Anda di halaman 1dari 27

Nilai Budaya

NILAI-NILAI BUDAYA bangsa


Bangsa Indonesia terdiri dari ± 300 kelompok
etnis memiliki nilai-nilai budaya yang heterogen:
 ± 53 bahasa daerah termasuk Cina, Arab dan India
 Agama-agama besar dunia ada di Indonesia,
kecuali Yudaisme dan agama suku tradisional
 Sistem ekonomi: nomaden, sawah modern,
nelayan, penjaja keliling sampai perusahaan
besar
 Sistem social: desa-desa kecil terpencil sampai
kota metropilitan, masyarakat tanpa strata
(masyarakat kubu) sampai masyarakat dengan
susunan berlapis-lapis, seperti masyarakat kota,
pedagang dan industri
 Pola kekerabatan: matrilineal, patrilineal dan
parental/bilatera
 Sistem politik: kesukuan, kerajaan, daerah
istimewa, otonomi khusus, dan republik, (Karl J. Pelzer).
Masalah Dasar dalam Hidup uang Menentukan Orientasi Nilai Budaya Manusia,
(Kluckhohn)

Masalah Dasar Orientasi Nilai Budaya Orienasi nilaiB

dalam Hidup

Hakikat Hidup Hidup itu buruk Hidup itu baik Hidup itu buruk,
tetapi manusia wajb
berikhtiar supaya
hidup itu menjadi
baik
Hakikat Karya Karya itu untuk Karya itu untuk Karya itu untuk
nafkah hidup kedudukan, menambah karya
kehormatan dsb.

Hakikat Waktu Orientasi ke masa Orientasi ke masa Orientasi ke masa


lalu kini depan

Hakikat Alam Manusia tunduk Manusia berusaha Manusia berhasrat


kepada alam yang menjaga keselarasan menguasai alam
dahsyat dengan alam

Hakikat Hubungan Orientasi kolateral Orientasi vertikal, Individualisme,


Manusia (horizontal), Rasa Rasa kebergantung- menilai tinggi usaha
kebergantungan an pada tokoh-tokoh, atas kekuatan sendiri
pada sesamanya atasan dan
berpangkat
Eksisman

EKSISTENSI MANUSIA YANG


BERBUDAYA
IDEAL REAL ULTIMATE
? SELF SELF IDEAL SELF

PREE EXISTENCE EXISTENCE POST EXISTENCE


( HM Noor Syam, 1982 )

MANUSIA :
ENIGMA HIDUP - KEMERDEKAAN
- HIDAYAH
Kelangsungan Hidup –- Harga Diri

Akal - Akaliah Cipta


Intuisi - Batiniah BELAJAR Rasa KEBUDAYAAN
Ruhani - Ruhaniah Karsa
Nilai-nilai Budaya Bangsa Indonesia : Bhinneka
NB Bangsa

Tunggal Ika
 Bhinneka saja hanya memberikan
gambaran tentang masyarakat yang khaotis,
tanpa dapat menjelaskan mengapa dan
bagaimana masyarakat yang bhineka dapat
bertahan dan tetap bersatu sampai sekarang
 Keikaan saja hanya memberikan
gambaran yang abstrak, gambaran masyarakat
yang tidak ada dalam kenyataan

Bagaimana di atas kebhinekaan kita dapat berbicara tentang


beberapa tipe yang bersifat umum, sehingga dapat
mengungkap masyarakat Indonesia sebagai keseluruhan di
dalam kesatuan tanpa mengorbankan
kebhinekaan/kepelbagaian
Nilai-nilai budaya sebagai identitas yang
mengikat kepentingan bersama - bangsa Indonesia
NilaiPancasila

Nilai Budaya Bangsa Indonesia adalah Pancasila


Pancasila berakar pada kebudayaan
bersama masyarakat Indonesia – dasar kesatuan
- integrasi
Pancasila tidak sekedar jalan untuk menghindari
pilihan – memberikan sumbangan positif –
memberikan ruang bagi semua untuk
mempertahankan identitas dan
mengembangkannya untuk kepentingan bersama –
tidak mengenal mayoritas dan mnoritas
Pancasila menyesuaikan dengan etos yang ada
(puncak-puncak kebudayaan masyarakat)
Pancasila memberikan aturan main secara
nasional dengan tidak menindas perbedaan,
tetapi juga tidak membiarkan hal-hal yang
menjurus pertentangan/antagonistis
Pancasila barangkali tidak dapat menciptakan
Sda

integrasi masyarakat sepenuhnya, tetapi mampu


mencegah disintegrasi social yang fatal – non
diskriminatif, tetapi memberikan kerangka semua
kelompok masyarakat untuk hidup dan berkembang
bersama bertolak dari kepercayaan/keyakinan
Keunggulan Pancasila sebagai orientasi nilai
Kelemahan pancasila bagaimana membangun
masyarakat modern yang tetap berkepribadian atau
membangun masyarakat yang berkepribadian tetapi
mampu menjadi modern
Dalam semua hal yang bersifat paling pokok,
kebenaran tidak terletak pada kebenaran terakhir
(tidak terletak pada ini atau itu), tetapi baik ini atau
itu, ( Wilfred Smith)
Masyarakat Indonesia yang Bhinneka Tunggal
Ika – berintegrasi, karena berasumsi
pluralistis dan heterogenitas :
Integrasi Masya

- Geografis: pantai dan pedalaman


- Ekologis: barat dan timur
- Fisik: etnis
- Kultural
- Struktur sosial: masyarakat pantai yang
komersial dan pedalaman yang agraris serta
modern dan tradisional, asli, India, Islam
– kepercayaan: animisme/kebatinan
- Sistem politik: desa - negara
- Lapisan asli: dasar peradaban - pertanian
(sawah dan ladang),
INMas

- Struktur sosial: desa,


- Sikap sosial: kuatnya adat,
- Nilai yang dijunjung tinggi: gotong
royong, musyawarah untuk mufakat dengan
tujuan menjaga dan memelihara keserasian
hubungan di dalam kelompok
- Kesadaran akan kesamaan – religius
termasuk kebanggaan bahwa semua orang
itu banyak samanya daripada perbedaannya
- Toleransi umum – relativisme kontekstual
InMas

- Orang-orang yang berbeda secara sosial dapat


bergaul, karena tiga sumber nilai:
* Penilaian – refleksi tentang apa yang
berharga, penting dalam hidup
* Membentuk suatu kehidupan yang baik
dan bermakna
* Religi/system religius oleh Steeman
disebut artikulasi kognitif, ekspresif dan
praktis dari pengalaman religius artinya
mitos yang dipercayai, ritus/ritual yang
dirayakan dan etika yang ditaati
NilaiDef

Nilai --- Penilaian yang bersfat reflektif tentang


apa yang berharga dan penting di dalam hidup
Segala sesuatu yang dianggap membentuk
kehidupan yang baik dan bermakna, yaitu religi,
(sesuatu yang memberikan kepada seseorang
makna hidup yang paling tinggi)
Pengalaman religius dipahami secara kognitif,
ekspresif dan praktis, yaitu melalui :
* Mitos yang dipercayai, seseorang mengenal dirinya
sendiri dan tempatnya di alam semesta, (seperti:
wayang)
* Ritus/ritual yang dirayakan, seseoang memahami
dirinya melalui tingkah-laku ekspresif sekaligus
memperbaharui tekad untuk mewujudkan di dalam
hidup - pemahaman yang esensial mengenai siapa dia
sebenarnya, seperti: selamatan)
* Etika sebaga cara hidup yang harus ditaati/dijalani
untuk menyesuaikan dengan hakikat manusiawi yang
telah dipahami, (seperti : keselarasan)
NiDf

Melalui religi – seorang mengenali dirinya dan


tempatnya di alam semesta
Melalui ritus – seseorang melaksanakan
pemahaman diri lewat tingkah laku ekspresifnya
sekaligus memperbaharui tekad untuk
mewujudkan dalam hidup (pemahaman yang
esensial mengenai siapa dia sebenarnya)
Melalui etika religius – seseorang merenungkan
cara hidup yang harus dijalani untuk
menyesuaikannya dengan hakikat manusiawi yang
dipahami.
Konsep keselarasan sebagai jiwa etika – kesatuan,
keseimbangan dan keserasian serta kedamaian
Wujud NiBud

Contoh Nilai Budaya Suku Bangsa

Dalam mitologi orang Jawa, Bali : pertunjukan


wayang dibedakan atas tiga bagian, yaitu:
* Patet enem, sekitar jam 21-24 untuk
melambangkan kehidupan masa kanak-kanak dan
remaja. Melalui karakter baik dan buruk dalam sebuah
lakon, dalang mengajarkan tentang nilai-nilai moral dan
etis serta sopan-santun (etiket) dan apa itu hidup
* Patewt songo, sekitar pukul 24-03 untuk
melambangkan masa kehidupan orang tua di tengah
masyarakat yang ditandai dengan pergulatan hidup
seolah-olah tiada akhir antara baik dan buruk
* Patet manyuro, sekitar pukul 03-04/05
pertunjukan diakhiri dengan manis, kemenangan yang
baik untuk melambangkan masa kedewasaan seseorang
di tengah masyarakat, kematangan dalam hidup,
kebijaksanaan orang yang berusia lanjut sebagai puncak
kehidupan yang tercapai melalui pengalaman.
WNB

* Pada awal dan akhir pertunjukan wayang


dengan menancapkan gunungan, untuk
melambangkan totalitas alam semesta yang berada
dalam kedamaian dan keserasian
* Tokoh utama dalang, dalam kepercayaan
orang jawa memiliki kekuatan spiritual, yaitu kuat
secara fisik untuk mendialogkan tokoh-tokoh
wayang yang mati sesuai karakternya dalam cerita
untuk menggambarkan kehidupan (nasib) manusia
yang tanpa akhir (baik dan buruk – pantas dan
tidaqk pantas)
Hidup yang baik adalah yang pantas/cocok dengan
tempat dan perannya serta sebaliknya. Tetapi
dalam kehidupan tak ada seorangpun yang
sempurna.
WNB

* Cerita yang dimainkan bersifat mengikat antara dalang,


wayang dan penonton sesuai dengan perannya masing-
masing secara benar, baik dan tepat. Untuk cerita lain bisa
jad tokohnya tetap, tetapi perannya yang berbeda. Hal ini
melambangkan bahwa waktu kehidupan bersifat relatif –
besuk yang hari ini menjadi kemarin dan kemarin yang hari
ini disebut besuk.
Kesatuan perang yang berbeda-beda dalam suatu cerita
sebagai fragmentasi sikap menerima secara aktif, artinya
kesabaran, keuletan, daya tahan
* Dalam pertunjukan wayang yang penting bukan tokoh
dan waktu, tetapi cerita. Hal ini melambangkan bahwa
kehidupan tidak ditentukan oleh waktu tetapi oleh episod-
episod.
Dalam setiap episod, kehidupan yang terhormat dan luhur
bagi seseorang apabila melaksanakan perannya dan
menerima apapun tuntutan episod – seperti, seorang
penyapu jalan yang tahu diri dan tahu tempatnya, adalah
jauh lebih terhormat daripada seorang raja yang tdak
demikian
Fungsi NB Kepri

Sebagai pemberi makna dan ligitimasi


atas tingkah laku manusia/masyarakat,
yaitu :

 memotivasi manusia untuk bersikap dan berperilaku


 mendukung sikap dan perilaku manusia dengan
norma-norma, ideal-ideal, dsb.

Pentingnya kepribadian bangsa :


   Pemeliharaan tradisi kultural masa lampau
 Mengatasi permasalahan yang dihadapi bangsa
 Kerangka untuk mewujudkan cita-cita besama
bagi masa depan untuk diperjuangkan bersama
Penilaian etis

Stackhouse analisis --- Penilaian etis


berdasarkan :
- Konsepsi apa yang benar dan salah
menurut prinsip, norma, hukum yang
obyektif, positif, rasional, dan universal
(etika deontologis)
- Konsepsi apa yang baik dan jahat
menurut tujuan dan akibatnya dengan
perhitungan yang seksama, (etika
teleologis)
- Konsepsi apa yang tepat dan tidak tepat
menurut konteks situasi dan kondisi,
(etika yang kontekstual).
Faktordominan

Faktor determinant dalam membangun


wawasan kebangsaan yang solid – integrasi
nasional yang mantap dan kokoh adalah
kesadaran dan kemampuan bangsa dalam :
1. Mengelola SARA dan pluralitas sosio – budaya
2. Menghadapi ideologi,dominasi ekonomi dan budaya
asing – berpikir lokal, bertindak global/ thing locally, act
globally, ( J Neisbiett)
3. Membangun sistem politik dan pemerintahan sesuai
dengan ideologi nasional dan konstitusi/UUD 1945
4. Memahami dan mensosialisasikan simbul identitas
nasional : bahasa nasional, lagu kebangsaan, bendera
dan lambang NKRI
5. Mewujudkan integrasi nasional yang lebih bersifat
diversifikatif sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika
Integrasi nilai-norma

Integrasi nilai – konsepsi


bersama tentang pemahaman
hidup, bagaimana hidup harus
dijalani dan komitmen dasar yang
menuntun setiap individu dalam
kehidupan bersama/
bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara

Integrasi norma – yang


mengatur tingkah laku individu
dalam masyarakat
InNINo-DisInte

Integrasi nilai dan norma menimbulkan disintegrasi :


- Kultural/nilai: tidak ada atau kurangnya
kesepakatan antar individu tentang asumsi-asumsi
dasar dalam hidup bermasyarakat/berbangsa, karena
perbedaan secara primordial – mempersulit untuk
membangun suatu entitas politik yang satu
- Norma: tidak ada atau kurangnya kesepakatan
antar individu tentang aturan permainan dalam hidup
bermasyarakat/berbangsa, karena masing-masing
berpegang pada aturan/norma yang beragam
- Struktur: apabila terjadi konflik, siapa yang
memegang kendali terhadal lembaga-lembaga pengambil
keputusan dalam masyarakat/bangsa
- Disintegrasi karena masalah yang timbul akibat
tidak ada atau kurangnya kesepakatan tetang
bagaimana alokasi sumber-sumber bersama dalam
masyarakat/bangsa
Sikap-laku negatif

Sikap-Laku Yang Cenderung Berkembang


Dewasa Ini Lebih Berorientasi Pada Nilai
Budaya Yang Negatif Dengan ciri-ciri, al:
1. Hipokrit, senang berpura-pura
2. Enggan bertanggung-jawab atas perbuatan
3. Berjiwa feodal, senang memperhamba pihak
yang lemah, senang disanjung, dan tak suka
dikritik
4. Percaya pada takhayul
5. Berjiwa artistik dan sangat dekat dengan
alam
6. Berwatak lemah dan kurang dapat
mempertahankan keyakinan sekalipun benar
7. Kurang sabar, cepat cemburu dan dengki,
(Mochtar Lubis)
sda

Ciri-ciri Mentalitas Masyarakat Indonesia


yang Negatif, (Koentjaraningrat):
1. Petani : nrimo, tidak berorientasi ke
depan
2. Priyayi: berorientasi untuk
mendapatkan kedudukan
3. Transisi: tdak berorientasi pada mutu,
mencari jalan yang seminim mungkin
4. Pengusaha pribumi, kurang memiliki:
keuletan, pengalaman dan menejemen
Kecenderungan reifikasi, manipulasi
Kecenderungan1

fragmentasi, dan individualisasi, (S. Poespowardojo)


a. Reifikasi, meluasnya anggapan bahwa kepuasan
seseorang jika dihadapkan pada barang secara
marerial, angka, statistik, tingkah laku lahiriah,
rupa, suara, ucapan, dsb., misal:
 Kemajuan kehidupan beragama karena
terwujudnya pembangunan tempat-tempat
ibadah
 Kesenian dijadikan barang dagangan massal
terlepas dari makna nilai estetisnya
 Tenaga kerja buruh kecil dan wanita
diperlakukan sebagai komodite yang terlepas
dari makna nilai etisnya – sudah begitu hasilnya
dirampok
 Jabatan diperlakukan sebagai kekuasaan yang
membelenggu unjuk kerja secara kreatif – masih
jauhlah harapan menggantungkan nasib
sda

 Hukum disandiwarakan untuk meredam gaung


keadilannya sampa nyaris tak terdengar
 Ritualisme tidak mendorong penghayatan nilai

religius secara pribadi


Johannes Kepler, budi manusia diciptakan
untuk melihat segala sesuatu dengan jelas
dalam hitungan kuantitatif. Namun perlu
disadari, manfaat apa yang ada di balik
rumusan angka dan benda itu bagi kepentingan
masyarakat
Jadi bukan lagi keluarga kecil adalah
(perwujudan) keluarga sejahtera, tetapi
keluarga yang sejahtera adalah keluarga kecil;
bukan lagi si canti Clara, tetapi Clara adalah
cantik; bukan lagi si Upik berkuasa, tetapi
kekuasaan adalah si Upik, dsb.
sda

b. Manipulasi, peran media massa dan


iklan mustinya menginformasikan
kemajuan teknologi demi
memeningkatkan mutu kehidupan
masyarakat, justru sebaliknya
memainkan minat, hasrat dan ambisi
manusia melaui propaganda untuk
kepentingan pemasaran produksi, misal:
Majulah bersama Bir Bintang, Gudang
Garam Surya pria punya selera, Ardath rokok
masa kini, Orang pintar minum Tolak Angin,
Media Indonesia jendela informasi dunia,
Kalau ada Hit mengapa cari yang mahal,
Pakailah Lowrey Organ gengsi dong, Irex
kadonya mama, dsb.
sda

c. Fragmentasi dalam berbagai bidang dan pola


kehidupan masyarakat. Penggunaan teknologi
menuntut pembagian kerja dan profesionalisme.
Karena berlebihan, maka masyarakat
menghargai seseorang karena kedudukan dan
keahliannya, sehingga harkat kemanusiaan yang
seharusnya melandasi penghargaan itu terdesak
dan akhirnya tidak berperan. Akibatnya
hubungan manusiawi antar anggotanya
memudar dan yang tampak adalah hubungan
yang terkotak-kotak karena jabatan, kedudukan
dan profesi

Pola hubungan yang demikian mempersulit


seorang spesialis untuk memahami masalah
sosial dan menghambat komunikasi lintas
profesi
sda

d. Individualisasi, semakin merenggangnya ikatan


seseorang dengan masyarakatnya dan semakin
besarnya peran tingkah laku individu dalam
kehidupan sehari-hari.
Akibatnya ada dua kemungkinan, yaitu:
1) Individualisme, di mana seseorang mulai sadar
dan mempunyai kepercayaan akan
kemampuannya dalam berinisiatif, berprestasi,
bertindak lebih rasional dan tanggung jawab.
Inilah sikap yang menjadi tumpuan ilmu
pengetahuan dan teknologi
2) Egoisme yang tidak sehat, mau menang sendiri
yang didasari rasa kemanusiaan yang cenderung
serakah dan destruktif.
Misal: lalu lintas yang tidak teratur,
penyerobotan hak orang lain, sikap “aji
mumpung”, dsb.
Tugas

Tugas Kelompok:
1 dan 2. Identifikasi kecenderungan orientasi nilai
budaya oleh sebagian orang Indonesia saat ini dan
bagaimana dampaknya. Berikan penjelasan
secukupnya.
3 dan 4. Identifikasi faktor penyebab terjadinya krisis
budaya yang dialami oleh sebagian orang
Indonesia saat ini dan bagaimana cara
mengatasinya. Berikan penjelasan secukupnya.
5 dan 6. Bagaimana upaya untuk mewujudkan
kehidupan yang harmonis dalam kondisi
masyarakat yang heterogen? Berikan penjelasan
secukupnya.

Anda mungkin juga menyukai