Oleh :
Mazaya Indah Brillian Amadea
1102013165
Penguji :
dr. Desmiarti, Sp.KJ
dr. Safyuni Naswati, Sp.KJ
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Lengkap : Tn. Y
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : S1- Sarjana Hukum
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Bangsa/Suku : Batak
Agama : Kristen
Alamat : Kebayoran Baru
Dokter yang Merawat : dr. Savitri, Sp.KJ
Tanggal Masuk RSJSH : 23 Mei 2017
Ruang Perawatan : Ruang Nuri
Rujukan/ Datang sendiri/ Keluarga : Diantar Keluarga
2
Tanggal 19 Mei 2017, pukul 10.00 WIB, di Ruang Rawat Inap Nuri
Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan.
Tanggal 20 Mei 2017, pukul 10.00 WIB, di Ruang Rawat Inap Nuri
Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan.
Alloanamnesis
Tanggal 16 Juni 2017, pukul 11.00 WIB, di Ruang Rawat Inap Nuri
Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan. Alloanamnesis dilakukan saat
keluarga menjenguk pasien.
Tanggal 17 Juni 2017, pukul 15.00 WIB, Alloanamnesis dilakukan via
telepon kepada kakak pertama pasien.
Tanggal 18 Juni 2017, pukul 17.00 WIB, Alloanamnesis dilakukan via
telepon kepada kakak kedua pasien.
Tanggal 19 Juni 2017, pukul 17.00 WIB, Alloanamnesis dilakukan via
telepon kepada kakak kedua pasien.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD RS Jiwa Soeharto Heerdjan dibawa oleh
keluarganya karena pasien memukul kakak dan mendorong ibu pasien sejak 2 hari
SMRS.
3
yang tidak pernah terjadi ke orang yang baru ditemui. Keseharian pasien hanya di
kamar dan bermain internet. Pasien jarang tidur dan banyak makan.
Berdasarkan Autoanamnesa, pasien tidak tau mengapa dibawa ke Rumah
Sakit. Waham kebesaran pasien sangat kuat. Pasien selalu menceritakan bahwa
dirinya adalah orang batak dan amerika. Pasien juga menceritakan bahwa dirinya
adalah seorang sarjana hukum dan sarjana ekonomi sekaligus. Pasien merasa
dirinya adalah seorang binaragawan yang memenangkan olimpiade Playstation
dan juga ikut serta dalam Timnas Amerika sebagai gelandang tengah. Pasien
memiliki halusinasi visual yaitu ada wanita yang bernama ela. Pasien selalu
berkata sebentar lagi akan pulang karena kasihan dengan pacarnya yang bernama
Ela sedang menunggunya di Mall. Pasien mau pulang karena merasa bosan di
dalam rumah sakit. Pasien ketika ditanya lebih lanjut tentang ela dan keluarganya
selalu tidak mau menjawab dan menjadi marah serta mengusir pewawancara.
Berdasarkan Alloanamnesis dengan ibunya, pasien selalu marah-marah,
berkata kasar tanpa sebab yang jelas. Pasien tinggal serumah dengan ibunya.
Menurut ibunya, pasien mulai nampak aneh mulai dari tahun 2007. Pasien sering
terlihat berbicara dan tertawa-tawa sendiri saat di rumah. Pasien selalu bercerita
hal-hal hebat ke keponakannya yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Pasien selalu
tidak mau mendengarkan orang lain dan menentang apapun perkataan orang
tuanya. Sesekali pasien berlari ke luar rumah dalam keadaan telanjang bulat.
Berdasarkan Alloanamnesa dengan kakaknya, pasien sebulan sebelumnya
suka marah-marah terutama bila ditegur ibunya untuk bekerja. Saat ditegur pasien
akan marah dan mengaku bahwa dia adalah artis kelas dunia yang sudah dikenal
semua orang sehingga tidak usah mengurusi hidupnya lagi. Kakak pasien merasa
adiknya adalah anak kesayangan ibunya dan selalu dianggap anak kecil oleh
ibunya. Menurut kakaknya, awal mula pasien aneh adalah pada tahun 2000 saat
wanita yang pasien rasa menyukai pasien ternyata menolak pasien. Sebelumnya
pasien adalah pribadi yang baik, gampang bergaul, mudah berteman, dan suka
berbicara dengan banyak orang. Pasien sangat dekat dengan kakak keduanya.
Menurut kakak pasien, pasien suka untuk mengikuti apapun yang dilakukan oleh
kakaknya dan selalu berhasil untuk mengunggulinya. Pasien juga suka
membanggakan kepintarannya. Saat kakaknya menikah, pasien merasa kalah
4
karena ditolak wanita dan jadi berubah. Pasien langsung berubah menjadi orang
yang suka uring-uringan, tidak sopan, sering memecahkan barang, hingga
memukul orang.
Saat ini pasien dirawat di Bangsal Nuri sejak 23 Mei 2017. Pasien sudah
keluar masuk Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan sebanyak dua kali dengan
keluhan yang sama yaitu memukul orang di sekitarnya. Sekarang pasien tampak
lebih tenang dan lebih suka berada di dalam kamar. Pasien hanya keluar kamar
untuk mengambil makanan dan obat lalu langsung kembali masuk ke dalam
kamar. Pasien juga tidak suka bergaul dengan teman-teman di ruangan Nuri.
Pasien tidak mendengarkan pertanyaan pewawancara dan sibuk berbicara sendiri.
Pasien sangat irritable apabila sedang tidak suka akan sesuatu.
5
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien tidak mengalami sakit yang serius sebelumnya. Pasien tidak
mempunyai riwayat kejang, kecelakaan atau trauma pada kepala yang
menyebabkan adanya pingsan atau penurunan kesadaran.
Putus Putus
2000 (Prodromal) Obat Obat
- ditolak wanita
- mengurung diri
-tidak mau berbicara
dengan keluarga
-mudah emosi
-malas menyelesaikan
skripsi
6
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, pasien termasuk anak
yang direncanakan dan diinginkan oleh orangtuanya. Saat ibu pasien mengandung
pasien tidak ada masalah. Pasien lahir spontan, lahir dalam keadaan sehat,
langsung menangis dan berat badan lahir 3500 gram. Riwayat komplikasi
kelahiran, trauma, dan cacat bawaan disangkal.
7
sudah yakin bahwa wanita itu menyukai dirinya pasien ditolak. Pasien jadi
tidak bersemangat menyelesaikan skripsinya dan akhirnya dibantu orang tua
dalam menyelesaikan skripsi untuk meraih gelar Sarjana Hukum. Pasien
menjadi pribadi yang gampang tersinggung, mudah marah dan suka mengajak
bertengkar keluarga.
3. Riwayat Pendidikan
Pasien menjalani pendidikan hingga tamat S1-Hukum.
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien sekarang tidak bekerja, pasien hanya ikut-ikutan usaha orang
tuanya. Kegiatan pasien di rumah dihabiskan dengan menonton dan bermain
internet. Terkadang pasien juga suka membantu ibunya, tapi pasien lebih sering
menghabiskan waktunya di dalam kamar.
5. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Kristen dan jarang pergi ke gereja.
8. Riwayat Sosial
Hubungan pasien dengan keluarganya menurut kakak pasien tidak baik.
Ibu pasien sangat menyayangi pasien namun pasien membenci ibunya karena
merasa dianggap seperti anak kecil. Pasien saat ditanya pewawancara masih
mengingat nama kedua orang tuanya, namun saat ditanya tentang saudara, pasien
menjawab tidak memiliki saudara.
8
E. Riwayat Keluarga
Pria Serumah
Wanita pasien
meninggal
9
berkisar sekitar 180 cm. Pasien tampak tidak terawat. Pasien belum mandi
sekitar 5 hari. Rambut gondrong nampak tidak terawat. Pasien memiliki
kontak mata dengan pewawancara, pasien tampak tertawa tawa dan
berteriak teriak saat berbicara menjawab pertanyaan pewawancara.
2. Kesadaran
Composmentis, pasien tampak sadar penuh saat dilakukan
wawancara.
10
5. Pembicaraan
a. Cara berbicara: Pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan
dengan jelas. Saat pasien berbicara artikulasi jelas, intonasi yang baik
dan volume tinggi.
b. Gangguan berbicara: Tidak terdapat hendaya atau gangguan berbicara.
C. Gangguan Persepsi
a) Halusinasi : Visual (+)
b) Ilusi : Tidak ada
c) Depersonalisasi : Tidak ada
d) Derealisasi : Tidak ada
D. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktifitas : Banyak ide
b. Kontinuitas : Flight of Idea
c. Hendaya Bahasa : Tidak ada
2. Isi Pikir
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Waham : Waham Kebesaran
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
11
E. Fungsi Intelektual
Taraf Pendidikan S1-Hukum
Pengetahuan Umum Baik (mengetahui presiden RI saat ini)
Kecerdasan Rata-rata
Konsentrasi Mudah terdistraksi (pasien tidak mau mengikuti perintah
menghitung dan berbicara yang lain)
Orientasi Baik (pasien dapat membedakan pagi, siang, dan malam dan
- Waktu pasien dapat menyebutkan jam pada saat wawancara)
F. Pengendalian Impuls
Baik (saat diwawancara pasien tampak tenang dan sedikit kooperatif)
12
G. Daya Nilai
Daya Nilai Sosial
Baik (pasien jika diberi sampah akan membuangnya ke tempat
sampah)
Uji Daya Nilai
Baik (pasien jika menemukan dompet dijalan akan mengembalikan ke
pemiliknya)
Daya Nilai Realita (RTA)
Terganggu, (terdapat halusinasi visual (+) dan waham kebesaran pada
pasien).
H. Tilikan : Derajat 1
I. Reliabilitas : Dapat dipercaya
13
Telinga : Sekret -/-, membran timpani intak +/+, nyeri tekan
-/-.
Mulut : Bibir kecoklatan, agak kering, sianosis (-), trismus
(-), terdapat benjolan pada bibir bawah sebesar 1 cm
Lidah : Normoglossia, warna merah muda, lidah kotor (-).
Gigi geligi : dalam batas normal
Uvula : Letak di tengah, hiperemis (-)
Tonsil : T1/T1, tidak hiperemis
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis
Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak
teraba membesar.
Thorax
Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris keadaan statis
maupun dinamis, efloresensi primer/sekunder dinding dada (-), pulsasi
abnormal (-), gerak napas simetris, irama teratur, retraksi suprasternal
(-).
Palpasi : Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris
Perkusi : Sonor pada semua lapangan paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada seluruh lapang paru
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur -, gallop
Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar, efloresensi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen, shifting
dullness (-), nyeri ketok CVA (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
membesar, balotement (-)
14
Ekstremitas
- Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis(-), edema(-)
- Bawah : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis(-), edema(-)
Genitalia : Tidak diperiksa karena tidak ada indikasi
B. Status Neurologis
1. Saraf kranial (I-XII) : Baik
2. Tanda rangsang meningeal : Tidak dilakukan
3. Refleks fisiologis : (+) normal
4. Refleks patologis : Tidak ada
5. Motorik : Baik
6. Sensorik : Baik
7. Fungsi luhur : Baik
8. Gangguan khusus : Tidak ada
9. Gejala EPS : Akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-),
tonus otot (N), tremor (-), distonia (-), disdiadokokinesis (-)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Saran :
Cek Laboratorium
Darah Lengkap, Gula darah sewaktu, kolesterol darah, Fungsi Ginjal dan
Fungsi Hati.
15
baru ditemui. Keseharian pasien hanya di kamar dan bermain internet. Pasien
jarang tidur dan banyak makan.
Berdasarkan Autoanamnesa, pasien tidak tau mengapa dibawa ke Rumah
Sakit. Waham kebesaran pasien sangat kuat. Pasien memiliki halusinasi visual
yaitu merasa ada wanita yang mengunjunginya bernama Ela. Pasien ketika ditanya
lebih lanjut tentang ela dan keluarganya selalu tidak mau menjawab dan menjadi
marah serta mengusir pewawancara.
Berdasarkan Alloanamnesis dengan ibunya, pasien selalu marah-marah,
berkata kasar tanpa sebab yang jelas. Pasien tinggal serumah dengan ibunya.
Menurut ibunya, pasien mulai nampak aneh mulai dari tahun 2007. Pasien sering
terlihat berbicara dan tertawa-tawa sendiri saat di rumah. Pasien selalu bercerita
hal-hal hebat ke keponakannya yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Pasien selalu
tidak mau mendengarkan orang lain dan menentang apapun perkataan orang
tuanya. Sesekali pasien berlari ke luar rumah dalam keadaan telanjang bulat.
Berdasarkan Alloanamnesa dengan kakaknya, pasien sebulan sebelumnya
suka marah-marah terutama bila ditegur ibunya untuk bekerja. Menurut kakaknya,
awal mula pasien aneh adalah pada tahun 2000 saat wanita yang pasien rasa
menyukai pasien ternyata menolak pasien. Sebelumnya pasien adalah pribadi
yang baik, gampang bergaul, mudah berteman, dan suka berbicara dengan banyak
orang. Pasien sangat dekat dengan kakak keduanya. Menurut kakak pasien, pasien
suka untuk mengikuti apapun yang dilakukan oleh kakaknya dan selalu berhasil
untuk mengunggulinya. Pasien juga suka membanggakan kepintarannya. Saat
kakaknya menikah, pasien merasa kalah karena ditolak wanita dan jadi berubah.
Pasien langsung berubah menjadi orang yang suka uring-uringan, tidak sopan,
sering memecahkan barang, hingga memukul orang.
Saat ini pasien dirawat di Bangsal Nuri sejak 23 Mei 2017. Pasien sudah
keluar masuk Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan sebanyak dua kali dengan
keluhan yang sama yaitu memukul orang di sekitarnya. Sekarang pasien tampak
lebih tenang dan lebih suka berada di dalam kamar. Pasien hanya keluar kamar
untuk mengambil makanan dan obat lalu langsung kembali masuk ke dalam
kamar. Pasien juga tidak suka bergaul dengan teman-teman di ruangan Nuri.
16
Pasien tidak mendengarkan pertanyaan pewawancara dan sibuk berbicara sendiri.
Pasien sangat irritable apabila sedang tidak suka akan sesuatu.
Riwayat kejang (-), demam tinggi (-) trauma kepala (-). Pasien merokok
satu bungkus sehari, tidak meminum alkohol, dan tidak mengkonsumsi obat-
obatan terlarang. Riwayat kehidupan pribadi pasien, pasien merupakan pribadi
yang mudah bergaul dengan orang lain, sensitif mudah tersinggung, lebih suka
melakukan aktivitas sendiri, dan mempunyai hobi bermain musik yang sudah
lama tidak dia lakukan.
Dari pemeriksaan psikiatri dan keterangan keluarga, didapatkan halusinasi
auditorik (+), visual (+) dan waham paranoid dan waham kebesaran.
17
b) Waham curiga dimana pasien merasa pewawancara mencurigai
dirinya.
c) Waham Kebesaran dimana pasien merasa seorang sarjana yang
paling pintar dan hebat serta waham kebesaran lainnya.
d) Gejala ini semua telah berlangsung lebih dari satu bulan.
Memiliki episode manik yang bersamaan dengan gejala skizofrenia
yakni:
a) Pasien sangat aktif dan responsive
b) Bicara cepat, ide cerita banyak, logorrhea.
c) Sangat suka membangga banggakan dirinya.
18
Aksis V: Penilaian Fungsi Secara Global
GAF current : 60-51 (Pasien di rumah kadang tampak melamun dan
marah-marah, tidak mau keluar kamar dan tidak berinteraksi dengan
orang-orang, terkadang pasien masih membantu-bantu di rumah)
GAF HLPY : 70-61 (Sering murung, tidak bisa tidur, masih mau
melakukan pekerjaan rumah, masih berfungsi baik)
X. PENATALAKSANAAN
1. Rawat Inap
Dengan indikasi:
Timbulnya tindakan agitasi
Membahayakan diri sendiri dan orang lain
Mencegah pasien melakukan tindakan kekerasan
Mencegah munculnya gejala yang lebih berat
Untuk observasi lebih lanjut dan pengontrolan pengobatan
19
2. Medikamentosa:
Oral:
Risperidone 2 x 2 mg PO
Alasan pemberian Risperidon adalah salah satu first-line treatment
pada pasien dengan gejala psikosis. Risperidon merupakan obat
antipsikotik generasi 2 atau antipsikotik atipikal, yang bekerja sebagai
antagonis reseptor serotonin (terutama 5HT2A) dan reseptor dopamine
D2. Risperidon dapat digunakan untuk mengobati baik gejala positif
maupun negative karena aktivitasnya sebagai antagonis reseptor D2
yang tidak terlalu kuat sehingga efek samping terutama efek samping
ekstrapiramidal rendah, dan juga aktivitasnya terhadap reseptor
serotonin 5HT2 yang juga tinggi sehingga juga dapat digunakan untuk
mengobati gejala negatif.
Trihexyphenidyl (THP) 2x2 mg PO
(jika perlu, jika terdapat estrapiramidal sindrom).
Lithium (Mood stabilizer) 200 mg 2x1
Lithium bekerja dengan mengurangi dopamine receptor
supersensitivity dengan meningkatkan cholinergic-muscarinic
activity,dan menghambat cyclic AMP (adenosine monophosphate)
dan phosphoinositides.
Dosis maksimal : 250-500 mg/ hari dengan sediaan Frimania : 200 mg
tablet dan 400 mg tablet.
Efek samping: mulut kering, haus, gastrointestinal distress ( mual,
muntah, diare, feces lunak), kelemahan otot, poli-uria, tremor halus (
fine tremor, lebih nyata pada pasien usia lanjut dan penggunaan
bersamaan dengan neuroleptika dan antidepresan)
Kontrol efek samping lithium dengan memeriksa fungsi tiroid, ginjal,
kadar serum NA dan K, dan pemeriksaan EKG.
20
- Non-medikamentosa:
Psikoedukasi:
Menjelaskan pada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dialami
pasien, rencana terapi, efek samping pengobatan, dan prognosis
penyakit.
Mengingatkan pasien dan keluarga tentang pentingnya minum obat
sesuai aturan dan datang kontrol ke poli.
Menjelaskan pada keluarga pasien bahwa dukungan keluarga akan
membantu keadaan pasien.
Psikoterapi
Ventilasi yaitu pasien diberikan kesempatan untuk menceritakan
masalahnya
Sugesti yaitu menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala
gangguannya akan hilang atau dapat dikendalikan.
Reassurance yaitu memberitahukan kepada pasien bahwa minum obat
sangat penting untuk menghilangkan halusinasi.
Sosioterapi :
Melibatkan pasien dalam kegiatan rehabilitasi psikososial bersama
keluarga, atau bersama teman teman terdekatnya.
Menganjurkan pasien untuk mau bersosialisasi dengan pasien lain.
Melibatkan pasien dalam kegiatan rehabilitasi psikososial berupa latihan
ketrampilan sosial di RSJSH (daycare).
XI. PROGNOSIS
Faktor-faktor yang mempengaruhi
a. Faktor yang Memperingan:
Masih adanya dukungan dari keluarga untuk mendukung dan merawat
pasien.
Tidak ada penyakit organik
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami hal serupa
b. Faktor Yang Memperberat:
Mempunyai gangguan kepribadian
21
Frekuensi kekambuhan yang sering
Masalah penolakan cinta
Kepatuhan pengobatan yang buruk
Tilikan pasien yang buruk
22