang basah & dingin
Keringkan segera setelah lahir
Gunakan penghangat atau kontak
dengan kulit ibu
Gunakan topi bayi
84

How can heat loss be prevented?


THE WARM CHAIN
Warm delivery room
Immediate drying
Skin-to-skin contact
Breast-feeding
Bathing and
weighing postponed

Appropriate clothing
and bedding
Mother and baby
together
Warm transportation
Warm resuscitation
Training/awareness
raising

85

Prevention heat loss at the time of birth


(steps 2, 3, 4)

Preventing heat loss at the time of birth:


drying - wrapping - skin-to-skin - breast-feeding
86

When would you bathe the

newborn baby? (step 5)

Bathe quickly
Warm room ; warm water

Dry quickly & thoroughly

Dress warmly and


wrap

Bathing the infant - if his temperature is normal - not before 6 hours after
birth

87

Pencegahan Infeksi

Cuci tangan
Profilaksis mata
Perawatan tali pusat
Kebersihan lingkungan
Perawatan/kebersihan genitalia

88

Peningkatan Hubungan Ibu-Bayi

Kenyamanan fisik
Ibu menyusui bayi, kontak kulit
Informasi yang adekuat tentang kondisi
bayinya
Selimut tambahan

Evaluasi: gunakan kriteria


evaluasi sebagai acuan
89

TERIMA KASIH

90

Anda mungkin juga menyukai