Anda di halaman 1dari 9

INSTRUKSI DAN DEMONSTRASI

Setelah siswa bergerak secara enerjik dalam aktivitas pengenalan guru menghentikan kegiatan
aktivitas pengenalan , dan guru menyampaikas penjelasan tujuan pelajaran yang akan diberikannya
dengan cara – cara yang kira – kira paling baik bagi siswa , maka aktivitas guru selanjutnya adalah
memberikan instruksi dan demonstrasi kepada siswa .
A . Instruksi ( instruction )
Instruksi pada dasarnya adalah proses pemberian informasi kepada anak , biasanya disampaikan
dengan penjelasan . Ada dua macam instruksi yang biasanya disampaikan oleh guru Pendidikan
Jasmani kepada siswa yaitu : pertama adalah instruksi yang berhubungan dengan mengorganisasi
siswa ( instruksi organisasi ) dan kedua adalah instruksi yang berhubungan dengan informasi isi
pelajaran ( instruksi informasi )
1 . Instruksi Organisasi Di dalam kelas , siswa mempunyai bangku tempat duduk sehingga organisasi
siswa tidak terlalu rumit . Sementara di lapangan siswa menyebar pada tempat yang terkadang tidak
jelas . Oleh karena itu instruksi yang bersifat mengorganisasi siswa maksudnya adalah memberitahu
siswa apa yang akan dilakukan , dengan siapa , dimana , menggunakan alat apa , dsb . Instruksi
organisasi sebaiknya akan menjawab pertanyaan – pertanyaan sebagai berikut :
dimana siswa melakukan aktivitas dan dimana batas tempat untuk melakukannya ?
apakah dilakukan sendiri atau dengan orang lain dan bagaimana mendapatkan
pasangannya ?
apakah menggunakan peralatan , alat apa , dan bagaimana mendapatkannya ?
kapan harus dimulai , berhenti , dan apa yang harus dilakukan apabila selesai lebih dulu ?
Harus bagaimana kalau siswa punya pertanyaan ?
Untuk mengetahui apakah siswa mengerti dan mampu malakukan intruksi organisasi tersebut ,
biasanya guru bertanya ( checking for understanding ) kepada salah satu atau beberapa siswa untuk
menjelaskan atau melakukan instruksi tersebut sehingga yang lainnya dapat mendengar atau melihat
bagaimana cara kerjanya . Misal : Amir , coba tolong peragakan bagaimana kalau anda ingin bertanya
. Suatu saat , mungkin teknik menyuruh atau bertanya pada siswa ini tidak dilakukan apabila siswa
diduga sudah cukup mengerti . Selanjutnya biasakan guru mengucapkan terimakasih kalau anak itu
sudah melakukannya .
Kelihatannya instruksi organisasi ini banyak menyita waktu , tetapi sebenarnya tidak demikian . Kalau
hal ini dilakukan dengan baik maka justru akan menghemat waktu karena dengan cara bertanya ini ,
guru akan memperoleh informasi apakah siswa sudah mengerti atau belum . Jika belum dimengerti
oleh siswa , maka guru akan dengan mudah mengulang penjelasannya kembali . Sebaliknya jika
penjelasan sudah dimengerti oleh siswanya , maka memungkinkan instruksi akan dilaksanakan
dengan lancar oleh siswa . Sehingga dengan demikian , baik pengulangan instruksi oleh gurunya
maupun pelaksanaan instruksi oleh siswanya dilaksanakan dengan efisien tanpa diselingi oleh
kegiatan lain yang belum dimengerti oleh siswanya
2 . Instruksi Informasi
Instruksi informasi ini pada dasarnya adalah penyampaian informasi tentang isi pelajaran seperti
misalnya :
bagaimana cara mendarat setelah melompat ,
bagaimana cara mengatur langkah dalam lari jarak jauh .
Yang harus diingat dalam menyampaikan isi pelajaran ini adalah : guru harus selalu memotivasi siswa
untuk bekerja keras dan terus berlatih sehingga memungkinkan guru akan mengetahui apa yang
sedang dilakukan siswa dan akan mengetahui bagaimana perasaan siswa tentang apa yang
dilakukannya itu daripada hanya sekedar memberi serentetan instruksi yang harus dilakukan siswa .
Untuk itu , ada empat aspek yang harus diperhatikan guru dalam memberikan instruksi informasi ,
sebagai berikut :
a . sederhana / simpel
Jangan terlalu kompleks dalam memberikan instruksi keterampilar yang harus dilakukan oleh siswa .
Hal ini biasanya malah akan membingungkan siswa pada saat melakukannya . Dengan cara
menjelaskan dan sekaligus mendemonstrasikan terhadap ( misalnya ) satu konsep saja , maka akan
memudahkan siswa mengerti dalam melakukan latihannya . Misalnya : bergerak cepat hampiri bola !
“ Sementara itu , konsep lainnya yang berhubungan diharapkan akan berkembang setelah siswa
melakukannya : siswa akan menemukan masalah dan ingin bertanya lebih jauh . Hal ini akan
memperlancar jalannya informasi yang diberikan . Namun demikian , lebih dari satu konsep sekaligus
, dalam hal tertentu akan berhasil terutama bila konsep yang lainnya merupakan pengulangan .
b . singkat
Siswa cenderung akan memperhatikan instruksi gurunya kalau siswa mengetahui bahwa penjelasan
akan disampaikan dengan cepat dan langsung menyuruh siswa melakukan aktivitas kembali . Kalau
seandainya kalimat itu panjang , siswa cenderung hanya mendengarkan kalimat pertama saja . Siswa
akan cenderung menunggu kalimat berikutnya cepat selesai tanpa memperhatikan keseluruhan pesan
dengan seksama .
c . kata kunci
Pembuatan kata – kata kunci , untuk mengingatkan siswa pada waktu melakukan keterampilan ,
sangat membantu mempermudah siswa mengerti konsep yang diajarkan . Misal : “ hampiri bola ,
tekuk lutut , lihat bola ! “ Pada saat siswa mendengar kata “ lihat ” , siswa langsung ingat pada konsep
harus melihat bola pada saat akan memukul bola .
d . berdasarkan observasi
Yang dimaksud dengan “ berdasarkan observasi ” di sini adalah : kata kata kunci yang diberikan harus
mencerminkan kemampuan dan pengertian siswa akan konsep keterampilan yang dipelajarinya
sehingga kata – kata kunci tersebut sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuan siswa . Untuk
itu maka penentuan kata – kata kunci harus berdasarkan hasil observasi . Misal dalam topik dribbling ,
kata – kata kunci seperti : “ gunakan jari tangan , dorong bola ( bukan dipukul ) , lihat bola , dribbling
rendah , jaga bola dari samping jangan sampai direbut lawan “ . Untuk siswa pemula , mungkin lebih
ditekankan pada pada kata kunci pertama saja , sedangkan untuk kelompok siswa yang lebih terampil
dapat ditambah dengan yang lainnya .
Sebagai refleksi untuk meningkatkan beberapa kemampuan tersebut di atas , maka beberapa
pertanyaan yang harus dijawab oleh guru adalah :

 apakah instruksi yang diberikan jelas dan dapat dimengerti oleh anak ?
 apakah instruksi diulang – ulang dalam pernyataan yang jelas atau sebenarnya cukup dengan
sekali saja ?
 apakah kata – kata kunci dinyatakan secara jelas , apakah beberapa konsep diberikan dalam
satu kali ?
 apakah aktivitas yang diberikan cukup jelas bagi siswa . didemonstrasikan pada siswa ,
apakah itu perlu diulang lagi ?
B . Demonstrasi
Penjelasan atau instruksi saja terkadang kurang dapat dimengerti oleh siswa , terutama bagi anak
– anak yang masih kurang pengertiannya untuk menangkap suatu konsep . Oleh karena itu , pada
saat tersebut , pemberian demonstrasi akan sangat membantu .
B. Demonstrasi
pada dasarnya adalah peragaan baik yang dilakukan oleh guru maupun oleh siswanya yang
bertujuan untuk memperjelas konsep atau instruksi yang baru saja diberikan oleh gurunya .
Seperti halnya instruksi , demonstrasi hendaknya dilakukan dengan mengikuti beberapa
pertimbangan sebagai berikut :
1 . Lokasi untuk demonstrasi
Pada waktu melakukan peragaan , guru harus yakin bahwa anak didiknya dapat melihat dengan
jelas . Bila dilakukan di lapangan , pastikan bahwa sinar matahari tidak menyoroti mata anak
didiknya demikian juga pada waktu demonstrasi , guru harus bisa melihat seluruh anak didiknya
dengan jelas .
2 . Keseluruhan bagian ( Whole / part )
Pada umumnya demonstrasi pertama harus dilakukan secara keseluruhan gerakan . Hal ini
dimaksudkan agar siswa mempunyai gambaran mental yang lengkap dari ketrampilan yang
diajarkan ( Rink dan Werner , ( 1987 ) . Misal , apabila keterampilan yang diajarkan adalah
menendang , maka guru memperagakan cara menendang secara keseluruhan . Fase berikutnya
adalah pembagian , misal dimana kaki tumpu ditempatkan atau dengan bagian mana tendangan
dilakukan .
3 . Normal / pelan
Seperti halnya konsep “ keseluruhan / bagian “ , kadang – kadang anak didik ingin melihat
pelaksanaan suatu keterampilan dalam kecepatan yang normal . Untuk selanjutnya dijelaskan juga
bagaimana terjadinya dalam peragaan yang relatif pelan : ada berapa tahap dan bagaimana
tahapannya .
4 . Fokus verbal
Beri tahu siswa , apa yang harus dilihat oleh siswa pada waktu mn melakukan peragaan , misal “
lihat posisi kaki saya waktu menendang”.
Pertanyaan yang sering muncul dari calon guru adalah bagaimana kalau tidak menguasai
keterampilan yang akan diperagakan ? Jawaban memang sulit , tetapi janganlah terlalu jauh
berpikir seperti itu karena hal itu jarang terjadi dalam pikiran anak . Terkadang siswa tidak terlalu
mempermasalahkan hal itu . Selain itu , kelemahan – kelemahan seperti ini tidak akan selalu
terjadi pada semua aspek dan kalau gurunya cerdik hal tersebut bisa ditutupi misalnya dengan
cara siswa yang pintar memperagakannya . Namun demikian kalaupun gurunya mau jujur
terhadap siswanya , maka guru tersebut bisa “ sharing “ belajar bersama – sama dengan siswa .
Yang harus diingat bahwa kegagalan merupakan bagian dari belajar .
Sebagai cermin terhadap keberhasilan demonstrasi yang dilakukan oleh guru , maka beberapa
pertanyaan yang harus dipertimbangkan jawabannya adalah sebagai berikut :
apakah semua siswa dapat melihat demonstrasi dengan mudah ?
apakah keterampilan didemonstrasikan secara keseluruhan dan merupakan pokok yang penting ?
apakah didemonstrasikan pada kecepatan yang normal dan lambat ?
apakah guru mengingatkan siswa untuk mengobservasi bagian – bagian tertentu dari peragaannya
yang merupakan pokok bahasan yang ditekankan ?
C . Mengetahui Pemahaman Siswa ( checking for understanding )
Setelah guru memberikan instruksi dan demonstrasi selanjutnya guru ingin mengetahui apakah
instruksi dan demonstrasi yang diberikan tersebut dapat dimengerti oleh siswa . Untuk itu maka
guru mengeceknya ( checking for understanding ) . Beberapa cara atau teknik yang dapat
digunakan antara lain adalah sebagai berikut :
1 . Memilih jawaban benar atau salah dan menjelaskan alasannya
Guru melakukan sebuah atau beberapa komponen gerakan yang benar ( atau yang salah ) ,
berikutnya suruh siswa untuk mengacungkan tangan apakah gerakan yang dilakukan guru tersebut
benar atau salah , lalu sebutkan alasannya . Misal , guru melakukan keseimbangan , lalu bertanya
“ apakah gerakan saya ini benar ? Kalau gerakan saya ini benar , acungkan tangan kanan dan
kalau salah , acungkan tangan kiri . “
2 . Menyuruh siswa Guru bertanya dan menyuruh siswa untuk memperagakan gerakan benar atau
salah pada satu atau beberapa komponen , misalnya :
Tekuk lutut setengah ! ( untuk mengetahui apakah siswa mengerti konsep menekuk lutut
setengahnya )
Tunjukkan bagaimana sikap tangan pada sit – up yang salah !
Tunjukkan ke arah mana mata harus melihat pada waktu memukul bola !
Dengan cara seperti ini , guru akan mengetahui berapa persen siswa memahami konsep yang telah
diberikan . Hasilnya akan merupakan feedback bagi guru untuk melakukan perbaikan – perbaikan
mengajar , pada waktu sekarang maupun yang akan datang .
D . Jumlah Waktu Aktif Belajar Gerak
Sepintas , tampaknya ke tiga kegiatan tersebut di atas yaitu Instruksi . Demonstrasi , dan
Mengetes Pemahaman Siswa akan cukup banyak menyita waktu . Namun pada kenyataannya
tidak demikian , guru yang sudah efektif dan efisien dalam melaksanakan kegiatan tersebut dapat
menyita waktu kurang lebih satu menit untuk ketiga komponen tersebut dan bahkan kurang dari
satu menit . Salah satu cara untuk mengetahui bagaimana siswa menghabiskan waktu dalam
pelajaran Penjas adalah dengan cara menganalisa waktu ( time analysis ) .
Cara ini digunakan antara lain untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan seperti : berapa lama
siswa menghabiskan waktu untuk mendengarkan penjelasan dari gurunya , melakukan aktivitas
belajar , atau menunggu giliran ? Untuk mengetahui pemanfaatan waktu dalam PBM Penjas .
maka perlu ditetapkan dan diketahui terlebih dahulu definisi kategori aktivitas dalam Proses
Belajar Mengajar itu sendiri .
1 . Definisi kategori aktivitas
Definisi kategori aktivitas di sini maksudnya adalah definisi mengenai klasifikasi aktivitas dalam
proses belajar mengajar . Seperti kita ketahui bahwa dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
terdapat banyak jenis atau ragam aktivitas , misal : guru menjelaskan , siswa belajar
keterampilan , lari keliling lapangan , peregangan , guru mengoreksi , pemanasan , siswa bertanya
, mendengarkan . Agar aktivitas dalam PBM ini mudah diamati , maka diperlukan definisi
kategori aktivitas .
Analisa waktu ( time analysis ) dalam proses belajar mengajar atau sering pula disebut catatan
lamanya waktu ( duration recording ) merupakan salah satu contoh teknik untuk melihat
pemanfaatan waktu dalam PBM Penjas yang di dalamnya observer perlu terlebih dahulu
menetapkan : jumlah kategori dari masing – masing kategori aktivitas tersebut . Jumlah dan on
tersebut tidak terbatas , mungkin sedikit , mungkin juga banyak tergantung dari pembuatnya .
Yang sering dipermasalam adalah kemudahan dalam melaksanakannya dan objektivitas dari
observer yang menggunakannya .
dalam melaksanakannya dan interreliabilitas “ atau Sebagai contoh penulis kemukakan empat
kategori aktivitas uz proses belajar mengajar Penjas berikut definisinya :
a . Manajemen ( M ) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa ( lebih dari 50 % )
untuk yang bersifat manajerial ( misal : penggantian bentuk latihan , menyimpan dan mengambil
bola , mendengarkan aturan aturan dalam mengikuti pelajaran / rules , mendengarkan peringatan
atau teguran , ganti pakaian , mengecek kehadiran )
b . Aktivitas belajar ( A ) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa ( lebih dari 50
% ) untuk melakukan aktivitas belajar secara aktif ( misal : menangkap bola , melempar bola ,
dribbling , lari ) .
c . Instruction ( 1 ) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa ( lebih dari 50 % )
untuk mendengarkan informasi bagaimana melakukan keterampilan melihat demonstrasi ,
mendengarkan instruksi keterampilan )
d . Waiting ( W ) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa ( leoih dari 50 % )
tetapi tidak termasuk dalam ke tiga kategori di atas ( misal : tunggu giliran , off – task behavior :
sebagian besar siswa diam atau ngobrol tidak melakukan kegiatan yang ditugaskan , menunggu
guru untuk memberikan instruksi )
2 . “ Coding “ penggunaan waktu oleh siswa
Untuk melihat gambaran penggunaan waktu Penjas oleh siswa dapat digunakan pedoman
observasi analisis waktu ( time analysis ) . Contoh format analisis waktu PBM Penjas yang
digunakan untuk jangka waktu mengajar selama 40 menit dapat dilihat di bawah ini .
Sudah barang tentu teknik analisis waktu dalam PBM Penjas tersebut di atas bukan satu – satunya
teknik yang dapat digunakan oleh para guru . Akan tetapi masih banyak bentuk dan teknik lain
yang mungkin akan lebih sepesifik baik dilihat dari sudut aspek yang diamati maupun dari sudut
siswa yang diobservasinya sehingga sesuai dengan kebutuhan yang akan menggunakannya dan
berguna bagi penggunanya ( lihat Pangrazi dan Dauer , 1992 : 183 ) .
E . Pemodelan ( pinpointing )
Setelah guru melakukan instruction dan demonstration “ kita mengenal istilah “ checking for
understanding “ untuk mengetahui apakan siswa mengetahui dan mengerti aktivitas belajar yang
han Demikian juga pada saat siswa melakukan latihan atau aktivitas belajar , guru sering kali
melakukan pinpointing sebagai cara untuk melibatkan selurum siswa belajar keterampilan secara
aktif sesuai dengan penekanan aspek keterampilan yang ditentukan oleh gurunya .
Dalam pinpointing , guru memilih salah satu atau beberapa siswa yang mampu
mendemonstrasikan aspek keterampilan yang diajarkan dan menyuruh memperagakannya kepada
siswa yang lainnya ( lihat bagian 5 ) . Contoh : Stop ! Sekarang bapak ingin kamu melihat si A
dan si B . Perhatikan bagaimana kedua lengan mereka direntangkan untuk menjaga keseimbangan
pada waktu mereka berjalan ” . Dalam melakukan pinpointing ini , guru tidak harus selalu
memilih siswa yang tingkat keterampilannya tinggi tapi juga bisa saja memilih siswa yang
keterampilannya relatif rendah namun aspek yang ditekankannya masih tetap tercermin pada
siswa tersebut . Hal ini untuk memberi motivasi pada siswa yang melakukannya dan juga pada
yang melihatnya sehingga akan memberi kesan bahwa gerakan tersebut tidak sulit dilakukan
sekalipun dilakukan oleh siswa yang keterampilannya kurang .
Beberapa diantara keuntungan pinpointing adalah : apabila dilakukan oleh lebih dari satu siswa
akan memungkinkan siswa tidak merasa enggan atau malu ; menanamkan rasa percaya diri pada
mereka yang melakukan peragaan ; dan memberi standar pedoman bagi yang melihatnya untuk
melakukan hal serupa . Oleh karena itu pinpointing hendaknya dilakukan terhadap semua siswa
pada waktu dan aspek keterampilan yang mungkin sama atau berbeda sehingga dapat
menumbuhkan rasa percaya diri siswa untuk mampu bekerja keras dalam belajar .
F . Play – Teach – Play
Untuk alasan siswa tidak senang mendengar penjelasan konsep dari gurunya , tidak senang latihan
untuk meningkatkan keterampilan , dan tidak punya perhatian yang cukup terhadap materi yang
diberikan , teknik lainnya yang bisa digunakan adalah “ play – teach – play ‘ atau bermain –
mengajar bermain . Ada beberapa keuntungan dari cara ini :
1 . Dapat meningkatkan minat siswa untuk melakukannya karena bermain ( play ) selalu diminati
siswa . Sementara itu , latihan dapat juga dilakukan melalui bermain ( play ) yang dianggap siswa
hanya sekedar main main . Ibarat bola yang kempes ( gembos ) , udara diibaratkan sebagai play
untuk mengisi bola yang gembos sehingga menjadi keras kembali . Setelah minat siswa cukup
tinggi , instruksi ( teach ) diberikan , dan setelah gembos , berikutnya diberikan play lagi ,
demikian seterusnya .
2 . Siswa latihan dalam suasana permainan yang sebenarnya . Dalam kesempatan tersebut siswa
akan menemukan berbagai masalah yang dapat menimbulkan minat belajar lebih tinggi lagi .
Kesempatan tersebut bisa dimanfaatkan oleh guru untuk melatihnya lebih baik lagi . Keadaan ini
memungkinkan PBM berlangsung lebih effektif : siswa merasakan adanya keinginan untuk
belajar keterampilan yang diberikan oleh gurunya .
Frekuensi dan “ timing ” bermain – latihan – bemain dapat ditentukan oleh gurunya tergantung
pada kebutuhan yang dirasakan guru . Dalam kasus tertentu mungkin bermain diberikan sebentar ,
sementara latihan agak lama . Demikian juga pengulangan play – teach – play dapat dilakukan
berulang – ulang . Namun , dalam kasus tertentu mungkin saja teknik ini tidak digunakan sama
sekali mengingat latihan saja sudah sangat produktif dan diminati siswa . Dengan demikian teknik
ini diberikan sesuai dengan keadaan siswanya . Dalam hal pokok bahasan yang sangat diminati
siswa , mungkin teknik ini tidak digunakan , demikian juga sebaliknya .
G . Videotapes , Slides , Movies
Teknik lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran yang
diberikan adalah penayangan videotapes , slides , dan movies . Videotapes yang digunakan bisa
yang sudah baku yang disediakan oleh perusahaan atau buatan sendiri . Yang harus diperhatikan
adalah kesesuaiannya dengan pokok bahasan dan tingkat kemampuan siswa . Adakalanya teknik
yang ditunjukkan dalam rekaman terlalu tinggi untuk tingkat anak – anak yang akan
mempelajarinya sehingga malah akan menurunkan minat siswa . Hal lain yang juga harus
diperhatikan adalah jam penayangan dari masing – masing komponen keterampilan jangan
sampai terlalu lama mengingat hal tersebut dapat menyita waktu belajar siswa . Waktu
penayangan yang logis dari masing – masing aspek keterampilan adalah sama dengan lamanya
waktu yang diperlukan apabila guru menjelaskan secara langsung aspek keterampilan tersebut .
H . Rangkuman
Penyampaian informasi melalui instruksi merupakan salah satu aspek yang terjadi pada proses
belajar mengajar . Sehubungan dengan itu , kemampuan melakukan komunikasi oleh para ini
ketika melakukan tugasnya merupakan hal penting yang harus dikuasai . Cara yang sering
dilakukan oleh para guru untuk menyampaikan informasi antara lain adalah dengan berbicara dan
demonstrasi baik yang dilakukan oleh guru itu sendiri maupun oleh siswanya .
Agar komunikasi dapat berjalan dengan efektif , selain guru harus mampu melakukan komunikasi
dengan efektif juga guru harus mampu memformulasikan dan menjabarkan informasi menjadi
sederhana , singkat , dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh anak didik . Untuk mengetahui
apakah informasi dipahami oleh siswa , maka salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru
adalah mengajukan pertanyaan kepada siswa ( checking for understanding ) atau menyuruh siswa
untuk melakukan peragaan ( pinpointing ) . Dengan cara demikian , guru akan melihat apakah
siswa atau berapa persenkah siswa sudah memahami informasi dan mampu melakukannya dalam
perilaku nyata . Informasi dari cara seperti ini akan memberi feedback kepada gurunya mengenai
kejelasan informasi dan keefektifan cara penyampaian informasi yang dilakukan oleh gurunya .
Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam instruksi dan demonstrasi adalah bagaimana
meningkatkan minat siswa terhadap instruksi yang diberikan oleh guru .
Hal ini antara lain dapat dilakukan dengan cara “ bermain – belajar – bermain “ dan penggunaan
fasilitas audio visual . Dengan kedua cara tersebut diharapkan siswa bisa tumbuh minatnya
terhadap aspek aspek yang sedang dipelajarinya .
J . Rujukan
Graham , G . ( 1992 ) , Teaching 1 , G . ( 1992 ) . Teaching Children Physical Education , Human
Kinetics Publisher , Inc . , Champaign , Il .
Graham , G ; Parker , M ; dan Holt – Hale , S . ( 1995 ) , Children Moving , Mountain View ,
CA : Mayfield .
Pangrazi , Robert P . , dan Dauer , Victor p . ( 1992 ) , Dynamic Physical Education for
Elementary School Children , Edisi sepuluh , Macmillan Publishing Company , New York ,
Oxford , Singapore , Sydney
Siedentop , Daryl , ( 1991 ) , Developing Teaching Skill in Physical Education , Edisi ketiga ,
Palo Alto , CA : Mayfield .

Anda mungkin juga menyukai