Anda di halaman 1dari 8

Bab 4 DIIT PASIEN INFEKSI

A. Pendahuluan
Penyakit infeksi disebabkan oleh masuknya mikroorganisme patogen ke dalam tubuh, baik
secara perinhalan (terhirup), peroral (termakan), parenteral, maupun melalui gigitan
serangga. Daerah tempat kuman penyakit masuk ke dalam tubuh, yang disebut juga Port
d’entree, akan mengalami:
1. Tumor (pembengkakan)
2. Rubor (kemerahan)
3. Kalor (pana atu peningkatan suhu)
4. Dolor (nyeri)
5. Fungsiolesa (gangguan fungsi)

Reaksi pembengkakan merupakan salah satu reaksi pertahanan tubuh dengan tujuan
membatasi infeksi.

Saatkuman penyakit masuk ke dalam tubuh, maka akan terjadi reaksi sistemikberupa
demam. Demam merupakan keadaan dimana terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi
dari suhu tubuh normal (>37⁰C). Demam menyebabkan peningkatan laju metabolisme
basal atau BMR (Basal Metabolic Rate) sehingga memerlukan energi yang lebih tinggi.
Setiap kenaikan suhu tubuh sebesar 1⁰C, maka BMR akan meningkat sebesar 13%.
Penyakit infeksi yang biasa disertai dengan demam antara lain tifus abdominalis,
hepatitis, dan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Selain itu, penyakit infeksi kronis,
seperti tuberkulosis, juga disertai dengan demam meskipun gejalanya tidak terlalu nyata
namun dapat berlangsung dalam waktu yang cukup lama sehingga kenaikan BMR tidak
boleh diabaikan.

Faktor Injury= 1+ (0,13 X [suhu tubuh saat demam - 37])

Selain menyebabkan kenaikan BMR, demam juga meningkatkan laju pernafasan (respiratori
rate) sehingga eksresi cairan dari tubuh juga meningkat. Ekskresi cairan yang berlebihan akan
menyebabkan dehidrasi, karena itu asupan cairan juga perlu diperhatikan.kebutuhan cairan
adalah 100 cc untuk setiap 100 Kal. Umumnya, dengan sering disertai dengan mual dan muntah
sehingga asupan cairan yang diperlukan lebih tinggi apalagi bila disertai pula dengan diare.

Cairan yang {[Kebutuhan Energi Sehari (Kal)/100 Kal] X 100 cc} +


jumlah cairan yang hilang saat muntah & diare

1. Tujuan Diet
Tujuan diet pada penderita demam adalah untuk memberikan makanan dalam bentuk lunak
atau saring yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh sesuai dengan kebutuhan gizi,
keadaan penyakit, dan daya terima pasien.
2. Syarat Diet
a. Kebutuhan energi dan protein ditentukan oleh berat ringannya penyakit yang diderita,
faktor injury disesuaikan dengan kenaikan suhu tubuh.
b. Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak tergantung daya terima pasien.
c. Disajikan dalam porsi sedang dalam 3 kali makan utama dan 2 kali selingan.
d. Cairan cukup terutama bila ada muntah.
e. Vitamin dan mineral cukup.
f. Mudah dicerna, rendah serat dan tidak berbumbu tajam.

B. DIIT DEMAM TYPOID


Diet demam thypoid adalah diet yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan makan
penderita thypoid dalam bentuk makanan lunak rendah serat.
Tujuan utama diet demam thypoid adalah memenuhi kebutuhan nutrisi penderita demam
thypoid dan mencegah kekambuhan. Penderita penyakit demam thypoid selama menjalani
perawatan haruslah mengikuti petunjuk diet yang dianjurkan oleh dokter untuk dikonsumsi
antara lain:
1. Maknana yang cukup cairan, kalori, vitamin, dan protein.
2. Tidak mengandung banyak serat.
3. Tidak merangsang dan tidak mmenimbulkan banyak gas.
4. Makanan lunak diberikan selama istirahat.

Makanan dengan rendah serat dan rendah sisa bertujuan untuk memberikan makanan
sesuai kebutuhan gizi yang sedikit ungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi
volume feses, dan tidak merangsang saluran cerna. Pemberian bubur saring, juga ditujukan
untuk menghindari terjadinya komplikasi perdarahan saluran cerna atau perforasi usus.

 Syarat-syarat Diet Sisa Rendah


1. Energi cukup sesuai dengan umur, jenis kelamin dan aktivitas.
2. Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
3. Lemak sedang, yaiutu 10-25% dari kebutuhan energi total.
4. Karbohidrat ukup, yaitu sisa kebutuhan energi total.
5. Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang sehingga asupan serat
maksimal 8 gr/hari. Pembatasan ini disesuaikan dengan toleransi perorangan.
6. Menghindari susu, produk susu, daging berserat kasar (liat) sesuai dengan
toleransi peroorangan.
7. Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam dan
berbumbu tajam.
8. Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas
dan dingin.
9. Makanan sering diberikan dalam porsi kecil.
10. Bila diberikan untuk jangka waktu lama atau dalam keadaan khusus, diet perlu
disertai suplemen vitamin dan mineral, makanan furmula, atau makanan
parenteral.
 Makanan yang Dianjurkan
1. Sumber karbohidrat
Beras dibubur/tim, roti bakar, kentang rebus, krakers, tepung-tepung
dibubur atau dibuat pudding.
2. Sumber protein hewani
Daging empuk, hati, ayam, ikan direbus, ditumis, dikukus, diungkep,
dipanggang; telur direbus, ditim, diceplok air, didadar, dicampur dalam
makanan dan minuman; susu maksimal 2 gelas/hari.
3. Sumber protein nabati
Tahu,tempe ditim, direbus, ditumis, pindakas, susu kedelai.
4. Sayuran
Sayuran berserat rendah dan sedang seperti kacang panjang, buncis muda,
bayam, labu siam, tomat masak, wortel direbus, dikukus, ditumis.
5. Buah-buahan
Semua sari buah; buah segar yang matang (tanpa kulit dan biji) dan tidak
banyak menimbulkan gas seperti pepaya, pisang, jeruk, alpukat.
6. Lemak nabati
Margarin, mentega, dan minyak dalam jumlah terbatas untuk menumis,
mengoles dan setup.
7. Minuman
Teh encer, sirup
8. Bumbu
Garam,vetsin, gula, cuka, salam, laos, kunyit, kunci dalam jumlah terbatas.

 Makanan yang dianjurkan


1. Sumber karbohidrat
Beras ketan, beras tumbuk/merah, roti, whole wheat, jagung, ubi, singkong,
talas, tarcis, dodol dan kue-kue lain yang manis dan gurih.
2. Sumber protein hewani
Daging berserat kasar (liat), serta daging, ayam, ikan diawetkan, telur mata sapi,
didadar.
3. Sumber protein nabati
Kacang merah serta kacang-kacangan kering seperti kacang tanah, kacang hijau,
kacang kedelai, dan kacang tolo.
4. Sayuran
Sayuran yang berserat tinggi seperti: daun singkong, daun katuk, daun pepaya,
daun dan buah melinjo, oyong, timun serta semua sayuran yang dimakan
mentah.
5. Buah-buahan
Buah-buahan yang dimakn dengan kulit seperti apel, jambu biji, jeruk yang
dimakan dengan kulit air; buah yang menimbulkan gas seperti durian dan
nangka.
6. Lemak
Minyak untuk menggoreng, lemak hewani, kelapa dan santan.
7. Minuman
Kopi dan teh kental; minuman yang mengandung soda dan alkoho.
8. Bumbu
Cabe dan merica.

 Diet Dengan Semnua Nutrisi Penting


1. Energi
Dianjurkan untuk meningkatkan asupan energi dengan 10-20% karena
kenaikan suhu tubuh. Awalnya, selama tahap akut, pasien mungkin dapat hanya
mengkonsumsi 600-1200 kkal/hari, tetapi asupan energi harus berangsur-
angsur meningkat dengan pemulihan dan toleransi ditingkatkan.
2. Protein
Kebutuhan protin lebih terkait dengan keparahan dan durasi infeksi daripada
ketinggian demam. Karena ada kerusakan jaringan yang berlebihan,asupan
protein harus ditingkatkan untuk 1,5 sampai 2 gm protein/kg/berat badan/hari.
Untuk meminimalkan kehilangan jaringan, makanan protein nilai biologis tinggi
seperti susu dan telur harus digunakan secara bebas karena mereka yang paling
mudah dicerna dan diserap. Untuk mencapai hal ini, makan secara teratur harus
ditambah dengan minuman protein tinggi.
3. Karbohidrat
Asupan karbohidrat liberal disarankan untuk mengisi glikogen yang habis
pada tubuh. Mudah dicerna, karbohidrat juga dimasak seperti pati sederhana,
glukosa, madu, gula tebu dan lain-lain harus dimasukkan karena mereka
memerlukan pencernaan lebih sedikit dan berasimilasi dengan baik.
4. Dier serat
Sebagai gejala tipus termasuk diare dan lesi di saluran usus, segala bentuk
iritasi harus dihilangkan dari diet. Semua serat, kasar harus dihindari dalam diet,
karena merupakan iritan mekanik.
5. Lemak
Karena adanya diare, emulasi lemak bentuk seperti krim, mentega, susu,
kuning telur, harus dimasukkan dalam diet, karena mudah dicerna juga harus
dihindari.
6. Mineral
Karena hilangnya elektrolit berlebihan seperti sup natrium, kalium dan
klorida asin, kaldu, jus buah, susu harus dimasukkan untuk mengkompensasi
hilangnya elektrolit. Suplemen zat besi harus diberikan untuk mencegah
anemia.
7. Vitamin
Karena infeksi dan demam resultants, ada kebutuhan untuk meningkatkan
asupan vitamin A dan C.
8. Cairan
Dalam rangka untuk mengkompensasi kerugian melalui kulit dan keringat
dan juga untuk memastikan volume yang memadai urin untuk mengeluarkan
limbah, asupan cairan liberal sangat penting dalam bentuk minuman, sup, jus,
air biasa dan lain-lain. Jadi energi yang tinggi, protein tinggi, diet cairan penuh
dianjurkan di awal dan segera setelah demam turun, serat, hamba rendah, diet
lunak harus diberikan kepada pasien.
Contoh menu makanan untuk penderita Thypoid
WAKTU MENU
Bubur ayam tanpa bumbu kuning
Makan Pagi Telur rebus
susu
Tim saring
Abon ayam tabur
Makan siang
Sup/sayur bening labu siam
Semangka potong
Tim saring ( blender dengan campuran
dada ayam, udang kupas, wortel,
brokoli, sedikit bawang putih)
Makan malam
Sup tahu rebus
Pudding buah susu
Jus melon

C. DIET PADA PENDERITA GASTRITIS


Diet pada penderita gastritis adalah diet lambung. Prinsip diet pada penyakit lambung
bersifat libitum, yang artinya bahwa deit lambung dilaksanakan berdasarkan kehendak
klien/pasien.
Prinsip diet yang di anjurkan untuk pasien gastritis yaitu:
1. Pasien dianjurkan untuk makan secara teratur, tidak terlalu kenyang dan tidak boleh
berpuasa.
2. Makanan yang dikonsumsi harus mengandung cukup kalori dan protein (TKTP) namun
kandungan lemak/minyak, khususnya yang jenuh harus dikurangi.
3. Makanan pada diet lambung harus mengandung dicernakan dan mengandung serat
makanan yang halus (soluble dietary fiber).
4. Makanan tidak boleh mengandung bahan yang merangsang, menimbulkan gas, bersifat
asam, mengandung minyak/lemak secara berlebihan, dan yang bersifat melekat.
5. Makanan tidak boleh terlalu panas atau dingin.

Tujuan diet pada penderita gastritis adalah;

1. Menghilangkan gejala penyakit.


2. Menetralisirk asam lambung.
3. Mengurangi gerakan paristaltik lambung.
4. Memperbaiki kebiasaan makan penderita.
Dengan cara itu diharapkan luka di dinding lambung perlahan-lahan akan sembuh.
 Syarat Diet Penderita Gastritis
1. Makanan yang disajikan harus mudah dicerna, tidak merangsang tetapi
dapat memenuhi kebutuhan energi dan gizi, jumlah energipun harus
disesuaikan dengan kebutuhan penderita.
2. Asupan protein harus cukup tinggi (sekitar 20-25% dari total jumlah energi
yang biasa diberikan), sedangkan lemak perlu dibatasi. Protein berperan
dalam menetralisir asam lambung. Bila terpaksa menggunakan lemak, pilih
jenis lemak yang mengandung jenis asam lemak tak jenuh.pemberian lemak
atau minyak perlu dipertimbangkan dengan teliti. Lemak yang berlebihan
dapat menimbulkan rasa mual, rasa tidak enak di ulu hati dan muntah
karena tekanan dari dalam lambung meningkat.
3. Mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh
secukupnya merupkanan pilihan tepat, sebab lemak jenis ini lebih mudah
dicerna.
4. Porsi makan yang diberikan dalam porsi kecil tapi sering.
5. Kebutuhan zat gizi, jenis energi yang dikonsumsi harus disesuaikan dengan
berat badan dan umur penderita.
 Jenis dan Bentuk Makana
Sebaiknya penderita gastritis menghindari makanan yang bersifat merangsang,
diantaranya makanan berserat dan penghasil gas maupun mengandung banyak
bumbu-bumbu rendah.selain itu perlu memperihatinkan teknis memasaknya,
direbus, dikukus, atau dipanggang adalah teknik masak yang dianjurkan. Sebaliknya,
menggoreng bahan makanan tidak dianjurkan.
Menurut persagi (1999), dikenal jenis diet untuk penderita penyakit gastritis. Diet
ini disesuaikan dengan berat ringannyapenyakit.
1. Diet Lambung I diberikan pada penderita gastritis berat yang disertai
pendarahan. Jenis makanan yang diberikan, meliputi susu dan bubur
susu yang diberikan setiap 3 jam sekali.
2. Diet Lambung II. Untuk penderita gastritis akut yang sudah dalam
perawatan. Makan yang diberikan merupakan makanan saring atau
cincang pemberiannya sama 3 jam sekali.
3. Diet Lambung III. Untuk penderita gastritis yang tidak begitu berat atau
ringan.bentuk makanan harus lunak dan diberikan enam kali sehari.
4. Diet Lambung IV. Diberikan pada penderita gastritis ringan, makanan
dapat berbentuk lunak atau biasa.
 Jenis makanan yang boleh diberikan pada penderita gastritis
1. Sumber hidrat arang (nasi atau penggantinya) yaitu meliputi;beras, di
bubur atau ditim, kentang direbus atau dipures, makaroni, mie bihun
direbus, roti, biskuit, marie, dan tepung-tepung dibuat bubur atau
puding.
2. Sumber protein hewani (daging atau penggantinya). Ikan, hati,daging
sapi empuk, ayam digiling atau dicincang dan direbus, disemur,ditim,
atau dipanggang, telur ayam direbus, didadar, diceplok air, atau
dicampurkan dalam makana, susu. Sumber protein nabati tahu, tempe,
direbus, ditim dan ditumis, kacang hijau direbus dan dihaluskan.
3. Lemak margarin, minyak (tidak untuk menggoreng) dan santan encer.
4. Sayur-sayuran yang tidak banyak serta dan tidak menimbulkan gas,
misalnya:bayam,labu siam, wortel,tomat direbus atau ditumis.
5. Buah-buahan pepaya, pisang rebus, sawo,jeruk garut, sari buah
(sebainya dimkan bersama nasi).
6. Bumbu-bumbu. Gula, garam, vetsin, kunyit, kunci, sereh, salam,
lengkuas, sedikit jahe, dan bawang.

Jenis-jenis makanan yang tidak boleh diberikan pada penderita gastritis:


1. Sumber hidrat arang ,eliputi; beras ketan atau wajik,bulgur, jagung, ubi
singkong, kentang goreng, cake, dodol, dan kue yang terlalu manis.
2. Sumber protein hewani: Daging, ikan, ayam yang dikalengkan, digoreng,
dikeringkan (dendeng), telur ceplok atau goreng. Sumber protein
nabati: tahu, tempe digoreng, kacang merah, kacang tanah digoreng.
3. Lemak: lemah hewan, santan kental.
4. Sayuran yang banyak serat dan menimbulkan gas, sayuran mentah.
5. Buah yang banyak serat dan menimbulkan gas, misalnya jambu biji,
nanas, kedongdong, durian, nangka, dan buah yang dikeringkan (sale
pisang, manisan pala, dan sebagainya).
6. Bumbu-bumbu: lombok atau cabai, merica, cuka dan bumbu yang
merangsang.

Yang harus diperhatikan untuk diet bagi pengderita gatritis yaitu:

1. Makan dalam porsi kecil tapi sering lebih baik dibandingkan makan
dalam jumlah besar sekaligus.
2. Jangan terburu-buru ketika mengkonsumsi makanan.
3. Mengunyak makanan secara sepenuhnya.
4. Makan makanan yang kaya akan serat
5. Makan makanan mengandung flavonoid, seperti apel, seledri, bawang,
dan teh dapat menghambat pertumbuhan bakteri H.pylori.
6. Mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi vitamin dan kalsium,
seperti kacang almon, sayuran hijau (misalnya bayam).
7. Hindari makanan yang terlalu panas ataupun dingin.
8. Hindari makanan yang tinggi kadar lemak.
Pada penelitian, makanan tinggi kadar lemak meningkatkan imflamasi
pada permukaan lambung.
9. Hindari minuman yang bersifat asam, termasuk kopi dan jus buah yang
mengandung asam.
10. Minum 6-8 gelas air setiap harinya
11. Berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari, 5 hari dalam seminggu.
 Penatalaksanaan Gastritis
1. Gastritis Akut
Dapat diatasi dengan mengintruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan
makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut
diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan
secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka pnatalaksanaan adalah serupa
dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragic saluran gastrointestinal atas.
2. Gastritis Kronis
Dapat diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat,
mengurangi strs dan mulai farmokoterapi, H pylory dapat diatasi dengan
gastritis A biasanya mengalami melabsorbsi vitamin B12 ayng disebabkan oleh
adanya antibodi terhadap faktor intrinsik.
Beberapa makanan yang berpotensi menyebabkan gastritis antara lain: garam,
alkohol, rokok,kafein yang dapat ditemukan dalam kopi, teh hitam, teh hijau,
beberapa minuman ringan (soft drinks), dan cokelat.
Beberapa macam jenis obat juga dapat memicu terjadinya gastritis. Garam
dapat mengiritasi lapisan lambung. Beebrapa penelitian menduga bahwa
makanan beragam meningkatkan resiko pertumbuhan infeksi helicobacter
pylori. Gastritis juga bisa terjadi pada alkoholik. Perokok berat dan
mengkonsumsi alkohol berlebihan diketahui menyebabkan gastritis akut.
Makanan yang diketahui sebagai iritan, korosif, makanan yang bersifat asam
dan kopi juga dapat mengiritasi mukosa lambung.
 Pengobatan
Pengobatan umum terhadap gastritis adalah menghentikan atau menghindari faktor
penyebab iritasi, pemberian antasid dan simptomatik lain, dan pada gastritis atrofik
dengan anemia pernisiosa diobati dengan B12 intramyskuler (hydroxycombalamin
atau cyanocobalamin).
Jika penyebabnya adalah infeksi oleh Helicobacter pylori, maka diberikan bismuth,
antibiotik (misalnya amoksilin dan klaristromisin) dan obat anti-tukak (omeprazol).
Penderita gastritis karena stres akut banyak yang mengalami penyembuhan setelah
penyebabnya (penyakit berat, cdera atau perdarahan) berhasil diatasi. Tetapi
sekitas 2% penderita gastritis karena stres akut mengalami perdarahan yang sering
berakibat fatal.
Karena itu dilakukan pencegahan dengan memberikan antasid (untuk menetralkan
asam lambung) dan obat anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi tau
menghentikan pembentukan asam lambung). Perdarahan hebat karena gastritis
akibat stres akut bisa diatasi dengan menutup sumber perdarahan pada tindakan
endoskopi. Jika perdarahan berlanjut, mungkin seluruh lambung harus diangkat.
Eradiksa helicobacter pylori merupakan cara pengobatan yang dianjurkan untuk
gastritis kronis yang ada hubunganya dengan infeksi oleh kuman tersebut. Eradikasi
dapat dicapai dengan pemberian kombinasi penghambat pompa protan dan
antibiotik. Antibiotik dapat berupa tetrasiklin, metronidasol, klaritromisin, dan
amoksisili. Kadang-kadang diperlukan lebih dari satu macam antibiotik untuk
mendapatkan hasil pengobatan yang baik.
Gatritis erosif kronis bisa diobati dengan antasid. Penderita sebaliknya menghindari
obat tertentu (misalnya aspirin atau obat anti peradangan non-steroid lainnya) dan
makanan yang menyebabkan iritasilambung. Misoprostol mungkin bisa mengurangi
resiko terbentuknya ulkus karena obat anti peradang non-steroid. Untuk
meringankan penyumbatan disalurkan keluar lambung pada gastritis eosinofilik,
bisa diberikan kortikosteroid atau dilakukan pembedahan.

Anda mungkin juga menyukai