“SKIZOFRENIA PARANOID”
Disusun Oleh:
Rizki Putri Andini Rahmah
1710221017
Pembimbing:
dr. Safyuni Naswati, Sp.KJ
B. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis
Tanggal 24 November 2017, pukul 21.00 WIB, di ruang Kenanga Rumah Sakit
Jiwa dr. Soeharto Heerdjan
Tanggal 1 Desember 2017, pukul 08.30 WIB, di ruang Kenanga Rumah Sakit
Jiwa dr. Soeharto Heerdjan
Tanggal 3 Desember 2017, pukul 08.30 WIB, di ruang Kenanga Rumah Sakit
Jiwa dr. Soeharto Heerdjan
Alloanamnesis
Tanggal 10 Desember 2017, pukul 12.00 WIB, via telepon kepada suami dan
kakak kandungnya
1. Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD RSJSH karena mengamuk dengan membanting piring,
gelas, mengambil jemuran tetangga, dan membalik kompor.
Tingkat 4
Keparahan 6 8
5 7
3
2
1
f. Kehidupan Perkawinan/Psikoseksual
Pasien menikah pada saat berusia 15 tahun dan memiliki satu anak. Pasien
sangat cemburu apabila ada orang lain yang mengobrol atau mendekati
suaminya. Suami pasien juga merupakan pasien gangguan jiwa yang rutin
berobat. Menurut keluarganya, suami pasien sering memukuli kepala pasien
sejak menikah dan sering pulang malam dengan membawa perempuan lain.
Sejak menikah pasien menjadi sering menangis, mengurung diri di kamar, dan
tidak mau menceritakan masalahnya kepada keluarganya.
g. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan aparat penegak hukum, dan tidak
pernah terlibat dalam proses peradilan yang terkait dengan hukum.
h. Riwayat Sosial
Hubungan pasien dengan keluarga baik. Pasien senang berinteraksi sosial dan
bergaul dengan keluarga dan orang-orang di sekitarnya.
5. Riwayat Keluarga
Keterangan:
: Perempuan
: Laki – laki
: Gangguan Psikitari
: Meninggal
: Pasien
6. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien tinggal serumah dengan suami dan anak pasien. Hubungan pasien dengan
keluarga baik, namun terdapat tindakan kekerasan yang dilakukan oleh suami
pasien.
C. STATUS FISIK
1. Status Internus
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital
- Tekanan darah : 101/66
- Suhu : 36,6oC
- Nadi : 80x/menit
- Respirasi : 20x/menit
Kepala
Kepala : normocephali
Rambut : berdistribusi normal, tidak mudah dicabut
Mata : pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks
cahaya tidak langsung +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-
Hidung : septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-), sekret -/-
Telinga : sekret -/-, membran timpani intak +/+, nyeri tekan -/-
Mulut : bibir kecoklatan, agak kering, sianosis (-), trismus (-)
Lidah : normoglossia, warna merah muda, lidah kotor (-)
Gigi geligi : dalam batas normal
Uvula : letak di tengah, hiperemis (-)
Tonsil : T1/T1, tidak hiperemis
Tenggorokan : faring tidak hiperemis
Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba
Membesar
Thoraks
- Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis maupun
dinamis, efloresensi primer/sekunder dinding dada (-),
pulsasi abnormal (-), gerak napas simetris, irama teratur,
retraksi suprasternal (-).
Palpasi : Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris
Perkusi : Sonor pada semua lapangan paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada seluruh lapang paru
- Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : S1 – S2 reguler, murmur -, gallop –
Abdomen
Inspeks : Bentuk datar, efloresensi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen, shifting dullness
(-), nyeri ketok CVA (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
membesar, ballotement (-)
Ekstremitas
Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), edema (-), ada
bercak keputihan berbatas jelas
Bawah : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), edema (-)
2. Status Neurologis
a. Saraf kranial (I-XII) : Baik
b. Tanda rangsang meningeal : Tidak dilakukan
c. Refleks fisiologis : (+) normal
d. Refleks patologis : Tidak ada
e. Motorik : Baik
f. Sensorik : Baik
g. Fungsi luhur : Baik
h. Gangguan khusus : Tidak ada
i. Gejala EPS : Akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-),
tonus otot (N), tremor (-), distonia (-),
disdiadokokinesis (-)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Nilai Normal
HEMATOLOGI HASIL Satuan
Lk Pr
Hemoglobin 13 11,3 – 16,0 10,0 – 14,0 g/dl
Eritrosit 4.7 3,6 – 5,3 3,2 – 4,6 Juta/mm3
Leukosit 7500 4000 – 10.000 mm3
LED 29 < 15 < 20 mm/1 jam
HITUNG JENIS
Basofil 0 0–1 %
Eosinofil 1 1–3 %
Batang 0 2–6 %
Segmen 61 50 – 70 %
Limfosit 28 20 – 40 %
Monosit 10 2–8 %
E. STATUS MENTAL
Dilakukan pemeriksaan status mental pada tanggal 3 Desember 2017 di Ruang
Kenanga RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan pukul 17.00 WIB.
1. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Pasien seorang perempuan berumur sekitar 33 tahun, tampak sesuai dengan
usianya, mengenakan kaos dan celana panjang berwarna coklat sebawah lutut.
Pasien tampak cukup terawat. Tinggi pasien sekitar 150 cm. Kebersihan gigi
tampak terawat, kuku pasien tampak terawat. Rambut hitam, tampak terawat.
Hidung pasien tampak besar karena disuntik silikon. Pasien memiliki kontak
mata yang dengan pewawancara, namun terkadang tidak. Pasien tampak tenang
dan kooperatif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan sesuai yang diajukan.
b. Kesadaran
Compos mentis, pasien tampak sadar penuh saat dilakukan wawancara.
c. Perilaku dan Aktivitas Motorik
Sebelum Wawancara
Sebelum dipanggil pasien sedang duduk dan terlihat bingung. Saat dipanggil
pasien merespon panggilan yang dilakukan pemeriksa.
Selama Wawancara
Pasien duduk selama wawancara. Pasien memiliki kontak mata dengan
pewawancara, tetapi kadang pasien tiba tiba mengalihkan pandangan ke tempat
lain kemudian saat ditanya pasien tidak merespon. Saat dipanggil kedua
kalinya, pasien memberi respon kembali. Pasien bergerak normal, tidak
terdapat perlambatan gerakan, gerakan kaki yang berulang, kejang, maupun
kekakuan gerakan tidak ada, pasien terlihat cukup berenergi.
Sesudah Wawancara
Pasien merespon ajakan bersalaman dari pemeriksa pasien, tersenyum dan
ekspresi pasien tampak luas.
d. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif.
e. Pembicaraan
Cara berbicara : Pasien cukup banyak menjawab pertanyaan yang diajukan.
Saat pasien berbicara artikulasi jelas, intonasi dan volume
cukup.
Gangguan berbicara : Tidak terdapat hendaya atau gangguan berbicara.
2. Alam Perasaan
Mood : Disforik
Afek : Terbatas
Keserasian : Serasi
3. Gangguan Persepsi
Halusinasi : auditorik (+), visual (+)
Ilusi : (-)
Depersonalisasi : (-)
Derealisasi : (-)
4. Proses Pikir
Arus Pikir
Produktivitas : cukup
Kontinuitas : koheren
Hendaya Bahasa : tidak ada
Isi Pikir
Waham : (-)
Preokupasi : (-)
Fobia : (-)
Obsesi : (-)
5. Fungsi Intelektual
Pengukuran ini dilakukan pada tanggal 3 Desember 2017 pukul 17.00 di ruang
Kenanga.
Taraf Pendidikan SD kelas 6
Pengetahuan Umum Baik (mengetahui presiden RI saat ini)
Kecerdasan Rata-rata
Konsentrasi dan Konsentrasi kurang ( pasien tidak dapat menjawab nilai
perhatian 100-7)
Perhatian baik (pasien tidak mudah teralih perhatiannya
terhadap kegiatan atau orang yang lewat didepannya,
mampu memusatkan perhatian terhadap pertanyaan)
Orientasi
- Waktu Baik (pasien dapat membedakan pagi, siang, dan
malam dan pasien dapat menyebutkan jam pada saat
wawancara)
- Tempat Baik (pasien dapat menyebutkan tempat sekarang ia
berada di mana)
- Orang Baik (pasien mengetahui sedang diwawancara oleh
dokter muda)
Daya Ingat
- Jangka Baik (pasien ingat pasien mempunyai 1 orang putra)
Panjang
- Jangka Baik (pasien mengingat apa yang pasien kerjakan saat
Pendek pagi hari)
- Segera Baik (pasien dapat mengingat 3 nama benda dengan
benar)
Pikiran Abstrak Baik (pasien dapat mendeskripsikan mengenai
persamaan bola dan jeruk)
Visuospasial Baik (pasien dapat menggambar jam yang waktunya
ditentukan oleh pemeriksa)
Kemampuan Baik (pasien dapat makan, mandi, dan berpakaian
Menolong Diri sendiri)
6. Pengendalian Impuls
Baik (selama wawancara pasien tampak tenang dan kooperatif).
7. Daya Nilai
a. Daya Nilai Sosial
Buruk (pasien terlihat tidak suka apabila pembicaraannya diganggu oleh
pasien lainnya, pasien juga jarang berinteraksi dan tidak mengenal pasien
lain).
b. Uji Daya Nilai
Baik (pasien jika menemukan dompet di jalan akan mengembalikan ke
pemiliknya).
c. Daya Nilai Realita (RTA)
Terganggu (terdapat halusinasi auditorik dan visual pada pasien).
8. Tilikan
Derajat I
9. Reliabilitas
Dapat dipercaya
G. FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian
Khusus
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan ke
dalam:
1. Gangguan kejiwaan karena adanya :
Hendaya sosial, hendaya fungsi sehari-hari
Distress/penderitaan: pasien merasa gelisah dan ketakutan, tidak enak
makan, tidur terganggu, mendengar bisikan dan melihat adanya bayangan
2. Gangguan merupakan gangguan non-organik karena :
Tidak ada gangguan kesadaran neurologik
Tidak disebabkan oleh gangguan medik umum (penyakit metabolik, infeksi,
penyakit vaskular, neoplasma, dan usia pasien belum menunjukkan adanya
tanda-tanda degeneratif)
Tidak ditemukan penggunaan zat psikoaktif.
3. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita karena
terdapat:
Halusinasi auditorik
Halusinasi visual
4. Gangguan Skizofrenia termasuk tipe paranoid karena:
Memenuhi kriteria umum skizofrenia
Terdapat halusinasi auditorik dan visual yang menonjol
Tidak terdapat gangguan afektif
Terdapat gejala yang berlangsung selama lebih dari satu bulan
Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental
Tidak ada
Aksis III : Kondisi Medis Umum
Tidak ada
Aksis IV: Problem Psikososisal dan Lingkungan
Primary Support Group, karena sejak pasien menikah suami pasien sering
memukuli kepala pasien dan sering pulang malam dengan membawa perempuan
lain.
Aksis V: Penilaian Fungsi Secara Global
GAF current : 50 – 41
GAF HPLY : 60 - 51
H. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid
Aksis II : Tidak ada
Aksis III : Tidak ada
Aksis IV : Primary Support Group (kekerasan dalam rumah tangga)
Aksis V : GAF current: 50 – 41
GAF HPLY : 60 – 51
I. DAFTAR MASALAH
a. Organobiologi: Tidak ditemukan kelainan organik pada pasien dan tidak
ditemukan faktor herediter pada pasien.
b. Psikologik: Terdapat halusinasi auditorik dan visual.
c. Sosiologik: Pada pasien ditemukan keterbatasan dalam berhubungan sosial
sehingga membutuhkan sosioterapi.
J. PENATALAKSANAAN
a. Rawat Inap
Dengan indikasi:
Mengganggunya lingkungan sekitar
Timbulnya tindakan agitasi
Mencegah munculnya gejala yang lebih berat
Untuk observasi lebih lanjut dan pengontrolan pengobatan
b. Psikofarmaka:
Risperidon 2x2 mg p.o
Lorazepam 1x2 mg p.o
c. Non-medikamentosa:
1. Psikoedukasi:
Menjelaskan pada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dialami
pasien, rencana terapi, efek samping pengobatan, dan prognosis penyakit.
Mengingatkan pasien dan keluarga pentingnya minum obat teratur dan
datang kontrol.
Menjelaskan pada keluarga bahwa dukungan keluarga dibutuhkan dalam
penyembuhan keadaan pasien.
2. Psikoterapi
Pasien diberikan kesempatan untuk menceritakan masalahnya
Menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala gangguannya akan hilang
atau dapat dikendalikan terutama dengan konsumsi obat teratur.
3. Sosioterapi
Menganjurkan pasien untuk mau bersosialisasi dengan pasien lain dan
petugas ruangan.
Melibatkan pasien dalam kegiatan-kegiatan rehabilitasi.
K. PROGNOSIS
Faktor-faktor yang mempengaruhi
a. Faktor yang Memperingan:
Keluarga untuk mendukung dan merawat pasien.
Tidak ada penyakit organik
b. Faktor Yang Memperberat:
Gejala psikotik yang muncul pada usia muda
Masalah primary support group (kekerasan dalam rumah tangga)
Kepatuhan obat yang buruk
Frekuensi kekambuhan yang sering
Prognosis pasien berdasarkan wawancara di atas sebagai berikut:
- Quo vitam : Ad bonam
- Quo functionam : Dubia ad bonam
- Quo sanationam : Dubia ad malam