Anda di halaman 1dari 34

MALABSORBSI

Pengertian

 Malabsorbsi merupakan istilah umum yang mengacu pada


gangguan penyerapan terhadap lemak, karbohidrat, dan protein
sebagai hasil dari gangguan pencernaan atau karena kerusakan
anatomi dan fisiologi dari usus kecil.
 Manutrisi energy protein akan menurunkan sensitifitas villi usus,
penurunan produksi enzim pencernaan, selanjutnya terjadi
gangguan pencernaan dan penyerapan. Gangguan organ hati,
pancreas, kantung empedu dapat juga menyebabkan gangguan
pencernaan.
Lanjutan…

 Malabsorbsi adalah kelainan-kelainan yang terjadi akibat


penyerapan zat gizi yang tidak adekuat dari usus kecil ke dalam
aliran darah. Dalam keadaan normal, makanan dicerna dan zat-zat
gizinya diserap ke dalam aliran darah, terutama dari usus kecil.
Malabsorbsi Lemak

 Proses pencernaan dan penyerapan lemak lebih kompleks sehingga


paling mudah mengalami gangguan. Dikatakan kompleks karena
dalam proses pencernaan dan penyerapan tidak hanya memerlukan
enzim lipase usus, tetapi juga membutuhkan lipase pancreas dan
cairan empedu yang dibutuhkan di hati dan kantung empedu.
 Malabsorbsi lemak ditandai dengan steatore, yaitu terdapatnya
lemak pada faces. Dengan ini vitamin larut lemak tdak bisa diserap
dengan baik.
Gejala Malabsorbsi Lemak

 Gejala malabsorbsi lemak yang sering dirasakan,antara lain sakit


perut, kram, diare, dan feces berlemak, berbau busuk serta berbusa.
Dari tes laboratorium, ditemuinya lemak > 6 g pada feces setelah 24
jam mengonsumsi lemak.
Diit Malabsorbsi Lemak

 Pada diet malabsorbsi lemak, terdapat pematasan lemak 25- 50 g per


hari dan jenis lemak adalah lemak rantai menengah atau medium
chain triglyceride (MCT), seperti minyak kelapa dan santan.
Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

Kelompok makanan Makanan yang dianjurkan Makanan yang tidak dianjurkan


Karbohidrat kompleks Nasi dari meras merah/ putih, tepung Semua produk tepung- tepungan yang
gandum, roti gandum, oats, sereal. diolah dengan lemak (biscuit, wafel,
cracers)

Kelompok protein Daging kurus, ayam tanpa kulit, telur, ikan, Semua sumber protein yang digoreng,
kacang-kacangan daging gemuk, ayam dengan kulit, bebek,
sosis, kornet, kacang berlemak seperti
kacang tanah dan kacang mete.

Kelompok susu Susu rendah lemak, yoghurt rendah lemak. Susu fullcream, cream, keju, semua produk
yang dibuat dari susu fullcream

Kelompok sayuran Semua sayuran Semua sayuran yang digoreng, diolah


dengan santan kental, keju, krim, susu
fullcream, margarin dan mentega

Kelompok buah-buahan Semua buah kecuali alpukat Alpukat, semua buah yang diolah dengan
lemak seperti minyak, mayonais, susu
fullcream, santan kental

Perhatian : batasi konsusmsi lemak 25 sampai maksimal 50 gram setara dengan 3 porsi hewani, 2 porsi nabati, dan 7 sdt minyak
rantai medium yang digunakan untuk menumis dan memanggang atau dalam bentuk santan encer.
Contoh Menu

 Pagi : Roti gandum dengan selai buah, buah


papaya, susu skim.
 Pukul 10.00 : Kue kukus
 Siang : Nasi, ikan bumbu kuning, pepes tahu, sup sayuran,
semangka
 Sore : Nasi, pepes ikan, tumis tempe, sayur lodeh,
nanas
 Malam :Pisang rebus
Menu terdiri dari 5 porsi protein, minyak setara 5 sdt.
Malabsorbsi Karbohidrat
 Malabsorbsi karbohidrat pada umumnya yang terjadi adalah
malabsorbsi laktosa.
 Laktosa adalah karbohidrat sederhana yang hanya terdapat pada
susu, disebut juga dengan gula susu.
 Malabsorbsi laktosa disebut juga intoleran laktosa.Ketika laktosa
tidak bisa dicerna atau ketika pergerakan usus halus tidak normal,
laktosa akan dibawa ke usus besar dan tidak bisa dicerna dan
diserap.
 Selanjutnya bakteri dalam usus besar akan memfermetasi laktosa,
akibatnya akan terjadi peningkatan gas dan perut akan kram.
 Tidak dicernanya laktosa juga menyebabkan peningkatan jumlah air
yang ditarik ke usus halus sehingga bisa mengakibatkan terjadinya
diare.
Diit Malabsorbsi Karbohidrat (Laktosa)

 Diet malabsorbsi laktosa adalah dengan membatasi asupan makan


sumber laktosa. Pada kasus tertentu, konsumsi bahan makanan yang
mengandung laktosa tergantung kepada toleransi masing- masing
individu. Laktosa terdapat pada susu kira-kira 11 g per cangkir dan
9 g pada es krim yang dibuat dari susu serta 1-2 g pada 10 gram
keju
 Hal penting yang harus diperhatikan adalah produk susu
mengandung kalsium dan vitamin D.
 Ketika membatasi produk susu, beresiko mengalami defisiensi
kalsium dan vitamin D. Untuk itu, saat membatasi makanan produk
susu, harus meningkatkan konsumsi bahan makanan lain yang tinggi
kalsium, seperti tempe, ikan sarden, salmon kaleng, kerang, ikan teri
segar, ikan teri tidak asin, tofu yang difortifikasi kalsium, kacang
kacangan, sari kedelai, kacang almond, brokoli, jus jeruk yang
difortifikasi kalsium, lobak.
Syarat Diit
 Makan utama 2- 3 kali dan makan selingan 1-2 kali sehari
tergantung kebiasaan, dengan susunan hidangan sesuai dengan gizi
seimbang, 3-8 porsi karbohidrat, 3-5 porsi sumber protein, 2-3 porsi
sayuran, 3-5 porsi buah-buahan, minyak dan lemak 6-7 sdt.
 Hindari konsumsi semua susu dan produk olahanya dan semua
makanan lain yang diolah dengan menambahkan susu dan produk
olahannya. (Perlu sekali mengetaui semua bahan yang digunakan
dalam suatu produk maknan ).
 Tingkatkan konsumsi bahan makanan sumber kalsium.
Contoh menu

 Pagi :Nasi, omlet telur, tumis brokoli, jus jeruk apel


 Selingan :Kue pisang
 Siang : Nasi, ikan teri tawar balado, tempe bacem, sup lobak,
papaya
 Sore :Nasi,ikan bandeng presto goreng tepung, sayur
lodeh, semangka
 Malam :Smoothie buah (apel jeruk, wortel)
Menu ini terdiri dari 4 porsi karbohidrat, 4 porsi protein tiga
diantaranya sumber kalsium, 4 pori sayur dua diantaranya sumber
kalsium, 5 porsi buah, 7 sdt minyak.
NCP PADA KEP & DHF
DATA ANTROPOMETERI

 Anak : BB/U, TB/U, BB/TB


 Dewasa : BB, lila
DATA BIOKIMIA

KEP :
 Albumin
 Hb
 Hipoglikemi : <54 mg/dl
Data biokimia..

DHF
 Tes hematorkit untuk mengetahui kekentalan darah (kenaikan Ht > 20%)
 tes trombosit (< 100.000/ml)
 tes hemoglobin,
 leukosit dan serologi dengue
Klinis/fisik

KEP :
 Tampak sangat kurus / edema/pembengkakan kedua kaki
 Suhu : Dingin /hipotermia (< 36⁰C) atau demam
 Pucat
 Frekuensi nafas : cepat > 40x/mnt  pneumoni
 Nadi cepat > 140 x/mnt gagal jantung
 Tanda syok : tangan kaki dingin, nadi lemah, kesadaran turun (Letargi)
 Bercak merah kulit
 Diare / muntah
 Dehidrasi : mulut kering, tdk ada air mata, gelisah, haus, mata cekung, turgor kulit lambat,
letargi
 sianosis
Klinis/fisik

DHF
 Demam
 Ruam
 Mual, muntah
 diare
DIETARY HISTORY

KEP & DHF


• Kebiasaan makan sebelum sakit
• Makan/minum/ menyusui saat sakit
• Asupan makan dan cairan dlm bbrp hari terakhir
• Adakah mual/muntah/diare
• Cara pemberian makan keluarga
• Makanan pantangan / alergi
Riwayat Personal

DHF
 RPD (riwayat penyakit dahulu
 RPS (riwayat penyakit sekarang)
 Lingkungan perumahan dan kerja
 Peran dlm keluarga
Riwayat Personal

KEP
 RPD (riwayat penyakit dahulu : campak 3 bulan yll)
 RPS (riwayat penyakit sekarang)
 Riwayat kelahiran : proses kelahiran, BBL, PB
 Peran dlm keluarga dlm memberikan makan
 Riwayat tumbuh kembang : duduk, merangkak, berjalan, dll
 Rutin menimbang tiap bulan di posyandu
 Riwayat imunisasi : lengkap/tdk
DIAGNOSIS GIZI

KEP
 NI 1.4 Inadekuat intake energi
 NI 2.1 Asupan oral tdk adekuat
 NI 3.1 Asupan cairan inadekuat
 NI 5.3 asupan protein energi tdk adekuat
 NC 1.4 Perubahan fx gastro intestinal
 NC 2.2 Perub nilai lab
 NC 3.1 BB kurang/underweigt
 NB 1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan gizi
 NB 3.3 Akses suplai makanan terbatas
DG

DHF
 NI 5.1 Peningkatan kebutuhan gizi
 NC 2.2 Perub nilai lab
INTERVENSI

 Planning
- tujuan, prinsip,syarat diet, target capaian
- Jenis diet , route, bentuk, frekuensi pemberian
- Perhitungan kebutuhan zat gizi makro/mikro
- Preskripsi diet  menu
- Perlukah entral /parenteral feeding
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN
PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK

• Fase Stabilisasi:
Fase awal  tindakan segera (atasi dan cegah
hipoglikemia, hipotermi dan dehidrasi),
keterlambatan akan berakibat kematian

Pemberian cairan, energi & protein ditingkatkan secara


bertahap untuk menghindari “overload”  gagal
jantung.

Berlangsung 1 – 2 hari dan dapat berlanjut sampai 1


minggu (sesuai kondisi klinis anak)

29
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN
PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK

• Fase Transisi:
Masa peralihan (dari stabilisasi ke rehabilitasi)
Peningkatan jumlah cairan dan konsistensi formula
dilakukan perlahan-lahan agar sel-sel usus
beradaptasi.

Berlangsung 1 minggu (umumnya)

30
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN
PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK
(Lanjutan ….)
• Fase Rehabilitasi:
Pemberian makanan untuk tumbuh kejar
Energi dan protein ditingkatkan sesuai kemampuan.
Berlangsung 2 – 4 minggu (umumnya)

• Fase Tindak lanjut:


Setelah anak dipulangkan dari RS/Puskesmas/Panti
Pemulihan Gizi
Makanan tumbuh kejar (Makanan keluarga dan PMT-
Pemulihan)
Berlangsung sampai 4 - 5 bulan

31
Intervensi DHF

 Balance cairan
 Pemberian cairan intravena, sebatas cukup untuk mempertahankan sirkulasi yang efektif
selama periode plasma leakage
MONEV

 AD 1.1. antropometri
 BD 1. ..Profil biokimiaa ( Hb, Hct, albumin)
 FH.1.1. Asupan energi, protein
 FH. 1.2 Asupan cairan
 FH. 1.3 Asupan entral/parenteral : frek, volume, jadwal)
 FH 1.2.3.Asupan ASI/MPASI
 FH. 4.1. Pengetahuan dan perilaku gizi
 CH 2… Data klinis/fisik : edema, gastro, respiratory,
 CH. 3 ..dukungan sosial thd asuhan medis/gizi
 FH 6….Akses makanan…(cara menyiapkan, alat makan, dll)

Anda mungkin juga menyukai