Penyusun:
Yahya Iryianto Butarbutar
112015154
Pembimbing
dr. Suzy Yusna Dewi, Sp. KJ
1
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Lengkap : An. H
Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Januari 2004
Umur : 13 tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Pelajar
Bangsa/ Suku : Indonesia/ Betawi
Agama : Islam
Alamat : Semper, Cilincing, Jakarta Utara
Tanggal Masuk RSJSH : 21 Maret 2017
Ruang Perawatan : Ruang Anak
Rujukan/ Datang sendiri/ Keluarga : Diantar Keluarga
Autoanamnesis
21 Maret 2017, pukul 16.00 WIB di Ruang Anak
2
22 Maret 2017, pukul 16.00 WIB di Ruang Anak
23 Maret 2017, pukul 11.00 WIB di Ruang Anak
Alloanamnesis
22 Maret 2017, pukul 18.00 WIB via telepon
A. Keluhan Utama
Pasien datang dibawa keluarga ke RSJSH karena anak makin murung, sering
marah-marah, berteriak ayat-ayat Alquran dan pergi dari rumah berkeliaran di sekitar
kompleks rumah sejak 3 hari SMRS.
3
yang lama, keluarga psien khawatir anak akan membahayakan dirinya sendiri oleh
sebab itu keluarga membawa pasien ke RSJSH.
Keluarga pasien juga mengatakan bahwa dia juga pernah dirawat di RSJSH
sebelumnya sebanyak 2x pada sekitar akhir tahun 2015 dan pertengahan tahun 2016.
Pada tahun 2015 pasien dibawa ke RSJSH dengan keluhan ketakutan dengan
halusinasi yang timbul. Pasien dikatakan dapat melihat banyak roh halus sehingga
pasien merasa ketakutan. Sebelumnya sempat dirawat di RS Islam namun keluarga
merasa tidak ada perbaikan sehingga pasien dibawa ke RSJSH. Setelah dirawat pasien
sudah merasa tidak melihat roh halus lagi dan dapat melakukan aktivitasnya seperti
biasa. Kemudian pada pertengahan tahun 2016 pasien kembali dirawat dengan
keluhan serupa yaitu terdapat halusinasi dapat melihat roh halus seperti jin dan pasien
terlihat seperti berbicara seorang diri. Pasien juga menjadi tidak bisa tidur dan
terdengar selalu mengucapkan ayat-ayat Alquran. Setelah dilakukan perawatan,
keluarga mengatakan anak dapat melakukan aktivitas seperti biasa baik di lingkungan
tempat tinggal dan juga di sekolah. Keluarga mengatakan anak rutin minum
pengobatan yang diberikan dan dibantu dengan bimbingan secara rohani. Pasien juga
mengaku rutin untuk minum obat agar dapat sembuh.
Orangtua pasien menyangkal adanya riwayat sakit sebelum terkena penyakit
ini, begitu juga dengan riwayat trauma kepala disangkal. Orangtua mengatakan anak
merupakan pribadi yang ceria dan mudah bergaul dengan orang disekitarnya. Tetapi
saat terserang penyakit pasien menjadi lebih memliih untuk sendiri dan sering
mengucapkan ayat-ayat Alquran.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Pasien mulai menunjukkan adanya perubahan perilaku sejak pasien berada di
kelas 5 SD. Keluarga mengatakan bahwa anak merupakan anak yang berprestasi
selalu mendapatkan ranking pertama dari kelas 1 SD sampai kelas 4 SD, namun
pada saat anak di kelas 5 SD prestasi pasien turun menjadi posisi ketiga, sehingga
pasien terlihat sedih. Kemudian timbul keluhan-keluhan seperti melihat roh halus
sehingga pasien menjadi ketakutan dan tidak bisa tidur. Pasien dibawa oleh
keluarga untuk berobat di RS Islam kemudian dirawat. Karena keluarga merasa
tidak ada perbaikan selama dirawat, kemudian keluarga membawa anak ke
RSJSH. . Setelah dirawat pasien sudah merasa tidak melihat roh halus lagi dan
dapat melakukan aktivitasnya seperti biasa. Kemudian pada pertengahan tahun
4
2016 pasien kembali dirawat dengan keluhan serupa yaitu terdapat halusinasi
dapat melihat roh halus seperti jin dan pasien terlihat seperti berbicara seorang
diri. Pasien juga menjadi tidak bisa tidur dan terdengar selalu mengucapkan ayat-
ayat Alquran. Setelah dilakukan perawatan, keluarga mengatakan anak dapat
melakukan aktivitas seperti biasa baik di lingkungan tempat tinggal dan juga di
sekolah.
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien tidak pernah mengalami trauma kepala atau gangguan medis lainnya
yang dapat memicu kehilangan kesadaran pasien.
2015: 2016 :
Keluhan Pasien
ketakutan dapat
hingga tidak melihat roh
bisa tidur halus dan
karena melihat jin,
roh halus meneriakka
n ayat-ayat
Alquran
5
mengandung, ibu pasien tidak pernah mengalami sakit dan tidak terdapat riwayat
mengkonsumsi obat-obatan pada masa kehamilan.
Pasien mengalami gangguan perilaku dimana anak terlihat sedih dan mengatakan
ketakutan karena melihat roh halus sekitar umur 11 tahun sehingga dirawat,
setelah itu pasien bisa melanjutkan kegiataannya seperti biasa saat penyakit tidak
kambuh. Tetapi pada saat masuk SMP pasien mengaku diledekin oleh beberapa
temannya.
3. Riwayat Pendidikan
Pasien sekarang duduk di kelas 1 SMP. Anak merupakan anak yang berprestasi dari
kelas 1 sampai kelas 4 SD selalu mendapat ranking pertama di kelas. Pada kelas 5 SD
prestasi pasien turun ke ranking ketiga sehingga merupakan awal anak menjadi
murung dan menjadi gangguan perasaan sehingga dirawat. Setelah masuk SMP,
pasien berada di kelas 1H tetapi kemudian karena prestasi pasien dipindah di kelas
istimewa pada semester 2.
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien belum bekerja.
5. Kehidupan Beragama
Pasien dididik oleh keluarga yang taat beragama , bahkan anak sangat taat untuk
beribadah dan sudah bisa membaca Alquran sejak umur 6 tahun. Pada saat masuk
bulan Ramadhan anak biasa mengisi dakwah di Masjid dekat rumah.
6
6. Kehidupan Perkawinan/ Psikoseksual
Pasien belum menikah.
8. Riwayat sosial
Hubungan pasien dengan keluarganya sebelum timbul gejala baik, bahkan pasien
merupakan pribadi yang ceria, aktif dan suka bergaul. Dalam lingkungan di
tetanggapun pasien berhubungan baik dengan sekitarnya. Tetapi saat sakit ini pasien
lebih suka berbicara sendiri dan menjauhkan diri dari sekitar.
E. Riwayat Keluarga
: perempuan : pasien
: pria
7
G. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien menyadari dirinya sakit jiwa dan mengetahui nama penyakitnya apa. Menurut
pasien, saat melihat halusinasi yang berasal dari pikiran, pasien berusaha melawan.
Pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan membutuhkan obat untuk menghilangkan
gejalanya. Pasien selama dirawat juga merasa lebih enak dan tidak terlalu stres
memikirkan hidupnya.
1. Penampilan Umum
Pasien laki-laki sesuai usianya. Bertubuh sedang, warna kulit sawo matang, kuku
tampak rapi, memakai kaos dan celana seragam dari ruangannya, tampak rapi dan
terawat.
8
2. Sikap Terhadap Pemeriksa
Kooperatif .
3. Pembicaraan
Bicara pasien spontan, artikulasi kurang jelas, intonasi dan volume cukup. Tidak
terdapat hendaya atau gangguan berbicara.
C. Gangguan Persepsi
a) Halusinasi : Pasien mengatakan masih ada halusinasi yang muncul
kadang-kadang
b) Ilusi : Tidak ada
c) Depersonalisasi : Tidak ada
d) Derealisasi : Tidak ada
Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktifitas : banyak ide
b. Kontinuitas : Koheren
c. Hendaya Berbahasa : Tidak ada
2. Isi Pikir
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Waham : Mempunyai murid-murid jin berjumlah 45, mempunyai
kekuatan nabi
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
9
D. Fungsi Intelektual
1. Taraf Pendidikan SMP kelas 1
2. Pengetahuan Umum Baik (pasien mengetahui Presiden Indonesia sekarang yaitu
Joko Widodo dan presiden sebelumnya, SBY)
3. Kecerdasan Cukup
4. Konsentrasi dan Konsentrasi baik, Perhatian baik (pasien tidak mudah
Perhatian teralih perhatiannya terhadap kegiatan atau orang yang
lewat didepannya, mampu memusatkan perhatian terhadap
pertanyaan)
5. Orientasi
- Waktu Baik (pasien dapat membedakan siang dan malam dan
dengan benar mengingat sudah berapa hari pasien dirawat
di RS)
- Tempat Baik (pasien mengetahui dirinya sekarang berada di RSJ
Soeharto Heerdjan Grogol ruang UGD )
10
F. Daya Nilai
Daya Nilai Sosial : baik (pasien mengetahui bahwa berbohong itu berdosa)
Uji Daya Nilai : baik (pada saat pasien mendapatkan makanan dan temannya
disamping tidak mendapat makanan, pasien membagi makanannya dengan temannya
tersebut)
Daya Nilai Realita : Terganggu.
G. Tilikan
Derajat 6 (menyadari bahwa dirinya sakit dan membutuhkan pertolongan)
11
Gigi geligi : Baik
Uvula : Letak di tengah, hiperemis (-)
Tonsil : T1/T1, tidak hiperemis
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis
Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba .
membesar, trakea .letak normal
Thorax
Paru
a. Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis maupun
dinamis, efloresensi primer/ sekunder dinding dada (-), pulsasi abnormal (-),
gerak napas simetris, irama teratur, retraksi suprasternal ()
b. Palpasi : Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris
c. Perkusi : Sonor pada semua lapangan paru
d. Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada seluruh lapang paru
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Bunyi jantung I bunyi jantung II reguler, murmur -,
gallop -
Abdomen
a. Inspeks : Bentuk datar, efloresensi (-)
b. Auskultasi : Bising usus (+)
c. Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen, shifting dullness,
Nyeri ketok CVA (-)
d. Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar,
balotemen (-)
Ekstremitas
a. Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), edema (-)
b. Bawah : Normal, Akral hangat, sianosis (-), edema (-), deformitas (-).
Genitalia : Tidak diperiksa karena tidak ada indikasi
12
B. Status Neurologis
1. Saraf kranial (I-XII) : Baik
2. Tanda rangsang meningeal : Tidak dilakukan
3. Refleks fisiologis : (+) normal
4. Refleks patologis : Tidak ada
5. Motorik : Baik
6. Sensorik : Baik
7. Fungsi luhur : Baik
8. Gangguan khusus : Belum dapat dinilai
9. Gejala EPS : Akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), distonia (-)
tonus otot (-), resting tremor (-),
cogwheel phenomenon (-)
14
X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Ad Bonam (dikarenakan tidak sampai melukai dirinya sendiri)
Quo ad functionam : Dubia Ad bonam (selama minum obat, gejala terkontrol sehingga
pasien dapat melakukan kegiatan sehari-hari)
Quo ad sanationam : Dubia Ad bonam (kepatuhan terhadap minum obat baik, karena
pasien sudah menyadari pasien membutuhkan pengobatan)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
a. Faktor Yang Memperingan:
Tidak ada riwayat keluarga yang menderita skizofrenia ataupun depresi
Pandangan beragama baik
Tilikan pasien baik, pasien dapat mengkonsumsi obat atas kemauan diri
sendiri
b. Faktor Yang Memperberat:
Keadaan di sekolah yang sering diledek teman
XI. PENATALAKSANAAN
1. Rawat Inap
Dengan indikasi: Pasien mengamuk, dapat membahayakan keluarga dan diri sendiri
dan lingkungan. Saat ini kondisi pasien sudah stabil dan os kembali sehat sebelum
pasien dirawat
2. Psikofarmaka
Risperidon 2 mg 2 x 1
Asam Valproat 200 mg 3 x 1
3. Psikoterapi
Berupa psikoterapi suportif, dengan melakukan pendekatan kepada pasien agar
pasien tidak lupa minum obatnya, bila ada isi hati yang mengganjal, maka pasien
harus mengungkapkan isi hatinya dan melatih emosinya.
Edukasi keluarga yang bertujuan agar keluarga pasien dapat membantu pasien
mendapatkan obatnya secara teratur.
4. Sosioterapi
Mengikutsertakan pasien dalam kegiatan rohani dan kegiatan sosial di lingkungan
pasien
15