Figure 23.1
The Respiratory Epithelium of the Nasal Cavity
and Conducting System
Figure 23.2
The Nose, Nasal Cavity, and Pharynx
Figure 23.3c
The Anatomy of the Larynx
Figure 23.4
The Glottis
Figure 23.5a, b
The Anatomy of the Trachea
Figure 23.6a, b
The Anatomy of the Trachea
Figure 23.6c
The Bronchi and Lobules of the Lung
Figure 23.10b
Alveolar Organization
Figure 23.12a-c
TBC (TUBERCULOSIS)
Penyakit infeksi yg disebabkan oleh
micobacterium tuberculosis
Paling sering mengenai organ paru
Pengobatan lama
Perlu energi tinggi & protein tinggi utk
penyembuhan & pemulihan
Jenis diet Tinggi Kalori Tinggi Protein
(TKTP) / Energi Tinggi Protein Tinggi
(ETPT)
Patofisiologi
Infeksi mikobakterium TB menyebabkan
terjadi proses radang pd jaringan paru &
peningkatan sekresi saluran napas
Data objektif : Batuk lama, Peningkatan
suhu tubuh terutama sore hari, keringat
malam
Pemriksaan Dx : Test tuberkulin, Rontgen,
Sputum BTA
Pengobatan : OAT
OAT : Isoniazid (INH), Rifamficin (RIF),
Ethambutol (EMB), Pyrazinamide (PZA),
Streptomicin
INH : makanan dpt menurunkan
absorbsinya shg konsumsinya 1 jam
sebelum atau 2 jam setelah makan
OAT menyebabkan deplesi piridoksin (Vit
B6), mempengaruhi metabolisme Vit. D
shg dpt menurunkan absorbsi Ca dan
Phospor.
Malnutrisi sering terjadi pd penderita TB
paru, 70% disertai penurunan BB, kurang
vit A jg sering ditemui menyebabkan
menurunnya kemampuan replikasi sel
epitel & menyebabkan degenerasi sel
pensekresi mukus dlm saluran napas.
Pencegahan atau perbaikan
kekurangan BB
Tingkatkan masukan kalori dg diet ETPT
Jika pasien tdk mampu menghabiskan
porsi sekali makan, sajikan dalam porsi
kecil tapi sering
Pastikan pasien punya sumber makanan
yg cukup (pd pasien rawat jalan)
Penilaian
Aspek yg diperhatikan Temuan