Anda di halaman 1dari 9

Standar Makanan Umum Rumah Sakit

1. Makanan Biasa
Makanan biasa sama dengan makanan sehari-hari yang beraneka ragam, bervariasi dengan bentuk,
tekstur, dan aroma yang normal. Susunan makanan mengacu pada Pola Menu Seimbang dan
Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan bagi orang dewasa sehat. Makanan biasa
diberikan kepada pasien yang berdasarkan penyakitnya tidak memerlukan makanan khusus (diet.
Walau tidak ada ada pantangan secara khusus, makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk yang
mudah dicerna dan tidak merangsang pada saluran cerna.
Tujuan Diet :
Tujuan diet makanan biasa adalah memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi untuk mencegah
dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
Syarat Diet :
Energi sesuai kebutuhan normal orang dewasa sehat dalam keadaan istirahat.
Protein 10-15% dari kebutuhan energi normal.
Lemak 10-25% dari kebutuhan energi total.
Karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi total.
Cukup mineral, vitamin, dan kaya serat.
Makanan tidak merangsang saluran cerna.
Bentuk makanan sehari-hari tidak merangsang saluran cerna.
2. Makanan Lunak
Makanan lunak adalah makanan yang meniliki tekstur yang mudah dikunyah, ditelan, dan dicerna
dibandingkan Makanan Biasa. Makanan ini mengandung cukup zat-zat gizi, asalkan pasien
mampu mengkonsumsi makanan dalam jumlah cukup. Menurut keadaan penyakit, makanan lunak
dapat diberikan langsung kepada pasien atau sebagai perpindahan dari makanan saring ke makanan
biasa.
Syarat Diet :
Energi, protein, dan zat gizi cukup.
Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak, sesuai dengan keadaan penyakit, dan
kemampuan, makan pasien.
Makanan diberikan dalam porsi sedang, yaitu 3 kali makanan lengkap dan 2 kali selingan.
Makanan mudah dicerna, rendah serat, dan tidak mengandung bumbu yang tajam.
Pemilihan Bahan Makanan
Bahan Makanan
Dianjurkan
Sumber
Beras ditim, dibubur, kentang
Karbohidrat
direbus, dipure, makaroni, soun, mie,
misoa direbus, roti, biskuit, tepung
sagu, tapioka, maizena, hunkwe
dibubur, atau dibuat pudding.
Sumber protein Daging, ikan, ayam, unggas tidakn
hewani
berlemak direbus, dikukus, ditim,
dipanggang, telur direbus, diceplok
air, diorak-arik, bakso ikan, sapi atau
ayam direbus.
Sumber protein Tempe dan tahu direbus, dikukus,
nabati
ditumis, dipanggang, kacang hijau
direbus, susu kedelai.
Sayuran
Sayuran tidak banyak serat dan
dimasak seperti daun banyam, daun

Tidak Dianjurkan
Nasi digoreng, beras ketan, ubi,
singkong, tales, catel.

Daging dan ayam berlemak dan


berurat banyak, daging ayam, ikan,
dan telur digoreng, ikan banyak
duri seperti bandeng, mujair, mas,
dan selar.
Tempe, tahu, dan kacang-kacangan
digoreng, kacang tanah.
Sayuran banyak serat seperti daun
singkong, daun katuk, daun

Buah-buahan

Bumbu-bumbu

kangkung, kacang panjang muda,


buncis muda, oyong muda dikupas,
labu siam, labu kuning, labu air,
tomat, dan wortel
Buah segar yang dihaluskan atau
dipure tanpa kulit seperti pisang,
pepaya, jeruk manis, dan jus buah
(pada pasien yang mempunyai
toleransi rendah terhadap asam, jus
buah asam tidak diberikan)
Dalam jumlah terbatas, bumbu dapur
seperti garam, gula, pala, kayu
manis, asam, saus tomat, kecap

melindo, nangka muda, kluih,


genjer, pare, oyong, rebung,
sayuran yang menimbulkan gas kol,
sawi, lobak, sayuran mentah.
buah
banyak
serat
dan
menimbulkan gas seperti nanas
masak, dan durian.

Cabe dan merica

3. Makanan Saring
Makanan saring adalah makanan semipadat yang mempunyai tekstur lebih halus daripada
makanan lunak, sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna. Menurut keadaan penyakit, makanan
dapat diberikan langsung kepada pasien atau perpindahan dari makanan cair kental ke makanan
lunak.
Tujuan Diet :
Tujuan diet makanan saring adalah memberikan makanan dalam bentuk semipadat sejumlah yang
mendekati kebutuhan gizi pasien untuk jangka waktu pendek sebagai proses adaptasi terhadap
bentuk makanan yang lebih padat.
Syarat Diet :
Hanya diberikan untuk jangka waktu singkat selama 1-3 hari, karena kurang memenuhi kebutuhan
gizi, terutama energi dan tiamin.
Rendah serat, diberikan dalam bentuk disaring atau diblender.
Diberikan dalam porsi kecil dan sering yaitu 6-8 kali sehari.
Pemilihan Bahan Makanan
Bahan Makanan
Dianjurkan
Sumber
Beras dibubur saring atau dihaluskan
Karbohidrat
(diblender), roti dipanggang atau
dibubur, krakers, biskuit, tepungtepungan, seperti; tepung beras,
maizena, sagu, hunkwe, havermouth
dibubur atau dibuat puding, gula
pasir, gula merah, gula aren.
Sumber protein Daging, ayam dan ikan tanpa duri,
hewani
digiling, dihaluskan; telur ayam

Sumber
nabati
Sayuran

protein

Tempe dan tahu digiling, kacang


hijau disaqring atau dihaluskan, susu
kedelai.
Sayuran rendah serat dan disaring
atau dihaluskan seperti bayam,
wortel, labu kuning, labu siam, dan
tomat.

Tidak Dianjurkan
Beras ketan, jagung, cantel, ubi,
talas, singkong.

Daging dan ayam berlemak; daging


ayam, ikan, dan telur digoreng;
daging diawet seperti dendeng,
diasap; ikan banyak duri seperti
bandeng, mujair, mas, dan selar.
Kacang-kacangan dan hasil olah
seperti tempe dan tahu digoreng.
Sayuran mentah; sayuran yang
menimbulkan gas seperti lobak,
kol, sawi, sayuran yang banyak
serat seperti daun singkong, nangka
muda, dan kluih.

Buah-buahan

Bumbu-bumbu

Buah yang tidak banyak serat


disaring atau dibuat jus atau
dihaluskan seperti pepaya, semangka,
melon, pisang, dan jeruk.
Dalam jumlah terbatas, bumbu dapur
seperti garam, dan kecap.

buah
banyak
serat
dan
menimbulkan gas seperti nanas,
nangka dan durian.
Cabe dan merica

4. Diet Energi Tinggi Protein Tinggi


Diet energi tinggi protein tinggi (ETPT) adalah diet yang mengandung energi dan protein diatas
kebutuhan normal. Diet ini diberikan dalam bentuk makanan biasa ditambah bahan makanan
sumber protein tinggi seperti susu, telur, atau dalam bentuk minuman enteral energi tinggi protein
tinggi.
Macam Diet dan Indikasi Pemberian :
Kurang Energi Protein (KEP)
Sebelum dan setelah operasi tertentu, multi trauma, serta selama radioterapi dan kemoterapi.
Luka bakar berat dan baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi.
Hipertiroid, hamil, dan post partum dimana kebutuhan energi dan protein meningkat.
Pemilihan Bahan Makanan
Bahan Makanan
Dianjurkan
Sumber
Nasi, roti, mie, makaroni dan hasil
Karbohidrat
olahan tepung-tepungan lain, seperti
cake, pudding, pastry, karbohidrat
sederhana seperti gula.
Sumber protein Daging sapi, ayam, ikan, telur, susu,
hewani
dan hasil olahan seperti keju dan
yoghurt.
Sumber protein Semua jenis kacang-kacangan dan
nabati
hasil olahnya seperti tempe, dan tahu
Sayuran
Semua jenis sayuran seperti bayam,
buncis, daun singkong, kacang
panjang, labu siam, dan wortel
direbus, dikukus, dan ditumis.
Buah-buahan
Semua jenis buah segar, buah kaleng,
buah kering, dan jus buah.
Lemak
dan Minyak goreng, mentega, margarin,
minyak
santan encer, salad dresing.
Bumbu-bumbu
Bumbu tidak tajam, seperti bawang
merah, bawang putih, laos, salam dan
kecap.

Tidak Dianjurkan

Dimasak dengan banyak minyak


atau kelapa/santan kental.
Dimasak dengan banyak minyak
atau kelapa/santan kental.
Dimasak dengan banyak minyak
atau kelapa/santan kental.

Santan kental
Bumbu yang tajam seperti cabe dan
merica.

5. Diet Rendah Garam


Yang dimaksud dengan garam dalam diet rendah garam adalah garam natrium seperti yang
terdapat di dalam garam dapur (NaCl), soda kue, baking powder, natrium benzoat, dan vetsin.
Tujuan Diet
Tujuan diet rendah garam adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan
tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Syarat Diet :
Cukup energi, protein, mineral, dan vitamin
Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit.
Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan/ hipertensi.

Macam Diet dan Indikasi Pemberian


Diet Rendah Garam I (200-400 mgNa)
Diet rendah garam I diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan/atau hipertensi berat. Pada
pengolahan makananya tidak ditambahkan garam dapur.
Diet Rendah Garam II (600-800 mgNa)
Diet rendah garam II diberikan kepada pasien dengan edema, asites, dan/ atau hipertensi tidak
terlalu berat. Pada pengolahannya boleh menggunakan sdt garam dapur (2g)
Diet Rendah Garam III (1000-1200 mgNa)
Diet rendah garam III diberikan kepada pasien dengan edema dan/ atau hipertensi ringan.
Pemberian makanan sehari sama dengan Diet Rendah Garam I. Pada pengolahannya boleh
menggunakan 1 sdt (4g) garam dapur.
Pemilihan Bahan Makanan
Bahan Makanan
Dianjurkan
Sumber
Beras, kentang, singkong, terigu,
Karbohidrat
tapioka, hunkwe, gula, makanan
yang diolah dari bahan makanan
tersebut diatas tanpa garam dapur
dan soda.
Sumber protein Daging maksimal 100g sehari, telur
hewani
maksimal 1 butir sehari.

Sumber
nabati

protein

Sayuran

Buah-buahan
Lemak
dan
minyak
Bumbu-bumbu

Semua jenis kacang-kacangan dan


hasil olahnya seperti tempe, dan tahu
yang dimasak tanpa garam dapur.
Semua jenis sayuran segar, sayuran
yang diawet tanpa garam dapur dan
natrium benzoat.
Semua jenis buah segar yang diawet
tanpa garam dapur dan natrium
benzoat.
Minyak goreng, mentega, margarin
tanpa garam.
Bumbu-bumbu kering yang tidak
mengandung
garam
dapur.
Penggunaan garam dapur sesuai
dengan ketentuan diet.

Tidak Dianjurkan
Roti, biskuit, dan kue-kue yang
dimasak dengan garam dapur atau
baking powder dan soda.
Otak, ginjal, ikan, susu, dan telur
yang diawet dengan garam dapur
seperti daging asap, ham, bacon,
dendeng, abon, keju, ikan asin, ikan
kaleng, kornet, ebi, udang kering,
telur asin, dan telur pindang.
Keju kacang tanah dan semua jenis
kacang-kacangan dan hasilnya yang
dimasak dengan garam dapur.
Sayuran yang dimasak dan diawet
dengan garam dapur, seperti
sayuran dalam kaleng, sawi asin,
asinan, dan acar.
Buah-buahan yang diawet dengan
garam dapur.
Margarin dan mentega biasa.
Baking powder, soda kue, vetsin,
dan
bumbu-bumbu
yang
mengandung garam dapur seperti
kecap, terasi, saus tomat, dan tauco

6. Diet Sisa Rendah


Diet sisa rendah adalah makanan yang terdiri dari bahan makanan rendah serat dan hanya sedikit
meninggalkan sisa. Yang dimaksud engan sisa adalah bagian-bagian makanan yang tidak diserap
seperti yang terdapat didalam susu dan produk susu serta serat daging yang berserat kasar (liat)
Tujuan Diet
Tujuan diet sisa rendah adalah untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit
mungkin meninggalkan sisa sehinggadapat membatasi volume feses, dan tidak merangsang saluran
cerna.

Syarat Diet
Energi cukup sesuai dengan umur, gender, dan aktivitas.
Protein cukup 10-15% dari kebutuhan energi total.
Lemak sedang 10-25% dari kebutuhan energi total.
Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total.
Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang sehingga asupan serat maksimal 8g/hari.
Pembatasan ini disesuaikan dengan toleransi perorangan.
Menghindari susu, produk susu, dan daging berserat kasar (liat) sesuai dengan toleransi
perorangan,
Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam, dan berbumbu tajam.
Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas dan dingin.
Makanan sering diberikan dalam porsi kecil.
Macam Diet dan Indikasi Pemberian
Diet Sisa Rendah 1
Diet sisa rendah 1 diberikan dalam bentuk disaring atau diblender. Makanan ini menghindari
makanan berserat tinggi dan sedang, bumbu yang tajam, susu, daging berserat kasar, dan
membatasi lemak. Kandungan serat maksimal 4 g.
Pemilihan Bahan Makanan
Bahan Makanan
Dianjurkan
Sumber
Bubur disaring, roti dibakar, kentang
Karbohidrat
dipure, makaroni, mi, bihun direbus,
biskuit, krekers, tepung-tepungan
dipuding atau dibubur.
Sumber protein Daging empuk, hati, ayam, ikan
hewani
digiling halus, telur direbus, ditim,
diceplok air atau sebagai campuran
dalam makanan dan minuman.
Sumber protein Tahu ditim, dan direbus, susu
nabati
kedelai.
Sayuran
Buah-buahan
Bumbu-bumbu

Sari sayuran
Sari buah
Garam, gula

Tidak Dianjurkan
Beras tumbuk, beras ketan, roti
whole white, jagung ubi, singkong,
cake, tepung-tepungan yang dibuat
kue manis.
Daging bereserat kasar, ayam, dan
ikan yang diawet, digoreng kering,
telur diceplok, udang dan kerang,
susu dan produk susu.
Kacang-kacangan seperti kacang
tanah, kacang merah, kacang tolo,
kacang hijau, kacang kedelai,
tempe, dan oncom.
Sayuran dalam keadaan utuh.
Buah dalam keadaan utuh.
Bawang, cabe, jahe, merica
ketumbar, cuka, dan bumbu lain
yang tajam.

Diet Sisa Rendah II


Diet sisa rendah II merupakan peralihan dari diet sisa rendah I ke makanan biasa. Diet ini
diberikan bila penyakit mulai membaik atau bila penyakit bersifat kronis. Makanan dalam bentuk
cincang atau lunak. Makanan berserat sedang diperbolehkan dalam jumlah terbatas, sedangkan
makanan berserat tinggi tidak diperbolehkan. Susu diberikan maksimal 2 gelas sehari. Lemak dan
gula diberikan dalam bentuk mudah dicerna. Bumbu kecuali cabe, cuka, boleh diberikan dalam
jumlah terbatas, kandungan serat diet ini adalah 4-8g.
Pemilihan Bahan Makanan
Bahan Makanan
Dianjurkan
Sumber
Bubur disaring, roti dibakar, kentang
Karbohidrat
dipure, makaroni, mi, bihun direbus,
biskuit, krekers, tepung-tepungan

Tidak Dianjurkan
Beras tumbuk, beras ketan, roti
whole white, jagung ubi, singkong,
cake, tepung-tepungan yang dibuat

Sumber
hewani

protein

Sumber
nabati

protein

Sayuran

Buah-buahan

Lemak
Bumbu-bumbu

dipuding atau dibubur.


Daging empuk, hati, ayam, ikan
digiling halus, telur direbus, ditumis,
dikukus, dipanggang, telur direbus,
ditim, diceplok keair, didadar,
dicampur dalam makanan. susu
maksimal 2 gelas perhari.
Tahu, tempe ditim, direbus, ditumis,
susu kedelai.
Sayuran yang berserat rendah dan
sedang seperti kacang panjang,
buncis muda, bayam, labu siam,
tomat masak, wortel direbus,
dikukus, ditumis.
Semua sari buah, buah segar yang
matang (tanpa kulit dan biji) dan
tidak banyak menimbulkan gas
seperti pepaya, pisang, jeruk, avokad.
Margarin, mentega, dan minyak
dalam jumlah terbatas untuk
menumis, mengoles dan setup.
Garam, gula, kunyit, dalam jumlah
terbatas.

kue manis dan gurih.


Daging bereserat kasar (liat) serta
daging, ikan, ayam diawet, telur
mata sapi, telur dadar.

Kacang merah serta kacang kering


seperti kacang tanah, kacah hijau,
kacanh kedelai, dan kacang tolo.
Sayuran yang berserat tinggi seperti
daun singkong, daun katuk, daun
pepaya, daun dan buah melinjo,
oyong, pare, serta semua sayuran
yang dimakan mentah.
Buah-buahan yang menimbulkan
gas seperti nangka dan durian.
Minyak untuk menggoreng, lemak
hewani, kelapa, dan santan.
Cabe dan merica.

7. Diet Pada Komplikasi Kehamilan


Hiperemesis adalah suatu keadaan pada awal kehamilan (sampai trimester II) yang ditandai dengan
rasa mual dan muntah yang berlebihan dalam waktu lelatif lama. Keadaan ini bila tidak diatasi
dapat menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan. Ciri khas dari diet hiperemesis adalah
pada penekanan pemberian makanan sumber karbohidrat kompleks, menghindari makanan yang
berlemak dan goreng-gorengan untuk menekan rasa mual dan muntah.
Tujuan diet
Mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis.
Secara berangsurmemberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.
Syarat diet
Karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energi total.
Lemak rendah, yaitu 10% dari kebutuhan energi total.
Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
Makanan diberikan dalam bentuk kering, pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien.
Makanan mudah dicerna, tidak merangsang saluran cerna, dan diberikan sering dalam porsi kecil.
Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan gizi pasien.
Macam Diet dan Indikasi Pemberian
Diet Hiperemesis I
Diet hiperemesis I diberikan kepadapasien dengan hiperemesis berat. Makanan ini hanya terdiri
dari roti kering, buah-buahan. Semua zat gizi pada makanan ini kurang sehingga hanya diberikan
selama beberapa hari.
Diet Hiperemesis II
Diet hiperemesis diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang.

Diet Hiperemesis III


Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien dengan hiperemesis ringan. Sesuai dengan
kesanggupan pasien. makanan ini cukup semua energi dan zat gizi.
Pemilihan Bahan Makanan
Makanan yang dianjurkan untuk diet Hiperemesis I,II,III adalah sebagai berikut ;
Roti panggang, biskuit, krekers, sum-sum
Buah segar/ sari buah
Kaldu tak berlemak
Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I,II,III adalah makanan yang merangsang
asam saluran cerna dan bumbu tajam, bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang
mengandung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap).
8. Diet Preeklamsia
Preeklamsia merupakan sindroma yang terjadi pada saat kehamilan masuk pada minggu kedua
puluh dengan tanda dan gejala seperti hipertensi, proteinuria, kenaikan berat badan yang cepat
(karena eema), mudah timbul kemerah-merahan, mual muntah, pusing, nyeri lambung, oliguria,
gelisah, dan kesadaran menurun. Ciri khas diet ini adalah memperhatikan asupan garam dan diet
pasien.
Tujuan Diet
Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal.
Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal.
Mencegah atau mengurangi retensi garam atau air.
Mencapai keseimbangan nitrogen.
Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal.
Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor risiko lain atau penyulit baru pada saat kehamilan
atau setelah melahirkan.
Syarat Diet
Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan diberikan secaara
berangsur,sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan. penambahan energi tidak lebih
dari 300 kkal dari makanan atau diet sebelum hamil.
Garam diberikan rendah sesuai dengan berat ringannya retensi garam atau air. Penambahan berat
badan diusahakan dibawah 3 kg/bulan atau dibawah 1 kg/minggu.
Protein tinggi (1 -2g/kg berat badan )
Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda.
Vitamin cukup, vitamin c dan B6 diberikan sedikit lebih tinggi.
Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien.
Macam Diet dan Indikasi Pemberian
Diet Preeklamsia I
Diet preeklamsia I diberikan kepada pasien dengan preeklamsia berat. Makanan diberikan dalam
bentuk cair, yang terdiri dari susu dan sari buah. Jumlah cairan diberikan paling sedikit 1500 ml
sehari per oral, dan kekurangannya diberikan secara parenteral. Makanan ini kurang energi dan zat
gizi, karena itu hanya diberikan selama 1-2 hari.
Diet Preeklamsia II
Diet preeklamsia II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet preeklamsia I ataukepada
pasien yang penyakitnya tidak begitu berat. Makanan berbentuk saring atau lunak dan diberikan
sebagai diet rendah garam I.
Diet Preeklamsia III

Diet Preeklamsia III diberkan sebagai makanan perpindahan dari diet preeklamsia II atau kepada
pasien dengan preeklamsia ringan. Makanan ini mengandung protein tinggi dan garam rendah,
diberikan dalam bentuk lunak atau biasa.
9. Diet Disfagia
Disfagia adalah kesulitan menelan karena adanya gangguan aliran makanan pada saluran cerna.
Hal ini dapat terjadi karena kelainan sistem saraf menelan, pasca stroke, dan adanya massa atau
tumor yang menutupi saluran cerna.
Tujuan Diet :
Menurunkan risiko aspirasi akibat masuknya makanan ke dalam saluran pernafasan.
Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat giizi dan caira.
Syarat Diet :
Cukup energi, protein, dan zat gizi lainnya.
Mudah dicerna, porsi kecil, dan sering diberikan.
Cukup cairan.
Bentuk makanan bergantung pada kemampuan menelan pasien. diberikan secara bertahap, dimulai
dari makanan cair penuh atau cair kental, makanan saring, kemudian makanan lunak.
Makanan cair jernih tidak diberikan karena sering menyebabkan tersedak atau aspirasi.
Cara pemberian makanan dapat per oral atau melalui pipa atau sonde.
Macam Diet dan Indikasi Pemberian :
Disfagia dapat terjadi pada lansia, adanya gangguan saraf menelan, tumor esofagus, dan pasca
stroke. bentuk makanan bergantung pada cara pemberian. Bila diberikan melalui pipa, makanan
diberikan dalam bentuk makanan dair penuh, bila diberikan per oral maka makanan diberikan
dalam bentuk makanan cair kental, saring, atau lunak.
10. Diet penyakit Lambung
Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut atau kronis, ulkus peptikum,
pascaoperasi lambung yang sering diikuti dumping syndrom dan kangker lambung. Gangguan
pada lambung umumnya berupa sindroma dispepsia, yaitu kumpulan gejala yang terdiri dari mual,
muntah, nyeri epigastrium kembung, nafsu makanan berkurang, dan rasa cepat kenyang.
Tujuan Diet
Tujuan diet lambung adalah untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak
memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebih.
Syarat Diet :
Mudah dicerna, porsi kecil, dan sering diberikan.
Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.
Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan secara bertahap hingga
sesuai dengan kebutuhan.
Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan bertahap.
Tidak mengandung bahan makanan yang berbumbu tajam, baik secara termis, mekanis, maupun
kimia (disesuaikan dengan daya terima perorangan).
Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak dianjurkan minum susu terlalu
banyak.
Makan secara perlahan.
Pada fase akut diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberi istirahat pada
lambung.
Macam Diet dan Indikasi Pemberian :
Diet Lambung I

Diet lambung I diberikan kepada pasien gastritis akut, ulkus peptikum, pasca perdarahan, dan tifus
abdominalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan perpindahan dari diet
pasca hematemesis-melena, atau setelah fase akut teratasi.
Diet Lambung II
Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, kepada pasien dengan ulkus
peptikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan. Makanan berbentuk lunak, porsi kecil
serta diberikan 3 kali makanan lengkap dan 2 kali selingan.
Pemilihan Bahan Makanan pada Diet Lambung II
Bahan Makanan
Dianjurkan
Sumber
Beras dibubur atau ditim; kentang
Karbohidrat
dipure; makaroni direbus; roti
dipanggang; biskuit, krekers, mie,
bihun, tepung-tepungan dibuat bubur
atau dipuding.
Sumber protein Daging sapi empuk, hati, ikan ayam
hewani
giling atau dicincang dan direbus,
disemur, ditim, dipanggang; telur
ayam direbus, diadar, ditim, diceplok
air dan dicampur dalam makanan.
11. Diet

Tidak Dianjurkan
Beras ketan, beras ditumbuk,
jagung, ubi, singkong, tales, cake,
dodol, dan berbagai kue yang
terlalu manis dan berlemak tinggi.
Daging, ikan, ayam, yang diawet,
digoreng, telur diceplok atau
digoreng.

Anda mungkin juga menyukai