GIZI
“Konsumsi TKTP Dalam Rangka Cegah KEK Ibu Hamil”
Disajikan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Penyuluhan dan Konsultasi
Gizi Prodi D3 Gizi Semester III Jurusan Gizi
Oleh Kelompok 5 :
1. Ayu Rai Parasita (P07131017006)
2. Maria Romaulina Aritonang (P07131017017)
3. Made Dwi Riski Wulansari (P07131017027)
4. Sheylla Tara Audina (P07131017037)
5. Made Laksmita Wardiani (P07131017047)
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat beliaulah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsumsi
TKTP Dalam Rangka Cegah KEK Ibu Hamil”. Makalah ini disusun sebagai salah
satu tugas mata kuliah Penyuluhan Dan Konsultasi Gizi. Dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam dalamnya kepada :
1. Bapak I Ketut Kencana,SKM,M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah
Penyuluhan Dan Konsultasi Gizi Politeknik Kesehatan Denpasar Prodi DIII.
2. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari
dosen pembimbing mata kuliah guna menjadi bekal pegalaman pada penulis untuk
lebih baik di masa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi TKTP................................................................................................3
2.2 Fungsi TKTP..................................................................................................3
2.3 Jenis-Jenis TKTP............................................................................................3
2.4 Contoh Makanan TKTP.................................................................................3
2.5 Porsi TKTP Yang Baik...................................................................................5
2.6 Definisi KEK..................................................................................................6
2.7 Penyebab KEK Pada Ibu Hamil.....................................................................6
2.8 Indikator Pengukuran Pada Ibu Hamil...........................................................7
2.9 Ciri-Ciri KEK Pada Ibu Hamil.......................................................................13
2.10Akibat KEK Pada Ibu Hamil.........................................................................13
2.11Penanggulangan/Pencegahan Pada Ibu Hamil..............................................14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................15
3.2 Saran...............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas SDM, kekurangan gizi akan
menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan
kecerdasan,menurunkan produktifitas kerja dan daya tahan tubuh, yang berakibat
meningkatnya kesakitan dan kematian.Kecukupan gizi sangat di perlukan oleh setiap
individu,sejak janin masih di dalam kandungan. Ibu atau calon ibu menjadi kelompok
rawan,karena membutuhkan gizi yang cukup sehingga harus di jaga status gizi dan
kesehatanya, agar dapat melahirkan bayi yang sehat (Dep.Kes RI 2003). Sampai saat
ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi, khususnya gizi kurang
seperti kurang energi kronis (KEK) dan anemia. Sehingga mempunyai
kecenderungan melahirkan bayi dengan berat badan lahir kurang. Gizi kurang pada
ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu, antara lain anemia,
perdarahan, mempersulit persalinaan sehingga terjadi persalinan lama, prematuritas,
perdarahan setelah persalinan,bahkankematian ibu. (dr.Prita Muliarini, 2003).
1
10. Bagaimana akibat KEK pada ibu hamil ?
11. Bagaimana penanggulangan / pencegahan KEK pada ibu hamil ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan tentang kekurangan energi
kronis (KEK) pada ibu hamil.
2. Memahami tentang penyakit KEK pada ibu hamil
2
BAB II
PEMBAHASAN
Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) adalah diet yang mengandung energy
dan protein di atas kebutuhan normal. Diet diberikan dalam bentuk makanan biasa
ditambah bahan makanan sumber protein tinggi seperti susu, telur dan daging atau
dalam bentuk minuman enteral TKTP. Diet ini diberikan pada pasien telah
mempunyai cukup nafsu makan dan dapat menerima makanan lengkap serta untuk
pasien pada penyakit infeksi.
1. Diet TKTP I mengandung 2600 kalori dan 100 g (2 g/kg BB) protein.
2. Diet TKTP II mengandung 3000 kalori dan 125 g (2 ½ g/kg BB) protein.
3
- Sumber lemak : minyak goreng, mentega.
4
kering, dan jus buah
Lemak dan Minyak Minyak goreng, mentega, Santan Kental
margarin, santan encer,
salad dressing
Minuman Soft drink, madu, the, Minuman rendah energi
sirup, dan kopi encer
Bumbu Bumbu tidak tajam, seperti Bumbu tajam seperti cabe
bawang putih, bawang dan merica
merah, laos, salam, dan
kecap Bumbu tajam
seperti cabe dan merica
Kekurangan energi kronis (KEK) adalah masalah gizi yang disebabkan karena
kekurangan asupan makanan dalam waktu yang cukup lama, hitungan tahun. Kondisi
kurang energi kronik (KEK) biasanya terjadi pada wanita usia subur yaitu wanita
yang berusia 15-45 tahun.
5
indeks massa tubuh seseorang. Ibu yang mempunyai lingkar lengan atas yang kurang
dari 23,5 cm dapat dikatakan ia mengalami kekurangan gizi kronis.
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seorang ibu hamil mengalami
kekurangan gizi kronis, yaitu:
6
Salah satu hal yang paling berpengaruh terhadap status gizi hamil adalah kondisi
kesehatan ibu saat itu. Ibu hamil yang mengalami penyakit infeksi, sangat mudah
kehilangan berbagai zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Penyakit infeksi bisa
mengakibatkan kekurangan energi kronis pada ibu hamil karena kemampuan
tubuh untuk menyerap zat gizi menurun dan hilangnya nafsu makan sehingga
asupan makan juga menurun.
7
Subjek berdiri tegak dengan kedua tangan tergantung bebas disamping badan dan
bagian telapak tangan menghadap ke paha.
Subjek menggunakan pakaian longgar dan lengan baju sebaiknya agak longgar
sehingga tidak menekan kulit dari lengan atas.
Dengan keadaan tangan yang rileks dan tergantung bebas dan agak berjauhan dari
sisi badan, telapak tangan menghadap kepaha, letakkan alat pengukur melingkari
lengan sehingga menyentuh kulit tetapi tidak menekannya. Hasil pengukuran
diukur mendekati 0,1 cm.
Berikan tanda titik tengah saat siku dalam posisi 90 0 dimana telapak tangan
menghadap keatas. Titik tengah diukur dari bagian lateral sepanjang permukaan
superior dan processus spinosius ke bagian paling bawah dari processus
acromeon.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah :
a. Pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri
(kecuali orang kidal kita ukur lengan kanan).
b. Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan
tidak tegang atau kencang.
c. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-
lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata-rata (Supariasa dkk, 2002)
2. Food Recall 24 jam
Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Dalam
metode ini, responden adalah ibu disuruh menceritakan semua yang dimakan dan
diminum selama 24 jam yang lalu (kemarin). Biasanya dimulai sejak ia bangun pagi
kemarin sampai dia istirahat tidur malam harinya, atau dapat juga dimulai dari waktu
saat dilakukan wawancara mundur kebelakang sampai 24 jam penuh. Wawancara
sebaiknya dilakukan oleh orang yang sudah terlatih dengan menggunakan kuesioner
terstruktur.
Hal yang penting perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24 jam data
yang diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh karena itu, utuk mendapatkan
data kuantitatif, mak jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti
8
dengan menggunakan alat ukur rumah tangga (sendok, gelas, piring dan lain-lain)
atau ukuran lainnya yang biasa digunakan sehari-hari.
Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali ( 1 x 24 jam), maka data yang
diperoleh kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan makan individu.
Oleh karena itu, recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan harinya tidak
berturut-turut.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam
tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan
memberikan variasi yang lebih besar tentang intake makanan harian individu.
9
1. Pengukuran Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometris yang paling banyak digunakan karena
parameter ini mudah dimengerti sekalipun oleh mereka yang buta huruf ( Arisma,
2009).
Berat badan adalah satu parameter yang memberikan gambaran masa tubuh. Masa
tubuh sangat sensitive terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya
karena terserang penyakit infeksi, menurunya nafsu makan atau menurunnya jumlah
makan yang dikonsumsi.
Pada prinsipnya ada dua macam timbangan yaitu beam (lever)balance scales dan
spring scale. Contoh beam balance ialah dancing, dan spring scale adalah timbangan
pegas. Karena pegas mudah melar timbangan jenis spring scsle tidak dianjurkan
untuk digunakan berulang kali, apalagi pada lingkungan yang bersuhu panas.
Berat badan ideal ibu hamil sebenarnya tidak ada rumusnya, tetapi rumusannya bisa
dibuat yaitu dengan dasar penambahan berat ibu hamil tiap minggunya yang
dikemukakan oleh para ahli berkisar antara 350-400 gram, kemudian berat badan
yang ideal untuk seseorang agar dapat menopang beraktifitas normal yaitu dengan
melihat berat badan yang sesuai dengan tinggi badan sebelum hamil, serta umur
kehamilan sehingga rumusnya dapat dibuat.
Dengan berbekal beberapa rumus ideal tentang berat badan, saya (penulis) dapat
kembangkan menjadi rumus berat badan ideal untuk ibu hamil yaitu sebagai
berikut : Dimana penjelasannya adalah BBIH adalah Berat Badan Ideal Ibu Hamil
yang akan dicari. BBI = ( TB – 110) jika TB diatas 160 cm (TB – 105 ) jika TB
dibawah 160 cm. Berat badan ideal ini merupakan pengembangan dari (TB-100)
oleh Broca untuk orang Eropa dan disesuaikan oleh Katsura untuk orang Indonesia.
UH adalah Umur kehamilan dalam minggu. Diambil perminggu agar kontrol faktor
resiko penambahan berat badan dapat dengan dini diketahui. 0.35 adalah Tambahan
berat badan kg per minggunya 350-400 gram diambil nilai terendah 350 gram atau
0.35 kg . Dasarnya diambil nilai terendah adalah penambahan berat badan lebih
10
ditekankan pada kualitas (mutu) bukan pada kuantitas (banyaknya) (Supriasa,
2002).
11
kiri kepala. Saat pengkuran, sandal, dan topi harus dilepas. Baca hasil ukur pada
posisi tegak lurus dengan mata (sudut pandang mata dan skala microtoise harus sudut
90 derajat). Pada gambar di atas, apabila terukur lebuh tinggi dai Pengukur, maka
pengukur harus menggunakan alat peningi agar posisi baca tegak lurus. Bacaan pada
ketelitian 0,1 cm, artinya apabila tinggi terukur 160 cm, harus ditulis 160,0 cm (koma
nol harus ditulis). Tinggi badan kurang dari 145 cm atau kurang merupakan salah satu
risti pada ibu hamil. Luas panggul ibu dan besar kepala janin mungkin tidak
proporsional, dalam hal ini ada dua kemungkinan yang terjadi: a.Panggul ibu sebagai
jalan lahir ternyata sempit dengan janin/kepala tidak besar. b.Panggul ukuran normal
tetapi anaknya besar/kepala besar. Pada kedua kemungkinan itu, bayi tidak dapat lahir
melalui jalan lahir biasa, dan membutuhkan operasi Sesar.
12
Penilaian Indeks Masa Tumbuh diperoleh dengan memperhitungkan berat badan
sebelum hamil dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat (Yuni,
2009).
Rumus ini hanya cocok diterapkan pada mereka yang berusia antara 19-70 tahun,
berstruktur tulang belakang normal, bukan atlet atau binaragawan.
13
Mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, seperti sayuran hijau,
protein hewani (daging, susu, telur) dan lengkapi dengan suplemen zat besi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) adalah diet yang mengandung energy
dan protein di atas kebutuhan normal. Diet diberikan dalam bentuk makanan biasa
ditambah bahan makanan sumber protein tinggi seperti susu, telur dan daging atau
dalam bentuk minuman enteral TKTP. Diet ini diberikan pada pasien telah
14
mempunyai cukup nafsu makan dan dapat menerima makanan lengkap serta untuk
pasien pada penyakit infeksi.
Kekurangan energi kronis (KEK) adalah masalah gizi yang disebabkan karena
kekurangan asupan makanan dalam waktu yang cukup lama, hitungan tahun. Kondisi
kurang energi kronik (KEK) biasanya terjadi pada wanita usia subur yaitu wanita
yang berusia 15-45 tahun. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seorang ibu
hamil mengalami kekurangan gizi kronis, salah satunya kurangnya asupan makanan.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132296048/pendidikan/Praktik+Diet+-
+Diet+Energi+Tinggi.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132296048/pendidikan/Praktik+Diet+-
+Diet+Energi+Tinggi.pdf
15
http://skripsikesehatanmasyarakat123.blogspot.com/2013/12/kek-pada-ibu-
hamil.html
http://www.academia.edu/11762949/Makalah_Pencegahan_KEK_Kekurangan_Energ
i_Kronis_pada_ibu_hamil
16