Anda di halaman 1dari 147

Geuis Anggi Siska M., S. Kep Ners., M.

Kep​

Konsep Asuhan Keperawatan


Intranatal/Persalinan
A
Agenda
Konsep Dasar Persalinan
1. Pengertian
2. Proses Persalinan Kala I- IV dan Mekanisme Persalinan
3. Adaptasi Bio psiko, sosial-kultural-spiritual pada persalinan normal
4. Jenis-Jenis Persalinan
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persalinan
6. Masalah yang mungkin muncul saat persalinan dan Penatalaksanaanya
 Distosia
 Partus Tak Maju
 Prolaps Tali pusat
 Ruptur Uterus
 Persalinan Post Matur
Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
1. Transisi Menuju kehidupan
luar uterus
2. Adaptasi Bio psiko-sosial_x0002_kultural-spiritual pada bayi

Presentation title baru lahir


Definisi intranatal
Intranatal=persalinan
Definisi
Intranatal adalah proses alamiah yang ditandai dengan terjadinya dilatasi
serviks, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu. Secara normal
persalinan dimulai ketika janin sudah cukup mature untuk dapat
mempertahankan dirinya dari kehidupan intrauterine kepada kehidupan
ekstrauterine (Bobak, 2010).

Presentation title
Lanjutan….

• Intranatal adalah suatu proses • Intranatal adalah suatu proses


yang dimulai dengan adanya keluarnya hasil konsepsi yang di
kontraksi uterus yang mulai dengan adanya kontraksi
menyebabkan terjadinya dilatasi uterus yang menyebabkan
progresif dari serviks, kelahiran terjadinya dilatasi progresif dari
bayi, dan kelahiran plasenta, dan serviks, kelahiran bayi, dan
proses tersebut merupakan kelahiran plasenta, dan proses
proses alamiah. (Rohani, 2011) tersebut merupakan proses
alamiah (Varney, 2010)
Presentation title
Tanda Persalinan
c. Tanda- Tanda Persalinan
• Tanda permulaan
1. Lightening / settling / dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul. Pada
primigravida terjadi saat 4–6 minggu terakhir kehamilan, sedangkan pada multigravida terjadi
saat partus mulai.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering atau susah kencing (polakisuria), karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin.
4. Perasaan sakit perut dan dipinggang karena kontraksi lemah dari uterus (His palsu)
5. Serviks menjadi lebih lembek dan mulai mendatar, sekresinyapun akan bertambah bisa
bercampur darah (Departemen Kesehatan, 2004)
Lanjutan.....
• Tanda Pasti Persalinan
1. Terjadinya his persalinan, Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan, Sifatnya teratur,
interval semakin pendek dan kekuatanya semakin besar
2. Pengeluaran lendir dan darah (bloody show) yang lebih banyak karena robekan kecil pada
serviks.
3. Pengeluaran cairan yang terjadi pada beberapa kasus ketuban pecah, dan dengan pecahnya
ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam kemudian .
4. Pada pemeriksaan dalam serviks telah mendatar dan pembukaan telah ada
Tahapan Persalinan
C. TAHAPAN PERSALINAN
Dalam persalinan ada 4 kala yaitu ;
1. Kala I : Kala pembukaan
- Fase Laten : Dimulai dari pembukaan 1 sampai dengan
pembukaan 3 berlangsung sekitar 7-8 jam pada ibu
primigravida dan 3-4 jam pada multigravida.
- Fase Aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi dalam 3
subfase:
• Periode akselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi
4 cm.
• Periode dilatasi maksimal (steady): selama 2 jam
pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
• Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm/lengkap.
Pemeriksaan
Fase Laten Fase Aktif
• DJJ diperiksa setiap ½ jam • Ikuti pengisian Partograf
• Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap
½ jam.
• Nadi setiap ½ jam.
• Pembukaan serviks setiap 4 jam.
• Tekanan darah dan suhu setiap 4 jam.
Lanjutan…
2. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir
Kala III
Dimulai setelah
lahirnya bayi dan
berakhir dengan
lahirnya plasenta
dan selaput ketuban.

Kala IV
Dimulainya setelah
lahirnya plasenta
dan berakhir 2 jam
setelahnya .
Mekanisme Persalianan Normal
Fisiologi Persalianan
Normal
Persalinan normal ditandai oleh adanya aktifitas
miometrium yang paling lama dan besar kemudian
melemah kearah serviks, dimana fundus mengalami
perubahan organ yang lunak selama kehamilan
menjadi berkontraksi sehingga dapat mendorong
janin keluar melalui jalan lahir (Cunningham, 2014).

Fisilogis Persalinan normal adalah perlakuan oleh


rahim ketika bayi akan dikeluarkan, rahim akan
berkontraksi dan mendorong bayi sampai ke leher
Rahim sehingga dorongan ini menyebabkan leher
rahim mencapai pembukaan lengkap, kontraksi dan
dorongan ibu akan menggerakan bayi ke bawah
(Nurasih, Nurkholifah, 2016).

Presentation title
Mekanisme Persalianan Normal

Presentation title
Fisilogis dan Mekanisme Persalianan Normal
Adapun gerakan – gerakan dalam mekanisme persalinan adalah sebagai berikut :
1. Engagement : janin berada setinggi spina iskiadika ibu.
2. Desent : gerakan janin ke bawah.
3. Fleksi : gerakan kepala janin yang menduduki ke depan sehingga dagunya merapat pada
dada.
4. Rotasi interna : gerakan rotasi kepala yang memudahkan pelintasan kepala melewati spina
iskiadika atau setelah melewati Hodge III (setinggi spina) atau setelah didasar panggul.
5. Ekstensi : gerakan ekstensi merupakan gerakan dimana oksiput berhimpi langsung pada
margo inferior simpisis pubis.
6. Rotasi eksterna : kepala janin melakukan gerakan rotasi dari posisi anteropos terior
kembali ke posisi diagonal atau melintang.
7. Ekspulsi : kelahiran bagian tubuh janin lainnya (Anita Lockhart, 2014:52).

Presentation title
Adaptasi Bio, Psiko, Sosio, Spiritual
pada Fase Intranatal
Adaptasi Fisiologis

Presentation title
Lanjutannn

Presentation title
lanjutannn

Presentation title
Adaptasi Psikologis

• Menurut Sondakh (2013: 90), • Hal tersebut akan berpengaruh


pada ibu bersalin terjadi pada lamanya persalinan, his
beberapa perubahan psikologis kurang baik dan pembukaan
yaitu rasa takut dan cemas, kurang lancar.
kesakitan dan nyeri saat
kontraksi serta ketakutan saat
melihat darah.

Presentation title
Bimbingan dan Persiapan Mental Yang
Diperlukan pada Saat Bersalin
• Mengatasi perasaan takut yang dirasakan oleh ibu,
• Berusaha menentramkan perasaan yang mencemaskan dengan beberapa penjelasan yang
bijaksana
• Memberi gambaran yang jelas dan sistematis tentang jalannya persalinan,
• Ibu harus sering ditemani,
• Mengerti perasaan ibu,
• Menarik perhatian ibu,
• Membantu pasien memperjelas serta mengurangi beban perasaan dan pikiran selama proses
persalinan,
• Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien,
• Membantu memengaruhi orang lain , lingkungan fisik dan diri sendiri
• Menunjukkan sikap dewasa dan bertanggung jawab

Presentation title
Jenis-Jenis Persalinan
Annual revenue growth
Jenis Persalinan Berdasarkan Teknik
1. Persalinan spontan yaitu persalinan dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir
2. Persalinan buatan yaitu persalinan dengan tenaga dari luar contoh
persalinana dengan ekstraksi forceps, ekstraksi vakum dan sectio
sesaria
3. Persalinan anjuran yaitu bila kekuatan yang diperlukan untuk
persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan pemberian rangsang.
contoh persalianan dengan induksi
Jenis Persalinan Berdasarkan Umur Kehamilan

• Abortus adalah terhentinya proses kehamilan sebelum janin dapat hidup


(viable), berat janin di bawah 1.000 gram atau usia kehamilan di bawah
28 minggu.
• Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada umur
kehamilan 28-36 minggu. Janin dapat hidup, tetapi prematur; berat janin
antara 1.000-2.500 gram.
• Partus matures/aterm (cukup bulan) adalah partus pada umur kehamilan
37-40 minggu, janin matur, berat badan di atas 2.500 gram.
LANJUTAN
• Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2
minggu atau lebih dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut
postmatur.
• Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat,
mungkin di kamar mandi, di atas kenderaan, dan sebagainya.
• Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan
untuk memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya Cephalo
pelvic Disproportion (CPD). (Rohani; dkk, 2011)
Faktor Yang Mempengaruhi persalinan
Annual revenue growth
B. Faktor yang Mempengaruhi persalinan
1. Power
- His / Kontraksi
- Tenaga Ibu
2. Passage
- Jalan Lahir/ Tulang panggul
3. Passenger
- Janin
- Plasenta
- Air Ketuban
4. Position
5. Psychology
1. Power (Kekuatan Kontraksi)
• Kekuatan Primer yaitu kontraksi uterus yang tidak disadari pada saat
awal permulaan kelahiran
• Kekuatan skunder yaitu terjadi ketika serviks telah berdilatasi sampai
usaha untuk mengejan
Yang Harus dinilai
1. Frekuensi
2. Durasi
3. Intensitas
2. Passage (Passageaway/Jalan Lahir)
• Jalan lahir atau kanal lahir tersusun dari tulang panggul ibu yang keras dan
jaringan lunak dari serviks, dasar panggul, vagina dan introitus (lubang vagina
luar).
• Tulang panggul dibentuk melalui fusi dari tulang ilium, ischium, pubis dan tulang
sakrum dan juga 4 sendi yaitu sendi panggul, simfisis, sakroiliaka kanan dan kiri
serta sakrokoksigeal.
• Penghitungan ukuran dan bentuk hanya perkiraan untuk yang lebih tepatnya bisa
dilakukan dengan pemeriksaan radioterafi
3. Passanger (Fetus, ketuban dan Plasenta)
• Ukuran kepala janin: tengkorak kepala janin tersusun oleh sutura dan fontanel yang menyebabkan
tengkorak bersifat fleksibel
• Presentasi janin yaitu bagian janin yang masuk pada bagian pintu atas panggul
• Letak janin yaitu hubungan sumbu panjang janin terhadap sumbu panjang ibu. Letak janin adalah
vertikal dan longitudinal (transversal, horizontal/oblik)
• Sikap janin yaitu hubungan antara bagian tubuh janin dengan bagian lainnya
• Posisi janin yaitu hubungan dari bagian yang di persentasikan yaitu oksiput, sakrum, dagu atau
sinsiput.
4. Position (Posisi Ibu
• Posisi dapat mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi wanita
terhadap persalinan, untuk mengurangi kelelahan dan relaksasi.
Pschology
• Perubahan psikologi dikarenakan kondisi kehamilan yang semakin membesar,
mendekati waktu persalinan, persiapan menjadi ibu dan mengurus dirinya sendiri
(Janiwarty & Pieter, 2012).
• Perubahan psikologis yang sering di alami oleh ibu bersalin menurut Maimunah
(2012) dan Sumarah (2009) adalah kecemasan, ketakutan, panik, gelisah, lemah,
dan kelelahan.
• Alat ukur kecemasan adalah dengan menggunakan HARS yang telah di
modifikasi
Gambaran Jalan Lahir

Presentation title
Fisiologis Persalinan
HIS dan tenaga lain dalam persalinan

His adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim
bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik adalah


kontraksi simetris, fundus dominan, terkoordinasi dan relaksasi

(Sondakh, 2013)
His Berdasarkan Fisiologisnya
1. His Pembukaan
Yaitu his yang menimbulkan pembukaan dari serviks sampai terjadi
pembukaan lengkap 10 cm.
Sifat spesifik dari kontraksi otot rahim kala pertama adalah:
a) Intervalnya makin lama makin pendek.
b) Kekuatannya makin besar dan kala kelahiran diikuti dengan refleks
mengejan.
c) Diikuti dengan retraksi, artinya panjang otot rahim yang telah
berkontraksi tidak akan kembali ke bentuk semula.

Presentation title
Lanjutan…

2. His pengeluaran 3. His pelepasan plasenta


Yaitu his yang mendorong bayi Yaitu his dengan kontraksi sedang
keluar, disertai dengan keinginan untuk melepaskan dan melahirkan
plasenta.
mengejan, sangat kuat, teratur, dan
terkoordinasi bersama antara his
kontraksi atau perut, kontraksi 4. His pengiring: kontraksi lemah,
diafragma, serta ligamen masih sedikit nyeri, pengecilan rahim
akan terjadi dalam beberapa jam atau
hari.
Presentation title
Observasi His
• Menurut Yanti(2010), dalam melakukan observasi pada ibu bersalin,
adalah :
a. Frekuensi his : jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau
per 10 menit
b. Intensitas his : kekuatan his (adekuat atau lemah)
c. Durasi lama his : lamanya setiap his berlangsung dan ditentukan dengan
detik, misalnya 50 detik.
d. Interval his : jarak antara his satu dengan his berikutnya. Misal his
datang tiap 2-3 menit
e. Datangnya his : apakah sering / teratur atau tidak.
Presentation title
Tenaga lain dalam Persalinan
Adalah tenaga mengejan
 Muncul pada saat setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah tenaga yang
mendorong anak keluar, terutama disebabkan oleh kontrkasi otot-otot dinding perut yang
mengakibatkan peninggian tekanan intra abdominal.
 Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang air besar tapi jauh lebi kuat lagi.
Saat kepala sampai pada dasar panggul timbul suatu reflek yang mengakibatkan ibu menutup
glottisnya, mengkontraksikan otot-otot perutnya dan menekan diafragmanya kebawah.
 Tenaga mengejan ini hanya akan dapat berhasil, bila pembukaan sudah lengkap dan paling
efektif suatu ada his (Yanti, 2010)

Presentation title
Masalah yang mungkin muncul saat persalinan dan Penatalaksanaanya Distosia, Partus Tak Maju, Prolaps Tali pusat, Ruptur Uterus dan
Persalinan Post Matur

Presentation title
Distorsia Bahu

Presentation title
DEFINISI

 Distosia ialah kesulitan jalannya persalinan atau dapat didefinisikan


Distosia ialah persalinan atau abnormal yang timbul akibat
berbagai kondisi yang berhubungan dengan lima faktor persalinan.
 Distosia Bahu ialah tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat
dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan.
Etiologi

Faktor-faktor penyebab distosia bahu :

1. Kehamilan Posterm.
2. Paritas wanita hamil dengan diabetes melitus.
3. Wanita – wanita yang habitus indolen.
4. Anak – anak yang berikutnya selalu lebih besar dari anak terdahulu.
5. Orang tua yang besar
6. Eritroblastosis
FAKTOR-FATOR TERJADINYA DISTOSIA BAHU

 Kelainan bentuk panggul


 Diabetes gestasional
 Kehamilan postmature
 Riwayat persalinan dengan distosia bahu
 Ibu yang pendek.
PROGNOSIS
 Kesukaran dapat terjadi karena kepala yang besar atau kepala yang
lebih keras (pada post maturitas) tidak dapat memasuki pintu atas
panggul atau karena bahu yang lebar sulit melalui rongga panggul.
 Apabila kepala anak sudah lahir tetapi kelahiran bagian-bagian lain
macet karena lebarnya bahu, janin dapat meninggal akibat asfiksia.
Menarik kebawah terlalu kuat dalam pertolongan melahirkan bahu
yang sulit dapat berakibat perlukaan pada brokhialis & muskulus
sternoleidomastoidelis.
Komplikasi
 Pada Ibu :
1. Partus lamayang sering kali disertai pecahnya padapembukaan
kecil
2. Dengan persalinan yang tidak maju karena disproposi sefalopelvik
 Pada bayi :
1. Partus lama dapat meningkatkan kematian perinatal apalagi jika di
tambah dengan infeksi intrapartum
2. Dengan adanya disproposi selfalopelvik kepala melewati
rintangan pada panggul dengan mengadakan moulge
3. Timbulnya fraktur pada os parietalis (Hanifah, 2002)
FAKTOR RESIKO DISTOSIA BAHU

1. Maternal
• Kelainan anatomi panggul
• Diabetes Gestational
• Kehamilan postmatur
• Riwayat distosia bahu
• Tubuh ibu pendek
Lanjutan...

2. Fetal
 Dugaan Macrosomia
3. Masalah Persalinan
 Assited vaginal delivery (forceps atau vacum)
 “Protracted active phase” pada kala I persalinan.
 “Protracted” pada kala II persalinan
PENANGANAN
1. Pada kesukaran melahirkan bahu dan janin hidup
dilakukan episiotomi yang cukup lebar dan janin
diusahakan lahir atau bahu diperkecil dengan
melakukan kleidotomi unilateral atau bilateral.
2. dalam posisi ibu berbaring terlentang, mintalah ia
untuk meneuk kedua tungainya dan mendekatkan
lututnya sejauh mungkin ke arah dadanya. Mintalah
bantuan dua orang asisten untuk menekan fleksi
kedua lututnya ibu ke arah dada.
3. Dengan memakai sarung tangan yang telah
didisinfektankan tingkat tinggi. Lakukan tarikan
yang kuat dan terus menerus ke arah bawah pada
kepala janin untuk menggerakan bahu depan
dibawah symphisis pubis. Catatan : hindari tarikan
yang berlebihan pada epala yang dapat
mengakibatkan trauma pada pleksus brakhralis.
Mintalah seseorang asisten untuk melaukan tekanan
secara srimultan kearah bawah pada daerah supra
pubis untuk membantu persalinan bahu.
Catatan :jangan lakukan tekanan fundus. Hal ini
dapat mempengaruhi bahu lebih lanjut dan dapat
mengaibatkan ruptura uteri.
4. Jika bayi masih belum dapat dilahirkan :
 Pakailah sarung tangan yang telah didisinfektan
tinggi, masukan tangan kedalam vagina.
 Lakukan penekanan pada bahu yang terletak
didepan dengan arah sternum bayi untuk memutar
bahu dan mengecilkan diameter bahu.
 Jika diperlukan, dilakukan penekanan pada bahu
belakang sesuai denganarah sternum.
5. Jika bahu masih belum dapat dilahirkan setelah
dilakukan tindakan diatas
 Masukan tangan kedalam vagina.
 Raih humerus dari lengan belakang dan dengan
menjaga lengan tetap fleksi pada siku, gerakkan
lengan ke arah dada.
6. Jika semua tindakan di atas tetap tidak dapat
melahirkan bahu, pilihan lain adalah :
 Patahkan klavikula untuk mengurangi lebar bahu
dan bebaskan bahu depan.
 Lakukan tarikan dengan mengait ketiak untuk
mengeluarkan lengan belakang (Ida Bagus,
2001).
Penatalaksanaan

 Kesigapan penolong persalinan dalam mengatasi distosia bahu


sangat diperlukan.
 Pertama kali yang harus dilakukan bila terjadi distosia bahu adalah
melakukan traksi curam bawah sambil meminta ibu untuk meneran.
 Lakukan episiotomi
Tekanan ringan pada suprapubic

 tekanan ringan dilakukan oleh asisten pada daerah suprapubic saat


traksi curam bawah pada kepala janin.
Maneuver Woods (wood crock screw maneuver)

 Tangan kanan penolong dibelakang bahu posterior janin. Bahu


kemudian diputar 180 derajat sehingga bahu anterior terbebas dari
tepi bawah simpisis pubis.
Melahirkan Bahu Belakang

 a. penolong memasukkan tangan kedalam vagina menyusuri


humerus posterior janin dan kemudian melakukan fleksi lengan
posterior atas didepan dada dengan mempertahankan posisi fleksi
siku
 b. tangan janin dicekap dan lengan diluruskan melalui wajah janin.
 c. lengan posterior dilahirkan
Partus Lama
Definisi dan Insidens

 “Kegagalan turunnya janin pada jalan lahir karena


alasan mekanik walaupun kontraksi uterus yang baik”.
(Philpott, 1982)

 Insidens: 1-3%
Risiko Berkaitan dengan partus lama bila dibiarkan

 Janin:
 Asfiksia, sepsis, kematian

 Ibu:
 Sepsis, ruptura uteri, perdarahan, fistula, kematian
Gambaran Klinis Pasien dengan Partus Lama

 Dehidrasi
 Oliguria
 Keto-asidosis
 Sepsis
Komplikasi Partus Lama
 Maternal:
 Ruptura uteri
 Vesiko-Vaginal Fistula
 Rekto-vaginal Fistula
 Sepsis Puerpuralis

 Fetal:
 Asfiksia/ cerebral palsy
 Sepsis neonatal
 Kematian
Penatalaksanaan
 Pencegahan
 Gizi yang baik sejak kecil
 Promosi asuhan antenatal
 Penggunaan partogram di unit kesehatan
 Pembangunan sistem dan waktu rujukan yang tepat

 Seksio Sesaria
PROLAPS TALI PUSAT
Definisi :
- Tali pusat mendahului bagian terdepan/ terbawah janin
- Tali pusat terkemuka atau tali pusat menumbung
Penegakan Prolaps Tali Pusat

- Setiap KPD  periksa adanya prolaps


- Teraba tali pusat di depan bagian terendah janin (terkemuka)
- Tali pusat keluar di vagina setelah ketuban pecah (menumbung)
 Posisi TP dibagi 3 :
1. Prolaps TP tersembunyi : bila TP berada di samping bagian
terendah janin , bisa teraba/ tak teraba.
2. TP terkemuka : posisi TP lebih rendah dari bagian terendah janin,
ketuban belum pecah
3. Prolaps TP : posisi TP dibawah bagian terendah janin, ketuban
sudah pecah.
 Pada presentasi kepala  sangat berbahaya bagi janin, karena
setiap saat dapat terjepit antara bagian terendah janin dengan jalan
lahir  gangguan oksigenasi janin.
 Pada TP terkemuka: ancaman terhadap janin tidak terlalu besar,
tapi jika ketuban pecah  bahaya sangat besar.
 Insidens prolaps TP (Myles) : 0,3 – 0,6 %.
Semua keadaan PAP tidak tertutup oleh bagian bawah janin
merupakan predisposisi turunnya TP, a.l.:
-kelainan letak (letak lintang, letak sungsang tu presentasi kaki)
-CPD
-Bayi kecil , co: prematuritas
Berdasarkan Pemeriksaan Dalam:
- TP terkemuka, dapat diraba bagian yang berdenyut di belakang
selaput ketuban
- Prolaps TP, TP dapat langsung teraba
- TP berdenyut menandakan janin masih hidup
Penatalaksanaan Prolaps Tali Pusat:
Persalinan pervaginam masih dapat dilakukan pada bayi
kecil/mati.

Prolaps Tali Pusat  emergency di bidang obstetri


- Lakukan segera penilaian pendataran dan dilatasi serviks,
station bagian terendah janin, kekuatan dan frekuensi pulsasi pd
TP
- Pada janin viabel ( usia gestasi > 25 Mg), DJJ normal, pasien
posisi knee chest sambil lakukan pendorongan bagian bawah
janin ke atas untuk mencegah terjepitnya TP terjepit oleh bagian
terbawah janin yang turun.
- Berikan O2 nasal
- SC cito
Penatalaksanaan TP tersembunyi :
-Jika terjadi kompresi TP  deselerasi variabel
Pasien dalam posisi Simms atau Trendelenburg
-Jika DJJ kembali normal  persalinan dapat diteruskan
-Bila terjadi deselerasi variabel (sedang dan berat)  SC cito
Penatalaksanaan TP terkemuka :
-Pasien dalam posisi Simms / trendelenburg
-Dilakukan SC cito sebelum ketuban pecah
-Jika bayi prematur/kecil  diharapkan reposisi spontan
PROGNOSIS

 Tergantung derajat dan lamanya kompresi TP. Mortalitas dan


morbiditas bayi cukup tinggi.
 Jika oklusi TP > 5’  kematian bayi.
Bila tidak ada Fasilitas SC

Penanganan : - Beri O2 : 4-6 liter/menit


- Posisi Trendelenburg
- Reposisi
- Gagal  RUJUK segera
Rupture Uteri
Definisi
 Robekan pada rahim
 sehingga rongga uterus dan rongga per sehingga rongga uterus dan rongga peritoneum dapat itoneum
dapat
berhubungan
 Berdasarkan definisi dibagi menjadi:
1. Ruptur uteri komplit
2. Ruptur uteri inkopmlit
3. Ruptur uteri iminens
kasus kegawatdaruratan obstetri yang
jarang

merupakan ancaman besar bagi ibu dan


janin

meningkat akibat distensi uterus dan


peningkatan aktivitas uterus
Jaringan parut pada
Riwayat ruptur uteri Silent Perforasi
uterus yang sudah
Faktor Resiko Ruptur Uteri
sebelumnya uterus sebelumnya
ada sebelumnya

Takisistol Uteri Persalinan


Overdistensi Uterus
yang memanjang pervagina operativ

Multiparitas Plasenta previa


Insisi Classical, T Lateral atau
Multipel seksio
Faktor Resiko Ibu/Janin yang disertai Ruptur
sesarea
atau J yang sudah
ada
downward ekstensi
dari lokasi ruptur
Uteri
Persalinan
Ekstensi ruptur ke Ekstrusi janin ke
melebihi 20 menit
area implantasi dalam cavum
pada FHR yang
plasenta peritoneal
meragukan

Ruptur uteri tanpa


jaringan parut
uterus
Perubahan Tanda dan
Perdarahan per Gejala Ruptur Uteri
Perubahan
FHR/DJJ vaginam aktivitas uteri

Kehilangan fetal Nyeri pada insisi


Hipotensi/takikardi
station uterus
Deteksi Dini Ruptur Uteri

1) Gelisah – cemas
2) Takikardia
3) Perdarahan intraabdominal, dengan atau tanpa perdarahan pervaginam
4) Nyeri perut hebat
5) Syok atau takikardia
6) Adanya cairan bebas intraabdominal
7) Hilangnya gerakan dan DJJ
8) Bentuk uterus abnormal atau konturnya tidak jelas
9) Dapat didahului oleh lingkaran konstruksi (Bandls ring)
10) Nyeri raba atau tekan dinding perut
11) Bagian-bagian janin mudah dipalpasi
Penatalaksanaan
• Beri cairan isotonik (ringer laktat atau garam fisiologis) 500 ml dalam 15-20 menit dan
siapkan laparotomi
• mengatur posisi ibu senyaman mungkin
• Memberi dukungan  psikologis  pada  ibu
• Memberi oksigen pada ibu
• Kolaborasi untuk melakukan laparatomi untuk melahirkan anak dan plasenta, fasilitas
pelayanan kesehatan dasar harus merujuk pasien ke rumah sakit rujukan bila memungk Bila
memungkinkan lakukan reparasi terhadap uterus
• Bila luka menalami nekrosis yang luas dan kondisi pasien mengkhawatirkan lakukan
histerektomi
• berikan antibiotika dan serum anti tetanus.
• berikan anti tetanus 1500 IU/IM danTT 0,5 ml IM

Presentation title
Persalinan Postterm

Presentation title
Definisi
• Disebut juga: kehamilan serotinus, kehamilan lewat waktu, kehamilan
lewat bulan, prolonged pregnancy, extended pregnancy, post date,
pasca maturitas
• Adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau
lebih, dihitung dari HPHT menurut rumus Naegele dengan siklus haid
rata-rata 28 hari
Etiologi
 Belum jelas, beberapa teori yang diajukan:
1. Pengaruh Progesteron
Progesteron ↓  memacu proses biomolekuler  sensitivitas
uterus terhadap oksitosin 

2. Teori Oksitosin
Kurangnya pelepasan oksitosin dari neurohipofisis ibu
Etiologi (lanjutan)
3. Teori Kortisol / ACTH janin
 tiba-tiba kadar kortisol plasma janin  mempengaruhi plasenta
 progesteron ↓, estrogen  produksi prostaglandin  
kontraksi (+)

4. Saraf uterus
Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus Frankenhauser akan
membangkitkan kontraksi uterus
Etiologi (lanjutan)
5. Herediter
Ibu yang mengalami kehamilan postterm, memiliki kecenderungan
untuk mengalami kehamilan postterm lagi pada kehamilan berikutnya
Ibu dengan kehamilan postterm dan melahirkan anak perempuan,
kemungkinan besar anak tersebut akan mengalami kehamilan postterm
juga
Diagnosis
 Sekitar 22% diagnosis kehamilan postterm tidak dapat ditegakkan
secara pasti
 Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menentukan usia
kehamilan:
1. Riwayat haid:
Mudah bila HPHT diketahui secara pasti, dengan syarat:
- pasien harus yakin betul dengan HPHT-nya
- Siklus haid 28 hari & teratur
- Tidak KB minimal 3 bulan
Diagnosis (lanjutan)
2. Riwayat pemeriksaan Antenatal
- tes kehamilan
- Gerak janin :
biasanya mulai dirasa pada usia kehamilan 18 minggu (primi) & 16
minggu (multi)
- Denyut Jantung Janin (DJJ)
Dengan stetoskop Laennec : 18 – 20 minggu
Dengan doppler : 10 – 12 minggu
Diagnosis (lanjutan)

- Ultrasonografi (USG)
Trimester I (pengukuran CRL)
 kesalahan < 5 hari
Trimester II  kesalahan 1 -2 minggu
Trimester III  kesalahan 4 minggu
Diagnosis (lanjutan)

- Pemeriksaan Radiologi
Menilai Pusat penulangan
Epifisis femur bag distal: 32 minggu
Epifisis tibia proksimal: 36 minggu
Epifisis kuboid: 40 minggu
 cara2 ini jarang dipakai karena pengenalan pusat penulangan sulit
Diagnosis (lanjutan)
- Pemeriksaan Laboratorium:

1. Kadar Lesitin / Spingomielin


Jika kadar lesitin & spingomielin sama, usia kehamilan sekitar 22 –
28 minggu
Jika kadar lesitin 1,2 x kadar spingomielin, usia kehamilan sekitar
28 – 32 minggu
Kahamilan genap bulan kadar lesitin 2 x kadar spinfomielin
Diagnosis (lanjutan)
2. Aktivitas Tromboplastin Cairan Amnion (ATCA)
Hastwell membuktikan bahwa cairan amnion
mempercepat waktu pembekuan darah. Aktivitas ini
meningkat sesuai dengan bertambahnya usia
kehamilan
Usia kehamilan 41-42 minggu: ATCA berkisar 45 –
65 detik
Usia kehamilan > 42 minggu: ATCA < 45 detik
Bila didapat ATCA 42 – 46 detik  kehamilan
lewat waktu
Permasalahan
 Perubahan pada plasenta
- Penimbunan kalsium
- Selaput vaskulosinsisial menjadi tebal dan
jumlahnya berkurang  mekanisme transpor
plasenta ↓
- Terjadi proses degenerasi jaringan plasenta
edema, timbunan fibrinoid, fibrosis intervili dan
infark vili
- Perubahan biokimia: aliran natrium, kalium &
glukosa ↓, pengangkutan asam amino, lemak, gama
globulin terganggu  PJT
Permasalahan (lanjutan)
 Pengaruh pada Janin
- Berat janin : cenderung makrosomia
- Sindroma postmaturitas:
Gangguan pertumbuhan, dehidrasi, kulit kering,
keriput seperti kertas (hilangnya lemak subkutan),
kuku panjang, tulang tengkorang keras, verniks
kaseosa & lanugo (-), maserasi kulit terutamadaerah
lipat paha & genitalia eksterna, warna coklat
kehijauan atau kekuningan pada kulit & tali pusat,
rambut kepala banyak (tebal)
Permasalahan (lanjutan)
- Gawat janin sampai kematian perinatal
Sebagian besar terjadi intra partum, biasanya
disebabkan:
makrosomia distosia, fraktur klavikula, dll
Insufisiensi plasenta  PJT, oligohidramnion,
keluarnya mekonium, hipoksia janin
Cacat bawaan anensefalus, hipoplasi adrenal
Komplikasi bayi baru lahir  suhu tidak stabil,
hipoglikemia, polisitemia & kelainan neurologik
Permasalahan (lanjutan)
• Pengaruh pada Ibu
Morbiditas & mortalitas meningkat krn makrosomia, tulang tengkorak
lebih keras, partus lama, partus dengan tindakan, dll

Aspek emosi: cemas karena belum lahir juga

Aspek mediko legal: masalah dlm kedudukan ayah sehubungan


dengan usia kehamilan
Penatalaksanaan
• Beberapa hal yang harus diperhatikan:
- Pastikan apakah memang sdh terjadi lewat waktu
- Identifikasi kondisi janin NST/CST, gerak janin, amnioskopi,
profil biofisik
-Tentukan kematangan serviks
Penatalaksanaan (lanjutan)

- Hati-hati kemungkinan terjadi distosia bahu terutama pada bayi


besar
- Cegah terjadinya aspirasi mekonium
- Segera setelah bayi lahir, periksa terhadap kemungkinan terjadinya
hipotermi, hipoglikemi, hipovolemi, polisitemi
- Pengawasan ketat terhadap neonatus dengan tanda-tanda
postmaturitas
KONSEP
BAYI BARU LAHIR
PENDAHULUAN
 Mengalami masa transisi  dari intra uterin ke
(hangat, redup, lingk memenuhi O2 dan
pengatuturan suhu, bebas kebisingan)  ke
ekstra uterin
 Periode penyesuaian ini dimulai dari
berkurangnya O2 selama kontraksi uterus,
kompresi-dekompresi kepala dada, ekstensi
anggota gerak dan tulang selama proses
persalinan
 Setelah lahir  mendapat rangsangan suara,
cahaya, dingin, gravitasi, sentuhan, dll
DEFINISI
 Bayi baru lahir normal : bayi yang lahir melalui proses
kelahiran sampai usia 4 minggu, dengan masa gestasi 38 –
42 minggu dan mampu menyesuaikan diri dari kehidupan
intra uterin ke kehidupan ekstra uterin
 Periode neonatal : periode sejak lahir hingga berusia 4
minggu sesudah lahir
Empat penyesuaian utama
1. Perubahan suhu dalam rahim dan suhu lingkungan
di luar rahim
2. Perubahan pernapasan sebelum lahir memperoleh
O2 melalui plasenta dan setelah lahir bernapas
sendiri
3. Menghisap dan menelan  merup. Cara bayi
memperoleh makanan, untuk menggantikan cara
menerima makanan melalui plasenta
4. Cara pembuangan melalui organ sekresi, yang
sebelumnya terjadi melalui sistem eksresi-sekresi
amnion
PENAMPILAN FISIK BBL
 Perbandingan berbagai bagian tubuh BBL sangat berlainan
dengan proporsi pada janin, balita, remaja dan dewasa
Ukuran kepala relatif lebih besar, berbentuk bundar,
mandibula kecil, dada lebih bundar
 Pada waktu lahir : terlihat bentuk kepala yang tidak normal
akibat tekanan waktu proses persalinan
 Sikap BBL cenderung lebih fleksi
 Pada BBL sering terlihat milia, fimosis, bercak
putih mengkilat pada mukosa mulut, bentuk
telinga yang berbeda (liang telinga luar
pendek, membran timpani lebih tebal dan
curam, telinga tengah banyak mengandung
mukoid, tuba eustacii pendek, dll)
 Hati dan limpa biasanya teraba sedikit di
bawah arkus kostal
 Kedua ginjal sering dapat diraba
 BB Bayi Baru Lahir kira-kira 3000 gram,
biasanya anak laki-laki lebih berat dari
perempuan
 Lebih kurang 95% bayi cukup bulan
mempunyai BB antara 2500 – 4250 gram
 PB rata-rata 50 cm. Lebih kurang 95%
diantaranya PB sekitar 45 – 55 cm
 Ukuran lingkar kepala (LK) rata-rata 35,5 cm
 Lingkar dada rata-rata 33 cm ( 2-3 cm lebih
kecil dari LK)
FISIOLOGI NEONATUS
1. Sistem Pernapasan
 Dalam uterus janin mendapat O2 melalui plasenta
 Setelah lahir pertukaran gas terjadi dalam paru-paru
 Rangs. untuk pernapasan pertama adalah akibat adanya
tekanan mekanis pada thorak sewaktu melewati jalan lahir
 Penurunan tek O2 dan kenaikan tek CO2
merangsang kemoreseptor pada sinus karotis
(stimulasi kimia)
 Rangsangan dingin di daerah muka bayi dapat

merangsang permulaan pernapasan ( stimulasi


sensorik)
 Usaha bayi pertama kali untuk mempertahan-

kan tekanan alveoli; selain adanya surfaktan,


adalah dengan menarik napas dan
mengeluarkan napas dengan menjerit.
2. Jantung dan sirkulasi darah
 Saat lahir janin segera menghirup udara dan

menangis kuat  paru-paru mengembang


 Tek. paru-paru mengecil dan darah mengalir

ke paru-paru  duktus botali tidak berfungsi


dan foramen ovale akan menutup
 Dengan adanya pemotongan tali pusat,

foramen ovale menutup, dengan proses :


sirkulasi plasenta berhenti  aliran darah ke
atrium kanan menurun  tekanan jantung
kanan menurun, tekanan rendah di aorta hilang
tekanan jantung meningkat dan resistensi
pada paru meningkat, hal ini meningkatkan
tekanan ventrikel kiri
3. Saluran pencernaan
 Bila dibandingkan dengan ukuran tubuh, saluran

pencernaan pada neonatus relatif lebih berat dan lebih


panjang dibandingkan dengan orang dewasa.
 Tinja pertama (mekonium) keluar pada usia 8 – 24 jam

setelah lahir, dengan adanya pemberian susu mekonium


mulai diganti dengan tinja tradisional pada hari ke-3 dan
ke-4.
 Hepar dan enzim belum aktif sempurna. Misal : enzim

Uritis Di Phosphat Glukoronida Transferase ( UDPGT)


dan enzim Glukosa 6 Phosphat Dihodrogenase ( G6PD)
yang berfungsi dalam sintesa bilirubin  kadang
neonatus memperlihatkan gejala ikterus
 Luas perm tubuh neonatus > org dewasa  metab lbh bsr
4. Produksi Panas
 Pada neonatus apabila mengalami hipotermi

bayi mengadakan penyesuaian suhu dengan


cara pembakaran cadangan lemak
 Tidak semua neonatus memiliki suhu tubuh

yang sama karena hal ini sangat dipengaruhi


oleh suhu lingkungan, umur kehamilan dan
BB bayi
Mekanisme terjadinya Hipotermia: Hipotermia
pada bayi baru lahir timbul karena penurunan
suhu tubuh yang dapat terjadi melalui:

 Radiasi : Yaitu panas tubuh bayi memancar


kelingkungan sekitar bayi yang lebih dingin,
misal : BBL diletakkan ditempat yang dingin
 Evaporasi : Yaitu cairan/air ketuban yang
membasahi kulit bayi menguap, misal : BBL
tidak langsung dikeringkan dari air ketuban.
Lanjutannn
 Konduksi : Yaitu pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi
langsung kontak dengan permukaan yang lebih dingin, misal :
popok/celana basah tidak langsung diganti.
 Konveksi : Yaitu hilangnya panas tubuh bayi karena aliran
udara sekeliling bayi, misal : BBL diletakkan dekat
pintu/jendela terbuka.
5. Kelenjar Endokrin
 Selam dalam uterus janin mendapatkan hormon dari

ibunya.
 Pada kehamilan 10 mgg kortikotropin (hormon yang

diperlukan untuk mempertahankan glandula suprarenalis


janin) telah ditemukan dalam hipofisis janin.
 Kadang-kadang hormon yang didapat dari ibu masih

berfungsi dan pengaruhnya dapat dilihat


 Pembesaran kelenjar air susu, pseudomenstruasi
 Kelenjar adrenal waktu lahir relatif lebih besar

dibanding org dewasa


 Kelenjar tiroid sdh sempurna terbentuk waktu lahir dan

mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir


6. Keseimbangan Cairan dan Fungsi Ginjal
 Glomerulus di ginjal mulai dibentuk pada janin
umur 8 mgg
 Ginjal janin mulai berfungsi pada usia kehamilan
12 mgg
 Tubuh neonatus mengandung relatif lebih banyak
air dan kadar natrium > kadar kalium
 Ginjal belum berfungsi sempurna karena :
a. Jumlah nefron matur belum sebanyak org dws
b. Tidak seimbang antara luas perm glomerulus dan
vol tubulus proksimal
c. Aliran darah ke ginjal pada neonatus relatif kurang,
tergantung tingkat perkembangan ginjal dan jumlah
cairan yang masuk
7. Susunan Syaraf
 Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada

usia kehamilan 16 mgg sedangkan gerakan


menghisap terjadi pada usia kehamilan 32 mgg
 Pada triwulan terakhir hubungan antara syaraf

dan fungsi otot menjadi lebih sempurna  shg


janin di atas usia kehamilan 32 mgg dpt hidup
di luar kandungan.
 Pada usia kehamilan 28 mgg mata janin

menjadi sangat sensitif pada cahaya.


8. Sistem imunologi
 Protein yang mengandung zat antibodi Ig G

yang banyak dibentuk pada bulan kedua


setelah bayi dilahirkan
 Ig G pada janin berasal dari ibunya yang

didapat melalui plasenta


 Ig A banyak ditemukan setelah janin lahir dan

khususnya saluran pernapasan.


 Ig M ditemukan pada usia kehamilan 20 mgg

dan produksinya meningkat setelah janin lahir


9. Nutrisi BBL
 Makanan utama neonatus ASI

 Keuntungan ASI

1. Bagi Ibu :
 Memberi kepuasan batin
 Lebih praktis
 Mengembalikan bentuk tubuh
 Menunda masa kehamilan
2. Bagi Bayi
 Memberi perlindungan terhadap infeksi dan

diare
 Memberi kekebalan

 Meningkatkan hubungan kasih sayang

 Mengurangi kegemukan

 Membentuk rahang gigi yang baik


PERILAKU NEONATUS
1. Perilaku Fisik
a. Perilaku neonatus
- Habituation
- Orientasi
 Maturitas Motor

 Kemampuan menenagkan diri

 Perilaku sosial
b. Keadaan tidur
 Tidur pulas

 Tidur ringan

 Status mengantuk

 Status yang senang kesiagaan

 Status terbangun dari aktif

 Status menagis dengan keras


Penilaian perilaku skala Brazelton, meliputi 4
dimensi :
 Proses interaksi dengan lingkungan, kegembiraan, kasih sayang dan
kemesraan
 Proses motorik mencakup tonus otot, kematangan motorik, reaksi
defensif, gerakan tangan ke mulut, gerakan secara umum berbagai
refleks
 Pengelolaan status fisiologi seperti reaksi terhadap cahaya, suara dan
tusukan jarum
 Respon terhadap ketegangan seperti gemetar, perubahan warna kulit,
terkejut
Reflek Primitif Pada Neonatus
Pengertian

• Refleks adalah mekanisme tubuh untuk merespon dengan cepat


dimana impuls dari sensori tidak diinterpretasikan ke otak manusia,
melainkan langsung berbelok dari sensori menuju serabut motoris di
lengkung refleksnyakni di medulla spinalis baik bagian medulla dan
korteks
• Refleks primitive adalah aksi reflex yang berasal dari dalam SSP yang
ditunjukkan bayi baru lahir normal namun secara neurologis tidak
lengkap
• Refleks ini tidak menetap sampai dewasa, namun lama kelamaan akan
menghilang karena dihambat oleh lobus frontal sesuai dengan tahap
perkembangan anak normal
REFLEKS MORO

• Refleks primitif ini terdapat pada bayi baru lahir sampai 3 bulan. Refleks ini
dapat dimunculkan dengan cara memukul tempat tidur bayi, suara ribut, dsb.
Tetapi paling baik dengan cara memegang dan meletakkan lengan
pemeriksa sepanjang punggung dan kepala bayi. Kemudian, jika tiba-tiba
kepala bayi dijatuhkan sesaat beberapa centimeter ke belakang, akan
muncul reflex
•Tahap 1. Lengan dan tungkai terentang seperti terkejut.
•Tahap 2. Lengan melakukan gerak fleksi seperti memeluk
GRASPING / PALMAR GRASP REFLEX

•Refleks genggam ini menghilang pada bayi umur 6-8 bulan. Refleks gasp ini
dapat ditimbulkan dengan cara menggoreskan jari-jari pemeriksa pada
permukaan telapak tangan bayi. Bayi akan menggenggam jari pemeriksa dan
genggaman tersebut cukup erat sehingga dengan genggaman tersebut bayi
dapat diangkat, bahkan pada bayi kurang bulan genggaman tersebut juga
sudah cukup kuat.
SUCKING REFLEKS

Refleks menghisap (sucking reflex). Bayi akan melakukan gerakan menghisap


ketika anda menyentuhkan putting susu ke ujung mulut bayi. Refleks menghisap
terjadi ketika bayi yang baru lahir secara otomatis menghisap benda yang
ditempatkan di mulut mereka
ROOTING REFLEKS

Reflex mencari (rooting reflex) terjadi ketika pipi bayi diusap


(dibelai) atau di sentuh bagian pinggir mulutnya. Sebagai
respon, bayi itu memalingkan kepalanya ke arah benda yang
menyentuhnya dalam upaya menemukan sesuatu yang dapat
dihisap. Refleks menghisap dan mencari menghilang setelah
bayi berusia sekitar 3 hingga 4 bulan
TONIC NECK REFLEX

3. Refleks tonik otot leher asimetris


•Refleks tonik leher asimetris ini dapat ditimbulkan dengan cara menolehkan kepala bayi ke satu sisi dan
bayi akan bereaksi dengan gerakan ekstensi lengan dan tungkai pada sisi yang berlawanan. Refleks ini
berangsur menghilang pada umur kehamilan 36 minggu dan hampir tidak tampak pada bayi cukup bulan,
kemudian muncul lagi pada umur 1 bulan dan selanjutnya menghilang lagi.

4. Refleks tonik otot leher simetris


•Bila kepala bayi diekstensikan, akan terdapat tonus otot ekstensor lengan dan tonus otot fleksor tungkai.
Bila difleksikan, akan terjadi sebaliknya. Refleks ini menghilang pada umur 8-10 minggu.
STEPPING/WALKING REFLEK

 .Jika ibu atau seseorang menggendong bayi dengan posisi berdiri


dan telapak kakinya menyentuh permukaan yang keras, ibu/orang
tersebut akan melihat reflex berjalan, yaitu gerakan kaki seperti
melangkah kedepan
BABINSKI REFLEKS

• Refleks primitive pada bayi berupa gerakan jari –


jari mencengkram ketika bagian bawah kaki
diusap, indikasi syaraf berkembang dengan normal.
Hilang diusia 4 bulan
CRAWLING REFLEKS

• Saat bayi diposisikan tengkurap maka bayi akan membentuk posisi


merangkak karena saat di dalam rahim kakinya tertekuk ke arah
tubuhnya
Perilaku Psikososial
 Menurut Freud : Masa Oral
 Menurut Erickson : Trust Vs. Mistrust
 Menurut Piaget : Fase sensorik motorik
 Menurut Sullivan : Fase maternal personal  mulai mengenal
ibunya
Peran Ortu
 Memelihara kecukupan nutrisi
 Kasih sayang dan belaian ortu  tempat yang paling aman dan
nyaman bagi bayi
 Kontak sosial dibutuhkan bayi
 Hubungan erat ibu dan bayi sangat diperlukan dalam menit-
menit pertama kelahiran  Bounding attachment
 Bermain sangat diperlukan bayi
Bermain pada neonatus meliputi :
 Stimulus penglihatan dengan membuka dan menutup mata,
melihat benda bergerak dan warna-warni
 Stimulus pendengaran dengan berbicara pada anak, bernyanyi
dengan suara lembut, memainkan musik
 Stimulus gerakan halus dengan meletakkan bayi ditempat
hangat, stimulus gerakan kasar yang mengayun dan dibuai
Kebutuhan Ibu Bersalin Dihubungkan Dengan Adaptasi
Fisiologis dan psikologis pada Saat Persalianan

1. Dukungan Fisik dan psikologis,


2. Kebutuhan makan dan cairan
3. Kebutuhan eliminasi
4. Posisi dan ambulansi
5. Pengurangan Rasa Sakit Pendakatan pengurangan rasa sakit menurut Varney’s
Midwifery sebagai berikut : 1) Adanya seseorang yang dapat mendukung dalam
persalinan 2) Pengaturan posisi 3) Relaksasi dan latihan pernapasan 4) Istirahat
dan Privasi 5) Penjelasan mengenai proses/ kemajuan/ prosedur yang akan
dilakukan.
Presentation title
Mirjam Nilsson​

Thank you mirjam@contoso.com

www.contoso.com

Anda mungkin juga menyukai