PENDAHULUAN
1
bakan yang didapat sejak lahir dan program latihan yang mantap, masalah
kesehatan, gizi dan penyediaan makan yang adekuat, sehingga pentingnya
mengatur gizi atlet pada perjalanan harus dilakukan dengan tepat sesuai gizi
dan kebutuhan pada atlet tersebut agar kondisi atlet tetap stabil saat
bertanding.
2
1.4.2 Bagi Masyarakat
Sebagai pengetahuan untuk masayrakat mengenai pengaturan gizi
pada atlet saat traveling sehingga mampu untuk diterapkan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
b. Jet stress
Stres merupakan keadaan ketika seseorang merasa
ketidaknyamanan mental dan batin yang disebabkan oleh perasaan
tertekan. Definisi stres menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000)
adalah gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang
disebabkan oleh faktor ekstrinsik. Menurut American Institute of
Stress (2010), tidak ada definisi yang pasti untuk stres karena setiap
individu akan memiliki reaksi yang berbeda terhadap stres yang sama.
Stres bersifat individu dan pada dasarnya bersifat merusak bila tidak
4
adanya keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan beban
stres yang dirasakan.
5
debar, nyeri dada, napas pendek, gangguan lambung, mual, tremor,
ekstremitas dingin,wajah terasa panas, berkeringat, sering flu,
menstruasi terganggu, otot kaku dan tegang terutama pada bagian
leher, bahu dan punggung.
Tanda dan gejala psikologis stres : kecemasan, ketegangan,
kebingungan dan mudah tersinggung, menangis tiba-tiba, perasaan
frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian), sensitif dan
hyperreactivity, phobia, menarik diri dari pergaulan, menghindari
kegiatan yang sebelumnya disenangi, dan kehilangan konsentrasi,
kehilangan spontanitas dan kreativitas serta menurunnya rasa percaya
diri.
Tanda dan gejala perilaku dari stres adalah: gelisah, selalu mondar-
mandir, menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas,
meningkatnya penggunaan minuman keras dan obatobatan, perubahan
pola makan mengarah ke obesitas, perilaku makan yang tidak normal
(kekurangan) sebagai bentuk penarikan diri dan kehilangan berat
badan secara tiba-tiba.
6
Menyediakan makanan yang memenuhi energi, zat gizi makro,
mikro, cairan sesuai aktivitas tubuh, program latihan, jenis
olahraga.
Menaggulangi kasus khusus/situasi khusus selama dalam masa
pembinaan prestasi yang berkaitan dengan gizi.
Memberikan konsultasi dan pendidikan gizi secara formal atau
informal.
Monitoring dan evaluasi terhadap status gizi konsumen atlet dan
pelaksanaan penyelenggaraan makanan atlet.
Keterbatasan
2 biaya/anggaran Rencanakan/organisir pengaturan makanan sebelumnya
7
Sehingga makanan yang dipilih atau dibawa selama perjalanan
pada atlet seperti :
Aneka biskuit dengan jam atau madu, serta snack yang lain.
8
Pertandingan yaitu pengaturan makanan atlet sebelum, selama, saat
pertandingan perlu dilakukan, terutama untuk atlet yang bertanding
lebih dari 60 menit.
Transisi yaitu pengaturan makanan atlet setelah masa pertandingan
berlalu dimaksudkan untuk memulihkan kondisi fisik atlet dan
mengisi kembali cadangan glikogen yang habis setelah dipakai
dalam pertandingan.
9
b. Bagi atlet yang menurunkan Berat Badan perlu diperhatikan:
1. Penurunan BB sebaiknya dilakukan pada persiapan umum
2. Mengurangi konsumsi energi 25% dari kebutuhan energi atau
500 kalori untuk penurunan 0.5 kg BB/mgg atau 1000 kalori
untuk penurunan/kg/ BB/mgg
3. Menambah aktifitas
4. Menu seimbang dan memenuhi kebutuhan gizi
5. Tidak dilakukan penurunan bera badan secara drastis
10
8. Banyak minum air dan jus buah, jangan tunggu sampai haus.
9. Timbang Berat Badan setiap hari untuk monitoring status gizi
(sesudah/sebelum latihan).
11
penyelenggaraan makan dikelompokkan berdasarkan daerah yang pola
makannya relatif sama. Atau penyelenggara mencari makanan –makanan
yang disukai atlet lokal untuk disajikan. Pihak atlet juga harus
mempersiapkan diri mengatasi masalah ini, misalnya dengan membawa
sendiri makanan-makanan khas daerahnya yang disukai atlet. Atau atlet
selama masa latihan di pusat latihan daerah, dibiasakan dengan makanan-
makanan yang akan diperoleh di tempat pertandingan.
12
Pada banyak tempat makanan disajikan dalam bentuk kafetaria,
dimana situasi ini merangsang atlet untuk makan dalam jumlah banyak
atau makan makanan yang salah. Oleh karena itu atlet dianjurkan untuk
makan sesuai dengan kebutuhannya tidak terpengaruh makanan yang
dimakan atlet yang lain. Bawalah makanan yang secara khusus dibutuhkan
, mungkin makanan tersebut lebih aman dari makanan di tempat
pertandingan. Jika atlet akan bertanding di luar negeri yang pola makannya
sangat berbeda, ada baiknya sebelum berangkat atlet diajak untuk
mencoba aneka makanan dari negara tersebut, sehingga atlet mempunyai
gambaran dan dapat mengantisipasi kira-kira makanan apa yang dapat
dikonsumsi jika disajikan makanan dari negara tersebut serta atlet dapat
berdiskusi dengan ahli gizi kira-kira makanan mana yang cocok untuk atlet
serta berapa banyak yang harus dimakan.
13
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Fungsi gizi bagi atlet adalah untuk mempersiapkan keadaan tubuh yang
ideal untuk melakukan gerakan-gerakan yang terkoordinasikan dan teratur,
serta menyediakan energi yang akan dipakai pada waktu berolahraga. Tidak
ada perbedaan yang mencolok antara kebutuhan gizi serta penggunaan gizi
pada atlet dan non atlet. Perbedaan yang mungkin ada adalah pada aktivitas
fisiknya, sehingga atlet memerlukan energi yang lebih besar. Prinsip makanan
sebelum bertanding dan saat bertanding adalah makanan dapat menunjang
penampilan atlet dan bukan sebaliknya. Minuman bagi atlet adalah sangat
penting untuk menghindari terjadinya dehidrasi, apalagi untuk pertandingan
yang berjalan lebih dari 50 menit, minum adalah sangat penting bagi atlet.
Sehingga dengan melakukan pengaturan makan pada atlet khususnya pada
saat traveling kondisi atlet tetap terjaga staminanya dan prestasinya akan lebih
meningkat.
3. 2 Saran
14
oleh para atlet berkait erat dengan ketepatan penentuan dan penyediaan jenis
dan jumlah zat gizi yang diperlukan khusunya pada saat traveling.
15