Anda di halaman 1dari 27

GIZI UNTUK

PENDERITA
ASMA
Oleh kelompok 10
Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung
2015

Anggota Kelompok
Annisa Mardhiyyah 1318011018
2. Annisa Rusfiana 1318011019
3. Dear Apriyani Purba 1318011048
4. Dian Octaviani
1318011057
5. Intan Damaya Antika
1318011085
6. Intan Fajar Ningtiyas
1318011086
7. Intan Siti Hulaima 1318011087
8. Rani Pratama Putri 1318011136
9. Restu Pamanggih 1318011138
10. Ria Arisandi
1318011139
11. Victoria Hawarima
1318011174
12. Wage Nurmaulina
1318011175
1.

Asma
Adalah penyakit inflamasi kronik
saluran nafas yang terjadi akibat
hiperaktivitas terhadap rangsangan
tertentu atau alergi. Saluran nafas
mengalami penyempitan sehingga
nafas terasa sesak, dada terasa berat,
dan batuk. Fekuensi serangan asma
meningkat dapat menyebabkan
penurunan intake makanan dan
menjadi masalah psikososial.

Etiologi

Etiologi
Autonom
Imunologis
Infeksi
Endokrin
Psikologis

Patogenesis

Patofisiologi

Asma disebabkan oleh obstruksi jalan nafas difus


reversible.
Obstruksi ditimbulkan oleh tiga reaksi utama, yaitu :
kontraksi otot-otot polos pernapasan
pengisian bronki dengan mukus yang kental
pembengkakan membran yang melapisi bronki.

Diagnosis

Anamnesis yang baik meliputi riwayat tentang penyakit/gejala,


yaitu:
1. Asma bersifat episodik, sering bersifat reversibel dengan atau
tanpa pengobatan
2. Asma biasanya muncul setelah adanya paparan terhadap alergen,
gejala musiman, riwayat alergi/atopi, dan riwayat keluarga
pengidap asma
3. Gejala asma berupa batuk, mengi, sesak napas yang episodik,
rasa berat di dada dan berdahak yang berulang
4. Gejala timbul/memburuk terutama pada malam/dini hari
5. Mengi atau batuk setelah kegiatan fisik
6. Respon positif terhadap pemberian bronkodilator

Pemeriksaan

A. Pemeriksaan Fisik
auskultasi -> mengi
pada sebagian dapat terdengar normal walaupun pada pengukuran objektif (faal
paru) telah terdapat penyempitan jalan napas.
B. Pemeriksaan Penunjang
-Pemeriksaan Laboratorium -> sputum/darah
-Pemeriksaan Radiologis
-Pemeriksaan Tes kulit -> tes tempel
-Spirometri
-Test provokasi bronkial
-Elektrokardiografi
-Peak Flow Meter/PFM
-X-ray dada/thorax.

Penatalaksanaan

7 komponen Penatalaksanaan Asma:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Edukasi
Menilai dan monitor asma secara berkala
Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus
Merencanakan dan memberi pengobatan jangka
panjang
Menetapkan pengobatan pada serangan akut
Kontrol secara teratur
Pola hisup sehat

Intervensi
Gizi

Tujuan utama
Tujuan utama penatalaksanaan diet pada
penderita asma adalah meningkatkan dan
mempertahankan kualitas hidup yang optimal
agar penderita asma dapat hidup normal tanpa
hambatan dalam melakukan aktivitas seharihari.

Diet Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP).

Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB


Protein tinggi, yaitu 20% dari kebutuhan energi total
Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total
Cairan, vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan
tubuh
Makanan diberikan dalam bentuk mudah dicerna
Makanan tidak merangsang timbulnya serangan
Hindari bahan makanan yang mengandung sulfit.
Perbanyak makanan sumber antioksidan sebagai pencegah
stres oksidatif, konsumsi minimal 5 porsi sayur dan 2 porsi
buah setiap ahri agara ntioksidan dapat terpenuhi
Konsumsi makanan yang mengandung omega 3

Jenis Diet
Sesuai

dengan kebutuhan individual


Peningkatan dan penurunan berat badan diharapkan mencapai
berat badan ideal atau aktual
Energi cukup
Protein cukup (perhatikan alergen)
Karbohidrat cukup
Buah dan sayur vitamin dan mineral, antioksidan
Hindari makanan alergen
Nutrisi dapat mempengaruhi gejala asma berupa perubahan
hiperreaktiviti, perbaikan fungsi paru dan penurunan sensitisasi
terhadap alergen. Asam lemak omega 6 dan sodium mempunyai
pengaruh buruk terhadap asma sedangakn vitamin C, asam lemak
omega 3 dan magnesium dapat memperbaiki kondisi pasien asma.

Pertimbangan Gizi
Pemeliharaan

berat badan yang sehat


Memodifikasi asupan asam lemak
Menghindari makanan asin
Buah-buahan, sayuran, dan makanan lain
yang tinggi antioksidan
Menghindari makanan alergi, minuman,
dan pengawet
Diet vegetarian
Langkah-langkah pencegahan

Intervensi karbohidrat
Diperlukan

untuk menjaga berat badan pasien ideal


dan mencegah obesitas sehingga dapat membantu
terapi dari penyakit asma,
Diet karbohidrat untuk penderita asthma adalah
diet rendah karbohidrat, dan dianjurkan untuk
mengkomsumsi karbohidrat komplek
(polisakarida).
Beberapa jenis makanan yang mengandung
karbohidrat komplek adalah roti, pasta, nasi,
kentang, sereal sarapan, oats dan gandum.

Anjuran diet
karbohidrat komplek
yang direkomendasikan
oleh national asthma
council of Australia

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai