Anda di halaman 1dari 29

KEP pada Anak

1
TATA CARA PEMERIKSAAN
ANAK GIZI BURUK

 Menegakkan Diagnosis:
- Anamnesis (penyakit & gizi)
- Pemeriksaan fisik (klinis dan
antropometri)
- Pemeriksaan laboratorium/radiologi
- Analisis diet dan makanan

8
TATA CARA PEMERIKSAAN
ANAK GIZI BURUK (lanjutan….)

• Anamnesis awal:
untuk mengetahui adanya tanda bahaya dan
tanda penting:
- syok/renjatan
- letargis
- muntah dan atau diare atau dehidrasi

9
TATA CARA PEMERIKSAAN
ANAK GIZI BURUK (lanjutan….)

 Anamnesis lanjutan:
Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan
terjadinya gizi buruk:
- riwayat kehamilan & kelahiran (prematur, BBLR)
- riwayat pemberian makan (ASI, MP-ASI)
- riwayat imunisasi & pemberian vit A dosis tinggi
- riwayat penyakit penyerta/penyulit (diare,
cacing,TB,malaria,ISPA/pneumonia, HIV/AIDS)
- riwayat tumbuh kembang (motorik, apakah rutin
menimbang di posyandu, punya KMS)
- penyebab kematian pada saudara kandung
- status sosial, ekonomi dan budaya keluarga
10
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK GIZI
BURUK (lanjutan…..)

Pemeriksaan fisik:
- Tanda-tanda gangguan sirkulasi
(Tensi, Nadi, Frekuensi pernafasan)
- Tanda-tanda dehidrasi
(mata cekung!, kehausan!, kering pada bibir &
mulut, turgor menurun!, kencing terakhir!)
- Tanda-tanda hipoglikemi & hipotermi
- Tanda-tanda infeksi (demam ?)

11
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK GIZI
BURUK (lanjutan….)

Pemeriksaan fisik (lanjutan ….):


- Tanda-tanda anemia (Sangat pucat)
- Organ tubuh lain (kepala, mata, telinga
hidung, tenggorokan, leher, dada, perut,
ekstremitas, kulit) dan seluruh tubuh.
- Antropometri: BB, PB atau TB, bandingkan
dengan tabel baku rujukan Buku I, hal 22-24.

12
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK GIZI
BURUK (lanjutan….)
Pemeriksaan Laboratorium/radiologi:
- Hemoglobin
- Gula darah
- urine rutin
- Albumin, elektrolit (K, Na, cl)
- serum zinc dll
- thorax foto, USG dll

Analisis diet:
- kuantitas asupan makanan (Food recall)
- kualitas asupan makanan (Food frequency)
13
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN
PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK

14
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN
PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK

 Fase Stabilisasi:
Fase awal  tindakan segera (atasi dan cegah
hipoglikemia, hipotermi dan dehidrasi),
keterlambatan akan berakibat kematian

Pemberian cairan, energi & protein ditingkatkan secara


bertahap untuk menghindari “overload”  gagal
jantung.

Berlangsung 1 – 2 hari dan dapat berlanjut sampai 1


minggu (sesuai kondisi klinis anak)

15
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN
PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK

 Fase Transisi:
Masa peralihan (dari stabilisasi ke rehabilitasi)
Peningkatan jumlah cairan dan konsistensi formula
dilakukan perlahan-lahan agar sel-sel usus
beradaptasi.

Berlangsung 1 minggu (umumnya)

16
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN
PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK (Lanjutan ….)

• Fase Rehabilitasi:
Pemberian makanan untuk tumbuh kejar
Energi dan protein ditingkatkan sesuai kemampuan.
Berlangsung 2 – 4 minggu (umumnya)

• Fase Tindak lanjut:


Setelah anak dipulangkan dari RS/Puskesmas/Panti (Pusat)
Pemulihan Gizi (PPG) atau TFC (Therapeutic Feeding
Center)
Makanan tumbuh kejar (Makanan keluarga dan PMT-
Pemulihan)
Berlangsung sampai 4 - 5 bulan

17
10 LANGKAH TATALAKSANA
ANAK GIZI BURUK

DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT


DEPARTEMEN KESEHATAN RI

18
PERANAN TIM DUKUNGAN GIZI

mencegah

mengobati

Gizi buruk Gizi baik

Peranan Tim Dukungan Gizi:


 Dokter : menentukan diagnosis, melakukan tindakan,
pengobatan dan tindak lanjut
 Perawat/ bidan: asuhan keperawatan
 Nutrisionis/Dietitian: menyediakan makanan, melakukan
konseling gizi (di rumah sakit maupun di

puskesmas) 20
Terapi Gizi Pada Anak Gizi Buruk
1. Fase Stabilisasi
Tujuan : untuk menstabilkan status metabolik tubuh
dan kondisi klinis anak
Syarat :
- Energi : 80-100 kkal kg BB (BB aktual hari itu)
- Protein : 1-1,5 gr/kg BB, diutamakan protein
hewani spt susu, ayam, telur
- Cairan : 130 mL/kg BB, dibagi dalam 12 kali
pemberian (setiap 2 jam sekali). Jika ada edema
berat berikan cairan 100 mL/kg BB. Pada anak gizi
buruk dgn diare persisten dan disentri dapat diberikan
F 75 modifikasi dgn tepung beras
- Rendah laktosa
2. Fase Transisi
Tujuan : Memberikan kesempatan tubuh untuk beradaptasi
terhadap pemberian energi dan protein yg semakin
meningkat guna mempersiapkan anak ke fase rehabilitasi

Syarat : diberikan F 100


- Energi : 100-150 kkal kg BB (BB aktual hari itu)
- Protein : 2-3 gr/kg BB
- Cairan : 150 mL/kg BB, dibagi dalam 8 kali
pemberian (setiap 3 jam sekali).
- Setiap 100 ml F100 mengandung energi 100 kalori dan protein
2,9 gr. Pada anak gizi buruk < 6 bulan, pemberian F100
diencerkan menjadi 130 ml, dan apabila anak gizi buruk < 6 bulan
putus ASI, harus dilakukan relaktasi (penyesuaian) selama 2
minggu.
3. Fase Rehabilitasi
Tujuan :
1. Memberikan makanan yg adekuat untuk tumbuh kejar
2. Memotivasi anak agar dapat menghabiskan porsinya
3. Memotivasi ibu agar dapat tetap memberikan ASI
4. Mempersiapkan ibu atau pengasuh untuk perawatan di rumah

Syarat : diberikan F 100 dan makanan padat gizi lokal sesuai dgn BB
- Energi : 150-220 kkal kg BB, Energi yg berasal dari lemak minimal sebesar
40% darib total energi sehari
- Protein : 4-6 gr/kg BB
- Cairan : 150-200 mL/kg BB

Makanan padat yg diberikan dibedakan berdasarkan BB anak :

1. BB < 7 kg diberikan makanan bayi, spt bubur (bubur tepung beras, bubur susu), makanan lumat
(nasi tim saring), dan makanan lembek (nasi tim)
2. BB 7 kg dan berumur > 12 bulan, sebaiknya diperkenalkan dgn makanan biasa padat gizi, jangan
diberikan makanan lembek atau lunak (nasi tim) karena makanan tersebut nilai gizi nya kurang
3. Mengusahakan agar anak sebanyak mungkin menghabiskan makanany6a, antara lain dengan
car pemberian porsi kecil frekuensi sering.
• Modisco, singkatan dari Modified Dried
Skimmed Milk and Coconut Oil
M
O
29

Anda mungkin juga menyukai