Oleh Kelompok 2:
AJENG RAHMA PUTRI
SITI SARAH
Diet AIDS III diberikan sebagai perpindahan dari Diet AIDS II atau kepada pasien
dengan infeksi HIV tanpa gejala. Bentuk makanan lunak atau biasa, diberikan dalam porsi
kecil dan sering. Diet ini tinggi energy, protein, vitamin dan mineral. Apabila kemampuan
makan melalui mulut terbatas dan masih terjadi penurunan berat badan, maka dianjurkan
pemberian makanan sonde sebagai makanan tambahan atau makanan utama.
Menurut keadaan penderita dapat diberikan salah satu dari dua macam Diet Tinggi Kalori
Tinggi Protein (TKTP) di bawah ini:
1. Diet TKTP I : Kalori 2600, Protein 100gr (2 gr/kg berat badan)
2. Diet TKTP II : Kalori 3000, Protein 125 gr (2½ gr/kg berat badan)
Tujuan Diet
Tujuan Umum
Tujuan Umum Diet Penyakit HIV/AIDS adalah:
1. Memberikan intervensi gizi secara cepat dengan mempertimbangkan seluruh aspek
dukungan gizi pada semua tahap dini penyakit infeksi HIV.
2. Mencapai dan mempertahankan berat badan secara komposisi tubuh yang diharapkan,
terutama jaringan otot (Lean Body Mass).
3. Memenuhi kebutuhan energy dan semua zat gizi.
4. Mendorong perilaku sehat dalam menerapkan diet, olahraga dan relaksasi.
Tujuan Khusus
Tujuan Khusus Diet Penyakit HIV/AIDS adalah:
1. Mengatasi gejala diare, intoleransi laktosa, mual dan muntah.
2. Meningkatkan kemampuan untuk memusatkan perhatian, yang terlihat pada: pasien dapat
membedakan antara gejala anoreksia, perasaan kenyang, perubahan indra pengecap dan
kesulitan menelan.
3. Mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
4. Mencegah penurunan berat badan yang berlebihan (terutama jaringan otot).
5. Memberikan kebebasan pasien untuk memilih makanan yang adekuat sesuai dengan
kemampuan makan dan jenis terapi yang diberikan.
Syarat Diet
Syarat-syarat Diet HIV/AIDS adalah:
1. Energi tinggi. Pada perhitungan kebutuhan energi, diperhatikan faktor stres, aktivitas fisik,
dan kenaikan suhu tubuh. Tambahkan energi sebanyak 13% untuk setiap kenaikan Suhu
1°C.
2. Protein tinggi, yaitu 1,1 – 1,5 g/kg BB untuk memelihara dan mengganti jaringan sel
tubuh yang rusak. Pemberian protein disesuaikan bila ada kelainan ginjal dan hati.
3. Lemak cukup, yaitu 10 – 25 % dari kebutuhan energy total. Jenis lemak disesuaikan
dengan toleransi pasien. Apabila ada malabsorpsi lemak, digunakan lemak dengan ikatan
rantai sedang (Medium Chain Triglyceride/MCT). Minyak ikan (asam lemak omega 3)
diberikan bersama minyak MCT dapat memperbaiki fungsi kekebalan.
4. Vitamin dan Mineral tinggi, yaitu 1 ½ kali (150%) Angka Kecukupan Gizi yang di
anjurkan (AKG), terutama vitamin A, B12, C, E, Folat, Kalsium, Magnesium, Seng dan
Selenium. Bila perlu dapat ditambahkan vitamin berupa suplemen, tapi megadosis harus
dihindari karena dapat menekan kekebalan tubuh.
5. Serat cukup; gunakan serat yang mudah cerna.
6. Cairan cukup, sesuai dengan keadaan pasien. Pada pasien dengan gangguan fungsi
menelan, pemberian cairan harus hati-hati dan diberikan bertahap dengan konsistensi yang
sesuai. Konsistensi cairan dapat berupa cairan kental (thick fluid), semi kental (semi thick
fluid) dan cair (thin fluid).
7. Elektrolit. Kehilangan elektrolit melalui muntah dan diare perlu diganti (natrium, kalium
dan klorida).
8. Bentuk makanan dimodifikasi sesuai dengan keadaan pasien. Hal ini sebaiknya dilakukan
dengan cara pendekatan perorangan, dengan melihat kondisi dan toleransi pasien. Apabila
terjadi penurunan berat badan yang cepat, maka dianjurkan pemberian makanan melalui
pipa atau sonde sebagai makanan utama atau makanan selingan.
9. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering.
10. Hindari makanan yang merangsang pencernaan baik secara mekanik, termik, maupun
kimia.
Makanan untuk pasien AIDS dapat diberikan melalui tiga cara, yaitu secara oral,
enteral(sonde) dan parental(infus). Asupan makanan secara oral sebaiknya dievaluasi
secara rutin. Bila tidak mencukupi, dianjurkan pemberian makanan enteral atau parental
sebagai tambahan atau sebagai makanan utama. Ada tiga macam diet AIDS yaitu Diet
AIDS I, II dan III.
Nilai Gizi
Makanan Lunak
Energi (kkal) 2503
Karbohidrat (g) 90
Protein (g) 65
Lemak (g) 387
Kalsium (g) 673
Besi (mg) 27,9
Vit A (RE) 29502
Tiamin (mg) 1,2
Vit C 145
Sumber Protein Hewani Susu, telur, daging dan ayam Daging dan ayam berlemak,
tdk berlemak; ikan kulit ayam
Sarapan
- Nasi Tim
- Tim Telur Kukus
- Sayur Baya Jagung Manis
- Jus Wortel Jeruk
Selingan I
- Nasi Tim
- Ikan Bumbu Kuning
- Tempe Bumbu Tomat
- Sup Sayuran
- Jus Melon
Selingan II
- Pudding karamel
Makan Malam
- Nasi
- Daging Semur
- Tim Tahu
- Sayur Bayam
- Pisang
Jam 20.00
- Susu
Bahan:
Bumbu:
Cara membuat:
1. Aduk rata telur, santan, cabai merah, serai, daun jeruk, bawang putih, jahe, daun
bawang, dan daun ketumbar.
2. Tambahkan daging cincang, wortel serut, kentang, bumbu kari pasta, garam, dan gula
pasir. Aduk rata.
Informasi Resep:
Cara Memasak : Dikukus
Waktu Memasak : 40 menit
Porsi : 3 porsi
Nilai Gizi:
Energi : 603,1 kkal
Protein : 79,55 gr
Lemak : 33,63 gr
KH : 6,85 gr
Modifikasi resep dengan cara menambahkan bahan makanan
Bahan:
- 50 gr beras
- 400 ml air
- 2 buncis muda, iris halus
- 3 btr telur ayam
- 50 gr daging sapi cincang
- 10 gr wortel serut
- 5 gr kentang cincang
- 150ml santan kelapa
Bumbu:
Cara membuat:
1. Masak beras dan air hingga beras lunak dan air terserap.Aduk rata telur, santan,
cabai merah, serai, daun jeruk, bawang putih, jahe, daun bawang, dan daun ketumbar.
2. Tambahkan daging cincang, wortel serut, kentang, bumbu kari pasta, garam, dan
gula pasir. Aduk rata.
3. Tuang dalam pinggan tahan panas kecil.
4. Kukus 30 menit diatas api kecil sampai matang atau sampai tekstur nasi benar-
benar lunak.
Informasi Resep:
Cara Memasak : Dikukus
Waktu Memasak : 40 menit
Porsi : 3 porsi
Nilai Gizi:
Energi : 698,4 kkal
Protein : 80,81 gr
Lemak : 33,71 gr
KH : 28,29 gr
Kesimpulan:
Dengan menambahkan bahan makanan pada resep Tim Telur Kukus ini menjadikan makanan
lebih banyak zat gizi dan jadi tinggi protein