1. Makanan Biasa
Makanan biasa sama dengan makanan sehari-hari yang beraneka ragam, bervariasi dengan bentuk,
tekstur, dan aroma yang normal. Susunan makanan mengacu pada Pola Menu Seimbang dan
Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan bagi orang dewasa sehat. Makanan biasa
diberikan kepada pasien yang berdasarkan penyakitnya tidak memerlukan makanan khusus (diet.
Walau tidak ada ada pantangan secara khusus, makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk yang
mudah dicerna dan tidak merangsang pada saluran cerna.
Tujuan Diet :
Tujuan diet makanan biasa adalah memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi untuk mencegah
dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
Syarat Diet :
Energi sesuai kebutuhan normal orang dewasa sehat dalam keadaan istirahat.
Protein 10-15% dari kebutuhan energi normal.
Lemak 10-25% dari kebutuhan energi total.
Karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi total.
Cukup mineral, vitamin, dan kaya serat.
Makanan tidak merangsang saluran cerna.
Bentuk makanan sehari-hari tidak merangsang saluran cerna.
2. Makanan Lunak
Makanan lunak adalah makanan yang meniliki tekstur yang mudah dikunyah, ditelan, dan dicerna
dibandingkan Makanan Biasa. Makanan ini mengandung cukup zat-zat gizi, asalkan pasien
mampu mengkonsumsi makanan dalam jumlah cukup. Menurut keadaan penyakit, makanan lunak
dapat diberikan langsung kepada pasien atau sebagai perpindahan dari makanan saring ke makanan
biasa.
Syarat Diet :
Energi, protein, dan zat gizi cukup.
Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak, sesuai dengan keadaan penyakit, dan
kemampuan, makan pasien.
Makanan diberikan dalam porsi sedang, yaitu 3 kali makanan lengkap dan 2 kali selingan.
Makanan mudah dicerna, rendah serat, dan tidak mengandung bumbu yang tajam.
Pemilihan Bahan Makanan
Bahan Makanan
Dianjurkan
Sumber
Beras ditim, dibubur, kentang
Karbohidrat
direbus, dipure, makaroni, soun, mie,
misoa direbus, roti, biskuit, tepung
sagu, tapioka, maizena, hunkwe
dibubur, atau dibuat pudding.
Sumber protein Daging, ikan, ayam, unggas tidakn
hewani
berlemak direbus, dikukus, ditim,
dipanggang, telur direbus, diceplok
air, diorak-arik, bakso ikan, sapi atau
ayam direbus.
Sumber protein Tempe dan tahu direbus, dikukus,
nabati
ditumis, dipanggang, kacang hijau
direbus, susu kedelai.
Sayuran
Sayuran tidak banyak serat dan
dimasak seperti daun banyam, daun
Tidak Dianjurkan
Nasi digoreng, beras ketan, ubi,
singkong, tales, catel.
Buah-buahan
Bumbu-bumbu
3. Makanan Saring
Makanan saring adalah makanan semipadat yang mempunyai tekstur lebih halus daripada
makanan lunak, sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna. Menurut keadaan penyakit, makanan
dapat diberikan langsung kepada pasien atau perpindahan dari makanan cair kental ke makanan
lunak.
Tujuan Diet :
Tujuan diet makanan saring adalah memberikan makanan dalam bentuk semipadat sejumlah yang
mendekati kebutuhan gizi pasien untuk jangka waktu pendek sebagai proses adaptasi terhadap
bentuk makanan yang lebih padat.
Syarat Diet :
Hanya diberikan untuk jangka waktu singkat selama 1-3 hari, karena kurang memenuhi kebutuhan
gizi, terutama energi dan tiamin.
Rendah serat, diberikan dalam bentuk disaring atau diblender.
Diberikan dalam porsi kecil dan sering yaitu 6-8 kali sehari.
Pemilihan Bahan Makanan
Bahan Makanan
Dianjurkan
Sumber
Beras dibubur saring atau dihaluskan
Karbohidrat
(diblender), roti dipanggang atau
dibubur, krakers, biskuit, tepungtepungan, seperti; tepung beras,
maizena, sagu, hunkwe, havermouth
dibubur atau dibuat puding, gula
pasir, gula merah, gula aren.
Sumber protein Daging, ayam dan ikan tanpa duri,
hewani
digiling, dihaluskan; telur ayam
Sumber
nabati
Sayuran
protein
Tidak Dianjurkan
Beras ketan, jagung, cantel, ubi,
talas, singkong.
Buah-buahan
Bumbu-bumbu
buah
banyak
serat
dan
menimbulkan gas seperti nanas,
nangka dan durian.
Cabe dan merica
Tidak Dianjurkan
Santan kental
Bumbu yang tajam seperti cabe dan
merica.
Sumber
nabati
protein
Sayuran
Buah-buahan
Lemak
dan
minyak
Bumbu-bumbu
Tidak Dianjurkan
Roti, biskuit, dan kue-kue yang
dimasak dengan garam dapur atau
baking powder dan soda.
Otak, ginjal, ikan, susu, dan telur
yang diawet dengan garam dapur
seperti daging asap, ham, bacon,
dendeng, abon, keju, ikan asin, ikan
kaleng, kornet, ebi, udang kering,
telur asin, dan telur pindang.
Keju kacang tanah dan semua jenis
kacang-kacangan dan hasilnya yang
dimasak dengan garam dapur.
Sayuran yang dimasak dan diawet
dengan garam dapur, seperti
sayuran dalam kaleng, sawi asin,
asinan, dan acar.
Buah-buahan yang diawet dengan
garam dapur.
Margarin dan mentega biasa.
Baking powder, soda kue, vetsin,
dan
bumbu-bumbu
yang
mengandung garam dapur seperti
kecap, terasi, saus tomat, dan tauco
Syarat Diet
Energi cukup sesuai dengan umur, gender, dan aktivitas.
Protein cukup 10-15% dari kebutuhan energi total.
Lemak sedang 10-25% dari kebutuhan energi total.
Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total.
Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang sehingga asupan serat maksimal 8g/hari.
Pembatasan ini disesuaikan dengan toleransi perorangan.
Menghindari susu, produk susu, dan daging berserat kasar (liat) sesuai dengan toleransi
perorangan,
Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam, dan berbumbu tajam.
Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas dan dingin.
Makanan sering diberikan dalam porsi kecil.
Macam Diet dan Indikasi Pemberian
Diet Sisa Rendah 1
Diet sisa rendah 1 diberikan dalam bentuk disaring atau diblender. Makanan ini menghindari
makanan berserat tinggi dan sedang, bumbu yang tajam, susu, daging berserat kasar, dan
membatasi lemak. Kandungan serat maksimal 4 g.
Pemilihan Bahan Makanan
Bahan Makanan
Dianjurkan
Sumber
Bubur disaring, roti dibakar, kentang
Karbohidrat
dipure, makaroni, mi, bihun direbus,
biskuit, krekers, tepung-tepungan
dipuding atau dibubur.
Sumber protein Daging empuk, hati, ayam, ikan
hewani
digiling halus, telur direbus, ditim,
diceplok air atau sebagai campuran
dalam makanan dan minuman.
Sumber protein Tahu ditim, dan direbus, susu
nabati
kedelai.
Sayuran
Buah-buahan
Bumbu-bumbu
Sari sayuran
Sari buah
Garam, gula
Tidak Dianjurkan
Beras tumbuk, beras ketan, roti
whole white, jagung ubi, singkong,
cake, tepung-tepungan yang dibuat
kue manis.
Daging bereserat kasar, ayam, dan
ikan yang diawet, digoreng kering,
telur diceplok, udang dan kerang,
susu dan produk susu.
Kacang-kacangan seperti kacang
tanah, kacang merah, kacang tolo,
kacang hijau, kacang kedelai,
tempe, dan oncom.
Sayuran dalam keadaan utuh.
Buah dalam keadaan utuh.
Bawang, cabe, jahe, merica
ketumbar, cuka, dan bumbu lain
yang tajam.
Tidak Dianjurkan
Beras tumbuk, beras ketan, roti
whole white, jagung ubi, singkong,
cake, tepung-tepungan yang dibuat
Sumber
hewani
protein
Sumber
nabati
protein
Sayuran
Buah-buahan
Lemak
Bumbu-bumbu
Diet Preeklamsia III diberkan sebagai makanan perpindahan dari diet preeklamsia II atau kepada
pasien dengan preeklamsia ringan. Makanan ini mengandung protein tinggi dan garam rendah,
diberikan dalam bentuk lunak atau biasa.
9. Diet Disfagia
Disfagia adalah kesulitan menelan karena adanya gangguan aliran makanan pada saluran cerna.
Hal ini dapat terjadi karena kelainan sistem saraf menelan, pasca stroke, dan adanya massa atau
tumor yang menutupi saluran cerna.
Tujuan Diet :
Menurunkan risiko aspirasi akibat masuknya makanan ke dalam saluran pernafasan.
Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat giizi dan caira.
Syarat Diet :
Cukup energi, protein, dan zat gizi lainnya.
Mudah dicerna, porsi kecil, dan sering diberikan.
Cukup cairan.
Bentuk makanan bergantung pada kemampuan menelan pasien. diberikan secara bertahap, dimulai
dari makanan cair penuh atau cair kental, makanan saring, kemudian makanan lunak.
Makanan cair jernih tidak diberikan karena sering menyebabkan tersedak atau aspirasi.
Cara pemberian makanan dapat per oral atau melalui pipa atau sonde.
Macam Diet dan Indikasi Pemberian :
Disfagia dapat terjadi pada lansia, adanya gangguan saraf menelan, tumor esofagus, dan pasca
stroke. bentuk makanan bergantung pada cara pemberian. Bila diberikan melalui pipa, makanan
diberikan dalam bentuk makanan dair penuh, bila diberikan per oral maka makanan diberikan
dalam bentuk makanan cair kental, saring, atau lunak.
10. Diet penyakit Lambung
Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut atau kronis, ulkus peptikum,
pascaoperasi lambung yang sering diikuti dumping syndrom dan kangker lambung. Gangguan
pada lambung umumnya berupa sindroma dispepsia, yaitu kumpulan gejala yang terdiri dari mual,
muntah, nyeri epigastrium kembung, nafsu makanan berkurang, dan rasa cepat kenyang.
Tujuan Diet
Tujuan diet lambung adalah untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak
memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebih.
Syarat Diet :
Mudah dicerna, porsi kecil, dan sering diberikan.
Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.
Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan secara bertahap hingga
sesuai dengan kebutuhan.
Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan bertahap.
Tidak mengandung bahan makanan yang berbumbu tajam, baik secara termis, mekanis, maupun
kimia (disesuaikan dengan daya terima perorangan).
Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak dianjurkan minum susu terlalu
banyak.
Makan secara perlahan.
Pada fase akut diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberi istirahat pada
lambung.
Macam Diet dan Indikasi Pemberian :
Diet Lambung I
Diet lambung I diberikan kepada pasien gastritis akut, ulkus peptikum, pasca perdarahan, dan tifus
abdominalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan perpindahan dari diet
pasca hematemesis-melena, atau setelah fase akut teratasi.
Diet Lambung II
Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, kepada pasien dengan ulkus
peptikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan. Makanan berbentuk lunak, porsi kecil
serta diberikan 3 kali makanan lengkap dan 2 kali selingan.
Pemilihan Bahan Makanan pada Diet Lambung II
Bahan Makanan
Dianjurkan
Sumber
Beras dibubur atau ditim; kentang
Karbohidrat
dipure; makaroni direbus; roti
dipanggang; biskuit, krekers, mie,
bihun, tepung-tepungan dibuat bubur
atau dipuding.
Sumber protein Daging sapi empuk, hati, ikan ayam
hewani
giling atau dicincang dan direbus,
disemur, ditim, dipanggang; telur
ayam direbus, diadar, ditim, diceplok
air dan dicampur dalam makanan.
11. Diet
Tidak Dianjurkan
Beras ketan, beras ditumbuk,
jagung, ubi, singkong, tales, cake,
dodol, dan berbagai kue yang
terlalu manis dan berlemak tinggi.
Daging, ikan, ayam, yang diawet,
digoreng, telur diceplok atau
digoreng.