Anda di halaman 1dari 31

PB 04

N I L A I BU D AYA ,
STRUKTUR DASAR,
PRANATA SOSIAL , DAN
BENTUK MASYARAK AT
INDONESIA

M ATA K U L I A H A N T R O P O L O G I S O S I A L
(KPM-233)
LEARNING
OUTCOME
Mampu menerangkan keanekaragaman
nilai budaya, struktur dasar, pranata sosial,
dan bentuk masyarakat di Indonesia
Mampu
Mampu
menjelaskan
membandingkan
keterkaitan antara
pola-pola
INDIKATOR kebudayaan antar
nilai budaya,
struktur
berbagai tipe
masyarakat dan
masyarakat
pranata sosial
SUB POKOK KONSEPSI DAN BERAGAM BENTUK
BAHASAN NILAI BUDAYA

STRUKTUR DASAR MASYARAKAT

PRANATA SOSIAL

ANEKA RAGAM BENTUK BUDAYA


DAN TIPE MASYARAKAT NUSANTARA
NILAI BUDAYA
Dalam hubungan antara manusia dan lingkungannya, termasuk
lingkungan fisik dan lingkungan sosial, terbangun sebuah nilai yang
mendasari hubungan-hubungan itu.
Nilai budaya mendasari seluruh bangunan budaya, sebagai “ideal
type”, karena itu sifatnya universal, seperti: kejujuran, keindahan,
kerjasama, dan hal-hal baik lainnya. Keseluruhanya termanifestasi
dalam bentuk tindakan atau benda-benda yang diciptakan.

Perbedaan nilai budaya - bukan sekedar perbedaan artifisal; yang


tampak - menjadi pembeda antara suatu kelompok masyarakat
dengan kelompok lainnya dalam memaknai, menyikapi, mengelola
lingkungan sekitar.

Misal: orang Jawa dan orang Aceh tidak bisa dibedakan dari pakaian
yang ditampilkannya atau dari bahasa yang digunakan, tetapi dari
pemahaman yang mendasar atas apa yang digunakannya.
NILAI BUDAYA VS INTI BUDAYA
NI L A I BUDAYA M A UP UN I NT I B UDAYA M EM I L I KI SI FAT “ M ENG AT UR ” B A H K AN
“ M EM AKSA ”

N I L A I BU DAYA I N T I BU DAYA

• “ideal type” dari inti budaya • Unsur budaya yang paling dikenali,
• Nilai, bersama dengan konsep- paling menentukan dan paling
konsep sejenis, seperti ethos, berpengaruh
kepercayaan, worldview adalah unsur • Suatu konsep yang menyatakan
dari budaya. dari mana kita memahami
masyarakat tertentu secara
menyeluruh
CONTOH INTI BUDAYA
SUKU BANGSA INTI BUDAYA
Jawa Sawah, etos kerja tinggi, serba untung
Madura Karapan sapi, kerabat
Bugis Siri, merantau, pelaut, pedagang, politisi
Dayak Rumah panjang, anting pada perempuan
Padang Rumah gadang, pedagang, ninik-mamak
Batak Dalian na tolu
Bali Sabung ayam
Masyarakat Barat Individualis, mengutamakan keuntungan
Indonesia Gotong royong, mengutamakan kekeluargaan
Contoh: Operasionalisasi Nilai Budaya
dalam Sistem Mata Pencaharian
Komersil?
Altruistik?
NILAI BUDAYA Selaras alam?

Modal Modal
fisik Modal SDM SDA
sosial uang
Proses sosial khusus dan pola-pola institusi dalam pendayagunaan unsur-unsur komuniti
(

Tingkat & pola Kepemimpinan Perilaku Jumlah dan Pola


pengorganisasian dalam tiap penggunaan dana kualitas pemanfaatan
teknologi aspek oleh kominiti
sumberdaya
kehidupan

Permasalahan dan Kesejahteraan Masyarakat

Pertanyaannya: Bagaimana nilai budaya (pada kelompok masyarakat tertentu) memberikan


panduan untuk pengelolaan aspek-aspek dari sistem mata pencaharian sehingga
melahirkan suatu bentuk permasalahan sosial atau suatu bentuk kesejahteraan bersama?
CONTOH LAIN

• Perbuatan “membungkuk ketika berjalan di depan orang tua” bukanlah


sebuah nilai, tapi manifestasi dari suatu nilai yang diungkapkan dalam
bentuk perilaku.
• “Sebuah keris yang indah dan bertuah” bukanlah nilai kultural, tapi
manifestasi dari suatu nilai yang diwujudkan dalam bentuk materi.
• Tugas dari seorang peneliti antropologi adalah mengorek atau mencari
nilai-nilai yang dihargai oleh suatu masyarakat melalui ucapan, perilaku,
dan hasil kelakuan anggota masyarakat tersebut.
KONSEP ORIENTASI NILAI
( VALUE ORIENTATION )
Value Orientation sebagai sebuah konsep, di satu
pihak tampak lebih khusus dari pada konsep “value”
(nilai), karena ditujukan kepada hal-hal yang sudah
tertentu.
Namun di pihak lain konsep ini tampak lebih luas,
karena di samping menyangkut hal-hal yang
seharusnya diinginkan juga menyangkut hal-hal yang
seharusnya tidak diinginkan.
Orientasi nilai, sebagai sebuah konsepsi
mempengaruhi perilaku manusia dalam berhubungan
dengan alam dan dengan manusia yang lain.
ORIENTASI NILAI BUDAYA
C. KLUCKHOHN
• Suatu konsepsi yang umum dan terorganisasi tentang alam, tentang
tempat manusia dalam alam, tentang hubungan manusia dengan
manusia, dan tentang the desirable dan non desirable, sebagaimana
mereka itu dapat dikaitkan dengan hubungan manusia-lingkungan
dan antar manusia
• Selanjutnya di Indonesia Koentjaraningrat mengembangkan konsep
ini dengan nama “orientasi nilai budaya”.
KERANGK A ORIENTASI NIL AI BUDAYA C. KLUCKHOHN
BISA DIPAK AI UNTUK MEMETAK AN DAN MENGENALI MASYARAK AT

Masalah Hidup Orientasi Nilai Budaya


Hakikat dan Sifat Hidup Hidup adalah Hidup adalah baik Hidup adalah buruk
buruk tapi harus diperbaiki
Hakikat Kerja Kerja untuk Kerja untuk mencari Kerja untuk
hidup kedudukan menambah mutu
karya
Hakikat Kedudukan Masa lalu Masa kini Masa depan
Ruang dan Waktu
Hakikat Hubungan Tunduk pada Serasi dengan alam Menguasai alam
Manusia dengan Alam alam
Hakikat Hubungan Memandang Mementingkan rasa Mementingkan rasa
Manusia dengan Manusia tokoh-tokoh ketergantungan ketergantungan
atasan pada sesama tidak pada sesama
K EB UD AYA AN
DAN
LINGKUNGAN
HUBUNGAN INDIVIDU, KELOMPOK
D A N B U D AYA

POLA PIKIR
INDIVIDU NILAI DAN NORMA

POLA PEMANFAATAN
SUMBERDAYA

KOMUNITAS
KOMUNITAS: Lahirnya Bentuk masyarakat khas – komunitas
- berburu dan meramu, peladang berpindah, komunitas “Keling”,
M A S YA R A K AT D A N komunitas bercocok tanam padi sawah dan ladang, komunitas
K O M U N I T A S
petani sawah kompleks, komunitas kumuh, komunitas penggali
emas, komunitas daerah terpencil, komunitas pemulunng dll.

RAGAM
LINGKUNGAN INTERAKSI
INTERAKSI SOSIAL
M A S YA R A K AT M E R U PA K A N SOSIAL A
K E S AT U A N H U B U N G A N YA N G U T U H MANUSIA
A N TA R A S T R U K T U R S O S I A L D A N
N I L A I B U D AYA LINGKUNGAN
M A S YA R A K AT A D A L A H S E B U A H NYA “B “
S I S T E M YA N G T E R S U S U N D I ATA S
F O N D A S I B U D AYA
M A S YA R A K AT M E R U PA K A N
K E S AT U A N I N T E R A K S I A N TA R A S U B
SISTEM LINGKUNGAN FISIK
(LINGKUNGAN ALAM) DENGAN
SUB-SISTEM LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA &
KOMPONEN
LINGKUNGAN

Aneka bentuk kebudayaan sebagai hasil dari interaksi yang terwujud dalam aktivitas ekonomi, sosial, politik dan lain-
lain termasuk beragam bentuk pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam. Beragam interaksi sosial tersebut
melahirkan pola-pola sosial, seperti pola pelapisan sosial, pola penguasaan sumberdaya alam, pola tingkah laku dalam
mengelola dan memanfaatkan sumberdaya seperti tercermin pada, mislanya: masyakat Jawa, Bali, Sunda, atau
Diartikan sebagai susunan atau bentuk

Tidak harus berbentuk fisik, bisa juga


dalam bentuk sosial
STRUKTUR
DASAR Tatanan atau susunan sosial yang
MASYARAKAT membentuk kelompok-kelompok sosial
dalam masyarakat
Biasa disebut sebagai Struktur Sosial
CIRI-CIRI STRUKTUR SOSIAL

Muncul pada kelompok masyarakat

Berkaitan erat dengan kebudayaan

Dapat berubah dan berkembang


Struktur dasar masyarakat muncul pada
individu-individu yang mempunyai status
dan peran
STRUKTUR Status dan peran tersebut hanya terbaca
ketika berada dalam suatu kelompok
SOSIAL atau masyarakat
MUNCUL PADA Pada setiap sistem sosial terdapat status
KELOMPOK dan peran yang berbeda-beda
MASYARAKAT
Status yang berbeda-beda
mencerminkan hak dan kewajiban yang
berbeda pula
Kelompok masyarakat yang hidup
dalam waktu yang lama di
masyarakat membentuk suatu
kebudayaan

STRUKTUR Setiap kebudayaan memiliki struktur


SOSIAL sosial masing-masing

BERKAITAN Keanekaragaman budaya di


ERAT DENGAN Indonesia menyebabkan
keanekaragaman struktur sosial yang
KEBUDAYAAN berkembang di Indonesia

Keadaan geografis dan lingkungan


menghasilkan struktur sosial yang
beranekaragam
Masyarakat terdiri dari
kumpulan individu-individu
yang dinamis, bisa berubah dan
STRUKTUR berkembang sesuai dengan
SOSIAL DAPAT tuntutan perkembangan zaman
BERUBAH DAN Struktur yang dibentuk oleh
BERKEMBANG individu-individu tersebut juga
bisa berubah sesuai tuntutan
perkembangan zaman
BENTUK STRUKTUR SOSIAL

Stratifikasi Sosial Diferensi Sosial


Struktur dalam masyarakat yang Penggolongan masyarakat atas
membagi masyarakat ke dalam perbedaan-perbedaan tertentu,
tingkatan-tingkatan berdasarkan seperti jenis kelamin, ras, suku
ekonomi, pendidikan, kekuasaan, bangsa, klen, agama, jenis pekerjaan
dan kehormatan
PENGERTIAN PRANATA SOSIAL
Pranata Sosial dikenal juga
sebagai Kelembagaan Sosial
(social institution)

Sistem norma untuk mencapai


tujuan atau kegiatan yang oleh
masyarakat dianggap penting
(Horton & Horton, 1987)

Suatu sistem norma khusus yang


menata serangkaian tindakan berpola
guna memenuhi suatu keperluan yang
khusus di masyarakat
(Koentjaraningrat, 1996)
TUJUAN PRANATA
SOSIAL
1. Untuk mengatur agar
kebutuhan hidup manusia
dapat terpenuhi secara
memadai
2. Untuk mengatur agar
kehidupan sosial para warga
masyarakat dapat berjalan
dengan tertib dab lancar
sesuai dengan kaidah-kaidah
yang berlaku
FUNGSI PRANATA SOSIAL
• Koentjaraningrat (1979) mengemukakan
fungsi pranata sosial dalam masyarakat, yaitu:
1. Memberi pedoman pada anggota
masyarakat tentang bagaimana bertingkah
laku atau bersikap di dalam usaha untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya
2. Menjaga keutuhan masyarakat (integrasi
sosial) dari ancaman perpecahan
(disintegrasi sosial)
3. Berfungsi untuk memberikan pegangan
dalam melakukan pengendalian sosial (social
control)
UNSUR-UNSUR
PRANATA SOSIAL
• Nilai dan norma sosial
• Berkaitan dengan kebutuhan pokok
• Pola perilaku yang dibakukan
• Sistem hubungan, yaitu jaringan
peran dan status yang menjadi
wahana untuk melaksanakan
perilaku sesuai dengan prosedur
umum yang berlaku.
BENTUK PRANATA SOSIAL
• Secara umum, terdapat 5 bentuk pranata
sosial di dalam masyarakat, yaitu:
1. Pranata keluarga
2. Pranata agama
3. Pranata ekonomi
4. Pranata politik
5. Pranata pendidikan
NIL AI BUDAYA , LINGKUNGAN DAN EKONOMI SEBAGAI PEMBENTUK DASAR
MASYARAK AT

Jawa Bali Maluku Bugis-Makassar Dayak


Nilai Kerjasama Kerjasama dgn etos Etos kerja “Siri” (jika tatus Mengembara
Budaya dgn etos kerja tinggi didukung individual sedang ekonomi rendah); dalam satuan
kerja tinggi dengan aturan adat, merantau untuk kelompok kecil
religius dan nilai-nilai mengakumulasi yang mobile
organisasi modern kapital untuk dengan sistem
peningkatan status permukiman
sosial “rumah
panjang”
Lingkungan Persawahan Pertanian/sawah, Laut dan lahan Persawahan, lahanm Lahan kering,
SDA dgn aksesibilitas ke “kota kering kering dan terpencil dan
aksesibilitas menengah” tinggi , perairan laut aksesibilitas
tinggi dan bentang alam rendah
yang indah
NIL AI BUDAYA , LINGKUNGAN DAN EKONOMI SEBAGAI PEMBENTUK DASAR
MASYARAK AT
Jawa Bali Maluku Bugis-Makassar Dayak
Sistem Pertanian Pertanian orientasi Perikanan yang Pertanian, Pedagang
Ekonomi orientasi kota, pariwisata terbuka dan perkebunan dan pengumpul dari
perkotaan & dan jasa perkebunan perdagangan hasil-hasil alam
tanaman dengan orientasi dengan orientasi untuk bisnis
pangan luar, pengorga- penguasan antar pulau
musiman nisasian lemah sumberdaya
ekonomi
Bentuk Mengelompok Pengorganisasian Pengelompokan Masyarakat Tersebar dalam
Dasar dibawah yang memadukan yang tidak solid berkelas, kelompok-
Masyarakat kepimpinan antara nilai adat (tidak “guyub”) kepemimpinan kelompok kecil
yang progresif dan nilai modern progresif dan dengan
dengan “powerfull” kepemimpinan
orientasi termasuk di primordial
bisnis perantauan.
ANEKA RAGAM BENTUK BUDAYA DAN TIPE MASYARAKAT
INDONESIA

No Koentjaraningrat Komunitas dengan Istilah- WIRUTOMO


(1971) istilah lain (1999)
1. Masyarakat desa Komunitas daerah terpencil, dan Komunitas teritori
terpencil Komunitas pedalaman
2. Masyarakat desa Komunitas nelayan terbuka, Komunitas
dengan aksesibilitas masyarakat petani dekat kota, primordial
tinggi masyarakat di komunitas sekitar (pesantren
perusahaan industri padat karya, tradisional,
Komunitas sekitar perusahaan komunitas
pertambangan adat/kasepuhan)
3. Masyarakat petani Komunitas sekitar hutan
sawah/ladang
ANEKA RAGAM BENTUK BUDAYA DAN TIPE MASYARAKAT
NUSANTARA

No Koentjaraningrat Komunitas dengan Istilah- WIRUTOMO


(1971) istilah lain (1999)
4. Masyarakat petani Masyarakat sub-urban
sawah, struktur sosial
kompleks Komunitas
5. Masyarakat Komunitas kota “orang kampung” profesional
perkotaan
6. Masyarakat kota Masyarakat pekerja jasa, industri
metropolitan dan perdagangan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai