Anda di halaman 1dari 24

APRILITA BR SITEPU, SST

Kasus Gawat Darurat


Obstetri

1. Kelainan Air ketuban :


- Polyhidramnion
- Oligohidramnion
2. Kehamilan < 20 minggu :
- Mola hidatidosa
3. IUGR (Intrauterine growth retardation)
4. Kehamilan ganda
Poly hidramnion atau diebut juga
dengan hidramnion adalah keadaan
dimana air ketuban melebhi 2000 ml
Hidramnion akut adalah penambahan
air ketuban secara mendadak dan cepat
dalam beberapa hari, biasanya terdapat
pada kehamilan yg agak muda, bulan
ke 5 dan 6.
Hidramnion kronis adalah penambahan
air ketuban secara perlahan-lahan,
Etiologi
- Ibu DM
- Gemelli
- Kelainan Janin (Atresis
aeshophagus, spina bifida,
anensefalus)
Dignosa

Klinis
I : dinding perut tegang dan mengkilat, perut lebih
buncit
P : bagian anak sukar diraba
A : DJJ terdengar jauh dan berubah-ubah punctum
maksimumnya

RO : kerangka janin terletak di dasar atau melayang


USG : volume air ketuban brlebihan
Komplikasi

Waktu Hamil :
- PE / eklamsi
- Prematuritas
- Sesak nafas

Waktu Persalinan
- Inertia uteri partus lama
- Atonia uteri kesukaran melahirkan plasenta, HPP
- Kelainan letak

Klassifikasi :
1. Plasenta previa
2. Solusio plasenta
3. Belum jelas sumbernya
PENGELOLAAN
WAKTU HAMIL
a. hidramnion ringan : tidak ada perawatan khusus
b. Bila ada keluhan sesak nafas :
- istirahat baring dan sedativa
- pengambilan cairan amnion dg cara :
1. Amniosentesis : fungsi cairan amnion pada
pertengahan pusat simfisis
2. Amniotomi :
- bag bawah janin dimasukkan PAP & difiksir
- kulit ketuban ditusuk dengan jarum
dengan demikian cairan akan keluar sedikit
demi sedikit. Pengeluaran cairan terlalu cepat
dapat mengakibatkan : - penumbungan TP
- solusio placenta
OLIGOHIDRAMNION
DEFINISI
keadaan dimana banyaknya air ketuban
kurang dari
500 cc.
Biasanya cairan kental, keruh, berwarna
kuning kehijau-hijauan
WAKTU PERSALINAN
- bila ada kelamahan his atau sesak
nafas yang berat lakukan
AMNIOTOMI
bila terjadi HPP berikan
UTEROTONIK
Etiologi

Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada


kaitannya dengan renal agenosis janin.
Etiologi primer lainnya mungkin oleh
karena amnion kurang baik
pertumbuhannya dan etiologi sekunder
lainnya, misalnya pada ketuban pecah
dini
Patofisiologi
Patofisiologi

Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu


keadaan kompleks yang berhubungan dengan
gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan
oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit).

Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu


keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana
cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada.
Oligohidramnion menyebabkan bayi
tidak memiliki bantalan terhadap
dinding rahim.
Tekanan dari dinding rahim
menyebabkan gambaran wajah yang
khas (wajah Potter).
Selain itu, karena ruang di dalam rahim
sempit, maka anggota gerak tubuh
menjadi abnormal atau mengalami
kontraktur dan terpaku pada posisi
abnormal
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya
perkembangan paru-paru (paru-paru hipoplastik),
sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi
sebagaimana mestinya.

Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal


ginjal bawaan, baik karena kegagalan pembentukan ginjal
(agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain
pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.

Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban


(sebagai air kemih) dan tidak adanya cairan ketuban
menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter.
Gejala Sindroma Potter berupa :
Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh,
terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung
yang lebar, telinga yang rendah dan dagu
yang tertarik ke belakang).
Tidak terbentuk air kemih
Gawat pernapasan
Wanita dengan kondisi berikut memiliki
insiden oligohidramnion yang tinggi

1. Anomali kongenital (misalnya : agenosis


ginjal, sindrom patter).
2. Retardasi pertumbuhan intra uterin.
3. Ketuban pecah dini (24-26 minggu).
4. Sindrom paska maturita
Gambaran Klinis
1.Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan
dan tidak ada ballotemen.
2. Ibu merasa nyeri di perut pada setiap
pergerakan anak.
3. Sering berakhir dengan partus prematurus.
4. Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan
kelima dan terdengar lebih jelas.
5. Persalinan lebih lama dari biasanya.
6. Sewaktu his akan sakit sekali.
7. Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali
bahkan tidak ada yang keluar
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
- USG ibu (menunjukkan oligohidramnion
serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal
yang sangat abnormal)
- Rontgen perut bayi
- Rontgen paru-paru bayi
- Analisa gas darah
Akibat Oligohidramnion
1. Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka
janin akan menderita cacat bawaan dan
pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa
terjadi partus prematurus yaitu picak seperti
kertas kusut karena janin mengalami tekanan
dinding rahim.
2. Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut
akan terjadi cacat bawaan seperti club-foot, cacat
bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan
kering (lethery appereance)
Tindakan Konservatif
1. Tirah baring.
2. Hidrasi.
3. Perbaikan nutrisi.
4. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung
pergerakan janin, NST, Bpp).
5. Pemeriksaan USG yang umum dari volume
cairan amnion.
6. Amnion infusion.
7. Induksi dan kelahiran
IUGR (INTRAUTERIN
GROWTH RETARDATION
Pertumbuhan janin terhambat ditemukan bila
berat janin kurang dari 10% dari berat yang
harus dicapai pada usia kehamilan tertentu
Biasanya perkembangan yang terhambat
diketahui setelah 2 minggu tidak ada
pertumbuhan
Tidak semua PJT adalah hipoksik atau
patologik karena ada 25-60% yang berkaitan
dengan konstitusi etnik dan besar orang tua
ETIOLOGI
Penyebab PJT adalah sebagai berikut :
Hipertensi dalam kehamilan
Gemeli
Anomali janin/trisomi
Sindrom Antifosfolipid
SLE
Infeksi : rubela, sifilis, CMV
Penyakit jantung
Asma
Gaya hidup : merokok, narkoba
Kekurangan gizi-ekonomi rendah
Pada kehamilan 16-20 minggu sebaiknya dapat ditentukan
apakah ada kelainan/cacat janin. Apabila ada indikasi sebaiknya
ditentukan adanya kelainan genetik.
PATOGENESIS
Pada kelainan sirkulasi uteroplasenta akibat dari
perkembangan plasenta yang abnormal, pasokan
oksigen, masukan nutrisi, dan pengeluaran hasil
metabolik menjadi abnormal.
Janin menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi pada
trimester akhir sehingga timbul PJT yang asimetrik
yaitu lingkar perut yang jauh lebih kecil daripada
lingkar kepala.
Pada keadaan yang parah mungkin akan terjadi
kerusakan tingkat seluler berupa kelainan nukleus
dan mitokondria.
Pada keadaan hipoksia terjadi pada preeklampsia
akan menjadi lebih parah dan menemukan asidosis
dan hiperkapnia, hipoglikemia, dan eritroblastosis.
KRITERIA DIAGNOSIS
Faktor ibu
Ibu hamil dengan penyakit hipertensi, penyakit ginjal,
dan kardiopulmonal dan pada kehamilan ganda.
USG fetomaternal
Bila pada USG ditemukan cephalometry yang tidak
normal maka dapat kita sebut asimetris PJT.
Doppler Velocimetry
Dengan menggunakan Doppler kita dapat
mengetahui adanya bunyi end-diastolik yang tidak
normal pada arteri umbilicalis, ini menandakan
bahwa adanya PJT.

Anda mungkin juga menyukai