Frekuensi kehamilan multipel bervariasi pada setiap ras.
Insidensi kehamilan multipel berdasarkan ras yaitu 1 kehamilan multipel setiap 100 kehamilan pada wanita kulit putih, sedangkan 1 pada setiap 80 kehamilan pada wanita kulit hitam • Herediter Pada kehamilan multipel, riwayat dari keluarga ibu lebih penting daripada ayah. Hal ini disebabkan oleh pelepasan ovum multipel pada wanita sifatnya diturunkan • Usia Ibu dan Parietas Kemungkinan kehamilan multipel meningkat dari 0 saat pubertas, dan mencapai puncak pada usia 37 tahun saat stimulasi hormon maksimal meningkatkan kemungkinan terjadinya pelepasan ovum ganda. • Nutrisi Wanita yang lebih tinggi dan berat mempunyai kemungkinan mengalami kehamilan multipel 20-30% lebih tinggi daripada wanita yang pendek dengan nutrisi kurang • Pituitary Gonadotropin didukung dengan fakta meningkatnya kehamilan multipel pada wanita yang berhenti menggunakan kontrasepsi oral selama 1 bulan tetapi tidak pada bulan selanjutnya. Hal ini disebabkan pelepasan pituitary gonadotropin secara tiba-tiba dalam jumlah yang lebih tinggi daripada biasanya pada siklus pertama setelah berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal • Terapi Infertilitas Faktor risiko fetus multipel setelah stimulasi ovarium dengan menggunakan hMG yaitu peningkatan level estradiol pada hari penyuntikkan gonadotropin serta konsentrasi dan pergerakkan sperma • Assisted Reproductive Technology Teknik seperti ART yang dirancang untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan dapat pula meningkatkan kemungkinan kehamilan multipel. Mekanismenya masih kontroversial, diantaranya termasuk beberapa faktor yaitu: induksi ovulasi, keadaan kultur in vitro, mikromanipulasi terhadap zona pelusida dan riwayat pasien. Anamnesis • Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur tua kehamilan • Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil • Uterus terasa lebih cepat membesar • Pernah hamil kembar atau ada riwayat keturunan kembar
Inspeksi dan palpasi
• Uterus lebih besar (>4cm) dibandingkan usia kehamilannya; • Gerakan janin terasa lebih sering • Berat badan ibu bertambah secara signifikan, namun bukan disebabkan oleh edema atau obesitas; • Polihidramnion; • Ballotement lebih dari satu fetus; • Banyak bagian kecil yang teraba; • Uterus terdiri dari tiga bagian besar janin. Auskultasi • Terdengarnya denyut jantung janin yang letaknya berjauhan dengan perbedaan kecepatan setidaknya 10 dpm; • Palpasi satu atau lebih fetus pada fundus setelah melahirkan satu bayi. Laboratorium • Nilai hematokrit dan hemoglobin serta jumlah sel darah merah menurun, berhubungan dengan peningkatan volume darah.Anemia mikrositik hipokrom sering kali muncul pada kehamilan kembar. Pada trimester kedua, kebutuhan fetus terhadap besi (Fe) melebihi kemampuan maternal untuk mensuplai Fe USG • Sonografi dapat dilakukan pada awal minggu 6 – 7 postmenstrual dengan vaginal probe. Dengan pemeriksaan USG yang teliti,kantung gestasional yang terpisah dapat diidentifikasi pada awal kehamilan kembar. • Presentasi yang paling sering adalah kepala-kepala (42%), kepala-bokong (27%), sisanya kepala-lintang (18%), bokong- bokong (5%) dan lain-lain (8%). Hal yang perlu menjadi perhatian adalah posisi ini selain kepala-kepala adalah tidak stabil baik sebelum maupun selama proses persalinan • Jika presentasi janin adalah kepala-kepala dan tidak ada komplikasi, dapat dilakukan partus pervaginam. Jika presentasi janin kepala-bokong,maka janin pertama dapat partus vaginam dan janin kedua dapat dilakukan versi luar sehingga presentasinya kepala kemudian dilakukan partus pervaginam atau dilakukan persalinan sungsang. • Kala I diperlakukan seperti biasa jika bayi I letaknya memanjang/membujur. Karena sebagian besar persalinan kembar adalah premature, maka pemakaian sedative perlu dibatasi. • Episiotomi mediolateral dikerjakan untuk memperpendek kala II dan mengurangi tekanan pada bayi. • Setelah bayi pertama lahir, segera dilakukan pemeriksaan luar vaginal untuk mengetahui letak dan keadaan janin kedua. Jika letak janin memanjang, selaput ketuban dipecahkan dan air ketuban dialirkan perlahan untuk menghindari prolaps funikuli. • Ibu dianjurkan meneran atau dilakukan tekanan terkendali pada fundus uteri agar bagian bawah janin masuk dalam panggul. Janin kedua turun dengan cepat sampai ke dasar panggul dan lahir spontan karena jalan lahir telah dilalui bayi pertama • Jika janin kedua dalam posisi lintang, denyut jantung janin tidak teratur,terjadi prolaps funikuli, solusio plasenta atau persalinan spontan tidak terjadi dalam 15 menit, maka janin perludilahirkan dengan tindakan obstetric karena risiko akan meningkat dengan meningkatnya waktu. • Seksio sesaria dapat dilakukan pada kehamilan kembar atas indikasi janin pertama letak lintang, prolaps funikuli dan plasenta previa. • Kesulitan lain yang mungkin terjadi adalah interlocking. Janin pertama dalam letak sungsang dan janin kedua dalam presentasi kepala. Setelah bokong lahir, dagu janin pertama tersangkut pada leher janin kedua. Jika keadaan ini tidakdapat dilepaskan, dilakukan dekapitasi atau seksio sesaria • Komplikasi pada ibu dan janin pada keadaan hamil kembar lebih besar dibandingkan dengan kehamilan tunggal. Angka kematian parinatal pada kehamilan kembar cukup tinggi. • Kembar monozigotik 2,5 kali lebh tinggi dari pada angka kematian kembar dizigotik. Risiko terjadinya abortus pada salah satu fetus atau keduanya tinggi. • Anemia sering kali ditemukan pada kehamilan kembar karena kebutuhan nutrisi yang tinggi serta peningkatan volume plasma yang tidak sebanding dengan peningkatan sel darah merah mengakibatkan kadar hemoglobin menjadi turun • Bahaya bagi ibu dengan kehamilan kembar lebih tinggi dari pada kehamilan tunggal. • Hal ini dikarenakan pada kehamilan kembar, ibu lebih sering mengalami anemia, pre-eklampsia, operasi obstetric dan perdarahan postpasrtum sehingga prognosis untuk ibu lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan tunggal, dimana resiko terjadi toksemia gravidarum, hidramnion, anemia, pertolongan obstetri operatif dan perdarahan post partum lebih tinggi.