Anda di halaman 1dari 81

Kehamilan

Kembar
Oleh dr Yulice Soraya Nur Intan Sp. OG
Bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi
Epidemiologi

•Insiden  1:90 kehamilan


•2/3 dizigotik dan 1/3 monozigotic
•Frekuensi janin multiple pada ras yang berbeda 
bangsa negro lebih tinggi dari kulit putih
•Meningkat pada usia ibu 30 - 40 th
•Angka kejadian meningkat pada induksi ovulasi/bayi
tabung
RISIKO KEMBAR  IMPLIKASI KLINIS

1. Risiko ibu
2. Risiko janin
MATERNAL RISKS
1. Increased symptom of early pregnancy
2. Increased risk of miscarriage
3. The vanishing twin syndrome
4. Anemia
5. Preterm labor/delivery
6. Hypertension
7. Antepartum hemorrhage
8. Hydramnios
9. Possible need for prenatal hospitalization
10. Antepartum fetal death
11. Risk of operative delivery
12. Increased likelihood of CS
13. Postpartum hemorrhage
14. Postnatal problems
FETAL RISKS
1. Stillbirth or neonatal death
2. Preterm labor and delivery
3. Intrauterine growth restriction
4. Congenital abnormalities
5. Twin – twin transfusion
6. Hydramnios
7. Cord accident
8. Risk of asphyxia
9. Operative vaginal of delivery, especially for the second
twin
10. Death of co-twin
MEKANISME KEMBAR

Disigotik
Monosigotik
Mekanisme kembar dizigotik

• Fertilisasi  2 ovum oleh 2 sperma pada satu siklus ovulasi


• 2/3 kasus kembar
• Fetal sex  sama atau beda
• Membran  Dikhorion dan diamnion
• Plasenta  Satu atau 2 plasenta
Faktor yang mempengaruhi kembar disigotik

• Bayi tabung/induksi ovulasi


• Herediter ( riwayat kembar keluarga ibu)
• Paritas dan usia ibu
• Ras
Faktor yang mempengaruhi kembar disigotik

• Bayi tabung/induksi ovulasi


• Herediter ( riwayat kembar keluarga ibu)
• Paritas dan usia ibu
• Ras
Mekanisme kembar monosigot
• 1/3 dari seluruh jumlah kehamilan kembar
• Jenis ditentukan oleh waktu setelah fertilisasi saat pembelahan embrio
 beda struktur membran
Mekanisme kembar monosigot

• Pembelahan sebelum inner cell mass dibentuk dan lapisan luar blastokist
belum menjadi khorion (72 jam pertama sesudah fertilisasi)Kembar
monozygot diamnion, dikorion  kejadian: 30 %

• Pembelahan antara hari ke 4 dan 8  Kembar monozygot diamnion,


monokorion  kejadian 60 %

• Jika amnion sudah terbentuk, Pembelahan sekitar hari ke 8  Monozygot


monoamnion, monokorion  Kejadian: jarang

• Jika sesudah diskus embrionik terbentuk  pembelahan tidak


lengkap….Kembar Siam  kejadian sangat jarang
PLASENTA DAN SELAPUT KETUBAN PADA KEHAMILAN KEMBAR
DIAGNOSIS
• Diagnosis sering baru dapat ditegakkan saat menjelang
partusKarena tidak terfikirkan oleh pemeriksa

Riwayat Dan Pemeriksaan Fisik


• Riwayat kehamilan kembar keluarga Bukti lemah, terapi
Klomifen atau gonadotropin hipofisePetunjuk yang kuat
• Pemeriksaan fisik dengan pengukuran TFU penting Uterus
>>dari usia kehamilan
• Uterus >> harus dipikirkan kemungkinan : - Multifetus, Distensi VU,
Hidramnion, Mola, Mioma Uteri/Adenomiosis, Massa Adneksa,
Makrosomia dan Riwayat haid yang kurang cermat
• Sebelum trimester 3 sulit didiagnosis dengan cara palpasi (leopold)
• Demikian juga pada kehamilan lanjut, khususnya bila janin
tumpang tindih, ibu gemuk atau bila tedapat hidramnion
• Apabila dlm pemeriksaan leopold didapatkan 3 bagian besar,
auskultasi didapatkan 2 puctum max yg berbeda dan frekuensi DJJ
yg berbeda
Pemeriksaan Penunjang
• DJJ pada trimester 3 dapat dideteksi dengan ultrasonik doppler
atau stetoskop aural pada kehamilan 18 – 20 minggu
• Dengan pemeriksaan USG kantong kehamilan yang terpisah
dapat ditemukan lebih dini
• Dengan USG identifikasi kepala janin harus dilakukan dalam 2
bidang saling tegak lurus sehingga tidak keliru menafsirkan
tubuh janin sebagai kepala
• Penggunaan sinar-X tidak selektif harus dihindari
• Informasi yang diberikan bisa menghasilkan diagnosis yang
salah bila : foto dibuat pada kehamilan 18 minggu pertama,
kualitas foto yang jelek, gemuk, hidramnion, janin bergerak
saat foto dibuat
• Pemeriksaan biokimia gonadotropin korionik, kadar laktogen
plasenta, dan α-fetoprotein lebih tinggi dari janin tunggal
PENGELOLAAN

• Deteksi dini
• Menentukan lebih awal
khorionisitas
• Deteksi kemungkinan kelainan janin
• Pengamatan secara reguler (ANC)
• Saat tepat menentukan persalinan
• Cara persalinan
POLIHIDRAMNION
Pengertian

■ Polihidramnion atau disebut juga dengan hidramnion adalah


keadaan dimana air ketuban melebihi 2000 ml
■ Hidramnion akut adalah penambahan air ketuban secara
mendadak dan cepat dalam beberapa hari, biasanya terdapat
pada kehamilan yang agak muda, bulan ke 5 dan ke 6.
■ Hidramnion kronis adalah penambahan air ketuban secara
perlahan-lahan, biasanya terjadi pada kehamilan lanjut.
Fisiologi cairan ketuban

Cairan ketuban dibungkus oleh


selaput ketuban (selaput janin) terdiri dari amnion dan korion
Keadaan normal cairan amnion antara lain pada
usia kehamilan cukup bulan volume 1000 -
1500 cc, keadaan jernih agak keruh,steril, bau khas, agak manis dan
amis, terdiri dari 98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik
dan bahan organik (protein terutama albumin), runtuhan rambut lanug
o, verniks kaseosa, dan sel-sel epitel dan sirkulasi sekitar 500 cc/jam
• Cairan amnion merupakan ultrafiltrasi plasma ibu, difusi cairan
ekstraseluler  sebelum 20 mg dan juga (terutama) sekresi urine janin 
setelah 20 mg
• 1000 ml  500 ml mendekati genap bulan
• Diserap oleh korion-amnion dan ditelan janin

Adopted from: Laughlin D, Knuppel RA


Perputaran cairan ketuban ± 500ml/Jam. 25
Fungsi cairan ketuban
■ Proteksi (melindungi janin terhadap trauma dari lahir),
■ Mobilisasi (memungkinkan ruang gerak bagi janin),
■ Homeostasis (menjaga keseimbangan suhudan lingkungan asam basa
dalam rongga amnion untuk suasana lingkungan yang optimal bagi
janin),
■ Mekanik (menjaga keseimbangan tekanan dalam ruang intrauterine),
■ Pada persalinan untun membersihkan atau melicinkan jalan lahir
dengan steril sehingga melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan
lahir.
Etiologi
Pada banyak kasus hidramnion berhubungan dengan kelainan malformasi
janin, khususnya kelainan sistem syaraf pusat dan traktus gastrointestinal.
■ Produksi air ketuban bertambah : Air kencing anak atau
transudat dari selaput otak atau meningen pada
anencepalus dan spina bifida.
■ Pengaliran air ketuban terganggu: pada anak tidak ada reflek
menelan seperti pada atresia eshofagei, anencepahalus atau
tumor plasenta dan inspirasi paru terganggu.
■ Kelainan pada ibu: DM, penyakit jantung
Klasifikasi Hidramnion
■ Menurut waktu
a. Hidramnion akut
Penambahan air ketuban terjadi dalam beberapa hari, biasanya terjadi
pada kehamilan muda pada bulan ke-5 atau ke-6 dan biasanya jumlah
cairan dapat mencapai 2-3 liter.

b. Hidramnion kronis
Pertambahan air ketuban terjadi selama perlahan- lahan dalam
beberapa minggu atau bulan, dan biasanya terjadi pada kehamilan
lanjut dengan jumlah cairan dapat mencapai 4-5 liter. Frekuensi dari
hidramnion kronis adalah 0,5-1%.
Lanjutan……
■ Menurut hasil USG
a.Mild hydramnion (hidramnion ringan), bila kantung amnion mencapai 8-
11 cm dalam dimensi vertikal. Insiden sebesar 80% dari semua kasus
yang terjadi.
b.Moderate hydramnion (hidramnion sedang), bila kantung amnion
mencapai 12-15 cm dalamnya. Insiden sebesar 15%.
c.Severe hydramnion (hidramnion berat), bila janin ditemukan berenang
dengan bebas dalam kantung amnion yang mencapai 16 cm atau lebih
besar. Insiden sebesar 5%.
Gejala dan tanda hidramnion

■ Pembesaran uterus, lingkar abdomen dan tinggi fundus uteri


jauh melebihi ukuran yang diperirakan untuk usia kehamilan
■ Dinding uterus tegang sehingga pada auskultasi bunyi detak
jantung janin sulit atau tidak terdengar dan pada palpasi
bagian kecil dan besar tubuh janin sulit ditentukan.
■ Apabila polihidramnion berat, akan timbul dispnea, edema
pada vulva dan ekstremitas bawah; nyeri tekan pada
punggung, abdomen dan paha; nyeri ulu hati, mual dan
muntah
■ Letak janin sering berubah (letak janin tidak stabil).
Faktor predisposisi
■ Penyakit jantung
■ Nefritis
■ Edema umum
■ Anomali konginital (pada anak), seperti anensefali, spina bifida, atresia
esofagus, hidrosefalus, struma blocking oesophagus.
■ Dalam hal ini terjadi karena:
– Tidak ada stimulasi dari otak dan spina
– Excressive urinary secretion
– Tidak berfungsinya pusat menelan dan haus
– Transudasi langsung dari cairan meningeal ke dalam amnion

■ Simpul tali pusat


■ Diabetes mellitus
■ Gamelli uniovulair
■ Malnutrisi
■ Penyakit kelenjar hipofisis
■ Pada hidramnion biasanya plasenta lebih besar dan lebih berat dari biasa,
karena itu transudasi menjadi lebih banyak, dan timbul hidramnion
Kriteria diagnostik
■ Anamnesa
- Rahim ibu hamil sangat cepat bertambah berat dan besar. Jika ringan
keluhantidak banyak.
- Sesak , nyeri perut, nyeri ulu hati, mual-muantah
- Edema tungkai, vulva dan dinding perut
- Susah dirasakan gerakan janin.
- Oliguria
- Jika syok: berkeringat dingin dan sesak

■ Inspeksi
- Kelihatan perut sangat buncit dan tegang, kulit perut berkilat, retak-retak
kulit jelas dan kadang-kadang umbilikus mendatar
- Jika akut, ibu akan terlihat sesak dan sianosis serta terlihat payah membawa
kandunganya
■ Palpasi :
- Perut tegang dan nyeri tekan, edema perut, tungkai dan vulva
- Susah dirasakan bagian janin.
- Fundus uterus terlalu besar melebihi
dari batas normal.
■ Auskultasi :
- Sukar didengar denyut jantung janin (DJJ).

■ USG : Banyak ahli mendefinisikan hidramnion bila index cairan amnion


(ICA) melebihi 24-25 cm pada pemeriksaan USG.
■ Ro abdomen: tampak bayangn terselubung kabut dan berguna untuk
diagnostik menentuksn etiologi, seperti anomali kongenital (anensefali
atau gameli)
■ Pemeriksaan TORCH atau genetik karyotipe
Komplikasi

■ Obstruksi ureterik maternal


■ Peningkatan mobilitas janin yang mengakibatkan letak tidak
stabil dan malpresentasi
■ Presentasi dan prolaps tali pusat
■ Ketuban pecah dini
■ Abrupsio plasenta saat ketuban pecah
■ Kelahiran premature
■ Peningkatan insiden seksio cesarean
■ Perdarahan pasca partum
■ Peningkatan angka kematian perinatal
Penatalaksanaan
■ Waktu Hamil
 Hidramnion ringan jarang diberi terapi klinis, cukup diobservasi dan
diberikan simptomatis.
 Pada hidramnion yang berat dengan keluhan-keluhan, harus dirawat di
rumah sakit untuk istirahat sempurna.
 Berikan diet rendah garam.
 Obat yang dipakai adalah diuresis.
 Amniosintesis, tujuan untuk meredakan penderitaan ibu. Bila sesak
hebat sekali disertai sianosis dan perut tegang, lakukan punksi
abdomen pada kanan bawah umblikus.
 Komplikasi punksi berupa timbul his, trauma pada janin, terkena
organ-organ perut oleh tusukan, infeksi akibat syok. Bila pada saat
punksi keluar darah, maka punksi harus dihentikan.12
 Indometasin diberikan sejak usia 23-34 minggu, 2,2-3 mg/kgbb (oral
/suppos) terbagi dalam 4 dosis selama 2 -11 mgg. mg/kg/hari.
Waktu Partus

■ Bila tidak ada hal-hal yang mendesak, maka sikap kita


menunggu
■ Bila keluhan hebat, seperti sesak dan sianosis maka lakukan
amniotomi, lakukan punksi ketuban via transvaginal melalui
serviks bila sudah ada pembukaan. Kerugian : prolaps uteri,
solusio plasenta.
■ Bila sewaktu pemeriksaan dalam tiba-tiba pecah, maka untuk
menghalangi air ketuban mengalir keluar deras, maka
masukanlah kepalan tangan untuk berfungsi sebagai tampon
agar air ketuban tidak keluar deras. Maksudnya agar tidak
terjadi retensio plasenta, syok karena perut tiba-tiba kosong.
Post Partus

■ Hati-hati terjadi perdarahan post partus, jadi sebaiknya cek


golongan darah dan menyiapkan donor darah dan uterotonik.
■ Pasang infus.
■ Antibiotik.
Prognosis

Pada ibu
 Solusio plasenta
 Antonia uteri
 Perdarahan post partum
 Retensio plasenta
 Syok
 Kesalahan-kesalahan letak janin
menyebabkan partus jadi lama.
 Peningkatan insiden seksio cesarean
Lanjutan ………….

■ Pada janin
Prognosanya agak buruk (mortalitas kurang lebih 50%) terutama
karena :
 Kongenital anomaly
 Prematuritas
 Komplikasi karena kesalahan letak anak, yaitu pada letak lintang
atau tali pusat menumbung
 Eritoblastosis.
 Diabetes mellitus
 Solution placenta jika ketuban pecah tiba-tiba
 peningkatan angka kematian perinatal.
PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT
INTRAUTERIN (PJT)
=INTRAUTERINE FETAL
RESTRICTION(IUGR)
PENDAHULUAN

■ Tidak semua janin yang dilahirkan mempunyai kondisi yang


sama
■ Faktor yang berperan : umur kehamilan & kemampuan
pertumbuhan intrauterin
■ Janin dilahirkan : preterm, aterm, postterm ↔ Janin besar,
janin kecil
■ Bayi aterm normal : 3000 – 3500 gram ( min 2500 gram)
PENDAHULUAN

■ Janin < 37 minggu : preterm


■ Janin dengan berat badan < 10 persentil dari rata-rata
berat seharusnya : Kecil untuk masa kehamilan (KMK),
small for gestational age (SGA), dismatur
■ Berdasar BBL & umur kehamilan :
Sesuai Masa Kehamilan (SMK), Appropiate for gestaational
age (AGA) : 10 – 90 persentil
Besar Masa kehamilan (BMK), Large for gestaational age
(AGA) : > 90 persentil
Kecil Masa kehamilan (KMK), Small for gestaational age
(SGA) : < 10 persentil
PENDAHULUAN

■ Berdasarkan hal tersebut terdapat ± 10%


populasi PJT
■ ± 25 % Bayi kecil oleh karena faktor konstitusi
■ Faktor konstitusi :
Ras/suku bangsa
Paritas
Berat tubuh ibu
Tinggi badan ibu
Tempat tinggal
PENDAHULUAN

■ PJT : jika pada waktu lahir BB dibawah – 2 SD dari


rata-rata bayi normal 3% PJT/IUGR/Dismatur
■ Akibat gangguan fungsi uteroplasenta
■ BBLR : jika berat lahir < 2500 gram  Prematur
atau PJT  etiologi, penanganan, prognosis,
mortalitas dan morbiditas berbeda
■ PJT  proses patologis yang mendasari
■ Prematur  umur kehamilan
■ PJT : preterm, aterm, postterm
PENDAHULUAN

■ 3 Hal utama pertumbuhan janin : glukosa, asam amino,


oksigen
■ Glukosa oksigen  kalori  deposit lemak
■ Asam amino  Protein
■ Hormon : Insulin, ILGF dan protein pengikat ILGF
■ >> substrat : makrosomia
■ << substrat : KMK/PJT
DEFINISI

: menunjukkan
■ Kecil MasaKehamilan (KMK/SGA)

bahwa janin gagal untuk mencapai


ukuran biometrik atau berat badan
tertentu pada usia kehamilannya.
■ Tidak semua janin dengan KMK (<10th percentile) adalah PJT, dan
tidak semua janin PJT adalah KMK.
DEFINISI
■ Pertumbuhan Janin terhambat (PJT): terjadi apabila janin yang
belum lahir memiliki berat pada atau dibawah 10 persentil di usia
kehamilan saat itu (dalam minggu). Janin tersebut dipengaruhi
oleh keadaan patologi sehingga untuk kemampuan berkembang
terhambat
■ Berat badan lahir rendah (BBLR): bayi
dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
yang dapat berarti mengalami IUGR atau
prematuritas
PERTUMBUHAN JANIN
NORMAL
■ Kecepatan pertambahan berat dan panjang setiap minggu
tidak sama
■ Puncak pertumbuhan:
- Panjang – 20 minggu (trim II)
- Berat – 33 minggu (trim III)
■ Pada kehamilan 28 minggu:
- Panjang – 71%
- Berat badan – 32%
KECEPATAN PERTUMBUHAN
BERAT BADAN
1. 0-15 minggu : 10 gr/minggu
2. 16-27 minggu : 85 gr/minggu
3. 28-37 minggu : 200 gr/minggu
4. 38-42 minggu : 70 gr/minggu
■ 20 minggu – berat 10%
■ 28 minggu – kecepatan tumbuh maksimal, berat
badan 1.000 gr
■ Mempertahan partus prematurus meskipun hanya
beberapa minggu penting
PATOFISIOLOGI

■ Ada 3 fase pertumbuhan:


1. Hiperplasi – trim I
2. Hiperplasi dan hipertrofi – trim II
3. Hipertrofi – trim III
■ Pertumbuhan tsb disokong oleh:
1. Ibu – plasenta – janin
2. Metabolisme anaerobe – CO2
3. Sumber tenaga – glukose
4. Sintesa protein – asam amino
5 Kelebihan disimpan- glikogen dan lemak
6. Peranan hPL
PATOFISIOLOGI

■ Pemberian O2 dan nutrient menurun khronis – adaptasi


untuk menghemat tenaga dan asidosis.
■ Mekanismenya:
1. Penurunan/penghentian kecepatan pertumbuhan
2. Penurunan aktifitas
3. Redistibusi cardiac output
4. Eritrosit bertambah
ETIOLOGI

■ Pertumbuhan janin tergantung :


1. Kecukupan substrat
2. Aliran uteroplasenter
3. Plasenta yang normal
4. Perkembangan janin normal & mampu
menggunakan substrat
■ Faktor ibu lebih sering tetapi jarang
menyebabkan akibat buruk selain hambatan
pertumbuhan semata
■ Faktor plasenta & janin jarang tapi memberi
kontribusi yang nyata pada mortalitas &
morbiditas janin
ETIOLOGI : MATERNAL

■ Hipertensi kronis
■ Hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan
■ Penyakit jantung sianotik
■ Diabetes Klas F atau lebih
■ Hemoglobinopathies/anemia berat
■ Penyakit autoimun
■ Malnutrisi kalori-protein /malabsorpsi
■ Merokok, alkohol
■ Narkoba
■ Malformasi uterus
■ Thrombophilia
ETIOLOGI : PLASENTA

■ Plasenta kecil (hipertensi)


■ Plasenta circumvalata
■ Lokasi implantasi abnormal
■ Infark
■ Solusio plasenta
■ Insufisiensi plasenta oleh sebab lain
ETIOLOGI : FETUS

■ Kehamilan Ganda
■ Twin-to-twin transfusion
■ Anomali kongenital (trisomi 13, 18, 21)
■ Infeksi intrauterin : AIDS, TORCH
■ Tidak diketahui penyebabnya 40%
FAKTOR WAKTU TIMBULNYA
SEBAB
■ Ada hubungan etiologi-umur kehamilan
1. Pada trim I: PJT simetris(tipe I)
kepala dan abdomen proporsional
2. Pada trim II: PJT asimetri (tipe II)
kepala dan abdomen tidak
proporsional, kalau sebab timbul
pada akhir kehamilan dan sebentar maka berat badan >10
persentil
3. Pada trim III: PJT intermediet (tipe III)
PJT Simetris dan Asimetris

■ PJT simetris jika seluruh


badan secara proposional
kecil.
■ PJT Asimteris yaitu janin yang
kekurangan gizi dan
memakai seluruh energi
yang dihasilkannya untuk
memelihara pertumbuhan
organ vital seperti otak,
jantung, dan mengorbankan
hati, otot dan lemak. Tipe PJT
ini biasanya disebabkan oleh
insufisiensi plasenta.
PJT Simetris dan Asimetris

■ Penting untuk membedakan bentuk PJT ini dalam hal


diagnosis dan penatalaksanaannya.
■ Saat ini. PJT simetris pada janin dengan KMK memberikan
hasil luaran yang hampir sama dengan yang SMK.
Klasifikasi

Simetris Asimetris

Kepala dan badan janin Otak janin lebih besar


secara proposional kecil, dibandingkan dengan hepar,
disebabkan janin disebabkan janin
mengalami masalah sejak mengalami masalah pada
awal pertumbuhannya. akhir perkembangannya.

Pada janin normal, berat otak kira-kira 3 kali berat hepar. Pada PJT
asimetris berat otak janin dapat mencapi 5-6 kali berat hepar.
KOMPLIKASI

■ Dalam persalinan:
1. Aliran darah dalam intervilli <<
Transfer O2 <<  hipoksia
Kontraksi uterus  deselerasi lambat
2. Progresif  akumulasi as laktat 
asidosis, defisit basa >>, pH turun
KOMPLIKASI

3. Asidosis hipoksia  aspirasi


mekoneum  fetal death
4. Oksigen <<  Polisitemia  trombosis multi organ, gagal
jantung, hiperbilirubinemia
5. Cadangan lemak sedikit  hipoglikemia
KOMPLIKASI

■ Neonatus dengan PJT yang bertahan akan meningkatkan risiko


gangguan pertumbuhan neurologi dan mendapatkan diabetes type
2 dan hipertensi pada usia dewasanya.
FAKTOR RISIKO PJT

1. So-sek rendah
2. Riwayat keluarga PJT
3. Riwayat Obst jelek/pernah PJT
4. Berat badan/kenaikan berat badan selama
hamil rendah
5. Kehamilan dengan komplikasi obstetri
6. Kehamilan dengan komplikasi medik
DIAGNOSIS JTL

■ Klinis:
Mengenal faktor risiko
TFU
■ USG:
Menentukan um keh
Estimasi berat badan janin
BPD serial
AFI
Dinamika dan fungsi janin
■ Biofisik: CTG
■ Biokimia: Estriol, hPL
TINGGI FUNDUS UTERI

■ Metode leopold tidak akurat


■ Pita meter : diatas simpisis, diletakkan di tengah menuju
fundus (cm) kurva normal/standar
■ PJT jika hasil-hasil pengukuran di bawah 10 persentil dari
kurva normal
■ Syarat : VU kosong
TINGGI FUNDUS UTERI

■ Faktor yang mempengaruhi pengukuran :


Kehamilan ganda
Hidramnion
Letak lintang
Turunnya kepala ke PAP
Hamil dengan mioma
Obesitas
■ PJT : bila TFU 2 cm dibawah tinggi seharusnya
ULTRASONOGRAFI
■ Umur kehamilan pasti
■ Faktor risiko
■ USG: diukur antrometri janin  BPD, AC, HC, FL
& TBJ, keln kongenital, oligohidramnion
■ Paling baik : rasio HC/AC:
UK – 32 : HC > AC
UK 32 – 36: HC = AC
UK > 36 : HC < AC
PJT : bila PJT asimetris rasio HC/AC lebih besar
dari seharusnya menurut usia kehamilan
ULTRASONOGRAFI

■ AFI  Gawat janin


1 kuadran : 2 cm
4 kuadran : 5 cm
■ Profil Biofisik
■ Pemeriksaan doppler velosimetri arteria umbilikalis : rasio
S/D > 3  indikasi terminasi kehamilan
KARDIOTOKOGRAFI

■ NST
■ CST
■ Dikatakan pemeriksaan NST 2 x seminggu lebih baik untuk
memantau kesejahteraan baik bila bersama BPP 1 kali
seminggu
■ NST nonreaktif atau pada CST terdapat deselerasi lambat
yang persisten  gawat janin
UJI BIOKIMIAWI

■ Merupakan pemeriksaan fungsi plasenta


■ Pemeriksaan :
Estradiol
hPL (human placental lactogen)
PENANGANAN PJT

1. Menghilangkan faktor penyebab


2. Pemantauan ibu dan janin (fetal surveillance antepartum)
3. Terminasi jika ibu/janin dalam keadaan bahaya
4. Awasi/tangani segera jika ada gawat janin akut selama
kehamilan
PENANGANAN PJT

1. Kehamilan dengan JTL tanpa adanya tanda gawat janin


akut atau tanpa tanda membahayakan ibu – bukan
indikasi terminasi
2. Selama tidak ada tanda gawat janin akut – pertumbuhan
janin intrauterine bisa dilanjutkan sampai matur jika tidak
ada tanda gawat janin akut.
PENANGANAN PJT

■ Tujuan untuk memperbaiki pertumbuhan janin:


1. Pemberian nutrisi
2. Memperbaiki sirkulasi
 Penambahan Intake 300 kalori/hari
 Vitamin
 Hindari rokok dan alkohol
 Anemia dan infeksi: diobati
PENANGANAN PJT

■ Infus:
1. Maltose 10%: 70-80 tetes/menit
– selama 5 hari berturut-turut
– (untuk idiopatik)
2. Glukose: untuk malnutrisi
3. Asam amino
– Obat anti trombose: heparin, dipyridamole, aspilet
– Obat vasodilator: hydralazine
– Oabat tokolitik: beta simpatomimetik
CARA PERSALINAN
KEHAMILAN DENGAN JTL
■ Cara persalinan tergantung pada:
- presentasi
- berat janin
■ Pres-kepala berat 1500-2000 –
■ pervaginam (pres-bo surviv rate <)
■ Pres-kep BBLRel < 70% - SC
■ Faktor lain:
- Ripening cervix
- Kemampuan pemantauan janin
- Kemampuan perawatan BBLR/BBLSR
Sumber

■ Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjo


■ Buku Obstetri Williams

Anda mungkin juga menyukai