OLEH :
( Tim Penulis )
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
Bab I PENDAHULUAN.................................................................................1
Identitas Buku.........................................................................................1
Bab III PEMBAHASAN...................................................................................6
Pembahasan Isi buku.............................................................................6
Bab VI PENUTUP.............................................................................................
Kesimpulan ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Identitas buku yang direview :
1. Judul : Ilmu Kesehatan Olahraga
2. Edisi :
3. Pengarang : Prof. H.Y.S. Santosa Giriwijoyo, Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd
4. Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
5. Kota terbit : Bandung
6. Tahun terbit : 2017
7. ISBN : 978-979-692-085-3
1
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A. Sub bab Lingkup kesehatan olahraga, Lingkup kesehatan olahraga di bagi dalam 2
golongan yaitu lingkup yang meliputin aspek jasmaniah dan lingkup rohaniah dan sosial
1. Aspek jasmaniah
Ilmu kesehatan yang membahas aspek jasmaniah meliputin bahasan “
a. Ilmu kesehatan umum (ilmu kesehatan statis dan dinamis)
b. Hygiene (kesehatan) olahraga
c. Pertumbuhan dan perkembangan
d. Histologi, membahas masalah anatomi-fisiologi seluler molekuler dalam
kaitannya dengan olahraga
e. Anatomi
f. Fisiologi, Ilmu faal dasar membahas fungsi dan mekanisme kerja berbagai organ
tubuh. Ilmu faal kerja membahas respon-respon dan adaptasi fisiologik dari
berbagai organ tubuh
g. Evaluasi kesehatan olahraga terhadap atlet
h. Biomekanika, membahas masalah mekanika gerak biologic atlet untk mencapai
prstasi maksimal dalam cabang olahraganya.
3. Aspek lingkungan
a. Lingkungan alam yang meliputin masalah suhu lingkungan, kelembapan dan
ketinggian yang termaksud ke dalam pokok bahasan adaptasi-aklimatisasi
terhadap kondisi lingkungan.
b. Faktor peralatan olahraga. Ergonomi membahas masalah penyesuaian manusia
terhadap macam olahraga/kerja yang hars dilakukan dan oenyesuaian manusia
terhadap alat olahraga/kerja.
Kesimpulan
Ruang lingkup kesehatan olahraga terbagi menjadi dua, yaitu aspek jasmani dan
aspek rohaniah. Pada aspek jasmani membahas mengenai gerak, gerak yang dilakukan pada
saat berolahraga, dari segi anatomi ,fisiologi dan biomekanika seseorang pada saat
berolahraga. Sedanglan aspek rohaniah membahas mengenai suatu hal yang berhubungan
dengan dirinya dengan tuhannya ataupun psikologi olahraga, pedagogi olahraga dan sosial
olahraga
B. Sub sehat dan kesehatan, Dengan nikmatnya sehat, maka semua orang tentu ingin tetap
sehat. Sayangnya tidak semua orang nerasa perlu melakukan olahraga, walaupun ia juga
tau dengan ungkapan, olahraga itu menyehatkan. Pada hakikatnya semua lembaga
pemerintah maupun swasta, yang membina maupun yang menggunakan sumber daya
manusia, yang bergerak di bidang manapun, sadar maupun tidak dalam setiap kegiatannya
bertujuan memlihara kesejahteraan dan produkrivitas mereka untuk menuju ke
sejahteraan. WHO mengemukakan bahwa “sehat adalah sejahtera jasmani, rohani dan
sosial bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan”
Kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rohaniah dilakukan dengan upaya
menunjukkan dan menyadarkan posisi dirinya dalam hubungannya dengan al-kholik.
Olahraga baik sebagai kegiatan maupun sebagai media pendidikan mempunyai potensi
yang besar untuk menyumbangkan kontribusinya dalam masalah ini. Melalui olahraga
dapat dengan mudah ditunjukkan betapa terbatasnya kemampuan manusia, betapa perlu
kita memelihara lingkungan hidup kita
Kesimpulan
Sehat merupakan yang sehat jasmani dan rohani. Sebagai kebutuhan yang di
perlukan oleh setiap individu, untuk bisa sehat, maka di perlukan olahraga yang dapat
menyehatkan jasmani dan rohani. Di lakukan secara rutin walaupun tidak dilakukan dalam
intensitas yang lama. Untu meningkatkan rohaniah maka dilakukan upaya dendan
menyadarkan posisi dirinya dalam hubungannya dengan tuhan.
Kesimpulan
1. Olahraga kesehatan adalah olahraga untuk memelihara atau untuk meningkatkan
derajat kesehatan dinamis. Sehingga orang bukan hanya saja sehat dikala diam (sehat
statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung
setiap aktivitas dalam kehidupannya sehari-hari (sehat dinamis).
2. Olahraga kesehatan memiliki dampak positif apabila diterapkan dilembaga
pendidikan. Dampak positif yang bisa diperoleh adalah rasa kesetaraan dan
kebersamaan diantara sesama karena mereka semua merasa dapat dan mampu
melakukan olahraga dengan baik secara bersama-sama.
3. Konsep olahraga kesehatan adalah padat gerak, bebas stres, singkat cukup 10-3- menit
tanpa henti, adekuat, massal, mudah, murah meriah ,dan fisiologis (bersifat aman).
Berbeda sengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan maksimal organ-organ
tubuh, olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk
dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan apapun.
4. Bentuk olahraga yang memenuhi kriteria olahraga kesehatan yang dapat disajikan di
lembaga-lembaga pembinaan mutu sumber daya manusia adalah senam aerobik,
pencak silat, karate yang kesemuanya dapat disajikan secara massal.
5. Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan kesehatan adalah aktivitas gerak raga
dengan intensitas yang setingkat diatas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan
untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari.
6. ciri olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis adalah Gerakannya mudah,
Intensitasnya sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan
maksimal atau gerakan eksplosif maksimal, Terdiri dari satuan-satuan gerakan yang
dapat dibuat untuk menjangkau seluruh sendi dan otot, Bebas stres, Diselenggarakan
3-5x/minggu (minimal 2x/minggu), Dapat mencapai intensitas antara 65-80% denyut
nadi maksimal (DNM) sesuai umur.
D. Sub bab Ciri Olahraga kesehatan
Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan kesehatan adalah aktivitas gerak raga dengan
intensitas yang setingkat diatas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan untuk keperluan
pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari (Blair, 1989 dalam Cooper, 1994).
Oleh karena itu setiap orang mempunyai dosis olahraganya masing-masing. Berikut
adalah ciri olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis :
1. Gerakannya mudah, sehingga dapat diikuti oleh orang kebanyakan dan seluruh
peserta pada umumnya (bersifat massal).
2. Intensitasnya sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan
maksimal atau gerakan eksplosif maksimal.
3. Terdiri dari satuan-satuan gerakan yang dapat dibuat untuk menjangkau seluruh sendi
dan otot, serta dapat dirangkai untuk menjadi gerakan yang continue (tanpa henti). Adanya
satuan gerakan merupakan faktor penting untuk dapat mengatur dosis dan intensitas
olahraga kesehatan secara bertahap.
4. Bebas stres (non kompetitif = tidak untuk dipertandingkan).
5. Diselenggarakan 3-5x/minggu (minimal 2x/minggu).
6. Dapat mencapai intensitas antara 65-80% denyut nadi maksimal (DNM) sesuai umur.
DNM sesuai umur = 220- umur dalam tahun. Sebaiknya tiap peserta mengetahui cara
menetapkan dan menghitung denyut nadi latihan masing-masing.
Perlu diperhatikan dan dipahami dengan baik “Bila seseorang melakukan olahraga
untuk tujuan kesehatan, tetapi ia menjadi sakit karenanya, maka dapat dipastikan bahwa ia
ttelah salah dalam melaksanakan olahraga kesehatannya. Pelatihan olahraga kesehatan
harus selalu dilakukan secara bertahap karena pentahapan adalah bagian dari prosedur
keamanan. Sebaliknya jika orang melakukan olahraga untuk tujuan prestasi, jangankan
hanya ancaman sakit, adanya ancaman kematian pun harus dapat dipahami karena prestasi
itu demi kehormatan bangsa dan negara.”Itulah falsafah dasar bagi olahraga kesehatan dan
olahraga prestasi.
Kesimpulan
1. Olahraga kesehatan adalah olahraga untuk memelihara atau untuk meningkatkan
derajat kesehatan dinamis. Sehingga orang bukan hanya saja sehat dikala diam (sehat
statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung
setiap aktivitas dalam kehidupannya sehari-hari (sehat dinamis).
2. Olahraga kesehatan memiliki dampak positif apabila diterapkan dilembaga
pendidikan. Dampak positif yang bisa diperoleh adalah rasa kesetaraan dan
kebersamaan diantara sesama karena mereka semua merasa dapat dan mampu
melakukan olahraga dengan baik secara bersama-sama.
3. Konsep olahraga kesehatan adalah padat gerak, bebas stres, singkat cukup 10-3- menit
tanpa henti, adekuat, massal, mudah, murah meriah ,dan fisiologis (bersifat aman).
Berbeda sengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan maksimal organ-organ
tubuh, olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk
dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan apapun.
4. Bentuk olahraga yang memenuhi kriteria olahraga kesehatan yang dapat disajikan di
lembaga-lembaga pembinaan mutu sumber daya manusia adalah senam aerobik,
pencak silat, karate yang kesemuanya dapat disajikan secara massal.
5. Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan kesehatan adalah aktivitas gerak raga
dengan intensitas yang setingkat diatas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan
untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari.
6. ciri olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis adalah Gerakannya mudah,
Intensitasnya sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan
maksimal atau gerakan eksplosif maksimal, Terdiri dari satuan-satuan gerakan yang
dapat dibuat untuk menjangkau seluruh sendi dan otot, Bebas stres, Diselenggarakan
3-5x/minggu (minimal 2x/minggu), Dapat mencapai intensitas antara 65-80% denyut
nadi maksimal (DNM) sesuai umur.
d. Pembahasan Sub Bab 4 tentang Ciri Olahraga Kesehatan, Ciri olahraga kesehatan menurut
buku yang direview ialah Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan kesehatan adalah
aktivitas gerak raga dengan intensitas yang setingkat diatas intensitas gerak raga yang biasa
dilakukan untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari (Blair, 1989 dalam
Cooper, 1994).
Oleh karena itu setiap orang mempunyai dosis olahraganya masing-masing. Berikut
adalah ciri olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis :1.Gerakannya mudah, sehingga dapat
diikuti oleh orang kebanyakan dan seluruh peserta pada umumnya (bersifat massal).
2.Intensitasnya sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan
maksimal atau gerakan eksplosif maksimal. 3.Terdiri dari satuan-satuan gerakan yang dapat
dibuat untuk menjangkau seluruh sendi dan otot, serta dapat dirangkai untuk menjadi gerakan
yang continue (tanpa henti). Adanya satuan gerakan merupakan faktor penting untuk dapat
mengatur dosis dan intensitas olahraga kesehatan secara bertahap. 4.Bebas stres (non
kompetitif = tidak untuk dipertandingkan). 5.Diselenggarakan 3-5x/minggu (minimal
2x/minggu). 6.Dapat mencapai intensitas antara 65-80% denyut nadi maksimal (DNM)
sesuai umur. DNM sesuai umur = 220- umur dalam tahun. Sebaiknya tiap peserta mengetahui
cara menetapkan dan menghitung denyut nadi latihan masing-masing.
Perlu diperhatikan dan dipahami dengan baik “Bila seseorang melakukan olahraga
untuk tujuan kesehatan, tetapi ia menjadi sakit karenanya, maka dapat dipastikan bahwa ia
ttelah salah dalam melaksanakan olahraga kesehatannya. Pelatihan olahraga kesehatan harus
selalu dilakukan secara bertahap karena pentahapan adalah bagian dari prosedur keamanan.
Sebaliknya jika orang melakukan olahraga untuk tujuan prestasi, jangankan hanya ancaman
sakit, adanya ancaman kematian pun harus dapat dipahami karena prestasi itu demi
kehormatan bangsa dan negara.”Itulah falsafah dasar bagi olahraga kesehatan dan olahraga
prestasi. Sedangkan menurut buku B ialah Ciri khusus olahraga kesehatan ialah intensitasnya
homogen dan submaximal, tidak boleh mengandung gerakan-gerakan yang bersifat explosive
maximal dan emosional, oleh karena itu tidak boleh ada unsur kompetisi dalam
pelaksanaannya. Hal ini harus menjadi perhatian terutama pada tahap-tahap awal para
Pesantai melaksanakan olahraga kesehatan, demi faktor keamanannya. Pada tahap-tahap awal
ini para Pemula sering merasa mampu menyamai mereka yang sudah lama berlatih. Perilaku
demikian dapat mengundang bahaya yang bersifat fatal bagi dirinya sendiri, misalnya
terjadinya serangan jantung atau stroke yang mematikan. Perlu pula diketahui bahwa
olahraga berat dapat menjadi pemicu terjadinya serangan jantung dan stroke yang mematikan
tersebut di atas. Akan tetapi berat/ ringannya olahraga bersifat relatif, artinya olahraga
kesehatan yang bersifat ringan bagi Peserta lama, dapat merupakan olahraga berat bagi
Peserta baru. Inilah sebabnya mengapa pentahapan bagi Peserta baru selalu perlu mendapat
pengawasan yang lebih saksama, oleh karena Peserta baru sering merasa mampu dan ingin
segera menyamai Peserta lama. Sedangkan menurut jurnal 1 ialah Giriwijoyo (2007:33)
menjelaskan bahwa ciri-ciri olahraga kesehatan di bagi menjadi dua bagian yaitu ciri umum
dan ciri khusus. Ciri-ciri umum olahraga kesehatan ialah: 1) Masal, Olahraga
kesehatan harus mampu menampung jumlah besar peserta secara bersama-sama. 2)
Mudah, Gerakannya mudah sehingga dalam pelaksanaannya dapat diikuti oleh
sebagian besar masyarakat yang melakukan olahraga. 3) Murah, olahraga yang dilakukan
tidak diharuskan untuk membeli peralataan yang mahal sebatas peralatan yang dapat
melakukan olahraga. 4) Meriah, dapat memberikan sesuatu yang sangat menyenangkan
bagi para pelaku yang melakukan olahraga sehingga tidak akan menimbulkan sesuatu yang
sangat membosankan. 5) Manfaat dan aman, manfaatnya sudah jelas dapat dirasakan bagi
pelaku olahraga dan aktivitasnya aman dapat dilakukan oleh siapapun yang berolahraga baik
anak-anak, remaja, orang tua. 6) Intensitasnya sub-maksimal dan homogen, bukan gerakan-
gerakan maksimal atau gerakan eksplosif maksimal (faktor keamanan). Ciri khusus yang
bersifat teknis-fisiologis yaitu: 1) Homogen dan sub maksimal dalam intensitas atau beban
olahraganya: a) Olahraganya dilakukan dengan intensitas yang kurang lebih
rata/homogeny b) Tidak ada gerakan-gerakan dengan beban/intensitas yang maksimal, c)
Tidak ada pengerahan kemampuan maksimal. Sedangkan menurut jurnal 2
Berdasarkan keempat pendapat diatas, Ciri Olahraga kesehatan adalah 1. Olahraga kesehatan
adalah olahraga untuk memelihara atau untuk meningkatkan derajat kesehatan dinamis.
Sehingga orang bukan hanya saja sehat dikala diam (sehat statis) tetapi juga sehat serta
mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam kehidupannya
sehari-hari (sehat dinamis). 2.Olahraga kesehatan memiliki dampak positif apabila diterapkan
dilembaga pendidikan. Dampak positif yang bisa diperoleh adalah rasa kesetaraan dan
kebersamaan diantara sesama karena mereka semua merasa dapat dan mampu melakukan
olahraga dengan baik secara bersama-sama. 3. Konsep olahraga kesehatan adalah padat
gerak, bebas stres, singkat cukup 10-3- menit tanpa henti, adekuat, massal, mudah, murah
meriah ,dan fisiologis (bersifat aman). Berbeda sengan olahraga prestasi yang menuntut
kemampuan maksimal organ-organ tubuh, olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara
organ-organ tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan apapun. 4. Bentuk
olahraga yang memenuhi kriteria olahraga kesehatan yang dapat disajikan di lembaga-
lembaga pembinaan mutu sumber daya manusia adalah senam aerobik, pencak silat, karate
yang kesemuanya dapat disajikan secara massal. 5. Olahraga yang dianjurkan untuk
keperluan kesehatan adalah aktivitas gerak raga dengan intensitas yang setingkat diatas
intensitas gerak raga yang biasa dilakukan untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan
sehari-hari. 6. ciri olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis adalah Gerakannya mudah,
Intensitasnya sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan
maksimal atau gerakan eksplosif maksimal, Terdiri dari satuan-satuan gerakan yang dapat
dibuat untuk menjangkau seluruh sendi dan otot, Bebas stres, Diselenggarakan 3-5x/minggu
(minimal 2x/minggu), Dapat mencapai intensitas antara 65-80% denyut nadi maksimal
(DNM) sesuai umur.
Pembahasan Sub Bab 5 tentang Latihan Otot pada Olahraga Kesehatan, Latihan Otot pada
Olahraga Kesehatan menurut buku yang di review, sasaran olahraga kesehatan pada
umumnya dan khususnya bagi lansia adalah untuk :
1. Memelihara dan meningkatkan mobilitas dan kemandirian gerak (Sehat dinamis)
untuk memelihara dan meningkatkan kemandirian dalam peri-kehidupan bio-psiko-
sosiologiknya
2. Mencegah, menghambat perjalanan, meringkan gejala-gejala penyakit non-infeksi,
termasuk menyembuhkan penyakit kelemahan fisik.
3. Mengendalikan berat badan bersamaan dengan pengaturan diet
4. Meningkatkan semangat dan kualitas hidup
Sedangkan menurut buku B adalah SASARAN OLAHRAGA KESEHATAN Ada 3 tahapan
sasaran olahraga kesehatan, yaitu: 1. S1 – Sasaran 1 – Sasaran MINIMAL: Pada sasaran
pertama ini, tujuan utamanya ialah minimal memelihara kemampuan gerak yang masih ada,
serta bila mungkin mengusa hakan meningkatkan kemampuan gerak itu dengan
mengusahakan peningkatan luas pergerakan pada semua persendian (kelentukan/ flexibilitas),
melalui pelatihan peregangan dan pelemasan seluas mungkin, tanpa adanya sentakan ataupun
renggutan, artinya memobilisasi seluruh persendian. S2 – Sasaran 2 – Sasaran ANTARA :
Sasaran olahraga kesehatan pada tahap ini adalah memelihara dan meningkatkan kemampuan
otot untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan geraknya lebih lanjut. Latihan
dilakukan dengan cara dinamis dan cara statis. S3 – Sasaran 3 – Sasaran UTAMA : Sasaran
utama olahraga kesehatan ialah memelihara kemampuan aerobik yang telah memadai atau
meningkatkan kapasitas aerobik untuk mencapai katagori minimal ―sedang. Sedangkan
menurut jurnal 1 Olahraga kesehatan memilki sasaran yang di tuju dalam melakukan aktivitas
olahraga. Giriwijoyo (2007:43) ada tiga tahapan sasaran olahraga yaitu;
1) Sasaran 1
Sasaran yang pertama yaitu memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak yang ada,
dengan mengusahakan peningkatan luas pergerakan pada semua persendian (kelentukan
/fleksibilitas), tanpa adanya sentakan atau renggutan, artinya memobilisasi seluruh
persendian. Misalnya orang yang terikat pada kursi roda sekalipun, harus tetap memelihara
dan meningkatkan kemampuan gerak yang masih ada pada semua persendiannya, serta
memelihara fleksibilitas dan kemampuan koordinasi. Cara melatih koordinasi ini yaitu
dengan memindahkan suatu benda secara halus dngan meletakan atau memindahkan agar
mendapat suatu ketepatan.
2) Sasaran 2
Memelihara dan meningkatkan kemampuan geraknya lebih lanjut. Secara dinamis Yaitu
dilakukan dengan suatu gerakan yanag sangat cepat dan berulang- ulang ditambah dengan
suatu sentakan untuk lebih mengisi dari adanya sentakan tersebut. Latihan dengan cara statis
yaitu dengan melakukan kontraksi isometrik, tetapi tanpa menghentikan pernapasan atau
menekan oleh karena itu sebaiknya dilakukan sebagian demi sebagian.
3) Sasaran 3
Memelihara kemampuan aerobik yang telah memadai atau meningkatkan kapasitas aerobik
untuk mencaai katagori sedang. Dari sasaran tiga ini supaya selalu menjaga kondisi tubuhnya
agar selalu bugar apalagi menjelang usia lansia yang sangat rentan sekali terhadap penyakit
yang akan menyelimuti para lansia sehingga dibutuhkan pemeliharaan kondisi tubuh dengan
baik. Adapun pemeliharaannya yaitu salah satunya dengan cara jalan berkeliling
perumahan.sehingga akan dijauhkan dari berbagai penyakit dan selalu berfungsinya organ-
organ tubuh secara normal. Sedangkan menurut jurnal 2 adalah Sasaran-1: Memelihara dan
meningkatkan kemampuan gerak yang masih ada, termasuk memelihara dan meningkatkan
fleksibitas dan kemampuan koordinasi. - Sasaran-2 : Meningkatkan kemampuan otot untuk
meningkatkan kemampuan geraknya lebih lanjut. Latihan dilakukan dengan menerapkan
prinsip Pliometrik!. - Sasaran-3 : Memelihara kemampuan aerobik yang telah memadai atau
me-ningkatkannya untuk mencapai sasaran minimal katagori “sedang”.
Berdasarkan keempat pendapat diatas, Latihan otot pada olahraga kesehatan adalah sasaran
olahraga kesehatan 1, 2 dan 3 sangat baik sekali dan berguna dalam suatu pelaksanaan
kegiatan olahraga dan sudah sesuai apa yang diurutkan mulai dari ringan sampai tertinggi.
Apabila sasaran olahraga kesehatan yang ke-3 ini dilakukan dengan baik maka sasaran yang
ke-2 dan ke-1 sudah mewakili atau dilakukan.Apabila seseorang menghentikan aktivitas
olahraga terutama olahraga kesehatan maka sesuatu yang tidak diingkan akan muncul dalam
diri seorang yang tidak aktif lagi melakukan olahraga baik secara jasmani, rohani, dan sosial.
Karena olahraga kesehatan akan menghambat atau menghentikan proses penyakit jantung dan
pembuluh darah secara tidak normal. Maka untuk menghindari berbagai penyakit yang akan
timbul setelah tidak lagi melakukan olahraga alangkah baiknya lakukan olahraga secara
rutinitas sesuai dengan ketentuan yang ada. Adapun olahraga yang cocok dalam sasaran di
atas adalah olahraga senam (senam aerobik). Disamping gerakan pada olahraga aerobik dapat
menjangkau seluruh persendian otot dan merupakan sasaran utama olahraga kesehatan.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
1. Lingkup Kesehatan Olahraga menurut buku yang direview adalah Ruang lingkup
kesehatan olahraga terbagi menjadi dua, yaitu aspek jasmani dan aspek rohaniah.
Pada aspek jasmani membahas mengenai gerak, gerak yang dilakukan pada saat
berolahraga, dari segi anatomi ,fisiologi dan biomekanika seseorang pada saat
berolahraga. Sedanglan aspek rohaniah membahas mengenai suatu hal yang
berhubungan dengan dirinya dengan tuhannya ataupun psikologi olahraga, pedagogi
olahraga dan sosial olahraga. Berdasarkan keempat pendapat diatas, Lingkup
kesehatan olahraga juga merupakan olahraga rekreasi yakni kegiatan fisik yang
dilakukan dalam waktu senggang untuk mengisi waktu senggang yang mendatangkan
kesenangan dan kegembiraan sehingga melalui olahraga rekreasi dapat meningkatkan
kebugaran jasmani dan mengutamakan nilai-nilai kesenangan atau kepuasan, positif,
sehat.
2. Sehat dan kesehatan olahraga menurut buku yang di review ialah sehat adalah
sejahtera jasmani, rohani dan sosial bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun
kelemahan. Olahraga baik sebagai kegiatan maupun sebagai media pendidikan
mempunyai potensi yang besar untuk menyumbangkan kontribusinya dalam masalah
ini. Melalui olahraga dapat dengan mudah ditunjukkan betapa terbatasnya
kemampuan manusia, betapa perlu kita memelihara lingkungan hidup kita.
Berdasarkan keempat pendapat diatas Kesehatan adalah kondisi dinamik keadaan
kesempurnaan jasmani, mental dan sosial dan bukan semata-mata bebas dari rasa
sakit, cedera dan kelemahan saja, yang memungkinkan setiap orang mampu mencapai
derajat kesehata yang optimal secara sosial dan ekonomis.
3. Olahraga Kesehatan menurut buku yang direview ialah Olahraga kesehatan adalah
olahraga untuk memelihara atau untuk meningkatkan derajat kesehatan dinamis.
Sehingga orang bukan hanya saja sehat dikala diam (sehat statis) tetapi juga sehat
serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam
kehidupannya sehari-hari (sehat dinamis).
Berbeda dengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan organ-organ
tubuh secara maksimal, olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-
organ tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan gerak maupun
keadaan istirahat.
Oleh karena itu olahraga kesehatan hendaknya dijadikan sebagai materi pokok
dalam pelaksanaan pembinaan mutu sumber daya manusia melalui pendekatan dari
aspek jasmani. Diperlukan kreatifitas yang tinggi untuk membuat berbagai variasi
bentuk aktivitas gerakannya agar olahraga kesehatan menjadi tidak membosankan,
tetapi konsep dasarnya harus tetap olahraga kesehatan.
Olahraga kesehatan memiliki dampak positif apabila diterapkan dilembaga
pendidikan. Dampak positif yang bisa diperoleh adalah rasa kesetaraan dan
kebersamaan diantara sesama karena mereka semua merasa dapat dan mampu
melakukan olahraga dengan baik secara bersama-sama. Sebaliknya, bila olahraga
yang diterapkan seperti contoh misalnya tenis meja banyak siswa atau orang merasa
teepinggirkan karena merasa tidak mampu untuk melakukannya. Dampak lebih lanjut
dari rasa terpinggirkan adalah timbulnya kebencian antar sesama siswa terhadap
olahraga.
Olahraga kesehatan sangat penting untuk dipahami semua orang yang
berkepentingan dalam pembinaan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat,
yang merupakan wujud dari peningkatan mutu sumber daya manusia. Gemar
berolahraga: mencegah penyakit, hidup sehat dan nikmat ! Malas berolahraga:
mengundang penyakit!, Tidak berolahraga: menelantarkan diri!.
Saat ini banyak orang yang mengalami penyakit non-infeksi seperti jantung,
tekanan darah tinggi,dll. Yang disebabkan karena kurangnya aktivitas gerak disertai
juga dengan stres. Hal ini banyak dijumpai pada kelompok usia menengah dan lanjut,
khususnya untuk yang tidak berolahraga.
Konsep olahraga kesehatan adalah padat gerak, bebas stres, singkat cukup 10-
3- menit tanpa henti, adekuat, massal, mudah, murah meriah ,dan fisiologis (bersifat
aman). Berbeda sengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan maksimal
organ-organ tubuh, olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ
tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan apapun.
Inilah sebabnya olahraga prestasi dan olahraga dengan intensitas tinggi pada
umumnya selalu mengundang resiko cedera yang lebih besar daripada olahraga
kesehatan. Yang lebih berbahaya lagi olahraga berat dapat memicu terjadinya
serangan jantung dan stroke yang mematikan diwaktu melakukan olahraga berat,
khususnya pada usia menengah keatas. Oleh karena itu olahraga kesehatan harus
submaksimal, kecuali pada waktu menjalani tes kebugaran jasmani.
Bentuk olahraga yang memenuhi kriteria olahraga kesehatan yang dapat
disajikan di lembaga-lembaga pembinaan mutu sumber daya manusia adalah senam
aerobik, pencak silat, karate yang kesemuanya dapat disajikan secara massal.
Disamping itu olahraga yang dapat dilakukan yaitu jalan cepat/lari lambat (jogging).
Tetapi yang terbaik untuk dilakukan adalah tiga olahraga yang disebutkan
diawal karena dapat menjangkau seluruh sendi dan otot-otot tubuh, disamping juga
merangsang otak untuk berpikir khususnya senam aerobik karena peserta senam
haruslah memperhatikan dan ,menirukan gerakan dari instruktur senam yang selalu
berubah tanpa pola. Berdasarkan keempat pendapat diatas, Ciri Olahraga kesehatan
adalah 1. Olahraga kesehatan adalah olahraga untuk memelihara atau untuk
meningkatkan derajat kesehatan dinamis. Sehingga orang bukan hanya saja sehat
dikala diam (sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang
dapat mendukung setiap aktivitas dalam kehidupannya sehari-hari (sehat dinamis). 2.
Olahraga kesehatan memiliki dampak positif apabila diterapkan dilembaga
pendidikan. Dampak positif yang bisa diperoleh adalah rasa kesetaraan dan
kebersamaan diantara sesama karena mereka semua merasa dapat dan mampu
melakukan olahraga dengan baik secara bersama-sama. 3. Konsep olahraga
kesehatan adalah padat gerak, bebas stres, singkat cukup 10-3- menit tanpa henti,
adekuat, massal, mudah, murah meriah ,dan fisiologis (bersifat aman). Berbeda
sengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan maksimal organ-organ tubuh,
olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk dapat
tetap berfungsi normal dalam keadaan apapun. 4. Bentuk olahraga yang memenuhi
kriteria olahraga kesehatan yang dapat disajikan di lembaga-lembaga pembinaan mutu
sumber daya manusia adalah senam aerobik, pencak silat, karate yang kesemuanya
dapat disajikan secara massal. 5. Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan
kesehatan adalah aktivitas gerak raga dengan intensitas yang setingkat diatas
intensitas gerak raga yang biasa dilakukan untuk keperluan pelaksanaan tugas
kehidupan sehari-hari. 6. ciri olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis adalah
Gerakannya mudah, Intensitasnya sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan),
bukan gerakan-gerakan maksimal atau gerakan eksplosif maksimal, Terdiri dari
satuan-satuan gerakan yang dapat dibuat untuk menjangkau seluruh sendi dan otot,
Bebas stres, Diselenggarakan 3-5x/minggu (minimal 2x/minggu), Dapat mencapai
intensitas antara 65-80% denyut nadi maksimal (DNM) sesuai umur.
4. Ciri Kesehatan Olahraga menurut buku yang di review, olahraga yang dianjurkan
untuk keperluan kesehatan adalah aktivitas gerak raga dengan intensitas yang
setingkat diatas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan untuk keperluan
pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari (Blair, 1989 dalam Cooper, 1994).
Oleh karena itu setiap orang mempunyai dosis olahraganya masing-masing.
Berikut adalah ciri olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis :
1. Gerakannya mudah, sehingga dapat diikuti oleh orang kebanyakan dan seluruh
peserta pada umumnya (bersifat massal).
2. Intensitasnya sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan
maksimal atau gerakan eksplosif maksimal.
3. Terdiri dari satuan-satuan gerakan yang dapat dibuat untuk menjangkau seluruh sendi
dan otot, serta dapat dirangkai untuk menjadi gerakan yang continue (tanpa henti).
Adanya satuan gerakan merupakan faktor penting untuk dapat mengatur dosis dan
intensitas olahraga kesehatan secara bertahap.
4. Bebas stres (non kompetitif = tidak untuk dipertandingkan).
5. Diselenggarakan 3-5x/minggu (minimal 2x/minggu).
6. Dapat mencapai intensitas antara 65-80% denyut nadi maksimal (DNM) sesuai umur.
DNM sesuai umur = 220- umur dalam tahun. Sebaiknya tiap peserta mengetahui cara
menetapkan dan menghitung denyut nadi latihan masing-masing.
Perlu diperhatikan dan dipahami dengan baik “Bila seseorang melakukan
olahraga untuk tujuan kesehatan, tetapi ia menjadi sakit karenanya, maka dapat
dipastikan bahwa ia ttelah salah dalam melaksanakan olahraga kesehatannya.
Pelatihan olahraga kesehatan harus selalu dilakukan secara bertahap karena
pentahapan adalah bagian dari prosedur keamanan. Sebaliknya jika orang melakukan
olahraga untuk tujuan prestasi, jangankan hanya ancaman sakit, adanya ancaman
kematian pun harus dapat dipahami karena prestasi itu demi kehormatan bangsa dan
negara.”Itulah falsafah dasar bagi olahraga kesehatan dan olahraga prestasi.
Berdasarkan keempat pendapat diatas, Ciri Olahraga kesehatan adalah 1. Olahraga
kesehatan adalah olahraga untuk memelihara atau untuk meningkatkan derajat
kesehatan dinamis. Sehingga orang bukan hanya saja sehat dikala diam (sehat statis)
tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap
aktivitas dalam kehidupannya sehari-hari (sehat dinamis). 2. Olahraga
kesehatan memiliki dampak positif apabila diterapkan dilembaga pendidikan.
Dampak positif yang bisa diperoleh adalah rasa kesetaraan dan kebersamaan diantara
sesama karena mereka semua merasa dapat dan mampu melakukan olahraga dengan
baik secara bersama-sama. 3. Konsep olahraga kesehatan adalah padat gerak, bebas
stres, singkat cukup 10-3- menit tanpa henti, adekuat, massal, mudah, murah
meriah ,dan fisiologis (bersifat aman). Berbeda sengan olahraga prestasi yang
menuntut kemampuan maksimal organ-organ tubuh, olahraga kesehatan justru
melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal dalam
keadaan apapun. 4. Bentuk olahraga yang memenuhi kriteria olahraga kesehatan
yang dapat disajikan di lembaga-lembaga pembinaan mutu sumber daya manusia
adalah senam aerobik, pencak silat, karate yang kesemuanya dapat disajikan secara
massal. 5. Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan kesehatan adalah aktivitas
gerak raga dengan intensitas yang setingkat diatas intensitas gerak raga yang biasa
dilakukan untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari. 6. ciri
olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis adalah Gerakannya mudah, Intensitasnya
sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan maksimal
atau gerakan eksplosif maksimal, Terdiri dari satuan-satuan gerakan yang dapat
dibuat untuk menjangkau seluruh sendi dan otot, Bebas stres, Diselenggarakan 3-
5x/minggu (minimal 2x/minggu), Dapat mencapai intensitas antara 65-80% denyut
nadi maksimal (DNM) sesuai umur.
5. Latihan Otot pada Olahraga Kesehatan menurut buku yang di review, sasaran
olahraga kesehatan pada umumnya dan khususnya bagi lansia adalah untuk :
a. Memelihara dan meningkatkan mobilitas dan kemandirian gerak (Sehat dinamis)
untuk memelihara dan meningkatkan kemandirian dalam peri-kehidupan bio-
psiko-sosiologiknya
b. Mencegah, menghambat perjalanan, meringkan gejala-gejala penyakit non-
infeksi,
termasuk menyembuhkan penyakit kelemahan fisik.
c. Mengendalikan berat badan bersamaan dengan pengaturan diet
d. Meningkatkan semangat dan kualitas hidup
Berdasarkan keempat pendapat diatas, Latihan otot pada olahraga kesehatan adalah
sasaran olahraga kesehatan 1, 2 dan 3 sangat baik sekali dan berguna dalam suatu
pelaksanaan kegiatan olahraga dan sudah sesuai apa yang diurutkan mulai dari ringan
sampai tertinggi. Apabila sasaran olahraga kesehatan yang ke-3 ini dilakukan dengan
baik maka sasaran yang ke-2 dan ke-1 sudah mewakili atau dilakukan.Apabila
seseorang menghentikan aktivitas olahraga terutama olahraga kesehatan maka sesuatu
yang tidak diingkan akan muncul dalam diri seorang yang tidak aktif lagi melakukan
olahraga baik secara jasmani, rohani, dan sosial. Karena olahraga kesehatan akan
menghambat atau menghentikan proses penyakit jantung dan pembuluh darah secara
tidak normal. Maka untuk menghindari berbagai penyakit yang akan timbul setelah
tidak lagi melakukan olahraga alangkah baiknya lakukan olahraga secara rutinitas
sesuai dengan ketentuan yang ada. Adapun olahraga yang cocok dalam sasaran di atas
adalah olahraga senam (senam aerobik). Disamping gerakan pada olahraga aerobik
dapat menjangkau seluruh persendian otot dan merupakan sasaran utama olahraga
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
2. Halaman judul
3. Halaman penerbit
4. Kata Pengantar
5. Daftar isi
6. Biografi Penulis