Anda di halaman 1dari 30

ILMU KESEHATAN OLAHRAGA

(PROF. H.Y.S. SANTOSA GIRIWIJOYO, DR. DIKDIK ZAFAR SIDIK,


M.PD, 2017 DAN 978-979-692-085-3)

OLEH :

KELOMPOK VII/PJKR E 2017


M. ALFARIDZIE YOANDARI
NOPRIAN AHMAD NURDIN LUBIS
SEPTIAN FARUQI SIAGIAN

PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim. Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat


Allah, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat
menyusun makalah Critical Book Report dan Critical Jurnal Report Kesehatan
Olahraga dengan isi yang sangat sederhana ini.
Tugas ini berisikan ringkasan sedikit banyaknya dari isi makalah ini,
seperti misalnya membahas kesehatan olahraga.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah yang kami kerjakan ini. Oleh karena itu kami harapkan kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun  demi kesempurnaan tugas ini. Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih, dan semoga makalah ini memberikan banyak
manfaat untuk kita.

Medan, 06 Maret 2020

( Tim Penulis )
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
Bab I    PENDAHULUAN.................................................................................1
Identitas Buku.........................................................................................1

Bab II RINGKASAN ISI BUKU.....................................................................4


Sub Bab 1...............................................................................................4
Sub Bab 2...............................................................................................4
Sub Bab 3...............................................................................................
Sub Bab 4...............................................................................................

Bab III   PEMBAHASAN...................................................................................6
Pembahasan Isi buku.............................................................................6

Bab VI PENUTUP.............................................................................................
Kesimpulan ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Identitas buku yang direview :
1. Judul : Ilmu Kesehatan Olahraga
2. Edisi :
3. Pengarang : Prof. H.Y.S. Santosa Giriwijoyo, Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd
4. Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
5. Kota terbit : Bandung
6. Tahun terbit : 2017
7. ISBN : 978-979-692-085-3

1
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A. Sub bab Lingkup kesehatan olahraga, Lingkup kesehatan olahraga di bagi dalam 2
golongan yaitu lingkup yang meliputin aspek jasmaniah dan lingkup rohaniah dan sosial
1. Aspek jasmaniah
Ilmu kesehatan yang membahas aspek jasmaniah meliputin bahasan “
a. Ilmu kesehatan umum (ilmu kesehatan statis dan dinamis)
b. Hygiene (kesehatan) olahraga
c. Pertumbuhan dan perkembangan
d. Histologi, membahas masalah anatomi-fisiologi seluler molekuler dalam
kaitannya dengan olahraga
e. Anatomi
f. Fisiologi, Ilmu faal dasar membahas fungsi dan mekanisme kerja berbagai organ
tubuh. Ilmu faal kerja membahas respon-respon dan adaptasi fisiologik dari
berbagai organ tubuh
g. Evaluasi kesehatan olahraga terhadap atlet
h. Biomekanika, membahas masalah mekanika gerak biologic atlet untk mencapai
prstasi maksimal dalam cabang olahraganya.

2. Aspek rohaniah dan sosial


Bahasan mengenai aspek rohaniah dan sisal dalam linglup olahraga telah
berkebang menjadi ilmu tersendiri, yang meliputin psikologi olahraga, pedagogi
olahraga dan sosial olahraga

3. Aspek lingkungan
a. Lingkungan alam yang meliputin masalah suhu lingkungan, kelembapan dan
ketinggian yang termaksud ke dalam pokok bahasan adaptasi-aklimatisasi
terhadap kondisi lingkungan.
b. Faktor peralatan olahraga. Ergonomi membahas masalah penyesuaian manusia
terhadap macam olahraga/kerja yang hars dilakukan dan oenyesuaian manusia
terhadap alat olahraga/kerja.
Kesimpulan
Ruang lingkup kesehatan olahraga terbagi menjadi dua, yaitu aspek jasmani dan
aspek rohaniah. Pada aspek jasmani membahas mengenai gerak, gerak yang dilakukan pada
saat berolahraga, dari segi anatomi ,fisiologi dan biomekanika seseorang pada saat
berolahraga. Sedanglan aspek rohaniah membahas mengenai suatu hal yang berhubungan
dengan dirinya dengan tuhannya ataupun psikologi olahraga, pedagogi olahraga dan sosial
olahraga

B. Sub sehat dan kesehatan, Dengan nikmatnya sehat, maka semua orang tentu ingin tetap
sehat. Sayangnya tidak semua orang nerasa perlu melakukan olahraga, walaupun ia juga
tau dengan ungkapan, olahraga itu menyehatkan. Pada hakikatnya semua lembaga
pemerintah maupun swasta, yang membina maupun yang menggunakan sumber daya
manusia, yang bergerak di bidang manapun, sadar maupun tidak dalam setiap kegiatannya
bertujuan memlihara kesejahteraan dan produkrivitas mereka untuk menuju ke
sejahteraan. WHO mengemukakan bahwa “sehat adalah sejahtera jasmani, rohani dan
sosial bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan”
Kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rohaniah dilakukan dengan upaya
menunjukkan dan menyadarkan posisi dirinya dalam hubungannya dengan al-kholik.
Olahraga baik sebagai kegiatan maupun sebagai media pendidikan mempunyai potensi
yang besar untuk menyumbangkan kontribusinya dalam masalah ini. Melalui olahraga
dapat dengan mudah ditunjukkan betapa terbatasnya kemampuan manusia, betapa perlu
kita memelihara lingkungan hidup kita

Kesimpulan
Sehat merupakan yang sehat jasmani dan rohani. Sebagai kebutuhan yang di
perlukan oleh setiap individu, untuk bisa sehat, maka di perlukan olahraga yang dapat
menyehatkan jasmani dan rohani. Di lakukan secara rutin walaupun tidak dilakukan dalam
intensitas yang lama. Untu meningkatkan rohaniah maka dilakukan upaya dendan
menyadarkan posisi dirinya dalam hubungannya dengan tuhan.

C. Sub bab Olahraga kesehatan


Olahraga Kesehatan adalah olahraga untuk memelihara atau untuk meningkatkan derajat
kesehatan dinamis. Sehingga orang bukan hanya saja sehat dikala diam (sehat statis) tetapi
juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas
dalam kehidupannya sehari-hari (sehat dinamis).
Berbeda dengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan organ-organ tubuh
secara maksimal, olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk
dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan gerak maupun keadaan istirahat.
Oleh karena itu olahraga kesehatan hendaknya dijadikan sebagai materi pokok dalam
pelaksanaan pembinaan mutu sumber daya manusia melalui pendekatan dari aspek jasmani.
Diperlukan kreatifitas yang tinggi untuk membuat berbagai variasi bentuk aktivitas
gerakannya agar olahraga kesehatan menjadi tidak membosankan, tetapi konsep dasarnya
harus tetap olahraga kesehatan.
Olahraga kesehatan memiliki dampak positif apabila diterapkan dilembaga
pendidikan. Dampak positif yang bisa diperoleh adalah rasa kesetaraan dan kebersamaan
diantara sesama karena mereka semua merasa dapat dan mampu melakukan olahraga dengan
baik secara bersama-sama. Sebaliknya, bila olahraga yang diterapkan seperti contoh misalnya
tenis meja banyak siswa atau orang merasa teepinggirkan karena merasa tidak mampu untuk
melakukannya. Dampak lebih lanjut dari rasa terpinggirkan adalah timbulnya kebencian antar
sesama siswa terhadap olahraga.
Olahraga kesehatan sangat penting untuk dipahami semua orang yang berkepentingan
dalam pembinaan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, yang merupakan wujud dari
peningkatan mutu sumber daya manusia. Gemar berolahraga: mencegah penyakit, hidup
sehat dan nikmat ! Malas berolahraga: mengundang penyakit!, Tidak berolahraga:
menelantarkan diri!.
Saat ini banyak orang yang mengalami penyakit non-infeksi seperti jantung, tekanan
darah tinggi,dll. Yang disebabkan karena kurangnya aktivitas gerak disertai juga dengan
stres. Hal ini banyak dijumpai pada kelompok usia menengah dan lanjut, khususnya untuk
yang tidak berolahraga.
Konsep olahraga kesehatan adalah padat gerak, bebas stres, singkat cukup 10-3- menit
tanpa henti, adekuat, massal, mudah, murah meriah ,dan fisiologis (bersifat aman). Berbeda
sengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan maksimal organ-organ tubuh, olahraga
kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk dapat tetap berfungsi
normal dalam keadaan apapun.
Inilah sebabnya olahraga prestasi dan olahraga dengan intensitas tinggi pada
umumnya selalu mengundang resiko cedera yang lebih besar daripada olahraga kesehatan.
Yang lebih berbahaya lagi olahraga berat dapat memicu terjadinya serangan jantung dan
stroke yang mematikan diwaktu melakukan olahraga berat, khususnya pada usia menengah
keatas. Oleh karena itu olahraga kesehatan harus submaksimal, kecuali pada waktu menjalani
tes kebugaran jasmani.
Bentuk olahraga yang memenuhi kriteria olahraga kesehatan yang dapat disajikan di
lembaga-lembaga pembinaan mutu sumber daya manusia adalah senam aerobik, pencak silat,
karate yang kesemuanya dapat disajikan secara massal. Disamping itu olahraga yang dapat
dilakukan yaitu jalan cepat/lari lambat (jogging).
Tetapi yang terbaik untuk dilakukan adalah tiga olahraga yang disebutkan diawal
karena dapat menjangkau seluruh sendi dan otot-otot tubuh, disamping juga merangsang otak
untuk berpikir khususnya senam aerobik karena peserta senam haruslah memperhatikan
dan ,menirukan gerakan dari instruktur senam yang selalu berubah tanpa pola.

Kesimpulan
1. Olahraga kesehatan adalah olahraga untuk memelihara atau untuk meningkatkan
derajat kesehatan dinamis. Sehingga orang bukan hanya saja sehat dikala diam (sehat
statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung
setiap aktivitas dalam kehidupannya sehari-hari (sehat dinamis).
2. Olahraga kesehatan memiliki dampak positif apabila diterapkan dilembaga
pendidikan. Dampak positif yang bisa diperoleh adalah rasa kesetaraan dan
kebersamaan diantara sesama karena mereka semua merasa dapat dan mampu
melakukan olahraga dengan baik secara bersama-sama.
3. Konsep olahraga kesehatan adalah padat gerak, bebas stres, singkat cukup 10-3- menit
tanpa henti, adekuat, massal, mudah, murah meriah ,dan fisiologis (bersifat aman).
Berbeda sengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan maksimal organ-organ
tubuh, olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk
dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan apapun.
4. Bentuk olahraga yang memenuhi kriteria olahraga kesehatan yang dapat disajikan di
lembaga-lembaga pembinaan mutu sumber daya manusia adalah senam aerobik,
pencak silat, karate yang kesemuanya dapat disajikan secara massal.
5. Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan kesehatan adalah aktivitas gerak raga
dengan intensitas yang setingkat diatas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan
untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari.
6. ciri olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis adalah Gerakannya mudah,
Intensitasnya sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan
maksimal atau gerakan eksplosif maksimal, Terdiri dari satuan-satuan gerakan yang
dapat dibuat untuk menjangkau seluruh sendi dan otot, Bebas stres, Diselenggarakan
3-5x/minggu (minimal 2x/minggu), Dapat mencapai intensitas antara 65-80% denyut
nadi maksimal (DNM) sesuai umur.
D. Sub bab Ciri Olahraga kesehatan
Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan kesehatan adalah aktivitas gerak raga dengan
intensitas yang setingkat diatas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan untuk keperluan
pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari (Blair, 1989 dalam Cooper, 1994).
Oleh karena itu setiap orang mempunyai dosis olahraganya masing-masing. Berikut
adalah ciri olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis :
1. Gerakannya mudah, sehingga dapat diikuti oleh orang kebanyakan dan seluruh
peserta pada umumnya (bersifat massal).
2. Intensitasnya sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan
maksimal atau gerakan eksplosif maksimal.
3. Terdiri dari satuan-satuan gerakan yang dapat dibuat untuk menjangkau seluruh sendi
dan otot, serta dapat dirangkai untuk menjadi gerakan yang continue (tanpa henti). Adanya
satuan gerakan merupakan faktor penting untuk dapat mengatur dosis dan intensitas
olahraga kesehatan secara bertahap.
4. Bebas stres (non kompetitif = tidak untuk dipertandingkan).
5. Diselenggarakan 3-5x/minggu (minimal 2x/minggu).
6. Dapat mencapai intensitas antara 65-80% denyut nadi maksimal (DNM) sesuai umur.
DNM sesuai umur = 220- umur dalam tahun. Sebaiknya tiap peserta mengetahui cara
menetapkan dan menghitung denyut nadi latihan masing-masing.
Perlu diperhatikan dan dipahami dengan baik “Bila seseorang melakukan olahraga
untuk tujuan kesehatan, tetapi ia menjadi sakit karenanya, maka dapat dipastikan bahwa ia
ttelah salah dalam melaksanakan olahraga kesehatannya. Pelatihan olahraga kesehatan
harus selalu dilakukan secara bertahap karena pentahapan adalah bagian dari prosedur
keamanan. Sebaliknya jika orang melakukan olahraga untuk tujuan prestasi, jangankan
hanya ancaman sakit, adanya ancaman kematian pun harus dapat dipahami karena prestasi
itu demi kehormatan bangsa dan negara.”Itulah falsafah dasar bagi olahraga kesehatan dan
olahraga prestasi.

Kesimpulan
1. Olahraga kesehatan adalah olahraga untuk memelihara atau untuk meningkatkan
derajat kesehatan dinamis. Sehingga orang bukan hanya saja sehat dikala diam (sehat
statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung
setiap aktivitas dalam kehidupannya sehari-hari (sehat dinamis).
2. Olahraga kesehatan memiliki dampak positif apabila diterapkan dilembaga
pendidikan. Dampak positif yang bisa diperoleh adalah rasa kesetaraan dan
kebersamaan diantara sesama karena mereka semua merasa dapat dan mampu
melakukan olahraga dengan baik secara bersama-sama.
3. Konsep olahraga kesehatan adalah padat gerak, bebas stres, singkat cukup 10-3- menit
tanpa henti, adekuat, massal, mudah, murah meriah ,dan fisiologis (bersifat aman).
Berbeda sengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan maksimal organ-organ
tubuh, olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk
dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan apapun.
4. Bentuk olahraga yang memenuhi kriteria olahraga kesehatan yang dapat disajikan di
lembaga-lembaga pembinaan mutu sumber daya manusia adalah senam aerobik,
pencak silat, karate yang kesemuanya dapat disajikan secara massal.
5. Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan kesehatan adalah aktivitas gerak raga
dengan intensitas yang setingkat diatas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan
untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari.
6. ciri olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis adalah Gerakannya mudah,
Intensitasnya sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan
maksimal atau gerakan eksplosif maksimal, Terdiri dari satuan-satuan gerakan yang
dapat dibuat untuk menjangkau seluruh sendi dan otot, Bebas stres, Diselenggarakan
3-5x/minggu (minimal 2x/minggu), Dapat mencapai intensitas antara 65-80% denyut
nadi maksimal (DNM) sesuai umur.

E. Sub bab latihan otot pada olahraga kesehatan


Latihan Otot pada Olahraga Kesehatan, Latihan Otot pada Olahraga Kesehatan menurut buku
yang di review, sasaran olahraga kesehatan pada umumnya dan khususnya bagi lansia adalah
untuk :
1. Memelihara dan meningkatkan mobilitas dan kemandirian gerak (Sehat dinamis)
untuk memelihara dan meningkatkan kemandirian dalam peri-kehidupan bio-psiko-
sosiologiknya
2. Mencegah, menghambat perjalanan, meringkan gejala-gejala penyakit non-infeksi,
termasuk menyembuhkan penyakit kelemahan fisik.
3. Mengendalikan berat badan bersamaan dengan pengaturan diet
4. Meningkatkan semangat dan kualitas hidup
Kesimpulan :
Kalau anda melakukan olahraga untuk tujuan kesehatan, maka taatilah syarat-syarat
dan tata cara melakukan olahraga kesehatan, jangan sampai kebablasan, karena risiko benar-
benar pada anda sendiri.
BAB III
PEMBAHASAN
Pembahasan Isi Buku
a. Pembahasan Sub Bab 1 tentang Lingkup Kesehatan Olahraga.
Lingkup Kesehatan Olahraga menurut buku yang direview adalah Ruang lingkup kesehatan
olahraga terbagi menjadi dua, yaitu aspek jasmani dan aspek rohaniah. Pada aspek jasmani
membahas mengenai gerak, gerak yang dilakukan pada saat berolahraga, dari segi anatomi
,fisiologi dan biomekanika seseorang pada saat berolahraga. Sedanglan aspek rohaniah
membahas mengenai suatu hal yang berhubungan dengan dirinya dengan tuhannya ataupun
psikologi olahraga, pedagogi olahraga dan sosial olahraga. Sedangkan menurut Buku B
adalah
Dalam masalah kesehatan pada faktor manusia, usaha kuratif memang lebih merupakan
wewenang kalangan medis dan paramedis. Tetapi usaha preventif, apalagi yang bersifat
perbaikan faktor lingkungan, lebih bersifat multidisipliner, meliputi banyak bidang keahlian:
planologi, teknik lingkungan, gedung/bangunan, kesehatan masyarakat, kedokteran dan ahli
kesehatan lainnya. Usaha preventif yang ditujukan pada faktor manusianya juga meliputi
banyak bidang keahlian : gizi, ilmu faal, olahraga, kedokteran dan kesehatan masyarakat.
Sedangkan menurut jurnal 1, (Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2013) 3: 18-24)
Menurut Krawczyk (dalam Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2013) 3: 18-24)
secara umum somatic culture dapat dikategorikan sebagai berikut: 1) Pola Estetik, yang
dipengaruhi oleh tren bentuk ideal keindahan tubuh, sport fashion, dan olahraga sebagai gaya
hidup, yang mencakup keharmonisan bentuk, 2) Pola Hedonistik, yang lebih mementingkan
impresi kinetik. Dalam pola ini gerak (movement) merupakan sumber kesenangan, hiburan
dan kepuasan. Ini merupakan salah satu sebab, mengapa pada masyarakat yang memiliki pola
hedonistik dalam budaya geraknya, mempraktekkan olahraga beladiri sebagai bentuk
rekreasi. 3) Pola Asketik, yang pada dasarnya memiliki makna mengesampingkan atau
menurunnya penghargaan terhadap tubuh dan kebutuhannya. 4) Pola Higienis, mewujudkan
tujuan eksistensial dan utilitarian, 5) Pola Kebugaran Jasmani, ini adalah kelanjutan dari
tradisi ksatria dan militer. untuk memberi kompensasi terhadap situasi defisit peradaban
gerakan fisik yang menyebabkan atrofi dan sejumlah penyakit peradaban. 6) Pola Agonis,
mewujudkan suatu bentuk keberanian karena mengekspresikan dirinya melalui pertarungan
dan persaingan dalam olahraga.. Seiring dengan ide murni amateurship dan prinsip fair play
pola ini menyebabkan benturan aksiologis dari olahraga kontemporer. Sedangkan menurut
jurnal 2, (Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 3, No. 1, Juni 2014) Olahraga memiliki manfaat
diantaranya untuk latihan sebagai alat pendidikan, sarana pencapaian prestasi, mata
pencaharian, media kebudayaan, memelihara kesehatan, dan tidak kalah pentingnya sebagai
gaya hidup dikalangan masyarakat dengan sasaran utamanya yaitu membentuk insan
seutuhnya yang sehat secara jasmani maupun rohani. Hampir semua negara menaruh
perhatiannya terhadap olahraga. Berdasarkan keempat pendapat diatas, Lingkup kesehatan
olahraga juga merupakan olahraga rekreasi yakni kegiatan fisik yang dilakukan dalam waktu
senggang untuk mengisi waktu senggang yang mendatangkan kesenangan dan kegembiraan
sehingga melalui olahraga rekreasi dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan
mengutamakan nilai-nilai kesenangan atau kepuasan, positif, sehat.

b. Pembahasan Sub Bab 2 tentang Sehat dan Kesehatan


Sehat dan kesehatan olahraga menurut buku yang di review ialah sehat adalah sejahtera
jasmani, rohani dan sosial bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan.
Olahraga baik sebagai kegiatan maupun sebagai media pendidikan mempunyai potensi yang
besar untuk menyumbangkan kontribusinya dalam masalah ini. Melalui olahraga dapat
dengan mudah ditunjukkan betapa terbatasnya kemampuan manusia, betapa perlu kita
memelihara lingkungan hidup kita. Sedangkan menurut buku B adalah Sehat adalah :
kebutuhan dasar bagi kehidupan, oleh karena itu harus dipelihara, bahkan ditingkatkan. Cara
terpenting, termurah dan fisiologis untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
ádalah dengan memberlakukan : Olahraga (Kesehatan). Seluruh Siswa perlu Olahraga baik
sebagai konsumsi yaitu mendapatkan manfaat langsung dari melakukan kegiatan Olahraga,
maupun sebagai media bagi Pendidikan. Sedangkan menurut jurnal 1 ( Jurnal Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015, 834 – 842) Unesa Jurnal
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015, 834 - 842 ialah
Kristiyandaru, (2010: 41) ada tiga hal penting yang bisa menjadi sumbangan unik dari
pendidikan jasmani, yaitu: a. Meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan siswa, b.
Meningkatkan terkuasainya keterampilan fisik yang kaya dan, c. Meningkatkan pengertian
siswa dan prinsip-prinsip serta bagaimana menerapkan dalam praktik. Sedangkan menurut
jurnal 2 (JURNAL PSIKOLOGI 2001, NO. 2, 97 – 104) Dalam kehidupan manusia
kesehatan merupakan sesuatu yang berharga bahkan tidak ternilai. Pendapat tersebut
dibuktikan oleh penelitian Rokeach (1973, JURNAL PSIKOLOGI 2001, NO. 2, 97 - 104)
yang menghasilkan kesimpulan bahwa dari berbagai hal yang dianggap mempunyai nilai
maka kesehatan menduduki urutan pertama. Kesehatan bukan hanya berkaitan dengan
penyakit tetapi mempunyai dimensi yang lebih luas. Yaitu selain dimensi fisik (biologis),
juga berkaitan dengan dimensi mental (perilaku) dan sosial (lingkungan) yang
keseluruhannya saling mempengaruh. Berdasarkan keempat pendapat diatas Kesehatan
adalah kondisi dinamik keadaan kesempurnaan jasmani, mental dan sosial dan bukan semata-
mata bebas dari rasa sakit, cedera dan kelemahan saja, yang memungkinkan setiap orang
mampu mencapai derajat kesehata yang optimal secara sosial dan ekonomis.

c. Pembahasan Sub Bab 3 tentang Olahraga Kesehatan


Olahraga Kesehatan menurut buku yang direview ialah Olahraga kesehatan adalah olahraga
untuk memelihara atau untuk meningkatkan derajat kesehatan dinamis. Sehingga orang
bukan hanya saja sehat dikala diam (sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai
kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam kehidupannya sehari-hari
(sehat dinamis).
Berbeda dengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan organ-organ tubuh
secara maksimal, olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk
dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan gerak maupun keadaan istirahat.
Oleh karena itu olahraga kesehatan hendaknya dijadikan sebagai materi pokok dalam
pelaksanaan pembinaan mutu sumber daya manusia melalui pendekatan dari aspek jasmani.
Diperlukan kreatifitas yang tinggi untuk membuat berbagai variasi bentuk aktivitas
gerakannya agar olahraga kesehatan menjadi tidak membosankan, tetapi konsep dasarnya
harus tetap olahraga kesehatan.
Olahraga kesehatan memiliki dampak positif apabila diterapkan dilembaga
pendidikan. Dampak positif yang bisa diperoleh adalah rasa kesetaraan dan kebersamaan
diantara sesama karena mereka semua merasa dapat dan mampu melakukan olahraga dengan
baik secara bersama-sama. Sebaliknya, bila olahraga yang diterapkan seperti contoh misalnya
tenis meja banyak siswa atau orang merasa teepinggirkan karena merasa tidak mampu untuk
melakukannya. Dampak lebih lanjut dari rasa terpinggirkan adalah timbulnya kebencian antar
sesama siswa terhadap olahraga.
Olahraga kesehatan sangat penting untuk dipahami semua orang yang berkepentingan
dalam pembinaan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, yang merupakan wujud dari
peningkatan mutu sumber daya manusia. Gemar berolahraga: mencegah penyakit, hidup
sehat dan nikmat ! Malas berolahraga: mengundang penyakit!, Tidak berolahraga:
menelantarkan diri!.
Saat ini banyak orang yang mengalami penyakit non-infeksi seperti jantung, tekanan
darah tinggi,dll. Yang disebabkan karena kurangnya aktivitas gerak disertai juga dengan
stres. Hal ini banyak dijumpai pada kelompok usia menengah dan lanjut, khususnya untuk
yang tidak berolahraga.
Konsep olahraga kesehatan adalah padat gerak, bebas stres, singkat cukup 10-3- menit
tanpa henti, adekuat, massal, mudah, murah meriah ,dan fisiologis (bersifat aman). Berbeda
sengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan maksimal organ-organ tubuh, olahraga
kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk dapat tetap berfungsi
normal dalam keadaan apapun.
Inilah sebabnya olahraga prestasi dan olahraga dengan intensitas tinggi pada
umumnya selalu mengundang resiko cedera yang lebih besar daripada olahraga kesehatan.
Yang lebih berbahaya lagi olahraga berat dapat memicu terjadinya serangan jantung dan
stroke yang mematikan diwaktu melakukan olahraga berat, khususnya pada usia menengah
keatas. Oleh karena itu olahraga kesehatan harus submaksimal, kecuali pada waktu menjalani
tes kebugaran jasmani.
Bentuk olahraga yang memenuhi kriteria olahraga kesehatan yang dapat disajikan di
lembaga-lembaga pembinaan mutu sumber daya manusia adalah senam aerobik, pencak silat,
karate yang kesemuanya dapat disajikan secara massal. Disamping itu olahraga yang dapat
dilakukan yaitu jalan cepat/lari lambat (jogging).
Tetapi yang terbaik untuk dilakukan adalah tiga olahraga yang disebutkan diawal
karena dapat menjangkau seluruh sendi dan otot-otot tubuh, disamping juga merangsang otak
untuk berpikir khususnya senam aerobik karena peserta senam haruslah memperhatikan
dan ,menirukan gerakan dari instruktur senam yang selalu berubah tanpa pola.
Sedangkan menurut buku B ialah Olahraga Kesehatan ialah suatu bentuk kegiatan olahraga
untuk tujuan kesehatan. Sebagai suatu kegiatan olahraga, jelas ia menggarap raga atau
jasmani – (aspek jasmani). Sifat atau ciri umum Olahraga kesehatan ialah : - massaal :
olahraga kesehatan harus mampu menampung sejumlah besar peserta secara bersama-sama.
- mudah : gerakannya mudah, sehingga dapat diikuti oleh orang kebanyakan dalam jumlah
banyak (bersifat massaal), yang dapat memperkaya dan meningkatkan kemampuan dan
ketrampilan gerak dasar, yaitu gerak yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan hidup
seharihari. - murah : peralatannya sangat minim atau bahkan tanpa peralatan sama sekali. -
meriah : mampu membangkitkan kegembiraan dan tidak membosankan (kepandaian
pelatihnya). - manfaat dan aman : - manfaatnya jelas dapat dirasakan, serta aman untuk
dilaksanakan oleh setiap peserta dengan tingkat umur dan derajat sehat dinamis yang
berbeda-beda. - intensitasnya sub-maksimal dan homogen, bukan gerakan-gerakan maksimal
atau gerakan eksplosif maksimal (faktor keamanan). Sedangkan menurut jurnal 1 ialah
Giriwijoyo (2007:26) menjelaskan bahwa: Olahraga kesehatan adalah olahraga untuk
memelihara dan/ atau untuk meningkatkan derajat kesehatan dinamis, sehingga orang bukan
saja sehat dikala diam (sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak
yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam peri kehidupanya sehari- hari (dinamis) yang
bersifat rutin, maupun untuk keperluan rekreasi dan/atau mengatasi keadaan gawat darurat.
Sedangkan menurut jurnal 2 ialah Sehubungan dengan olahraga kesehatan tersebut
Giriwijoyo (2007) mengatakan bahwa konsep olahraga kesehatan adalah padat gerak, bebas
stress, singkat (cukup 10-30 menit tanpa henti), adekuat, masal, mudah, murah, meriah, dan
fisiologis (bermanfaat dan aman)

d. Pembahasan Sub Bab 4 tentang Ciri Olahraga Kesehatan, Ciri olahraga kesehatan menurut
buku yang direview ialah Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan kesehatan adalah
aktivitas gerak raga dengan intensitas yang setingkat diatas intensitas gerak raga yang biasa
dilakukan untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari (Blair, 1989 dalam
Cooper, 1994).
Oleh karena itu setiap orang mempunyai dosis olahraganya masing-masing. Berikut
adalah ciri olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis :1.Gerakannya mudah, sehingga dapat
diikuti oleh orang kebanyakan dan seluruh peserta pada umumnya (bersifat massal).
2.Intensitasnya sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan
maksimal atau gerakan eksplosif maksimal. 3.Terdiri dari satuan-satuan gerakan yang dapat
dibuat untuk menjangkau seluruh sendi dan otot, serta dapat dirangkai untuk menjadi gerakan
yang continue (tanpa henti). Adanya satuan gerakan merupakan faktor penting untuk dapat
mengatur dosis dan intensitas olahraga kesehatan secara bertahap. 4.Bebas stres (non
kompetitif = tidak untuk dipertandingkan). 5.Diselenggarakan 3-5x/minggu (minimal
2x/minggu). 6.Dapat mencapai intensitas antara 65-80% denyut nadi maksimal (DNM)
sesuai umur. DNM sesuai umur = 220- umur dalam tahun. Sebaiknya tiap peserta mengetahui
cara menetapkan dan menghitung denyut nadi latihan masing-masing.
Perlu diperhatikan dan dipahami dengan baik “Bila seseorang melakukan olahraga
untuk tujuan kesehatan, tetapi ia menjadi sakit karenanya, maka dapat dipastikan bahwa ia
ttelah salah dalam melaksanakan olahraga kesehatannya. Pelatihan olahraga kesehatan harus
selalu dilakukan secara bertahap karena pentahapan adalah bagian dari prosedur keamanan.
Sebaliknya jika orang melakukan olahraga untuk tujuan prestasi, jangankan hanya ancaman
sakit, adanya ancaman kematian pun harus dapat dipahami karena prestasi itu demi
kehormatan bangsa dan negara.”Itulah falsafah dasar bagi olahraga kesehatan dan olahraga
prestasi. Sedangkan menurut buku B ialah Ciri khusus olahraga kesehatan ialah intensitasnya
homogen dan submaximal, tidak boleh mengandung gerakan-gerakan yang bersifat explosive
maximal dan emosional, oleh karena itu tidak boleh ada unsur kompetisi dalam
pelaksanaannya. Hal ini harus menjadi perhatian terutama pada tahap-tahap awal para
Pesantai melaksanakan olahraga kesehatan, demi faktor keamanannya. Pada tahap-tahap awal
ini para Pemula sering merasa mampu menyamai mereka yang sudah lama berlatih. Perilaku
demikian dapat mengundang bahaya yang bersifat fatal bagi dirinya sendiri, misalnya
terjadinya serangan jantung atau stroke yang mematikan. Perlu pula diketahui bahwa
olahraga berat dapat menjadi pemicu terjadinya serangan jantung dan stroke yang mematikan
tersebut di atas. Akan tetapi berat/ ringannya olahraga bersifat relatif, artinya olahraga
kesehatan yang bersifat ringan bagi Peserta lama, dapat merupakan olahraga berat bagi
Peserta baru. Inilah sebabnya mengapa pentahapan bagi Peserta baru selalu perlu mendapat
pengawasan yang lebih saksama, oleh karena Peserta baru sering merasa mampu dan ingin
segera menyamai Peserta lama. Sedangkan menurut jurnal 1 ialah Giriwijoyo (2007:33)
menjelaskan bahwa ciri-ciri olahraga kesehatan di bagi menjadi dua bagian yaitu ciri umum
dan ciri khusus. Ciri-ciri umum olahraga kesehatan ialah: 1) Masal, Olahraga
kesehatan harus mampu menampung jumlah besar peserta secara bersama-sama. 2)
Mudah, Gerakannya mudah sehingga dalam pelaksanaannya dapat diikuti oleh
sebagian besar masyarakat yang melakukan olahraga. 3) Murah, olahraga yang dilakukan
tidak diharuskan untuk membeli peralataan yang mahal sebatas peralatan yang dapat
melakukan olahraga. 4) Meriah, dapat memberikan sesuatu yang sangat menyenangkan
bagi para pelaku yang melakukan olahraga sehingga tidak akan menimbulkan sesuatu yang
sangat membosankan. 5) Manfaat dan aman, manfaatnya sudah jelas dapat dirasakan bagi
pelaku olahraga dan aktivitasnya aman dapat dilakukan oleh siapapun yang berolahraga baik
anak-anak, remaja, orang tua. 6) Intensitasnya sub-maksimal dan homogen, bukan gerakan-
gerakan maksimal atau gerakan eksplosif maksimal (faktor keamanan). Ciri khusus yang
bersifat teknis-fisiologis yaitu: 1) Homogen dan sub maksimal dalam intensitas atau beban
olahraganya: a) Olahraganya dilakukan dengan intensitas yang kurang lebih
rata/homogeny b) Tidak ada gerakan-gerakan dengan beban/intensitas yang maksimal, c)
Tidak ada pengerahan kemampuan maksimal. Sedangkan menurut jurnal 2
Berdasarkan keempat pendapat diatas, Ciri Olahraga kesehatan adalah 1. Olahraga kesehatan
adalah olahraga untuk memelihara atau untuk meningkatkan derajat kesehatan dinamis.
Sehingga orang bukan hanya saja sehat dikala diam (sehat statis) tetapi juga sehat serta
mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam kehidupannya
sehari-hari (sehat dinamis). 2.Olahraga kesehatan memiliki dampak positif apabila diterapkan
dilembaga pendidikan. Dampak positif yang bisa diperoleh adalah rasa kesetaraan dan
kebersamaan diantara sesama karena mereka semua merasa dapat dan mampu melakukan
olahraga dengan baik secara bersama-sama. 3. Konsep olahraga kesehatan adalah padat
gerak, bebas stres, singkat cukup 10-3- menit tanpa henti, adekuat, massal, mudah, murah
meriah ,dan fisiologis (bersifat aman). Berbeda sengan olahraga prestasi yang menuntut
kemampuan maksimal organ-organ tubuh, olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara
organ-organ tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan apapun. 4. Bentuk
olahraga yang memenuhi kriteria olahraga kesehatan yang dapat disajikan di lembaga-
lembaga pembinaan mutu sumber daya manusia adalah senam aerobik, pencak silat, karate
yang kesemuanya dapat disajikan secara massal. 5. Olahraga yang dianjurkan untuk
keperluan kesehatan adalah aktivitas gerak raga dengan intensitas yang setingkat diatas
intensitas gerak raga yang biasa dilakukan untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan
sehari-hari. 6. ciri olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis adalah Gerakannya mudah,
Intensitasnya sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan
maksimal atau gerakan eksplosif maksimal, Terdiri dari satuan-satuan gerakan yang dapat
dibuat untuk menjangkau seluruh sendi dan otot, Bebas stres, Diselenggarakan 3-5x/minggu
(minimal 2x/minggu), Dapat mencapai intensitas antara 65-80% denyut nadi maksimal
(DNM) sesuai umur.

Pembahasan Sub Bab 5 tentang Latihan Otot pada Olahraga Kesehatan, Latihan Otot pada
Olahraga Kesehatan menurut buku yang di review, sasaran olahraga kesehatan pada
umumnya dan khususnya bagi lansia adalah untuk :
1. Memelihara dan meningkatkan mobilitas dan kemandirian gerak (Sehat dinamis)
untuk memelihara dan meningkatkan kemandirian dalam peri-kehidupan bio-psiko-
sosiologiknya
2. Mencegah, menghambat perjalanan, meringkan gejala-gejala penyakit non-infeksi,
termasuk menyembuhkan penyakit kelemahan fisik.
3. Mengendalikan berat badan bersamaan dengan pengaturan diet
4. Meningkatkan semangat dan kualitas hidup
Sedangkan menurut buku B adalah SASARAN OLAHRAGA KESEHATAN Ada 3 tahapan
sasaran olahraga kesehatan, yaitu: 1. S1 – Sasaran 1 – Sasaran MINIMAL: Pada sasaran
pertama ini, tujuan utamanya ialah minimal memelihara kemampuan gerak yang masih ada,
serta bila mungkin mengusa hakan meningkatkan kemampuan gerak itu dengan
mengusahakan peningkatan luas pergerakan pada semua persendian (kelentukan/ flexibilitas),
melalui pelatihan peregangan dan pelemasan seluas mungkin, tanpa adanya sentakan ataupun
renggutan, artinya memobilisasi seluruh persendian. S2 – Sasaran 2 – Sasaran ANTARA :
Sasaran olahraga kesehatan pada tahap ini adalah memelihara dan meningkatkan kemampuan
otot untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan geraknya lebih lanjut. Latihan
dilakukan dengan cara dinamis dan cara statis. S3 – Sasaran 3 – Sasaran UTAMA : Sasaran
utama olahraga kesehatan ialah memelihara kemampuan aerobik yang telah memadai atau
meningkatkan kapasitas aerobik untuk mencapai katagori minimal ―sedang. Sedangkan
menurut jurnal 1 Olahraga kesehatan memilki sasaran yang di tuju dalam melakukan aktivitas
olahraga. Giriwijoyo (2007:43) ada tiga tahapan sasaran olahraga yaitu;
1) Sasaran 1
Sasaran yang pertama yaitu memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak yang ada,
dengan mengusahakan peningkatan luas pergerakan pada semua persendian (kelentukan
/fleksibilitas), tanpa adanya sentakan atau renggutan, artinya memobilisasi seluruh
persendian. Misalnya orang yang terikat pada kursi roda sekalipun, harus tetap memelihara
dan meningkatkan kemampuan gerak yang masih ada pada semua persendiannya, serta
memelihara fleksibilitas dan kemampuan koordinasi. Cara melatih koordinasi ini yaitu
dengan memindahkan suatu benda secara halus dngan meletakan atau memindahkan agar
mendapat suatu ketepatan.
2) Sasaran 2
Memelihara dan meningkatkan kemampuan geraknya lebih lanjut. Secara dinamis Yaitu
dilakukan dengan suatu gerakan yanag sangat cepat dan berulang- ulang ditambah dengan
suatu sentakan untuk lebih mengisi dari adanya sentakan tersebut. Latihan dengan cara statis
yaitu dengan melakukan kontraksi isometrik, tetapi tanpa menghentikan pernapasan atau
menekan oleh karena itu sebaiknya dilakukan sebagian demi sebagian.
3) Sasaran 3
Memelihara kemampuan aerobik yang telah memadai atau meningkatkan kapasitas aerobik
untuk mencaai katagori sedang. Dari sasaran tiga ini supaya selalu menjaga kondisi tubuhnya
agar selalu bugar apalagi menjelang usia lansia yang sangat rentan sekali terhadap penyakit
yang akan menyelimuti para lansia sehingga dibutuhkan pemeliharaan kondisi tubuh dengan
baik. Adapun pemeliharaannya yaitu salah satunya dengan cara jalan berkeliling
perumahan.sehingga akan dijauhkan dari berbagai penyakit dan selalu berfungsinya organ-
organ tubuh secara normal. Sedangkan menurut jurnal 2 adalah Sasaran-1: Memelihara dan
meningkatkan kemampuan gerak yang masih ada, termasuk memelihara dan meningkatkan
fleksibitas dan kemampuan koordinasi. - Sasaran-2 : Meningkatkan kemampuan otot untuk
meningkatkan kemampuan geraknya lebih lanjut. Latihan dilakukan dengan menerapkan
prinsip Pliometrik!. - Sasaran-3 : Memelihara kemampuan aerobik yang telah memadai atau
me-ningkatkannya untuk mencapai sasaran minimal katagori “sedang”.

Berdasarkan keempat pendapat diatas, Latihan otot pada olahraga kesehatan adalah sasaran
olahraga kesehatan 1, 2 dan 3 sangat baik sekali dan berguna dalam suatu pelaksanaan
kegiatan olahraga dan sudah sesuai apa yang diurutkan mulai dari ringan sampai tertinggi.
Apabila sasaran olahraga kesehatan yang ke-3 ini dilakukan dengan baik maka sasaran yang
ke-2 dan ke-1 sudah mewakili atau dilakukan.Apabila seseorang menghentikan aktivitas
olahraga terutama olahraga kesehatan maka sesuatu yang tidak diingkan akan muncul dalam
diri seorang yang tidak aktif lagi melakukan olahraga baik secara jasmani, rohani, dan sosial.
Karena olahraga kesehatan akan menghambat atau menghentikan proses penyakit jantung dan
pembuluh darah secara tidak normal. Maka untuk menghindari berbagai penyakit yang akan
timbul setelah tidak lagi melakukan olahraga alangkah baiknya lakukan olahraga secara
rutinitas sesuai dengan ketentuan yang ada. Adapun olahraga yang cocok dalam sasaran di
atas adalah olahraga senam (senam aerobik). Disamping gerakan pada olahraga aerobik dapat
menjangkau seluruh persendian otot dan merupakan sasaran utama olahraga kesehatan.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
1. Lingkup Kesehatan Olahraga menurut buku yang direview adalah Ruang lingkup
kesehatan olahraga terbagi menjadi dua, yaitu aspek jasmani dan aspek rohaniah.
Pada aspek jasmani membahas mengenai gerak, gerak yang dilakukan pada saat
berolahraga, dari segi anatomi ,fisiologi dan biomekanika seseorang pada saat
berolahraga. Sedanglan aspek rohaniah membahas mengenai suatu hal yang
berhubungan dengan dirinya dengan tuhannya ataupun psikologi olahraga, pedagogi
olahraga dan sosial olahraga. Berdasarkan keempat pendapat diatas, Lingkup
kesehatan olahraga juga merupakan olahraga rekreasi yakni kegiatan fisik yang
dilakukan dalam waktu senggang untuk mengisi waktu senggang yang mendatangkan
kesenangan dan kegembiraan sehingga melalui olahraga rekreasi dapat meningkatkan
kebugaran jasmani dan mengutamakan nilai-nilai kesenangan atau kepuasan, positif,
sehat.
2. Sehat dan kesehatan olahraga menurut buku yang di review ialah sehat adalah
sejahtera jasmani, rohani dan sosial bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun
kelemahan. Olahraga baik sebagai kegiatan maupun sebagai media pendidikan
mempunyai potensi yang besar untuk menyumbangkan kontribusinya dalam masalah
ini. Melalui olahraga dapat dengan mudah ditunjukkan betapa terbatasnya
kemampuan manusia, betapa perlu kita memelihara lingkungan hidup kita.
Berdasarkan keempat pendapat diatas Kesehatan adalah kondisi dinamik keadaan
kesempurnaan jasmani, mental dan sosial dan bukan semata-mata bebas dari rasa
sakit, cedera dan kelemahan saja, yang memungkinkan setiap orang mampu mencapai
derajat kesehata yang optimal secara sosial dan ekonomis.
3. Olahraga Kesehatan menurut buku yang direview ialah Olahraga kesehatan adalah
olahraga untuk memelihara atau untuk meningkatkan derajat kesehatan dinamis.
Sehingga orang bukan hanya saja sehat dikala diam (sehat statis) tetapi juga sehat
serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam
kehidupannya sehari-hari (sehat dinamis).
Berbeda dengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan organ-organ
tubuh secara maksimal, olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-
organ tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan gerak maupun
keadaan istirahat.
Oleh karena itu olahraga kesehatan hendaknya dijadikan sebagai materi pokok
dalam pelaksanaan pembinaan mutu sumber daya manusia melalui pendekatan dari
aspek jasmani. Diperlukan kreatifitas yang tinggi untuk membuat berbagai variasi
bentuk aktivitas gerakannya agar olahraga kesehatan menjadi tidak membosankan,
tetapi konsep dasarnya harus tetap olahraga kesehatan.
Olahraga kesehatan memiliki dampak positif apabila diterapkan dilembaga
pendidikan. Dampak positif yang bisa diperoleh adalah rasa kesetaraan dan
kebersamaan diantara sesama karena mereka semua merasa dapat dan mampu
melakukan olahraga dengan baik secara bersama-sama. Sebaliknya, bila olahraga
yang diterapkan seperti contoh misalnya tenis meja banyak siswa atau orang merasa
teepinggirkan karena merasa tidak mampu untuk melakukannya. Dampak lebih lanjut
dari rasa terpinggirkan adalah timbulnya kebencian antar sesama siswa terhadap
olahraga.
Olahraga kesehatan sangat penting untuk dipahami semua orang yang
berkepentingan dalam pembinaan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat,
yang merupakan wujud dari peningkatan mutu sumber daya manusia. Gemar
berolahraga: mencegah penyakit, hidup sehat dan nikmat ! Malas berolahraga:
mengundang penyakit!, Tidak berolahraga: menelantarkan diri!.
Saat ini banyak orang yang mengalami penyakit non-infeksi seperti jantung,
tekanan darah tinggi,dll. Yang disebabkan karena kurangnya aktivitas gerak disertai
juga dengan stres. Hal ini banyak dijumpai pada kelompok usia menengah dan lanjut,
khususnya untuk yang tidak berolahraga.
Konsep olahraga kesehatan adalah padat gerak, bebas stres, singkat cukup 10-
3- menit tanpa henti, adekuat, massal, mudah, murah meriah ,dan fisiologis (bersifat
aman). Berbeda sengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan maksimal
organ-organ tubuh, olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ
tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan apapun.
Inilah sebabnya olahraga prestasi dan olahraga dengan intensitas tinggi pada
umumnya selalu mengundang resiko cedera yang lebih besar daripada olahraga
kesehatan. Yang lebih berbahaya lagi olahraga berat dapat memicu terjadinya
serangan jantung dan stroke yang mematikan diwaktu melakukan olahraga berat,
khususnya pada usia menengah keatas. Oleh karena itu olahraga kesehatan harus
submaksimal, kecuali pada waktu menjalani tes kebugaran jasmani.
Bentuk olahraga yang memenuhi kriteria olahraga kesehatan yang dapat
disajikan di lembaga-lembaga pembinaan mutu sumber daya manusia adalah senam
aerobik, pencak silat, karate yang kesemuanya dapat disajikan secara massal.
Disamping itu olahraga yang dapat dilakukan yaitu jalan cepat/lari lambat (jogging).
Tetapi yang terbaik untuk dilakukan adalah tiga olahraga yang disebutkan
diawal karena dapat menjangkau seluruh sendi dan otot-otot tubuh, disamping juga
merangsang otak untuk berpikir khususnya senam aerobik karena peserta senam
haruslah memperhatikan dan ,menirukan gerakan dari instruktur senam yang selalu
berubah tanpa pola. Berdasarkan keempat pendapat diatas, Ciri Olahraga kesehatan
adalah 1. Olahraga kesehatan adalah olahraga untuk memelihara atau untuk
meningkatkan derajat kesehatan dinamis. Sehingga orang bukan hanya saja sehat
dikala diam (sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang
dapat mendukung setiap aktivitas dalam kehidupannya sehari-hari (sehat dinamis). 2.
Olahraga kesehatan memiliki dampak positif apabila diterapkan dilembaga
pendidikan. Dampak positif yang bisa diperoleh adalah rasa kesetaraan dan
kebersamaan diantara sesama karena mereka semua merasa dapat dan mampu
melakukan olahraga dengan baik secara bersama-sama. 3. Konsep olahraga
kesehatan adalah padat gerak, bebas stres, singkat cukup 10-3- menit tanpa henti,
adekuat, massal, mudah, murah meriah ,dan fisiologis (bersifat aman). Berbeda
sengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan maksimal organ-organ tubuh,
olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk dapat
tetap berfungsi normal dalam keadaan apapun. 4. Bentuk olahraga yang memenuhi
kriteria olahraga kesehatan yang dapat disajikan di lembaga-lembaga pembinaan mutu
sumber daya manusia adalah senam aerobik, pencak silat, karate yang kesemuanya
dapat disajikan secara massal. 5. Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan
kesehatan adalah aktivitas gerak raga dengan intensitas yang setingkat diatas
intensitas gerak raga yang biasa dilakukan untuk keperluan pelaksanaan tugas
kehidupan sehari-hari. 6. ciri olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis adalah
Gerakannya mudah, Intensitasnya sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan),
bukan gerakan-gerakan maksimal atau gerakan eksplosif maksimal, Terdiri dari
satuan-satuan gerakan yang dapat dibuat untuk menjangkau seluruh sendi dan otot,
Bebas stres, Diselenggarakan 3-5x/minggu (minimal 2x/minggu), Dapat mencapai
intensitas antara 65-80% denyut nadi maksimal (DNM) sesuai umur.

4. Ciri Kesehatan Olahraga menurut buku yang di review, olahraga yang dianjurkan
untuk keperluan kesehatan adalah aktivitas gerak raga dengan intensitas yang
setingkat diatas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan untuk keperluan
pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari (Blair, 1989 dalam Cooper, 1994).
Oleh karena itu setiap orang mempunyai dosis olahraganya masing-masing.
Berikut adalah ciri olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis :
1. Gerakannya mudah, sehingga dapat diikuti oleh orang kebanyakan dan seluruh
peserta pada umumnya (bersifat massal).
2. Intensitasnya sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan
maksimal atau gerakan eksplosif maksimal.
3. Terdiri dari satuan-satuan gerakan yang dapat dibuat untuk menjangkau seluruh sendi
dan otot, serta dapat dirangkai untuk menjadi gerakan yang continue (tanpa henti).
Adanya satuan gerakan merupakan faktor penting untuk dapat mengatur dosis dan
intensitas olahraga kesehatan secara bertahap.
4. Bebas stres (non kompetitif = tidak untuk dipertandingkan).
5. Diselenggarakan 3-5x/minggu (minimal 2x/minggu).
6. Dapat mencapai intensitas antara 65-80% denyut nadi maksimal (DNM) sesuai umur.
DNM sesuai umur = 220- umur dalam tahun. Sebaiknya tiap peserta mengetahui cara
menetapkan dan menghitung denyut nadi latihan masing-masing.
Perlu diperhatikan dan dipahami dengan baik “Bila seseorang melakukan
olahraga untuk tujuan kesehatan, tetapi ia menjadi sakit karenanya, maka dapat
dipastikan bahwa ia ttelah salah dalam melaksanakan olahraga kesehatannya.
Pelatihan olahraga kesehatan harus selalu dilakukan secara bertahap karena
pentahapan adalah bagian dari prosedur keamanan. Sebaliknya jika orang melakukan
olahraga untuk tujuan prestasi, jangankan hanya ancaman sakit, adanya ancaman
kematian pun harus dapat dipahami karena prestasi itu demi kehormatan bangsa dan
negara.”Itulah falsafah dasar bagi olahraga kesehatan dan olahraga prestasi.
Berdasarkan keempat pendapat diatas, Ciri Olahraga kesehatan adalah 1. Olahraga
kesehatan adalah olahraga untuk memelihara atau untuk meningkatkan derajat
kesehatan dinamis. Sehingga orang bukan hanya saja sehat dikala diam (sehat statis)
tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap
aktivitas dalam kehidupannya sehari-hari (sehat dinamis). 2. Olahraga
kesehatan memiliki dampak positif apabila diterapkan dilembaga pendidikan.
Dampak positif yang bisa diperoleh adalah rasa kesetaraan dan kebersamaan diantara
sesama karena mereka semua merasa dapat dan mampu melakukan olahraga dengan
baik secara bersama-sama. 3. Konsep olahraga kesehatan adalah padat gerak, bebas
stres, singkat cukup 10-3- menit tanpa henti, adekuat, massal, mudah, murah
meriah ,dan fisiologis (bersifat aman). Berbeda sengan olahraga prestasi yang
menuntut kemampuan maksimal organ-organ tubuh, olahraga kesehatan justru
melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal dalam
keadaan apapun. 4. Bentuk olahraga yang memenuhi kriteria olahraga kesehatan
yang dapat disajikan di lembaga-lembaga pembinaan mutu sumber daya manusia
adalah senam aerobik, pencak silat, karate yang kesemuanya dapat disajikan secara
massal. 5. Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan kesehatan adalah aktivitas
gerak raga dengan intensitas yang setingkat diatas intensitas gerak raga yang biasa
dilakukan untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari. 6. ciri
olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis adalah Gerakannya mudah, Intensitasnya
sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan maksimal
atau gerakan eksplosif maksimal, Terdiri dari satuan-satuan gerakan yang dapat
dibuat untuk menjangkau seluruh sendi dan otot, Bebas stres, Diselenggarakan 3-
5x/minggu (minimal 2x/minggu), Dapat mencapai intensitas antara 65-80% denyut
nadi maksimal (DNM) sesuai umur.
5. Latihan Otot pada Olahraga Kesehatan menurut buku yang di review, sasaran
olahraga kesehatan pada umumnya dan khususnya bagi lansia adalah untuk :
a. Memelihara dan meningkatkan mobilitas dan kemandirian gerak (Sehat dinamis)
untuk memelihara dan meningkatkan kemandirian dalam peri-kehidupan bio-
psiko-sosiologiknya
b. Mencegah, menghambat perjalanan, meringkan gejala-gejala penyakit non-
infeksi,
termasuk menyembuhkan penyakit kelemahan fisik.
c. Mengendalikan berat badan bersamaan dengan pengaturan diet
d. Meningkatkan semangat dan kualitas hidup
Berdasarkan keempat pendapat diatas, Latihan otot pada olahraga kesehatan adalah
sasaran olahraga kesehatan 1, 2 dan 3 sangat baik sekali dan berguna dalam suatu
pelaksanaan kegiatan olahraga dan sudah sesuai apa yang diurutkan mulai dari ringan
sampai tertinggi. Apabila sasaran olahraga kesehatan yang ke-3 ini dilakukan dengan
baik maka sasaran yang ke-2 dan ke-1 sudah mewakili atau dilakukan.Apabila
seseorang menghentikan aktivitas olahraga terutama olahraga kesehatan maka sesuatu
yang tidak diingkan akan muncul dalam diri seorang yang tidak aktif lagi melakukan
olahraga baik secara jasmani, rohani, dan sosial. Karena olahraga kesehatan akan
menghambat atau menghentikan proses penyakit jantung dan pembuluh darah secara
tidak normal. Maka untuk menghindari berbagai penyakit yang akan timbul setelah
tidak lagi melakukan olahraga alangkah baiknya lakukan olahraga secara rutinitas
sesuai dengan ketentuan yang ada. Adapun olahraga yang cocok dalam sasaran di atas
adalah olahraga senam (senam aerobik). Disamping gerakan pada olahraga aerobik
dapat menjangkau seluruh persendian otot dan merupakan sasaran utama olahraga
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

PROF.H.Y.S. SANTOSA GIRIWIJOYO, DR.DIKDIK ZAFAR SIDIK, M.PD : ILMU


KESEHATAN OLAHRAGA: PT REMAJA ROSDAKARYA

PROF.H.Y.S.SANTOSA GIRIWIJOYO : IFOR : 2009


LAMPIRAN:
1. Cover

2. Halaman judul
3. Halaman penerbit

4. Kata Pengantar

5. Daftar isi
6. Biografi Penulis

Anda mungkin juga menyukai