1. Assesmen
1.1 Data Identitas
Nama : Bu Gini
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Antropometri
Berat Badan (BB) : 41 kg
Tinggi Badan (TB) : 154 cm
IMT : 17,3 kg/m2
Status gizi : Underweight
BBI : 48,6 kg
Berdasarkan tabel assesment diatas rumusan masalah gizi pada domain klinik penderita
adalah asupan energi dan zat gizi menurun serta gangguan fungsi ginjal menyebabkan
ureum dan kreatinin darah meningkat karena gagal ginjal kronik akibat lupus
eritematosus
2. Patofisiologi Gizi
Lupus Eritematosus
Anoreksia
Lupus eritematosus merupakan penyakit auto imun yang menyerang kekebalan dan
menyerang dan merusak organ-organ vital dalam tubh penderitanya, terutama organ
ginjal sehingga ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Hal ini
menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus atau laju GFR menurun sehingga
reabsorbsi zat zat yang seharusnya dibuang melalui urin meningkat, seperti ureum,
kreatinin dan purin meningkat dan menyebabkan anoreksia.
3. Intervensi Gizi
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi penderita dan patofisiologi terjadinya
permasalahan tersebut, maka tujuan pengaturan dietnya adalah:
Mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan fungsi ginjal
Menurunkan kadar ureum dan kreatinin darah
Menjaga keseimbangan cairan dan elektrlolit
Mencegah atau mengurangi progresifitas gagal ginjal
Jenis diet yang diberikan adalah Diet Gagal Ginjal Kronik Predialisis, syarat
dietnya adalah:
Energi cukup, 30 – 35 Kal/kgBB per hari
Protein rendah 0,6 – 0,75 g/kgBB
Lemak cukup 20 -30 % dari total kebutuhan energi
Bentuk makanan biasa atau lunak sesuai keadaan penderita
Cairan dibatasi sesuai pengeluaran urin sehari ditambah 500 ml (respirasi
dan perspirasi)
Kalium dibatasi bila ada hiperkalemia
Vitamin cukup
a. Kebutuhan Energi
d. Kebutuhan karbohidrat
74 % x 1701kal : 4 = 314,6 g
e. Kebutuhan Vitamin
Vitamin cukup jika perlu ditambah suplemen piridoksin, folat, vitamin C, dan D.
f. Kebutuhan Cairan
2000 ml sehari
4. Contoh Menu
4.1 Frekuensi Makan
Frekuensi makan untuk penderita dislipidemia dalam sehari yaitu 5 kali, terdiri
atas: makan pagi, selingan pagi, makan siang, makan sore, dan ekstra malam.
Makan Pagi (20%) = 20 % x 1701 Kal = 340 Kal
Selingan Pagi (10%) = 10 % x 1701 Kal = 170 Kal
Makan Siang (30%) = 30 % x 1701 Kal = 510 Kal
Makan Sore (30%) = 30 % x 1701 Kal = 510 Kal
Ekstra Malam (10%) = 10 % x 1701Kal = 170 Kal
4.4 Simpulan
Kebutuhan energi sehari 1701 Kal, kebutuhan Protein sehari 29,2 g,
kebutuhan lemak sehari 37,8 g, dan kebutuhan KH sehari 314,6 g.
Total energi yang diperoleh 1622 Kal, protein 31,8 g, lemak 58,1 g,
karbohidrat 236,2 g
Ketersediaan energi terhadap kebutuhan energi sehari yaitu menyumbang
95,3%, ketersediaan protein terhadap kebutuhan protein sehari yaitu 91,8%,
kontribusi lemak terhadap kebutuhan sehari yaitu 30,7%, dan kontribusi
karbohidrat terhadap kebutuhan sehari yaitu 55,5%
4.5 Saran
Kontribusi karbohidrat belum mencukupi kebutuhan sehari sebesar 19%,
namun jika ditambahkan kembali, jumlah protein bertambah pula sedangkan
dalam diet Gagal Ginjal Kronis Predialisis jumlah proteinnya harus dibatasi
untuk mencegah terjadinya peningkatan ureum dalam darah.
Daftar Pustaka
Uripi, Vera. 2014. Penuntun Praktikum Dietetik Gizi Lebih dan Degeneratif. Bogor: IPB