PARU dr. Karina R. Ekawidyani, M.Gizi Dietetika Penyakit Infeksi dan Defisiensi Outline Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi Patofisiologi Infeksi Saluran Pernafasan dan Paru- paru Asuhan Gizi pada Infeksi Saluran Pernafasan dan Paru-paru Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi Anatomi Sistem Respirasi Pertukaran Gas Fungsi Sistem Respirasi dan Kaitannya dengan Status Gizi Memasukkan oksigen untuk metabolisme seluler dan mengeluarkan produk sisa metabolisme (CO2 dan uap air) Zat gizi sumber energi (KH, protein, lemak) dimetabolisme menggunakan oksigen dgn hasil sampingan karbondioksida Malnutrisi dapat diakibatkan kelainan/penyakit pada paru dan dapat berkontribusi terhadap penurunan status kesehatan paru. Malnutrisi dan Kesehatan Paru-paru
Malnutrisi akibat asupan tidak adekuat
mempengaruhi: Kekuatan dan ketahanan otot-otot pernapasan, terutama diafragma. Berkurangnya parenkim paru (bronkiolus respirasi, alveoli, dan kapiler paru) Malnutrisi yang terus berlanjut dapat meningkatkan kejadian infeksi paru akibat penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh. Patofisiologi Infeksi Saluran Pernafasan dan Paru-paru Infeksi Saluran Pernapasan Atas Dikenal sebagai “common cold” Istilah non-spesifik untuk menggambarkan infeksi akut yang terjadi di rongga hidung, sinus, faring, laring, trakea, dan bronkus. Pada dewasa terjadi 2-4x/tahun, pada anak-anak rata-rata terjadi 6x infeksi virus pada saluran napas tiap tahun Ditularkan melalui aerosol, droplet (bersin atau batuk), kontak langsung dengan sekresi yang mengandung infeksi Infeksi Saluran Pernapasan Atas Tanda dan gejala: Pilek,hidung tersumbat, bersin, sakit tenggorokan, batuk, dan sakit kepala Terapi: Bertujuan untuk meringankan gejala Istirahat dan meningkatkan asupan cairan Pneumonia Peradangan paru-paru Etiologi: bakteri, virus, jamur Infeksi menyebabkan kerusakan fungsi paru sehingga terjadi akumulasi cairan dan sesak napas 2 kategori: Community acquired pneumonia: Streptococcus pneumoniae, Pneumococcal pneumonia Hospital acquired pneumonia: pasien ICU, yang memakai ventilator mekanik Pneumonia Populasi yang rentan: Anak-anak
Lansia
Penderita diabetes, penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK), HIV/AIDS, asma Pneumonia Aspirasi Pneumonia yang disebabkan karena terhirupnya (aspirasi) bahan asing (saliva, sekresi hidung, cairan, makanan, isi lambung) ke dalam jalan napas di bawah pita suara, yang kemudian menyebabkan respons inflamasi dalam paru. Penyebab utama pneumonia pada pasien di ICU Tuberkulosis Etiologi: Bakteri Mycobacterium tuberculosis Selain menyerang paru, juga dapat menyerang organ lain seperti kelenjar getah bening (TB kelenjar), ginjal (TB ginjal), kulit (TB kutis), tulang belakang (spondilitis TB), selaput otak (meningitis TB), dll Yang berisiko: orang dengan kekebalan tubuh rendah Tuberkulosis Penularan melalui udara akibat menghirup droplet yang terinfeksi Tanda dan gejala: Demam, batuk (lebih dari 2 minggu), sesak napas, nyeri dada, malaise, tidak nafsu makan Anemia karena penyakit kronis, penurunan berat badan Pemeriksaan: rontgen paru dan cek sputum
Terapi medis: pengobatan tanpa putus minimal 6
bulan dengan obat anti tuberculosis (OAT) Asuhan Gizi pada Infeksi Saluran Pernafasan dan Paru-paru Diet Energi Tinggi Protein Tinggi (ETPT)
Diet yang mengandung energi dan protein di atas
kebutuhan normal Diet diberikan dalam bentuk makanan biasa ditambah bahan makanan sumber protein tinggi (susu, telur, daging) atau dalam bentuk minuman enteral ETPT Diberikan apabila pasien telah mempunyai cukup nafsu makan dan dapat menerima makanan lengkap. Tujuan Diet Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal Syarat Diet Energi tinggi: 40-45 kkal/kgBB Protein tinggi: 2,0-2,5 g/kgBB Lemak cukup: 20-25% dari kebutuhan energi total Karbohidrat cukup: sisa dari kebutuhan energi total Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal Makanan diberikan dalam bentuk mudah dicerna Jenis Diet ETPT Diet ETPT I Energi: 2600 kkal, Protein: 100 g (2 g/kgBB) Diet ETPT II Energi: 3000 kkal, Protein: 125 g (2,5 g/kgBB) Bahan Makanan Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan Sumber Karbohidrat Nasi, roti, mie, makaroni - Hasil olahan seperti cake, puding, pastry, dodol KH sederhana: gula pasir Sumber Protein hewani Daging sapi, ayam, ikan, Yang dimasak dengan telur, susu banyak minyak atau santan Hasil olahan: keju, yoghurt, kental es krim Sumber Protein Nabati Semua jenis kacang- Yang dimasak dengan kacangan dan hasil olahan banyak minyak atau santan seperti tempe dan tahu kental Sayuran Semua jenis sayuran Yang dimasak dengan terutama jenis B (bayam, banyak minyak atau santan buncis, daun singkong, kental kacang panjang, labu siam, wortel). Boleh direbus, dikukus, ditumis Bahan Makanan Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan Buah-buahan Semua jenis buah segar, buah kaleng, buah kering, jus buah Lemak dan minyak Minyak goreng, mentega, Santan kental margarin, santan encer, salad dressing Minuman Soft drink, madu, sirup, teh Minuman rendah energi dan kopi encer Bumbu Bumbu tidak tajam: Bumbu yang tajam: cabe bawang merah, bawang dan merica putih, salam, dan kecap Contoh Menu Sehari ETPT II Pagi Nasi, telur dadar, daging semur, ketimun dan tomat iris, susu Selingan pagi Bubur kacang hijau atau susu Siang Nasi, ikan bumbu acar, ayam goreng, tempe bacam, sayur asam, pepaya Selingan sore Susu Malam Nasi, daging, telur balado, sup sayuran, pisang Pukul 20.00: formula komersial Hal-hal yang perlu diperhatikan pada penderita TB Paru Perhatikan kebersihan makanan yang dikonsumsi Masaklah makanan dengan sempurna, simpan dalam keadaan tertutup Cuci tangan sebelum makan Cukup mengonsumsi sayuran dan buah, tetapi hindari buah yang asam dan menimbulkan gas OAT diminum dalam keadaan perut kosong Beri jarak 30 menit-1 jam setelah minum obat di pagi hari, baru kemudian sarapan Hal-hal yang perlu diperhatikan pada penderita TB Paru Konsumsi makanan yang mengandung tinggi protein, 75-100 g protein sehari Apabila penderita mengalami underweight/ gizi kurang beri makanan secara bertahap (jumlah kalori dan kepadatan makanan) sesuai daya terima pasien untuk mencegah refeeding syndrome Jika berat badan sudah naik dan pasien sudah ada nafsu makan dapat dimulai diet ETPT Dianjurkan makan dengan porsi kecil tapi sering: 4- 6x sehari dengan tambahan 3x makanan selingan Hal-hal yang perlu diperhatikan pada penderita TB Paru Kebutuhan vitamin A dan zink meningkat → kekebalan tubuh dan perbaikan sel-sel epitel Kebutuhan vitamin B6 meningkat karena obat isoniazid (salah satu OAT) → suplementasi vitamin B6 setiap hari Asupan cairan 10-12 gelas air putih sehari