Anda di halaman 1dari 7

Penyuluhan menggunakan Media Internet

Manajemen Nutrisi bagi calon Jamaah Haji Lansia dengan (IMT Indeks
Massa Tubuh) Berlebihan.

Tugas Komunikasi Terapeutik


Topic: Promosi Kesehatan
Oleh mahasiswa Kelas I C Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Dosen Pengajar: Rini Fahriani Zees, S. Kep, Ns, M. Kep


Manajemen Nutrisi IMT BERLEBIH (OBESITAS)

A. Latar Belakang

Manajemen nutrisi merupakan suatu tindakan untuk mengidentifikasi dan


mengelola asupan nutrisi yang seimbang (SDKI, 2018). Manajemen nutrisi penting
bagi semua kategori usia, terutama calon jamaah haji Lansia. Calon jamaah haji
lansia telah mengalami penurunan fungsi tubuh, sehingga Manajemen nutrisi
sangat penting untuk meningkatkan kebugaran Tubuh (VO2Max) sehingga ibadah
yang akan dilaksanakan di tanah suci Insyaa Allah dilancarkan.

B. Tujuan

Tujuan manajemen nutrisi adalah untuk mengontrol keseimbangan energy


yang masuk dan keluar serta IMT yang normal.

1. Definisi Obesitas

Obesitas adalah penyakit gizi yang disebabkan kelebihan kalori dan ditandai
dengan akumulasi jaringan lemak secara berlebihan diseluruh tubuh. Merupakan
keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang
diperlukan untuk fungsi tubuh.

2. Pengukuran Obesitas

Banyak metode yang dapat dilakukan untuk menentukan kriteria overweight dan
obesitas pada seseorang diantaranya adalah pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT),
tebal lemak bawah kulit, dan dengan menghitung rasio lingkar pinggang terhadap
lingkar panggul. Dalam hal ini, untuk menentukan overweight dan obesitas dapat
diketahui dengan menghitung indeks massa tubuh yang merupakan indikator status
gizi. Nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) dihitung dengan menggunakan rumus:
B e r a t B a d a n(K g)
I n d e �䁠 s M a s s a T u b u h( I M T )=
T i n g gi B a d a n(� ᚔ 2)

WHO telah mendefenisikan sejumlah klasifikasi/kategori IMT yang dapat


mencerminkan risiko penyakit tertentu.

Kategori IMT Resiko Penyakit


Kurus (underweight) < 18,5 Rendah
Berat badan normal 18,5 – 24,9 Rata-rata
Berat badan berlebih (overweight) 25 – 29,9 Meningkat
Obesitas – kelas 1 30 – 34,9 Sedang
Obesitas – kelas 2 35 – 39,9 Berbahaya
Obesitas – kelas 3 (obesitas ≥ 40,0 Sangat Berbahaya
morbid)

3. Faktor Penyebab Obesitas


a. Perilaku makanan yang berhubungan dengan faktor keluarga dan lingkungan,
kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji dan rendah serat

b. Aktifitas fisik yang rendah

c. Gangguan psikologis (bisa sebagai sebab atau akibat), apa yang ada di dalam
pikiran seseorang dapat mempengaruhi kebiasaan makannya

d. Genetik atau faktor keturunan

e. Gangguan hormon

f. Efek samping penggunaan obat-obatan

4. Dampak Obesitas

a. Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi

b. Diabetes Mellitus (kencing manis/sakit gula)

c. Penyakit Jantung Koroner


d. Stroke

e. Osteoartritis (kerusakan sendi)

f. Batu Empedu
g. Kanker

5. Pencegahan Obesitas
a. Perubahan Perilaku
1) Makan agar sehat, bukan agar puas
2) Kendalikan diri, disiplin, sabar
3) Hindari godaan untuk makan di luar jam makan dan ngemil
4) Jangan malas beraktivitas
5) Hindari merokok, minum alkohol
b. Diet
1) Makanan bergizi seimbang (Makanan pokok, sumber protein, sayur-buah)
2) Kurangi porsi / jumlahnya (Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk
perhitungan kalori yang akurat)
3) Makan hanya saat jam makan (Makan besar 3x, selingan 2x)
4) Hindari makanan tinggi kalori, tinggi lemak
5) Hindari makanan yang digoreng dan cepat saji
6) Minum air secukupnya
1) Aktivitas fisik
2) mbantu penurunan & menjaga berat badan; mencegah komplikasi
3) Harus rutin
4) Bila tidak terbiasa, lakukan bertahap, jangan tiba-tiba
5) Lakukan yang anda sukai dan mampu
6) Beraktivitas kapanpun, di manapun (Melakukan pekerjaan rumah, berkebun,
naik tangga)
7) Olahraga ideal: 3 – 5 kali seminggu @ 30 – 60 menit yakni dengan
Menggerakkan otot-otot besar (jalan cepat, lari, lompat tali, berenang, senam
aerobic)

Tabel 2. Berbagai Kelompok Makanan Pengganti/Penukar pada Menu Harian Lansia

Kelompok Makanan BahanMakanan


Sumber Karbohidrat Beras merah, beras coklat, beras hitam,
oatmeal, jagung, kentang, roti gandum, roti
tawar, singkong, talas, ubi jalar, ubi ungu,
macaroni (pasta).
Sumber Protein Hewani Daging ayam tanpa kulit, daging sapi, hati
(ayam atau sapi), telur unggas, ikan mas, ikan
kembung, ikan sarden, ikan tuna, bandeng,
baso daging.
Sumber Protein Nabati Kacang tanah, kedelai, kacang hijau, kacang
merah, kacang tolo, tahu, tempe, oncom.
Buah-buahan Pepaya, jeruk, apel, melon, belimbing,
alpukat, jambu biji, mangga, nangka, pisang,
semangka, sirsak, strawberry, tomat.
Sayuran Bayam, buncis, daun pepaya, daun singkong,
katuk, kapri, kacang panjang, pare, kecipir,
sawi, wortel, selada, kol, terung, jagung
manis.
Susu Susu sapi rendah lemak dan tinggi kalsium,
susu kedelai.
Makanan/minuman selingan Biskuit rendah kalori kaya serat, buah-
buahan, teh hijau, agar-agar rendah gula , jus
buah tanpa gula, rujak buah, yogurt.

Anda mungkin juga menyukai