Anda di halaman 1dari 7

KASUS : GAGAL GINJAL KRONIK ETIOLOGI LUPUS ERITEMATOSUS

LAPORAN PRAKTIKUM DIETETIK PENYAKIT DEGENERATIF


PK MANAJEMEN INDUSTRI JASA MAKANAN DAN GIZI – PROGRAM DIPLOMA IPB
Oleh : Betty Mutiarani (J3F112063), Nur Fitriani (J3F112065)
Pembimbing : dr. Vera Uripi

1. Assesmen
1.1 Data Identitas
Nama : Bu Gini
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga

1.2 Riwayat Penyakit


 Bu Gini telah 2 tahun menderita penyakit gagal ginjal kronik akibat lupus
eritematosus

1.3 Pemeriksaan Klinis dan Antropometri


 Pemeriksaan klinis
- Tekanan darah 125/80 mmHg
- Nadi 92 kali/menit
- Pemeriksaan jantung dan paru-paru normal

 Antropometri
Berat Badan (BB) : 41 kg
Tinggi Badan (TB) : 154 cm
IMT : 17,3 kg/m2
Status gizi : Underweight
BBI : 48,6 kg

1.4 Pemeriksaan laboratorium


 CCK 25 ml/menit
 Hemoglobin 10 g/dl
 Ureum darah 70 mg/dl
 Kreatinin 5 mg/dl
 Asam urat 7 mg/dl

1.5 Kebiasaan makan sebelum sakit


 (tidak ada kebiasaan makan sebelum sakit)
Analisis Assesmen

Tanda dan Gejala,


Laboratorium dan Masalah Gizi Tujuan Intervensi Jenis Intervensi
Obat
Memberikan
Meningkatkan makanan dengan
Anoreksia, lemah,
Asupan energi asupan/ intake energi kandungan energi
sakit kepala,
dan zat gizi dan zat gizi untuk dan zat gizi yang
underweigth,
menurun mencapai status gizi cukup dengan porsi
takikardi
optimal kecil,frekuensi
sering
Gangguan
Menyeimbangkan Memberikan
Prehipertensi keseimbangan
kadar natrium dalam makanan rendah
berdasar sistole natrium dalam
darah garam
darah
Gangguan fungsi Memberikan
ginjal sehingga Meningkatkan makanan
Anemia produksi produksi secukupnya tanpa
erotropoietien eritropoeitien memberatkan kerja
menurun ginjal
Hiperurisemia Gangguan Menormalkan Memberikan diet
(asam urat 7 metabolisme kadar purin dalam rendah purin
mg/dl) purin darah
Ureum dan Menormalkan Memberikan diet
Gagal ginjal
kreatinin darah kadar ureum dan gagal ginjal kronik
kronik
meningkat kreatinin darah pre dialisis

Diagnose medis adalah Gagal Ginjal Kronik Etiologi Lupus Eritematosus.

Berdasarkan tabel assesment diatas rumusan masalah gizi pada domain klinik penderita
adalah asupan energi dan zat gizi menurun serta gangguan fungsi ginjal menyebabkan
ureum dan kreatinin darah meningkat karena gagal ginjal kronik akibat lupus
eritematosus

2. Patofisiologi Gizi

Lupus Eritematosus

Kerusakan organ ginjal

Penurunan laju filtrasi glomerulus

Reabsorsi zat yang seharusnya dibuang meningkat

Kadar ureum, kreatinin darah meningkat

Anoreksia
Lupus eritematosus merupakan penyakit auto imun yang menyerang kekebalan dan
menyerang dan merusak organ-organ vital dalam tubh penderitanya, terutama organ
ginjal sehingga ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Hal ini
menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus atau laju GFR menurun sehingga
reabsorbsi zat zat yang seharusnya dibuang melalui urin meningkat, seperti ureum,
kreatinin dan purin meningkat dan menyebabkan anoreksia.

3. Intervensi Gizi
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi penderita dan patofisiologi terjadinya
permasalahan tersebut, maka tujuan pengaturan dietnya adalah:
 Mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan fungsi ginjal
 Menurunkan kadar ureum dan kreatinin darah
 Menjaga keseimbangan cairan dan elektrlolit
 Mencegah atau mengurangi progresifitas gagal ginjal

Jenis diet yang diberikan adalah Diet Gagal Ginjal Kronik Predialisis, syarat
dietnya adalah:
 Energi cukup, 30 – 35 Kal/kgBB per hari
 Protein rendah 0,6 – 0,75 g/kgBB
 Lemak cukup 20 -30 % dari total kebutuhan energi
 Bentuk makanan biasa atau lunak sesuai keadaan penderita
 Cairan dibatasi sesuai pengeluaran urin sehari ditambah 500 ml (respirasi
dan perspirasi)
 Kalium dibatasi bila ada hiperkalemia
 Vitamin cukup

Kebutuhan Energi dan Zat Gizi

a. Kebutuhan Energi

BBI = (TB – 100) – 10 % (TB – 100)


= (154 – 100) – 10 % (154 -100)
= 54 – 5,4
= 48,6 kg

Kebutuhan Energi Sehari = 35 g x 48,6 kg = 1701 Kal

b. Kebutuhan Protein sehari


0,6 g x 48,6 kg = 29,2 g
0,75 g x 48,6 kg = g

c. Kebutuhan Lemak sehari


Lemak total: 20% x 1701Kal : 9 = 37,8 g
30% x 1701Kal : 9 = 56,7 g

d. Kebutuhan karbohidrat
74 % x 1701kal : 4 = 314,6 g
e. Kebutuhan Vitamin
Vitamin cukup jika perlu ditambah suplemen piridoksin, folat, vitamin C, dan D.

f. Kebutuhan Cairan
2000 ml sehari

4. Contoh Menu
4.1 Frekuensi Makan

Frekuensi makan untuk penderita dislipidemia dalam sehari yaitu 5 kali, terdiri
atas: makan pagi, selingan pagi, makan siang, makan sore, dan ekstra malam.
 Makan Pagi (20%) = 20 % x 1701 Kal = 340 Kal
 Selingan Pagi (10%) = 10 % x 1701 Kal = 170 Kal
 Makan Siang (30%) = 30 % x 1701 Kal = 510 Kal
 Makan Sore (30%) = 30 % x 1701 Kal = 510 Kal
 Ekstra Malam (10%) = 10 % x 1701Kal = 170 Kal

4.2 Pemilihan bahan


Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber Karbohidrat Nasi, bihun, jagung, kentang, singkong, ubi
macaroni, mi, tepung- kuning
tepungan, selai, madu,
permen
Sumber protein Telur, daging, ikan, ayam,
Kacang-kacangan dan hasil
susu olahannya, seperti temped
dan tahu
Sumber lemak Minyak jagung, minyak Kelapa, santan, minyak
kacang tanah, minyak kelapa, margarin, mentega
kelapa sawit, minyak biasa, dan lemak hewan
kedelai, margarin, dan
mentega rendah garam
Sumber vitamin Semua sayuran dan buah, Sayuran tinggi kalium,
kecuali pasien dengan seperti bayam, kembang kol,
hyperkalemia dianjurkan daun pepaya muda dan
yang mengandung kalium buah yang tinggi kalium,
rendah/sedang seperti seperti pisang, avokad,
wortel, caysim, terong, papaya
sawi
4.3 Contoh Menu Sehari
Waktu Nama Hidangan Bahan Berat E P L KH
Makan (g) (Kal) (g) (g) (g)
Makan Nasi Ulam Beras 33 118 2,2 0,2 26,0
Pagi Kelapa 30 108 1,0 10,4 1,2
20% Gula merah 3 11 0 0,3 2,7
Minyak 2 18 0 2 0
Ayam goreng Ayam 38 115 7 0 10
pandan Gula pasir 10 36 0 0 9,4
Minyak 0,2 1 0 0,2 0
Acar timun Timun 25 2 0,1 0 0,4
TOTAL 410 10,4 13,1 52,8
Selingan Susu 5 25 1,2 1,5 1,8
Pagi Agar-agar 1 0 0 0 0
10% Maizena 1 3 0 0 0,9
Puding Karamel
Putih telur 8 4 0,9 0 0,1
Gula pasir 10 36 0 0 9,4
Coklat 0,5 1 0 0,1 0,2
TOTAL 90 0,5 0,6 21,5
Makan Nasi Ulam Beras 33 118 2,2 0,2 26,0
Siang Kelapa 30 108 1,0 10,4 1,2
25 % Gula merah 3 11 0 0,3 2,7
Minyak 2 18 0 2 0
Sayap ayam Ayam 74 130 7,8 10,7 0
percik Kecap 7 3 0,4 0,1 0,6
Margarin 2 14 0 1,6 0
Semur kentang Kentang 44 37 0,9 0 4
Kecap 2 1 0,1 0 0,2
minyak 2 18 0 2 0
Acar Kuning Wortel 14 6 0,2 0 1,3
Timun 13 2 0,1 0 0,4
Buncis 6 2 0,1 0 0,5
Minyak 1 9 0 1 0
Pudding Karamel Susu 5 25 1,2 1,5 1,8
Agar-agar 1 0 0 0 0
Maizena 1 3 0 0 0,9
Putih telur 8 4 0,9 0 0,1
Gula pasir 10 36 0 0 9,4
Coklat 0,5 1 0 0,1 0,2
TOTAL 516 10,9 22 66,8

Makan Nasi Ulam Beras 33 118 2,2 0,2 26,0


Sore Kelapa 30 108 1,0 10,4 1,2
25 % Gula merah 3 11 0 0,3 2,7
Minyak 2 18 0 2 0
Ikan Moolie Ikan 46 42 6,3 1,7 0
Semur Terung Terung 55 13 0,6 0,1 3,0
Minyak 3 27 0 3 0
Kecap 3 1 0,2 0 0,3
Acar Kuning Wortel 14 6 0,2 0 1,3
Buncis 13 5 0,3 0 1
Timun 6 1 0 0 0,3
Minyak 0,3 3 0 0,3 0
Pudding Setup Nanas 28 15 0,1 0,1 3,8
Nanas Gula 39 150 0 6 36,7
Agar-agar 0,5 0 0 0 0
Susu 2 10 0,5 0,6 0,7
Margarin 0,5 4 0 0,4 0
TOTAL 407 7,5 17,7 56,4
Ekstra Tepung beras 20 73 1,4 0,1 17,6
Malam Kanji 10 36 0,1 0 8,7
Kue Lapis
10 % Gula pasir 10 36 0 0 9,4
Santan cair 44 54 0,9 4,4 3,3
TOTAL 199 2,3 4,5 37,4
TOTAL SEHARI 1622 31,8 58,1 236,2
Simpulan dan Saran

4.4 Simpulan
 Kebutuhan energi sehari 1701 Kal, kebutuhan Protein sehari 29,2 g,
kebutuhan lemak sehari 37,8 g, dan kebutuhan KH sehari 314,6 g.
 Total energi yang diperoleh 1622 Kal, protein 31,8 g, lemak 58,1 g,
karbohidrat 236,2 g
 Ketersediaan energi terhadap kebutuhan energi sehari yaitu menyumbang
95,3%, ketersediaan protein terhadap kebutuhan protein sehari yaitu 91,8%,
kontribusi lemak terhadap kebutuhan sehari yaitu 30,7%, dan kontribusi
karbohidrat terhadap kebutuhan sehari yaitu 55,5%

4.5 Saran
 Kontribusi karbohidrat belum mencukupi kebutuhan sehari sebesar 19%,
namun jika ditambahkan kembali, jumlah protein bertambah pula sedangkan
dalam diet Gagal Ginjal Kronis Predialisis jumlah proteinnya harus dibatasi
untuk mencegah terjadinya peningkatan ureum dalam darah.

Daftar Pustaka

Uripi, Vera. 2014. Penuntun Praktikum Dietetik Gizi Lebih dan Degeneratif. Bogor: IPB

Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai