Disusun oleh :
Ulyandini
1102013292
Penguji :
dr. Asmarahadi Sp.KJ
dr. Agung Frijanto, Sp.KJ
1
Status Psikiatri
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Lengkap : Ny A
Tempat dan Tanggal Lahir : Tanggerang,24-06-1983
Umur : 32th
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : menikah
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Bangsa/Suku : Betawi
Agama : Islam
Alamat : KP jembatan papan RT.004/005
Kiasa payung pakuhaji. Kabupaten
Tanggerang Banten 15570
Dokter yang Merawat : dr. Savitri Sp.KJ
Tanggal Masuk RSJSH : 13 juni 2017
Ruang Perawatan : Bangsal Kenanga
Rujukan/ Datang sendiri/ Keluarga : Diantar Keluarga
2
Tanggal 17 Juni 2017, pukul 10.00 WIB, diBangsal Kenanga Rumah Sakit
Jiwa Soeharto Heerfjan.
Alloanamnesis
Tanggal 16 Junii 2017, pukul 17:30 WIB. Alloanamnesis dilakukan kepada
kakak ipar pasien di Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerjan.
Tanggal 17 Juni 2017, pukul 12.00 WIB alloanamnesis dilakukan kepada ibu
dan adik pasien di bangsal kenanga Rumah Sakit Soeharto Heerjan.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke RSJSH dibawa oleh keluarganya karena susah tidur dan mengamuk
tanpa sebab SMRS.
3
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Gangguan psikiatrik
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sudah mengalami hal seperti ini
sejak tahun 2000 tepatnya saat pasien berusia 17 tahun, pada awal mulanya
pasien kesurupan semenjak ada tetangganya yang meninggal. Setelah kejadian
kesurupan itu pasien mulai menunjukkan perubahan perilaku seperti sering
marah-marah dan mengamuk tanpa sebab, tertawa dan bicara sendiri dan pasien
mengaku mendegar adanya bisikan. Semenjak adanya gejala ini pasien dibawa
oleh pihak keluarga ke orang pintar A dan tidak ada perubahan pada gejala-
gejala pasien, setelah itu keluarga kembali mencoba pengobatan ke orang pintar
B tetapi tetap tidak menghasilkan perbaikan pada pasien. Setelah pengobatan ke
orang pintar A dan B tidak ada tanda kemajuan keluarga pasien akhirnya
membawa pasien ke suatu pengobatan tradisional, namun karena pengobatan
tersebut mengharuskan pasien untuk rawat inap selama 40 hari akhirnya
keluarga pasien membawa pasien pulang setelah 1 minggu rawat inap, menurut
keluarga pasien setelah pengobatan itu keadaan pasien sedikit membaik,
perasaan pasien sedikit lebih tenang dan gejala sering berbicara sendiri, tertawa
sendiri dan suka keluyuran sedikit berkurang,.
Pada tahun 2005 karena perilaku pasien semakin aneh keluarga pasien
membawa pasien berobat ke dokter, selama pengobatan kedokter tersebut pasien
tidak menjalani rawat inap melainkan hanya rawat jalan, selama rawat jalan
pasein teratur minum obat, dan keluarga pasien juga mengatakan bahwa
semenjak mengkonsumsi obat-obatan pasien tampak lebih baik, gejala-gejala
yang ada seperti suka marah-marah dan mengamuk, tertawa dan bicara sendiri
serta mendengar bisikan- bisikan mulai berkurang, dan pasien dapat
beraktivitas seperti biasanya.
Pada tahun 2015 kemarin setelah pasien melahirkan anak pertamanya pasien
kembali menunjukan gejala-gejala sering marah-marah, mengamuk, tertawa dan
bicara sendiri, keluyuran keluar rumah tanpa tujuan yang jelas. Hal tersebut
diketahui kembali timbul dikarenakan pasien memikirkan suaminya yang tidak
bekerja sedangkan sekarang pasien sudah mempunyai anak dan membutuhkan
uang lebih untuk menghidupi dirinya, suami serta anak yang baru lahir. Setelah
timbulnya kembali gejala-gejala tersebut akhirnya pasien dibawa oleh pihak
keluarga ke RSJSH untuk yang pertama kalinya, dan akhirnya pasien dirawat
4
inap, setelah menjalani rawat inap pasien kembali dibawa pulang oleh pihak
keluarga menurut pihak keluarga setelah menjalani rawat inap di RSJSH pasien
kembali membaik
Pada tahun 2017 pasien kembali dibawa ke RSJSH unuk yang kedua kalinya
karena gejala-gejala yang dulu sudah tidak ditemukan lagi, pada hari Rabu
tanggal 13 juni 2017 kembali terlihat pasien suka marah-marah, mengamuk dan
susah tidur , kemuadian pihak keluarga pasien membawa pasien ke RSJSH dan
pasien dirawat inap kembali, hal tersebut diketahui disebabkan faktor ekonomi
lagi yaitu keadaan suami pasien yang tidak bekerja.
5
4. Riwayat gangguan sebelumnya
Waktu
2000 2005 2015 2016
2000 : 2005 2015 2016
7
c. Masa Kanak Akhir ( Pubertas dan Remaja )
Menurut keluarga pasien semasa remaja pasien tipe anak yang pendiam
namun pasien tetap bisa besosialisasi dengan lingkungan dan pasien juga
tetap mempunyai teman.
4. Riwayat Pendidikan
Pasien merupakan tamatan SD. Menurut keluarga, prestasi pasien biasa saja
saat di bangku sekolah tidak mengalami kesulitan tetapi juga tidak terlalu
menonjol. Pasien berhenti sekolah karena faktor kurang nya biaya dari kedua
orangtua.
5. Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak pernah bekerja
6. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam, pasien jarang menunaikan shalat 5 waktu dan
mengaji.
9. Riwayat Sosial
Hubungan pasien dengan keluarganya selama ini cukup baik, begitu juga
dengan tetangganya, pasien tidak pernah bertengkar/ berselisih dengan
tetangganya. Pasien mengaku kenal dengan tetangganya.
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke dua dari lima bersaudara. Pasien hidup dalam
keluarga yang harmonis, hubungan orangtua dengan anak baik. Bapak pasien
8
diketahui sudah meninggal, diketahui saat ini pasien tinggal bersama ibu,
suami, anak dan ketiga adiknya. Menurut ibu pasien, kakak dari bapak pasien
juga mengalami hal yang sama seperti pasien.
Genogram Keluarga:
9
: laki-laki
: perempuan
: pasien
: meninggal dunia
10
b. Selama Wawancara
Pasien duduk dengan tenang di depan pemeriksa, dan menatap wajah
pemeriksa saat diajak berbicara. Tidak terdapat perlambatan gerakan,
kejang, maupun kekakuan gerakan. Selama wawancara pasien menjawab
pertanyaan dengan cukup baik.
c. Sesudah Wawancara
Pasien menjabat tangan pemeriksa saat diminta bersalaman untuk
mengakhiri percakapan dan mengucapkan terima kasih.
5. Pembicaraan
a. Cara berbicara : Lancar, pasien bicara spontan, artikulasi jelas, intonasi
dan volume cukup.
b. Gangguan berbicara : Tidak terdapat hendaya atau gangguan berbicara.
C. Gangguan Persepsi
a) Halusinasi :Ada, halusinasi auditorik
b) Ilusi : Tidak ada
c) Depersonalisasi : Tidak ada
d) Derealisasi : Tidak ada
11
D. Fungsi Intelektual
1. Taraf Pendidikan SD
2. Pengetahuan Umum Baik (pasien mengetahui nama Presiden Indonesia yang
dahulu adalah Jokowi).
3. Kecerdasan Rata-rata (pasien tidak pernah tinggal kelas)
4. Konsentrasi dan Cukup Baik ( konsentrasi : pasien dapat mengeja terbalik
Perhatian kata DUNIA. Perhatian : saat wawancara pandangan
pasien tidak mudah teralihkan)
5. Orientasi
- Waktu Baik (pasien dapat membedakan pagi, siang dan malam
hari).
- Tempat Baik (pasien mengetahui dirinya sekarang berada di
bangsal kenanga).
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktivitas : Miskin Ide
b. Kontinuitas : Koheren
12
c. Hendaya Bahasa : Tidak ada
2. Isi Pikir
a. Waham : Tidak ada
b. Preokupasi : Tidak ada
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls
Baik (saat diwawancara pasien tampak tenang, sopan, dan bersikap kooperatif).
G. Daya Nilai
Daya Nilai Sosial
Baik (Pasien tidak pernah melakukan kekerasan kepada teman-temannya
selama di ruangan, pasien juga bersikap baik kepada perawat dan dokter)
Uji Daya Nilai
Buruk (pasien mengatakan bila ia menemukan dompet di jalan, ia akan
mengambil dan menggunakan uang nya).
Daya Nilai Realita
Buruk
H. Tilikan
Derajat 1 (pasien meyangkal bahwa dirinya sedang sakit).
Tanda vital:
13
o Tekanan darah : 120/80
o Nadi : 88x/menit
o Suhu :36,40C
o Pernapasan : 18x/menit
Kulit : sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik, kelembaban
normal
Kepala : normosefali, rambut hitam , distribusi merata, tidak mudah
rontok
Mata : pupil bulat, isokor, simetris, refleks cahaya +/+, konjungtiva
anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : bentuk normal, septum deviasi (-), sekret -/-
Telinga : normotia, nyeri tekan -/-, radang -/-
Mulut : bibir pucat (-), sianosis (-), trismus (-), tonsil T1/T1,
tonsil/faring hiperemis (-)
Leher : tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid.
Paru:
o Inspeksi: bentuk dada simetris, retraksi (-)
o Palpasi: gerakan dada simetris
o Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi: suara napas vesicular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung:
o Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
o Palpasi: ictus cordis teraba
o Perkusi: batas jantung DBN
o Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
o Inspeksi: bentuk datar
o Palpasi: supel, NT (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
o Perkusi: timpani seluruh lapang abdomen
o Auskultasi: bising usus (+2)
Ekstremitas: akral hangat, udem (-), CRT < 2 detik
B. STATUS NEUROLOGIK
14
Saraf kranial : dalam batas normal
Refleks fisiologis : dalam batas normal
Refleks patologis : tidak ada
Motorik : tidak terganggu
Sensibilitas : dalam batas normal
Fungsi luhur : tidak terganggu
Gejala EPS : akathisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-),
resting tremor (-), distonia (-), tardive diskinesia (-)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak ada hasil pemeriksaan penunjang.
15
kemuadian pihak keluarga pasien membawa pasien ke RSJSH dan pasien dirawat inap
kembali.
Pada pemeriksaan psikiatri dan fisik didapatkan : pemeriksaan fisik dalam
batas normal, kesadaran neurologis kompos mentis, kesadaran psikiatrik
terganggu, terdapat mood hypotim dengan afek menyempit, proses pikir
produktivitas miskin ide. Daya nilai realita terganggu karena adanya halusinasi
audiorik, tilikan derajat 1 karena pasien menyangkal bahwa dirinya sakit.
16
Gejala sudah berlangsung lebih dari1 bulan. (± 17tahun)
Terdapat perubahan dalam perilaku (berbicara dan tertawa sendiri,
marah-marah dan mengamuk tanpa alasan yang jelas, keluyuran keluar
rumah tanpa tujuan)
17
X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad Bonam (tidak ada tanda gangguan mental
organik ataupun kondisi medis lain yang menyertai)
XI. PENATALAKSANAAN
1. Rawat Inap
Dengan indikasi:
Pasien marah-marah dan mengamuk
2. Psikofarmaka
Risperidone 2 x 2 mg PO
18
Risperidon adalah salah satu first-line treatment pada pasien dengan
gejala psikosis. Risperidon merupakan obat antipsikotik generasi 2
atau antipsikotik atipikal, yang bekerja sebagai antagonis reseptor
serotonin (terutama 5HT2A) dan reseptor dopamine D2. Risperidon
dapat digunakan untuk mengobati baik gejala positif maupun
negative karena aktivitasnya sebagai antagonis reseptor D2 yang
tidak terlalu kuat sehingga efek samping terutama efek samping
ekstrapiramidal rendah, dan juga aktivitasnya terhadap reseptor
serotonin 5HT2 yang juga tinggi sehingga juga dapat digunakan
untuk mengobati gejala negatif. .
4. Psikoterapi
a) Psikoterapi suportif kepada pasien
Sugesti: menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala
gangguannya akan hilang atau dapat dikendalikan.
Reassurance: memberitahukan kepada pasien bahwa minum obat
sangat penting untuk menghilangkan halusinasi.
19
Me-reedukasi keluarga tentang pentingnya mengawasi dan ikut serta
dalam mendisiplinkan pasien untuk mengkonsumsi obat yang diberi
dan kontrol rutin setelah pulang dari rumah sakit untuk memperbaiki
kualitas hidup pasien.
5. Sosioterapi
Menganjurkan pasien untuk beraktivitas sebaik mungkin setelah keluar
dari RSJSH.
20