Anda di halaman 1dari 30

ANTROPOLOGI SOSIAL

(KPM 233)
PB 03 Teori dan Sistem Kebudayaan

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
STANDAR KOMPETENSI

Memahami berbagai konsep budaya dan keterkaitannya dengan


kehidupan sosial dan kepribadian

INDIKATOR

Mampu menjelaskan berbagai konsep tentang budaya

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
KONSEP BUDAYA

Dalam antropologi masa kini terdapat dua aliran besar dalam


mendefinisikan budaya:
1) Aliran behavioral : melihat budaya sebagai
a total way of life → Tujuh unsur universal

2) Aliran ideational: melihat budaya sebagai sesuatu yang


abstrak yang bersifat gagasan atau pemikiran, yang
berfungsi membentuk pola perilaku yang khas suatu
kelompok masyarakat. Dapat berbentuk: sistem
pengetahu-an, the state of mind, spirit, belief, meaning,
ethos, value, the capability of mind dsb.

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
ALIRAN BEHAVIORAL
• Pada masa kini konsep ini masih digunakan oleh para
antropolog yang menekuni bidang studi evolusi kebudayaan
dan ekologi manusia.
• Pemilahan konsep ini ke dalam 7 unsur universal tidak
banyak lagi dibicarakan orang sebagai sesuatu yang sangat
berguna sebagai pisau analisis.
• Merupakan metode pemilahan pada masa awal
perkembangan antropologi. Pemilahan ini hanya berguna
dalam rangka kerja etnografi (kerja mengumpulkan data
tentang sistem sosial-budaya dari suatu suku bangsa
selengkap-lengkapnya.

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
BUDAYA MENURUT ANTROPOLOGI

Terdapat ratusan definisi tentang kebudayaan, tetapi


umumnya para antropolog generasi baru sepakat
untuk memahami kebudayaan sebagai:
”suatu sistem pengetahuan, gagasan, dan ide yang
dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat yang
berfungsi sebagai landasan pijak dan pedoman bagi
masyarakat itu dalam bersikap dan berperilaku dalam
lingkungan alam dan sosial di tempat mereka berada.”

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
LANJUTAN ….. (Budaya Menurut Antropologi)
• Sebagai sistem pengetahuan dan gagasan, kebudayaan yang dimiliki
suatu masyarakat merupakan kekuatan yang tidak tampak (invisible
power), yang mampu menggiring dan mengarahkan manusia
pendukung kebudayaan itu untuk bersikap dan berperilaku sesuai
dengan pengetahuan dan gagasan yang menjadi milik masyarakat
tersebut, baik di bidang ekonomi, sosial, politik, kesenian dsb.
• Kebudayaan bukan hanya terbatas pada kegiatan kesenian,
peninggalan sejarah atau upacara-upacara tradisional seperti yang
dipahami oleh banyak kalangan selama ini.
• Sebagai pedoman bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku,
maka pada dasarnya kebudayaan mempunyai kekuatan untuk
”memaksa” manusia pendukung kebudayaan itu untuk mematuhi
segala pola aturan yang telah digariskan kebudayaan.

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
KEBUDAYAAN vs BUKAN KEBUDAYAAN
• Manusia sebenarnya memiliki berbagai sistem pengetahuan
dan gagasan, namun demikian perlu dibedakan dengan tegas
bahwa sistem pengetahuan dan gagasan yang tidak mampu
menjadi pengarah dan pedoman bagi sikap dan tingkah laku
manusia, tidak dapat disebut sebagai kebudayaan. Hal ini
hanya dapat dikategorikan sebagai ”pengetahuan” saja.
• Mereka yang memiliki pengetahuan dan gagas-an tentang
disiplin dan keadaan sosial misalnya, tetapi tidak
menjadikan pengetahuan dan gagasan itu sebagai landasan
dari sikap dan perilaku mereka, maka pengetahuan dan
gagasan tsb tidak dapat dikatakan sebagai kebudayaan. Itu
hanya terbatas pada ”pengetahuan” dalam arti khusus saja.

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
LANJUTAN ….
(Kebudayaan vs Bukan Kebudayaan)
• Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah sesuatu
pengetahuan atau gagasan sudah menjadi kebudayaan suatu
masyarakat, dapat dilihat dari sikap dan perilaku masyarakat
itu sendiri dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
DUA TINJAUAN BERBEDA
Goodenough (1961), ada perbedaan penting antara pola untuk
perilaku dengan pola dari perilaku:
• Pertama, budaya digunakan untuk mengacu pada ”pola kehidupan
suatu masyarakat – kegiatan dan pengaturan material dan sosial
yang berulang secara teratur” yang merupakan kekhususan suatu
kelompok manusia tertentu. Dalam pengertian ini, istilah budaya
telah mengacu pada kedalaman fenomena benda-benda dan
peristiwa-peristiwa yang bisa diamati ”di sana” di dunia.
• Kedua, istilah budaya dipakai untuk mengacu pada sistem
pengetahuan dan kepercayaan yang disusun sebagai pedoman
manusia dalam mengatur pengalaman dan persepsi mereka,
menentukan tindakan, dan memilih diantara alternatif yang ada.
Pengertian budaya yang demikian ini mengacu pada dunia
gagasan.
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
ALAT UKUR BUDAYA

Budaya tidak terdiri dari benda-benda dan peristiwa-


peristiwa yang dapat kita amati, dihitung dan diukur.
Budaya terdiri dari gagasan-gagasan dan makna-
makna yang dimiliki bersama.

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
LANJUTAN …. (Alat Ukur Budaya)
• Clifford Geertz, meminjam dari pakar filsafat Gilbert
Ryle, memberikan contoh yang menarik: kejapan
mata (tidak disengaja) dengan kedipan mata yang
disengaja. Sebagai peristiwa lahiriah, keduanya
mungkin serupa – pengukuran keduanya tidak akan
menemukan perbedaan. Yang satu adalah tanda,
kode yang mengandung makna yang sama bagi
orang Amerika (tetapi yang mungkin tdak akan bisa
dimengerti oleh orang Eskimo atau Aborigin
Australia.

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
LANJUTAN …. (Alat Ukur Budaya)
• Hanya dalam kesemestaan makna yang dimiliki
bersama bunyi-bunyi dan peristiwa-peristiwa fisik
bisa dipahami dan meneruskan informasi. Kita
dapat mengukur sepuas hati tanpa bisa menangkap
makna kejapan mata dan membedakannya dari
kedipan.

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
KONSEPSI BUDAYA
Goodenough (1957-1961)
• Budaya digunakan untuk mengacu pada “pola kehidupan
suatu masyarakat seperti kegiatan dan pengaturan material
serta sosial yang berulang secara tertatur yang merupakan
kekhasan dari suatu kelompok manusia tertentu. Budaya
dalam konteks seperti ini menurut Goodenough adalah
budaya dalam pengertian pola “dari” kelakuan.
• Budaya dipakai untuk mengacu pada sistem pengetahuan dan
kepercayaan yang disusun sebagai pedoman manusia dalam
mengatur pengalaman dan persepsi mereka untk
menentukan tindakan dan memilih di antara alternatif yang
ada. Budaya dalam konteks seperti ini menurut Goodenough
adalah budaya dalam pengertian pola “bagi” kelakuan.

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
KONSEP BUDAYA DAN KEBUDAYAAN
1. Culture: totalitas cara hidup atau gaya hidup yang
dibutuhkan dalam suatu kelompok masyarakat

2. Unsur-unsurnya : pola-pola sosial, cara pikir, perasaan,


tindakan yang mencirikan sebagai anggota masyarakat
atau sub komunitas

3. Pola Dasar : Nilai-nilai moral/mental yang ekslusif yang


digunakan untuk bertindak dan berkomunikasi

4. Wujudnya : ideal sistem, sosial sistem dan kebudayan fisik

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
Universal Pattern of Cultural system -1

Items of Cultural
Inventory

▪Primary mode of activity t for reproductive success


▪Mental rule for activity and speaking

▪Patter of behavior
▪Pattern of thought
▪Pattern of feeling

▪ Survival and Reproductive of Social group

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
Universal Pattern of Cultural system -2

Aktivitas yang terwujud dalam berbagai aspek


kehidupan sosial
KONKRIT

(CULTURAL = KEBUDAYAAN ≠ Budaya)


(Kata benda/
dibendakakan)
(Tujuh unsur kebudayaan universal?)
(bahasa, material, kesenian, pengetahuan, property dll)

BUDAYA (CULTURE):
abstrak/
(Kata sifat) “Nilai-nilai moral, belive, mode of thought , life-way, & life style”
NILAI-NILAI DASAR: kejujuran, kesantunan, dst
Universal Pattern of Cultural system -3

superstructure
Core = the behavior
patterns that most directly
interact with environment
and that ensure the Superstructure =
physical survival of the Core all residuals patterns
culture bearers.

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
Universal Pattern of Cultural system – 4
The three major functional sectors
Idiologies:The mental
characteristics that fit
people to their
ecology and social
structure
Operational in “Seven
cultural universal “

Ecology = the way the


system is adapted to its Social Structure =
habit; The arrangement by
which an orderly social
life is maintained

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
GEOGRAFI SOSIAL BUDAYA
Ekspresi berdasar kan
Kebudayaan vs
situasi individual
suku bangsa

Kebudayaan
vs Sub Capacity of individual to
kategori sosial
Replicate & Rereplicate
Kebudayan vs
wilayah

Kebudayaan Mode of
vs strata sosial
communication
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
• Manusia adalah mahluk sosial; berinteraksi dengan
menggunakan kebudayaannya yang
memungkinkannya menjadi ”sosial”

• Sekalipun makhluk manusia akan mati, tetapi ”jejak


langkah sosialnya” yang mencerminkan perna
berlakunya kebudayaan yang dimilikinya akan
diwariskan pada keturunannya, demikian
seterusnya.

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
BUDAYA YANG BERUBAH,
PRASYARAT KEMAJUAN
Kebudayaan diwariskan dan diciptakan melalui
proses belajar maka perubahan menjadi suatu
keniscayaan; tanpa perubahan budaya tidak akan ada
kemajuan.

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
PROSES INTERNALISASI KEBUDAYAAN
Kebudayaan tidak diperoleh manusia begitu saja
secara ascribed, tetapi ternalisasi melalui proses
belajar
1) Melalui pewarisan (transmission). Pewarisan nilai
itu dilakukan dengan mengajarkan pelbagai
gagasan untuk dijadikan pedoman dalam praktik
kehidupan.
2) Melalui proses internalisasi terhadap bermacam-
macam makna yang ditangkapnya dalam proses
interaksi dengan lingkungan. (Budaya tercipta dari
pengalaman riil)

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
INTERNALISASI HORISONTAL vs VERTIKAL

• Pewarisan kebudayaan makhluk manusia, tidak


selalu terjadi secara vertikal atau kepada anak cucu
mereka, melainkan dapat pula secara horizontal
yaitu manusia yang satu dapat belajar kebudayaan
dari manusia lainnya

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
KONSEP VALUE (NILAI)
• Konsep “value” dijelaskan sbb: “Sebuah nilai adalah
sebuah konsepsi, eksplisit atau inplisit, yang khas
milik seseorang individu atau suatu kelompok,
tentang yang seharusnya diinginkan yang
mempengaruhi pilihan yang tersedia dari bentuk-
bentuk, cara-cara, dan tujuan-tujuan tindakan”
• “Hal yang seharus-nya diinginkan” (the desirable)
adalah berbeda dari “hal yang diinginkan” (the
desired).

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
LANJUTAN …. (Konsep Value)
• Nilai merupakan kriteria dalam menentukan
tentang apa yang seharusnya diinginkan seseorang
sebagai anggota suatu masyarakat, bukan tentang
apa yang diinginkannya. Contohnya, ada banyak
keluarga dalam masyarakat Batak yang ingin
memiliki anak laki-laki. Ini bukan nilai, bukan the
desirable . Ini hanya suatu keinginan, tapi kalau
masyarakat Batak mengatakan bahwa setiap
keluarga seharusnya ingin punya anak laki-laki,
maka ini barulah nilai. Ini adalah the desirable..

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
LANJUTAN …. (Konsep Value)
• Sebagai konsepsi, nilai adalah abstrak, sesuatu yang
dibangun dan berada di dalam pikiran atau budi, tidak dapat
diraba dan dilihat secara langsung dengan pancaindra.
• Nilai yang dianut seseorang atau suatu masyara-kat,
biasanya berbentuk samar-samar, Nilai tsb tidak
diungkapkan dalam bentuk verbal secara komplit dan tepat
oleh pemiliknya. Dia lebih implisit dari pada eksplisit. Dia
berbentuk ide, atau pemikiran yang abstrak dan sangat
umum (intangible).
• Nilai hanya dapat disimpulkan dan ditafsirkan dari ucapan,
perbuatan, dan materi yang dibuat manusia. Ucapan,
perbuatan, dan materi adalah manifestasi dari nilai.

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
LANJUTAN …. (Konsep Value)
• Namun demikian, setelah melakukan penilaian yang
mendalam, satu nilai dari suatu masyarakat dapat
dirumuskan dalam bentuk kata-kata oleh sang peneliti.
Kemudian makna yang diperoleh sang peneliti ini diajukan
kepada anggota masyarakat tersebut untuk diuji
kebenarannya. Apakah kesimpulan peneliti tentang nilai
yang diungkapkan dalam bentuk kata-kata tersebut benar
atau tidak. Sang pemiliknya (anggota masyarakat) dapat
memberikan persetujuan atau penolakan.
• Metode ini disebut verbalizability (suatu cara untuk menguji
kebenaran dari kesimpulan tentang suatu nilai yang
diperoleh seorang peneliti dari suatu masyarakat)

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
LANJUTAN …. (Konsep Value)
• Untuk memperoleh nilai yang terkandung dalam
suatu ucapan atau suatu perbuatan, seseorang
harus melakukan penafsiran (interpretasi) dan
penarikan kesimpulan (inferensi). Misalnya, ucapan
“orang harus menghormati orang tua” bukanlah
sebuah nilai, tapi manifestasi dari suatu nilai yang
diungkapkan dalam kata-kata.

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
JIKA ANDA “DITOLAK” DALAM SATU PERISTIWA TANSAKSI,
MAKA YAKINLAH BAHWA PADA SAAT YANG SAMA PINTU -
PINTU DILUAR SANA TERBUKA UNTUK ANDA

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia
Website: http://skpm.ipb.ac.id
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai