I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama (inisial) : Ny. M
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 13 Oktoberr 1989
3. Jenis Kelamin : Wanita
4. Suku Bangsa : Betawi
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SMP
7. Pekerjaan : Tidak bekerja
8. Status Perkawinan : Belum menikah
9. Alamat (inisial) : Warakas, Tanjung Priok
1
mengatakan bahawa anaknya menendangi kaki ayahnya terus menerus saat marah, pasien
juga sering berlari keluar rumah secara tiba-tiba dan tanpa tujuan memasuki rumah
tetangganya. Keluarga pasien sering mendapat komplain dari tetangga-tetangganya berupa
keluhan barang-barang dirumahnya sering dirusak oleh pasien. Pasien juga sering terlihat
melamun dan tertawa sendiri. Pasien juga selalu mencuci piring di rumahnya setiap jam 3
sore. Keluarga pasien juga mengatakan bahwa pasien rajin meminum obat. Keluarga pasien
juga mengatakan biasanya pasien rajin mandi sehari bisa 4 kali mandi tetapi kurang lebih 2
minggu terakhir pasien jadi malas dan tidak pernah mandi kecuali bila dipaksa. Pasien juga
menjadi lebih banyak tidur daripada biasanya. Keluarga mengatakan pasien tidak pernah
berada pada kondisi stabil.
Saat di anamnesis, pasien sering mengulang kata-kata terakhir yang diucapkan oleh
pemeriksa, pasien juga mengatakan bahwa dirinya melihat ada banyak bayangan hitam yang
bernama syaiton, menurut dirinya bayangan tersebut sebelumnya pernah menempel pada
dirinya. Pasien juga berkata bisa berkomunikasi dengan bayangan hitam tersebut, bayangan
tersebut mengajak pasien untuk mengikuti dirinya agar menjadi kaya. Pasien merasa takut
terhadap bayangan tersebut tetapi terkadang bayangan tersebut juga sering membuat dirinya
tertawa. Pasien mengatakan bahwa dirinya malas mandi dan takut karena dirinya mengidap
penyakit jantung dan paru-paru basah. Pasien juga terus mengatakan bahwa dirinya ingin
menghindarkan keluarganya dari bahaya kecelakaan. Pasien terus menerus mngucapkan
saya sakit.
2
semakin bertambah parah. Akhirnya, pada bulan Juni tahun 2009 keluarga membawa
pasien ke RSJSH dan pasien dirawat di RSJSH selama 20 hari, setelah itu pasien rutin
berobat jalan di polliklinik RSJSH. Keluarga mengatakan sejak saat itu kondisi pasien
tidak pernah mencapai stabil, pasien masih sering melamun tetapi pasien tidak pernah
mengamuk dan pasien juga masih dapat merawat menjaga kebersihan dirinya. Lalu pada
tahun 2010, keluarga lembali membawa pasie untuk berobat alternatif di Demak, tetapi
masih tidak ada perubahan, pasien malah kembali mulai sering tertawa sendiri dan sering
mondar mandir tanpa utjuan. Pada tahun 2011 bulan maret pasien kembali menunjukan
mengamuk, awalnya pasien sedang mencoba baju kakaknya tetapi kakaknya marah
karena bajunya berbeda ukuran dengan pasien kemudian kakak pasien memarahi pasien
dan pasienpun menjadi mengamuk dengan memukuli orang-orang disekitarnya.
Kemudian pasien dibawa ke RSJSH dan dirawat, kemudian pasien kembali dirawat pada
bulan julli dan bulan desember di tahun yang sama karena keluhan yang sama.
Kemudian pasien kembali berobat jalan di poliklinik RSJSH dan kembali mengalami
keluhan seperti sebelumnya pada tahun 2013 bulan april dan bulan juni karena pasien
kembali marah-marah dan merasa ketakutan karena merasa ada syaiton yang ingin
menempel pada dirinya dan berusaha menguasai dirinya dan juga ingin mencelakakan
keluarganya. Pasien kemudian melanjutkan berobat jalan sampai tahun 2016 di RSJSH,
setelah itu pasien melanjutkan pengobatan di poliklinik di RSUD Koja, Jakarta Utara.
Pada bulan Mei tahun 2017 pasien mulai tidak mau mandi lalu, pasien dibawa ke IGD
RSJSH karena keluhan mengamuk dan menendang kaki ayahnya, pasien juga sering
keluar rumah dan masuk ke rumah tetangganya dan membuat keributan, kemudian
pasien dirawat sampai saat ini. Orangtua pasien mengatakan bahwa berniat untuk
menitipkan anaknya tersebut ke panti asuhan.
3
Grafik perjalanan penyakit
TINGKAT KEPARAHAN
4
sendiri tetapi tidak Pasien tiba-tiba
menggangu orang lain, mengamuk sering
masih dapat melakukan keluar rumah dan
perawatan diri sendiri. membuat kerusakan di
rumah tetangga.
Tidak mau mandi dan
tidur, pasien sering
melihat bayangan hitam.
F. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke-4 dari 7 bersaudara dari pasangan Tn.M dan Ny.A. Pasien
memiliki 3 orang adik. Anak pertama sudah meninggal, anak nomor 2 sudah menikah tetapi
sudah bercerai, sementara anak nomor 3, anak nomor 5, anak nomor 6 dan anak nomor 7 belum
menikah dan kini sedang bekerja. Tidak ada riwayat anggota keluarga yang mempunyai gejala
yang sama seperti pasien ataupun memiliki gangguan jiwa lainnya.
Keterangan :
: Laki-laki : Pasien : Bercerai
: Perempuan : Meninggal
6
III. STATUS MENTAL (Hari Minggu tanggal 13 Mei 2017, pukul 11.30, di ruang Kenanga)
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan : Pasien wanita tampak sesuai dengan usianya, bertubuh agak gemuk,
rambut pendek dan tidak disisir, warna kulit sawo matang, dan
mengenakan seragam dari RSJ. Tampak tidak terawat.
2. Kesadaran
- Kesadaran sensorium/neurologik : compos mentis.
- Kesadaran psikiatrik : tampak terganggu.
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
- Sebelum wawancara:
Pasien sedang tidur menyendiri di dalam ruang bangsal kenanga. Ketika diminta
waktunya untuk diwawancara pasien dengan senang hati untuk diwawancara mengenai
keluhannya.
- Selama wawancara:
Pasien dapat duduk dengan tenang di hadapan pemeriksa tetapi beberapa kali pasien
berjalan mondar-mandir ke arah jendela. Pasien lebih sering tidak melihat mata
pewawancara, dan pasien sesekali tertawa sambil menunjuk-nunjuk ke salah satu sudut
ruangan.
- Sesudah wawancara:
Pasien kembali istirahat di kamarnya.
4. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif.
5. Pembicaraan : pembicaraan pasien lancar, pasien dapat menjawab
semua pertanyaan yang diajukan dengan spontan tetapi terkadang tidak menjawab sesuai
pertanyaan, dan sering menanyakan arti kata-kata. Intonasi jelas, volume sedang. Tidak
terdapat hendaya atau gangguan berbicara. Dan serring mengulang kata-kata terakhir dari
pertanyaan pewawancara.
B. Alam Perasaan (Emosi)
1. Suasana perasaan (mood) : Hipothym
2. Afek : Tumpul
3. Keserasian : Tidak Serasi
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : ada, halusinasi auditorik dan visual
2. Ilusi : tidak ada.
3. Depersonalisasi : tidak ada.
4. Derealisasi : tidak ada.
7
D. Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)
1. Taraf Pendidikan Pasien terakhir bersekolah kelas 1 SMK
2. Pengetahuan Umum Kurang
3. Kecerdasan Cukup
4. Konsentrasi dan Buruk (dengan yidak dapat mengucapkan DUNIA yang
Perhatian dibalik dan seven serial test)
5. Orientasi
- Waktu Baik (Pasien dapat membedakan pagi , siang, dan malam).
- Tempat Baik (Pasien dapat menyebutkan tempat sekarang dimana
ia berada dan dirawat).
- Orang Baik (Pasien mengetahui sedang diwawancara oleh dokter
muda).
- Situasi Baik (Pasien mengetahui situasi sekitar, saat wawancara
berlangsung).
9. Daya Ingat
- Jangka Panjang Baik (Pasien dapat mengingat nama SD, SMP, dan SMA
nya dengan benar).
- Jangka Pendek Baik (Pasien dapat mengingat nama pemeriksa yang
diberitahu oleh pemeriksa 1 hari yang lalu).
- Segera Baik (Pasien dapat menyebutkan urutan-urutan aktivitas
dari pagi, dan menu sarapan pagi).
12. Pikiran Abstrak Baik (Dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan bola
dengan jeruk).
13. Visuospasial Buruk (tidak dapat menggambar jam).
E. Proses Pikir
1. Arus pikir
- Produktifitas : Miskin Ide
- Kontinuitas : Inkoheren
- Hendaya bahasa : tidak ada
2. Isi pikir
- Preokupasi dalam pikiran : ada. saya sakit
8
- Waham : ada (delusion of perception, merasa diriya akan dirasuki
oleh syaiton)
- Obsesi : tidak ada.
- Fobia : tidak ada.
F. Pengendalian Impuls : baik.
G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : baik, pasien mengetahui bahwa mencuri itu berdosa, dan
mengetahui bahwa manusia harus menjaga ketertiban
2. Uji daya nilai :baik, pasien akan mengembalikan dompet ke pada
pemiliknya apabila menemukan dompet yang terjatuh di jalanan
3. Daya nilai realitas : terganggu.
H. Tilikan : derajat 1 (penyangkalan total atas penyakitnya)
I. Reliabilitas : taraf dapat dipercaya.
VII.Formulasi Diagnostik
Aksis I: berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan ke
dalam:
1. Gangguan kejiwaan karena adanya:
- Distress / penderitaan :
Pasien banyak bicara, berbicara sendiri, terlalu banyak aktivitas, tidak butuh tidur,
curiga akan ada yang menjahatinya.
- Hendaya sosial, hendaya fungsi sehari hari :
Hendaya pekerjaan dan pendidikan, pasien tidak melanjutkan seolah dan tidak
dapat bekerja. Hendaya sosial dengan keluarga dan tetangga serta hendaya dalam
keseharian.
2. Gangguan bukan merupakan gangguan mental organik karena:
- Tidak ada gangguan kesadaran neurologis
- Tidak disebabkan oleh gangguan medik umum (penyakit metabolik, infeksi,
penyakit vaskuler, neoplasma, dan usia pasien belum menunjukkan adanya tanda
tanda penyakit degeneratif)
- Tidak disebabkan oleh penyalahgunaan zat psikoaktif
3. Skizofrenia herbefrenik dengan :
- Memenuhi kriteria Skizofrenia (pada pasien iniditemukannya gejala negatif, halusinasi
auditorik).
- Halusinasi dan waham yang menonjol
Aksis II : Tidak dapat dinilai
10
Pasien sudah mengalami gangguan sejak usia 16 tahun, dimana belum
terbentuknya ciri kepribadian.
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah sosio-ekonomi rendah
Masalah Lingkungan Sosial
Aksis V : GAF current : 30 - 21 (ketidakmampuan untuk berfungsi hampir di semua area)
GAF HLPY : 50-41 (gangguan serius dalam fungsi sosial dan okupasional)
VIII. Evaluasi Multiaksial
Aksis I : F. 20.0 Skizofrenia Paranoid
Aksis II : Tidak dapat dinilai
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : masalah psikososial, dan sosio ekonomi
Aksis V : GAF current : 30 - 21
GAF HLPY : 50 41
IX. Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam (tidak ada tanda gangguan organik, tidak ada niatan
untuk bunuh diri).
Quo ad functionam : dubia ad bonam (selama pasien meminum obat dengan dosis yang
tepat, gejalanya akan terkontrol sehingga pasien dapat melakukan
kegiatannya sehari hari).
Quo ad sanationam : dubia ad malam (Lingkungan keluarga pasien yang kurang
mendukung dapat menjadikannya stressor yang berakibat terhadap
kekambuhan keluhan pasien).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
a. Faktor Yang Memperingan:
Tidak ada riwayat penggunaan NAPZA
Tidak ada riwayat keluarga menderita skizofrenia (genetik)
Menonjolnya gejala positif
b. Faktor Yang Memperberat:
Terjadi banyak relaps
Tilikan pasien buruk
Dukungan keluarga buruk
Status perkawinan belum menikah
Keadaan psikososial yang buruk
Pasien tidak memiliki pekerjaan
X. Daftar Masalah
1. Organobiologik : tidak ada.
2. Psikologik/psikiatrik : melamun, halusinasi visual dan auditorik, waham, RTA terganggu,
sering keluar rumah tanpa tujuan.
11
3. Sosial/keluarga : masalah dengan lingkungan social, dan kurangnya dukungan
keluarga.
XI. Terapi
1. Rawat Inap
Dengan indikasi: stabilisasi pengobatan, untuk perilaku yang kacau dan tidak pada
tepatnya, ketidakmampuan pasien dalam hal mengurus diri.
2. Psikofarmaka
Risperidone 2x2 mg dengan edukasi dan pemantauan efek samping
3. Psikoedukasi pasien
Berupa psikoterapi suportif, dengan melakukan pendekatan kepada pasien agar pasien
patuh meminum obat, bila ada isi hati yang mengganjal, maka pasien harus
mengungkapkan isi hatinya dan melatih emosinya serta mengedukasi keluarga yang
bertujuan agar keluarga pasien dapat membantu memastikan pasien meminum obatnya
secara teratur dan tepat.
4. Sosioterapi
Melibatkan pasien dalam kegiatan di Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan dalam
pekerjaan sehari hari seperti membantu menyapu, merapihkan tempat tidur sendiri, dan
mengikutsertakan pasien dalam kegiatan rohani.
5. Edukasi Keluarga
Memotivasi keluarga untuk bisa berperan dalam pengawasan pasien, memberikan
pengertian bahwa dukungan keluarga terhadap pasien akan membantu kesembuhan pasien
secara optimal.
12