Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TUGAS GIZI

Anggota :

Tutorial 12

Tutorial 13

Tutorial 14

Tutorial 15

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2015
BAB I

PENDAHULUAN

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS
dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak
sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan
penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.

Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV
baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat
diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang
penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung
BAB II

ISI

Zat gizi di dalam makanan kebutuhannya tergantung pada bagaimana makanan dimanfaatkan
untuk pertumbuhan, reproduksi, dan pemeliharaan kesehatan. Makanan mengandung zat gizi
yang berbeda antara lain mencakup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang
masing masing bahan makanan memiliki nilai yang berbeda sesuai dengan kelompoknya.
Bahan makanan dengan zat gizi yang baik dan seimbang diperlukan ODHA (Orang Dengan
HIV/AIDS) untuk mempertahankan, meningkatkan fungsi sistem imun dan meningkatkan
kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, dan menjaga ODHA tetap aktif dan produktif
menjalani hidupnya. Ketika HIV menyerang seseorang, maka kekebalan tubuh alami untuk
melawan penyakit dan kuman akan memburuk. Ketika system kekebalan tubuh ODHA
melemah, maka kuman mengambil keuntungan dari keadaan ini yang dapat menyebabkan
penyakit pada penderita seperti demam, batuk, gatal, diare kronik, pneumonia, TBC, dan
sariawan.

Waktu yang dibutuhkan HIV menjadi AIDS tergantung kepada status kesehatan dan status
gizi penderita sebelum dan selama terinfeksi oleh virus. Banyak penderita yang hidup dengan
virus antara 10 tahun atau lebih jika mereka mampu menjaga kondisi dan keseimbangan gizi
untuk dirinya. Jika seorang ODHA mempunyai status gizi yang baik, maka daya tahan tubuh
akan lebih baik sehingga memperlambat memasuki tahap gawat AIDS (acquired immune
deficiency syndrome).
Sumber : A Guide for Nutritional Care and Support, 2004

Berikut ini adalah prinsip-prinsip dasar untuk mempersiapkan makanan bagi penderita HIV-
positif:

- Konsumsi diet tinggi sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

- Pilihlah makanan rendah lemak sebagai sumber protein.

- Kurangi gula, minuman ringan dan makanan mengandung gula.

Untuk mempertahankan berat badan namun tanpa menambah lemak, maka seorang penderita
HIV-positif perlu meningkatkan jumlah kalori. Perhitungannya adalah seagai berikut :

Konsumsi 17 kalori per pon berat tubuh untuk mempertahankan berat badan.
Konsumsi 20 kalori per pon berat tubuh jika mengalami infeksi.

Konsumsi 25 kalori per pon berat tubuh jika berat tubuh menurun.

Protein membantu membangun otot, organ dan sistem kekebalan tubuh. Untuk itu jika
penderita adalah seorang pria, dia membutuhkan 100-150 gram protein setiap harinya,
sedangkan jika wanita butuh 80-100 gram perhari. Namun jika penderita HIV/AIDS
mengalami masalah dengan ginjalnya, dia harus mengurangi 15%-20% dari jumlah protein
yang dikonsumsinya.

Untuk karbohidrat, penderita HIV/AIDS perlu mendapatkan jumlah yang tepat. Setiap hari
disarankan untuk mengkonsumsi lima sampai enam porsi (sekitar 3 cangkir) buah dan
sayuran. Pilihlah kacang-kacangan dan biji-bijian seperti beras merah dan quinoa. Jika tidak
memiliki alergi bisa mengkonsumsi gandum utuh atau barley. Untuk yang menderita diabetes,
maka sebagian besar karbohidrat disarankan berasal dari sayuran.

Lemak yang baik dapat memberikan energi ekstra yang dibutuhkan tubuh. Daparkan 30%
kalori harian yang dibutuhkan tubuh dari lemak. 10 persen diantaranya bisa diambil dari
lemak tak jenuh tunggal yang bisa di dapat dari kacang-kacangan, alpukat, ikan, canola dan
minyak zaitun. 10 persen lagi adalah lemak tak jenuh ganda yang berasal dari ikan, walnut,
biji rami, jagung, bunga matahari kedelai dan minyak safflower. Sedangkan 10% sisanya
Anda bisa dapatkan dari daging berlemak, unggas, mentega, makanan mengandung susu,
kelapa dan juga minyak kelapa.

Selain itu penderita HIV-positif perlu mendapatkan vitamin dan mineral yang dibutuhkan
tubuh untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya. Berikut adalah vitamin
yang dibutuhkan dan sumber makanan yang mengandung vitamin tersebut :

Vitamin A dan beta-karoten: hijau tua, kuning, sayuran berwarna oranye, atau merah
dan buah, hati, telur utuh, susu
Vitamin B: daging, ikan, ayam, biji-bijian, kacang-kacangan, kacang putih, alpukat,
brokoli, dan sayuran berdaun hijau

Vitamin C: buah jeruk

Vitamin E: sayuran berdaun hijau, kacang, dan minyak nabati

Selenium: biji-bijian, kacang-kacangan, unggas, ikan, telur, dan selai kacang

Zinc: produk susu daging, unggas, ikan, kacang-kacangan, kacang, dan susu, dan
lainnya

Mungkin sulit untuk mendapatkan semua vitamin yang dibutuhkan tubuh, untuk itu perlu
dibicarakan dengan dokter untuk diberikan rekomendasi suplemen multivitamin yang tepat.

Setiap penderita HIV-positif dapat tetap hidup sehat asalkan menjaga dengan baik asupan gizi
dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit. Untuk itu,
jangan putus asa dan teruslah bersemangat, karena hati yang gembira adalah obat yang

manjur.
INTERVENSI GIZI UNTUK ODHA (Orang dengan HIV/AIDS)

Tujuan umum

1) Memberikan intervensi gizi secara cepat dengan mempertimbangkan seluruh aspek


dukungan gizi pada semua tahap dini penyakit infeksi HIV.

2) Mencapai dan mempertahankan berat badan serta komposisi tubuh yang diharapkan
terutama jaringan otot.

3) Memenuhi kebutuhan energy dan semua zat gizi.

4) Mendorong perilaku sehat dalam menerapkan diet, olahraga, dan relaksasi.

Tujuan Khusus

1) mengatasi gejala diare, mual, muntah

2) mencapai dan mempertahankan berat badan normal

3) mencegah penurunan berat badan yang berlebihan (terutama jaringan otot)

4) memberikan kebebasan pasien untuk memilih makanan yang adekuat sesuai dengan
kemampuan makan, jenis terapi yang diberikan, serta interaksi obat dan makanan (IOM)

Prinsip Diet:

Tinggi kalori tinggi protein

Syarat diet

1) Energy tinggi, tambahan energy sebanyak 13% untuk setiap kenaiikan suhu 10C.

2) Protein tinggi, yaitu 1,1-1,5g/kgBB namun tidak lebih dari 20% total energy perhari untuk
memelihara dan mengganti jaringan sel tubuh yang rusak.

3) Lemak cukup 20-30% dari kebutuhan energy total. Bila terdapat malabsorpsi lemak gunakan
MCT. Dapat pula diberikan omega 3 yang diberikan bersama MCT yang berfungsi
meningkatkan fungsi kekebalan.
4) Mengkonsumsi cukup serat terutama serat yang mudah larut.

5) Diberikan elektrolit, kehilangan elektrolit disebabkan karena mual dan muntah sehingga
perlu diganti. Elektrolit yang utama antara lain Na, K, Cl.

6) Bentuk makanan sesuai dengan keadaan pasien.

7) Hindari makanan yang merangsang pencernaan baik secara mekanik, termik, dan kimia.

8) Vitamin dan mineral tinggi terutama vitamin A, B12, C, E, asam folat, kalsium, Mg, Zn,
Se. Hindari suplemen megadosis karena dapat menekan kekebalan tubuh

9) Kebutuhan Cairan cukup (disesuaikan dengan kondisi pasien, jika ada gangguan menelan
konsistensi makanan harus sesuai dan bertahap). Cairan 30-35 cc/kg BBI/hari ( 20% dari
makanan, 80% dari minuman)

10) makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering

11) Hindari makanan yang merangsang pencernaan baik secara mekanik, termik, dan kimia

Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan

Karbohidrat Semua, kecuali yangYang menimbukan gas: ubi


menimbulkan gas jalar

Protein hewani Susu, telur, daging, ayamDaging dan ayam berlemak,


tidak berlemak, ikan kulit ayam

Protein nabati Tempe, tahu, kacang hijau Kacang merah

Lemak Minyak, margarin, santan,Lemak tinggi (digoreng atau


kelapa santan kental)

Sayuran Tidak menimbulkan gas:Menimbulkan gas: kol, sawi,


wortel, labu kuning, bayam, ketimun
kangkung, buncis, kacang
panjang, tomat

Buah-Buahan Pepaya, pisang, jeruk, apel Menimbulkan gas: nangka,


durian

Bumbu Tidak merangsang: bawangMerangsang: cabe, lada, asam,


merah, bawang putih, dauncuka, jahe
salam, ketumbar, laos, kecap

Minuman Sirup, kopi, teh Minuman bersoda dan


beralkohol

Khusus (syarat, tujuan, dll)

(a) Dewasa

Tujuan, prinsip, dan syarat diet pada pasien dewasa sama dengan tujuan, prinsip, dan syarat
secara umum.

Energi.

Fase asimtomatik : E + 10%

Fase simtomatik : E + 20-30%

Pada orang dewasa disertai dengan wasting bisa diberikan energy 40-50 kcal/kg BBA dan
protein 1,6-1,8 kg/BBA.

Protein

Menurut WHO, kebutuhan protein pada penderita HIV sama dengan kebutuhan orang normal
sehat 0,8-1gr/kgBB.

Lemak

Untuk asupan lemak, dipilih MCT karena dapat mengurangi lemak dan nitrogen feses dan
mengurangi pergerakan saluran pembuangan.

(b) Bumil dan Buteki

Energi bumil

Fase asimtomatik: E + 10% + 285 kal

Fase simtomatik: E + 20-30% + 285 kal


Energi buteki

Fase asimtomatik: E + 10% + 500 kal

Fase simtomatik: E + 20-30% + 500 kal

Protein

Menurut WHO, kebutuhan protein pada penderita HIV sama dengan kebutuhan orang normal
sehat 0,8-1gr/kgBB, Untuk ibu hamil dan menyusui 1,1 gr/kgBB.

1-1,4 gr/kgBB (untuk pemeliharaan) dan 1,5-2 gr/kgBB (untuk repletion lean body mass)

Lemak cukup 20-30% dari kebutuhan energy total. Bila terdapat malabsorpsi lemak gunakan
MCT. Dapat pula diberikan omega 3 yang diberikan bersama MCT yang berfungsi
meningkatkan fungsi kekebalan.

Besi. Wanita hamil beresiko mengalami anemia karena defisiensi besi. WHO
merekomendasikan suplementasi besi dan asam folat harian (400 ug folat dan 60 mg besi)
untuk minimal 6 bulan kehamilan untuk mencegah anemia, dan 2 kalisuplementasi harian
untuk menanggulangi severe anemia (Hb < 70 g/l). untuk meningkatkan intake dan absorpsi
besi, tingkatkan makanan kaya besi yang bioavailibilitasnya tinggi seperti: daging, atau
konsumsi makanan tinggi vitamin C bersamaan dengan konsumsi bahan makanan sumber
besi non-daging

Vitamin A. utamakan konsumsi makanan kaya vitamin A selama masa kehamilan, karena
suplementasi vitamin A dapat meningkatkan resiko transmisi HIV

Iodine. Direkomendasikan untuk mengkonsumsi garam terfortifikasi iodine

Pada masa laktasi, penambahan 500 kal/hari untuk 6 bulan pertama dan kedua. Jika dalam
keadaan undernourished saat hamil, maka butuh penambahan 700 kal/hari.

(c) Infant dan Children

Tujuan

Mencegah malnutrisi, meningkatkan status gizi bayi dan anak, mengurangi transmisi HIV
dari ibu ke anak setelah kelahiran, meningkatkan bayi-bayi HIV-free survival

Energi anak
Fase asimtomatik: E + 10%

Fase simtomatik tanpa diare: E + 20-30%

Fase simtomatik desertai diare: E + 50-100%

Pada pasien anak yang menderita HIV, pemberian makan tube feeding melalui gastrostomy
terbukti dapat meningkatkan berat badan dan fat mass pada anak (Mahan dan Escott-Stump,
2008). Total Energi + 50-100% (Total Energi) pada anak-anak yang mengalami weight loss
(WHO, 2003)

Rekomendasi Pemberian Makan Bayi: (dari ibu HIVpositif)

a. ASI eksklusif disarankan untuk ibu dengan HIV kecuali terdapat makanan pengganti yang
AFASS

Yang dimaksud ASI eksklusif adalah pemberian makanan dari ASI saja. Walaupun ASI
menyumbang penularan, namun ASI lebih sesuai dengan GIT bayi, sehingga inflamasi yang
terjadi lebih ringan dan penularan lebih rendah.

b. Jika tersedia makanan pengganti yang AFASS maka hentikan pemberian ASI dari ibu

c. Lakukan inisiasi (ASI/ pengganti ASI) dalam waktu 1 jam kelahiran

d. Mixed feeding dihindari karena meningkatkan MTCT (Mother to child transmission)

Yang dimaksud dengan mixed feeding atau makanan campuran adalah kombinasi dari air,
formula, the, yogurt, dll. Formula ini beresiko menyumbang bakteri dan berbagai antigen
karena tidak AFASS serta kemungkinan tidak sesuai dengan GIT bayi. Proses inflamasi yang
terjadi pada GIT justru meningkatkan penetrasi dari virus dan memperburuk HIV bayi.

e. ASI Eksklusif direkomendasikan untuk ibu dengan HIV positif selama 6 bulan pertama
kecuali bila ada makanan pengganti ASI yang Acceptable, Feasible, Affordable, Sustainable,
dan Safe (AFASS) untuk ibu dan bayi sebelum mencapai waktu 6 bulan

f. Saat pengganti ASI telah AFASS, menghindari pemberian ASI oleh ibu HIV positif
direkomendasikan

WHO (2009) merekomendasikan untuk bayi dengan ibu HIV tetap diberikan ASI
eksklusif selama 0-6 bulan. Walaupun ASI dapat menularkan HIV, namun menurut penelitian,
bayi yang tidak diberikan ASI berisiko lebih besar tertular penyakit lain atau menjadi kurang
gizi

Rekomendasi Pemberian Makan Bayi: (bayi yang terinfeksi HIV positif)

a. HIV+, weight loss & pertumbuhan jelek perlu adanya penambahan 25-30% energy.

b. diberikan dari diet, tetapi jika tidak adekuat/ ada tanda defisiensi maka perlu adanya
suplementasi

c. bayi baru lahir dan anak usia 6-59 bulan diberikan high dose supplementation vitamin A
setiap 6 bulan seperti anak yang tidak terinfeksi (6-12 bulan diberikan suplementasi vitamin
A 100.000IU dan > 12 bulan diberikan suplementasi vitamin A 200.000IU setiap 4-6 bulan
sekali)

d. jika anak mengalami diare, perlu adanya suplementasi Zinc

e. anak dengan HIV+ tetap diberikan ASI eksklusif bahkan sampai usia 2 tahun

f. untuk anak-anak yang tanpa gejala (asymptomatic), energi yang dibutuhkan mengalami
peningkatan 10% dari kebutuhan normal (anak-anak dengan usia yang sama dan sehat)

g. ketika anak-anak sudah terdapat gelaja (symptomatic) tanpa penurunan berat badan, energi
yang dibutuhkan mengalami peningkatan 20%-30% dari kebutuhan normal (anak-anak
dengan usia yang sama dan sehat).

h. ketika anak-anak sudah terdapat gelaja (symptomatic) dan dengan penurunan berat badan,
energi yang dibutuhkan mengalami peningkatan 50%-100% dari kebutuhan normal (anak-
anak dengan usia yang sama dan sehat).
BAB III

PENUTUP

Kebutuhan gizi pada ODHA berbeda beda sesuai dengan kondisi individu dan
perkembangan penyakitnya. Kebutuhan energi meningkat sekitar 10 sd 30 % dari kebutuhan
normal, untuk kebutuhan protein berkisar antara 1,5 sd 2 gram/kg berat badan, sedangkan
kebutuhan lemak dan karbohidrat normal. Pemenuhan kebutuhan gizi dapat didapat dari
makanan yang sehari hari dikonsumsi oleh ODHA.

Konsumsi makanan dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan sangat diperlukan untuk
menunjang kesehatan, pertahanan tubuh dan mempertahankan berat badannya agar tidak
turun drastis. Tetapi pada kenyataannya hal tersebut tidaklah mudah, ada beberapa hal yang
menyebabkan jumlah makanan yang dikonsumsi tidak sesuai kebutuhan. Beberapa masalah
makan biasanya ditemui antara lain menurunnya nafsu makan, berubahnya pengecapan,
sariawan, dan lainnya.

Penderita HIV-positif perlu lebih memperhatikan tentang nutrisi bagi tubuhnya, karena
masalah dengan daya tahan tubuh dan juga proses pengobatan, maka tubuh akan mengalami
prubahan yang cukup ekstrim. Perubahan yang terjadi bisa berupa penurunan berat badan,
diare atau bahkan mengalami infeksi.

Perubahan lain yang umum dialami penderita HIV-positif adalah lipodistrofi (sindrom
distribusi lemak) yang membuat bentuk tubuh berubah dan meningkatnya kadar kolesterol.
Untuk itu sangat penting bagi penderita HIV/AIDS untuk memperhatikan asupan
makanannya.

Anda mungkin juga menyukai