Anda di halaman 1dari 17

Adaptasi

Fisiologi &
Psikologi Ibu
Bersalin
TIK 2
01 02
Pengertian Adaptasi Fisiologi
Persalinan Janin

03 04
Adaptasi Fisiologi Adaptasi Psikologi
Ibu Ibu
Pengertian
Persalinan adalah proses yang alamiah bagi
seorang wanita, pada masa kehamilan tubuh
akan banyak mengalami adpatasi fisiologi dan
psikologi.
(Purwaningsih & Fatmawati, 2010)

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil


konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar.
(Wiknjosastro, 2006)
ADAPTASI FISIOLOGI JANIN
Sirkulasi Janin
Denyut Jantung Janin Sirkulasi janin dapat dipengaruhi
Pemantauan Denyut Jantung Janin (DJJ) memberi informasi Oleh banyak faktor diantaraanya
yang dapat dipercaya dan dapat digunakan untuk adalah posisi ibu, kontraksi
memprediksi keadaan janin yang berkaitan dengan uterus,tekanan darah,dan aliran
oksigenasi. darah tali pusat. Kontraksi
• Djj rata-rata pada aterm =140 x/m uterus selama persalinan
• Batasan normal = 110-160 x/m cenderung mengurangi sirkulasi
melalui arteriol spiralis, sehingga
Perubahan Pernapasan & Perilaku
mengurangi ruang intervilosa
• Janin
7 sampai 42 ml air ketuban diperas dari paru-paru selama
persalinan pervaginam
• Tekanan oksigen (po2) janin menurun
• Tekanan karbon diokssida (pco2) Ateri meningkat
• Ph ateri menurun
ADAPTASI FISIOLOGI IBU
1. Perubahan Sistem Reproduksi

a. Uterus
terjadinya kontraksi pada uterus karena adanya rangsangan pada otot polos uterus
dan penurunan hormone progesterone yang menyebabkan keluarnya hormone
oksitosin.

b. Serviks
• Pendataran serviks (penipisan serviks) adalah pemendekan saluran serviks.
• Pembukaan serviks, terjadi sebagai akibat dari konstraksi uterus serta tekanan
yang berlawanan dari kantong membran dan bagian bawah janin.
ADAPTASI FISIOLOGI IBU

c. Vagina
d. Adanya Blood Show yang merupakan pengeluaran dari
vagina yang terdiri atas sedikit lendir bercampur darah.
2. Perubahan Sistem Kardiovaskular

• Pada setiap kontraksi, 400 ml darah dikeluarkan dari uterus dan masuk ke
dalam sistem vaskuler. Hal ini mengakibatkan peningkatan curah jantung ibu
sekitar 10% sampai 15% pada tahap I dan 30% sampai 50% pada tahap II
persalinan.
• Tekanan darah akan meningkat selama kontraksi, dengan peningkatan sistol
rata-rata 15-20 mmHg, dan diastole rata- rata 5- 10 mmHg dan pada waktu
tertentu di antara kontraksi, tekanan darah baik sistol maupun diastol akan
kembali ke tingkat sebelum persalinan. Oleh karenanya, pengukuran
tekanan darah diantara kontraksi, memberikan data yang lebih akurat.
• Saat mengejan, cardiac output meningkat sekitar 40-50%.
• Nyeri, rasa takut, dan kekhawatiran dapat semakin meningkatkan tekanan
darah.
• Frekuensi nadi di antara kontraksi sedikit lebih tinggi dibandingkan selama
periode menjelang persalinan.
• Terjadi beberapa perubahan pembuluh darah perifer, sebagai respons
terhadap dilatasi serviks atau kompresi pembuluh darah ibu oleh janin yang
melalui jalan lahir.
3. Perubahan Sistem Respirasi

• Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan pemakaian

oksigen terlihat dari peningkatan frekuensi pernapasan

• Peningkatan konsumsi oksigen 15-20 % dan tanda klinis yang

timbul berupa peningkatan volume tidal 30-40 % dan dipsnea.

• Hiperventilasi dapat menyebabkan alkalosis respiratorik (Ph

meningkat), hipoksia, dan hipokapnea (karbon dioksida

menurun)

• Kecemasan juga dapat menyebabkan peningkatan oksigen


4. Perubahan Sistem
Gastrointestinal

• Bibir dan mulut kering akibat pernapasan mulut

• Dehidrasi sebagai respons emosi persalinan

• Motilitas dan absorpsi saluran cerna menurun

• Waktu pengosongan lambung melambat

• Mual muntah akibat belum mencerna makanan sebelum

persalinan

• Mual dan sendawa sebagai respons reflek dilatasi serviks lengkap

• Diare
5. Perubahan Sistem Perkemihan

• Selama persalinan dapat mengalami kesulitan dalam berkemih secara spontan akibat

edema jaringan akibat tekanan bagian presentasi (biasanya kepala janin), rasa tidak

nyaman, sedasi, rasa malu.

• Proteinuria +1 dapat dikatakan normal, hal ini merupakan respon rusaknya jaringan otot

akibat kerja fisik selama persalinan


6. Perubahan Sistem Endokrin

• Metabolisme meningkat dan kadar glukosa darah dapat

menurun akibat persalinan.

• Awitan Persalinan dapat diakibatkan oleh menurunnya

hormon Progesteron dan peningkatan dari Estrogen,

Protaglandin, dan Oksitosin.


ADAPTASI PSIKOLOGI IBU BERSALIN
KALA I KALA II
Kala I persalinan didefinisikan sebagai
perubahan perkembangan servik (leher rahim). Kala II dimulai ketika pembukaan

serviks sudah lengkap (10 cm) dan


• Ibu merasakan antisipasi, gembira atau
berakhir dengan lahirnya bayi.
ketakutan
• Selama fase laten, klien tampak serius dan
fokus pada perkembangan persalinan, klien • Perubahan perilaku ibu karena
minta obat atau melakukan teknik
kontraksi dan terdorongnya janin.
pernafasan
• Selama fase aktif, klien mungkin kehilangan • Ibu merasa tenaganya habis.

kontrol, tiduran di tempat tidur,


mengerang, atau menangis
ADAPTASI PSIKOLOGI IBU BERSALIN
KALA III KALA IV
Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan Kala IV Persalinan kala IV dimulai

berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput setelah lahirnya plasenta dan berakhir
2 jam setelahnya.
ketuban. Pemisahan plasenta biasanya terjadi

dalam beberapa menit setelah melahirkan. • Ibu berfokus pada bayi.


• Ibu mulai memiliki peran sebagai
ibu.
• Ibu dapat fokus terhadap kondisi bayi.
• Aktivitas primer yaitu
• Ibu merasa tidak nyaman karena kontraksi mempromosikan bonding ibu dan

uterus sebelum pengeluaran plasenta. bayi .


ADAPTASI PSIKOLOGI IBU BERSALIN

Pengalaman seorang ibu dan kepuasan selama proses persalinan dan kelahiran dapat

ditingkatkan bila ada koordinasi tujuan diadakannya kolaborasi antara ibu dan tenaga

kesehatan dalam rencana perawatan. Jika cemas ibu berlebihan maka dilatasi/ pelebaran

serviks akan terhambat sehingga persalinan menjadi lama serta meningkatkan persepsi

nyeri. Jika ibu mengalami kecemasan maka akan meningkatkan hormone yang

berhubungan dengan stress seperti beta–endorphin, hormone adrenocorticotropic,

kortisol dan epineprin. Hormon–hormon tersebut mempengaruhi otot polos uterus. Jika

hormon tersebut meningkat maka menurunkan kontraktilitas (kontraksi) uterus.


Referensi
• Karjatin, A. 2016. Keperawatan Maternitas. Jakarta : Kemenkes, RI.

• Bobok, I.M; Lawdermik, D.L & Jensen, M.D. 2005. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Jakarta : EGC.

• Lowdermilk,D.L, Perry, S.E, Cashion, K, Alden, K.R & Olshansky, E.

F.2014.Maternity & Women’s Health Care.11 Edition. Elsevier.


CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik
and illustrations by Stories
Thank
s!
Do you have any
questions?

]]

Anda mungkin juga menyukai