Pendahuluan.
Buku yang ditulis oleh Reni Agustina Harahap, SST, M.Kes dengan judul Etika dan
Hukum Kesehatan. Buku ini merupakan salah satu buku ajar yang terdiri dari 16 bab yang
membahas seputar permasalahan etika dan hukum dalam ruang lingkup kesehatan, dimana
pada bab1 berisi etika dan hati Nurani, bab 2 kode etik profesi, bab 3 hukum kesehatan, bab 4
aspek hukum tenaga kesehatan, bab 5 informed consent, bab 6 uji kompetensi tenaga
kesehatan, bab 7 perjanjian terapeutik, bab 8 etika penelitian kesehatan, bab 9 penegakkan
hukum dibidang pelayanan kesehatan, bab 10 malapraktik tenaga kesehatan, bab 11
kesalahan dan kelalaian tenaga kesehatan, bab 12 aspek hukum kesehatan lingkungan, bab 13
aspek hukum keselamatan dan kesehatan kerja, bab 14 hukum penyakit menular, bab 15
aspek hukum pengobatan tradisional, bab 16 aspek hukum reproduksi manusia.
Bab 1. Etika Dan Hati Nurani
A. Identitas buku.
Judul Buku : Etika Dan Hukum Kesehatan ( Edisi Revisi )
Penulis : Reni Agustina Harahap, S.ST.,MKes.
Penerbit : RajaGrafindo Persada
Tahun Terbit : 2019
Cetakan :2
Jumlah Halaman : 18 Halaman
ISBN : 978-602-425-295-3
B. Pendahuluan
Etika dan hati nurani memiliki kesamaan dimana etika atau moral adalah cara yang
dilakukan atau tidak dilakukan secara umum dan berlaku pada kelompok masyarakat
tertentu, kajiannya terhadap perilaku dan kaitannya terhadap moral.
3. Perkembangan etika
Tahap Praktik atau pramoral
Perkembangan etika atau moral pada tahap awal terjadi didalam keluarga. pada tahap
ini, anak mengenal adanya perbuatan baik dan tidak baik atau buruk sangat berkaitan
dengan sikap dan perilaku orang tua.
Tahap prakonvensional
Pada tahap ini perbuatan – perbuatan anak sudah mulai didasarkan pada
norma – norma umum yang berlaku dalam kelompok sosialnya (sekolah), tidak hanya
terbatas pada norma dalam keluarga atau ayah dan ibunya saja, tetapi lebih luas lagi yakni
guru dan kawan –kawannya.
Tahap Konvensional
Pada tahap ini sudah pada tingkat dewasa, dimana pemahaman seseorang pada
kelompok sudah meluas ke kelompok yang lebih kompleks lagi (suku bangsa, agama,
Negara dan sebagainya).
Tahap Pascakonvensional (otonom)
Pada tahap ini, sebagai penerimaan tanggung jawan pribadi atas dasar etika, moral
atau prinsip – prinsip hati nurani yang lebih otonom atau mandiri.
4. Nilai etika
Telah dijelaskan diatas bahwa moral atau etika itu bersumber atau mengacu pada hati
nurani sedangkan hati nurani manusia itu selalu mempunyai konotasi positif, nilai moral
dalam suatu keompok masyarakat tertentu bias sama dan bias berbeda dengan kelompok
masyarakat yang lain. Hal ini disebabkan karena berbagai perbedaan budaya dan adat
istiadat masyarakat setempat.
5. Pendekataan etika
Pendekatan etika ada dua yaitu etika deskriftif dan etika normatif.
Etika deskriftif.
Etika
deskriftif adalah suatu kajian etika yang bertujuan untuk menggambarkan tingkah
laku moral dalam arti luas: tentang baik, buruk, tebntang tindakana yang boleh atau tidak
boleh dari setiap kelompok masyarakat atau kelompok, tanpa memberikan penilaiannya .
Etika normatif.
Etika normatif bukan hanya menggambarkan etika dari masing – masing kelompok
komunitas, tatpi memberikan penilaian terhadap etika – etika yang berlaku ( dengan
sendirinya menggunakan criteria etika atau tidak etis), sehingga benar atau etis dan tidak
benar atau tidak etis.
7. Manusia seutuhnya.
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan yang paling sempurna . oleh sebab itu,
manusia tidak dapat disamakan dengan makhluk hidup lain. Manusia mempunyai banyak
kelebihan bila dibandingkan dengan mahluk hidup lainnya.
Kesehatan.
Peningkatan kesehatan adalah salah satu pengembangan aspek dalam fisik atau
biologis manusa. Kesehatan yang baik merupakan indicator sumber daya yang berkualitas.
Pendidikan.
Pendidiakn (pendidikan formal). Merupakan sarana yang sangat penting dalam
mengembangkan intelektual seseorang.
Agama.
Seperti telah disebutkan sebelumnya agama adalah aturan bertindak bagi manusia
dalam hubungan dengan tuhan, dan juga dengan manusia yang lain.
D. Kelebihan
Pada bab ini materi yang dijelaskan disusun kedalam Sub bab, dan terdapat contoh
kasus yang mana dapat membantu pemahaman pembaca dalam meresapi materi yang
dipaparkan. Di dalam bab ini juga dipaparkannya bagan yang mana dapat membantu
pembaca untuk mengerti apa maksud dari materi pada bab ini.
E. Kekurangan
Tidak ada footnote pada bab ini sehingga pembaca tidak mengetahui dri mana asal
bahan materinya.
F. Penutup
Pada bab ini membahas mengenai tentang apa yang dimaksud mengenai Etika dan
Hati nurani dimana materi yang dipaparkan sangat jelas dan di masukkan kedalam 7 sub
bab yang mana pembaca dapat memahaminya.
Saran saya diharapkan pembaca dapat memahami dan meginplementasikan bahan
materi ini kedalam kehidupan sehari-hari.
Bab 2. Kode Etik Profesi
A. Identitas buku.
Judul Buku : Etika Dan Hukum Kesehatan ( Edisi Revisi )
Penulis : Reni Agustina Harahap, S.ST.,MKes.
Penerbit : RajaGrafindo Persada
Tahun Terbit : 2019
Cetakan :2
Jumlah Halaman : 10 Halaman
ISBN : 978-602-425-295-3
B. Pendahuluan.
Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu
kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun
bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak uk dalam kategori norma hukum yang
didasari kesusilaan.
Kode etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis
dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau
tata cara sebagai pedoman berperilaku dan berbudaya. Tujuan kode etik agar
profesionalisme memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa atau nasabahnya.
Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
1. Pengertian profesi
Profesi berasal dari kata “profesi” dalam kamus bahasa Indonesia dijelaskan
pengertian profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
( keterampilan, kejujuran, dan sebagainya ) tertentu.
2. Arti kode etik profesi.
Kode etik disusun dan disahkan oleh organisasi atau wadah yang membina profesi
tertentu secara nasional maupun internasional. Kode etik menerapkan profesi tertentu
secara nasional maupun internasional. Kode etik menerapkan konsep etis karena profesi
bertanggung jawab pada manusia dan menghargai kepercayaan serta nilai individu. Kata
seperti etika, hak assasi, tanggung jawab, mudah didefinisikan, tetapi kadang – kadang
tidak jelas letak istilah tersebut diterapkan dalam suatu situasi.
3. Tujuan dan fungsi kode etik profesi
Secara umum, dapat dikatakan bahwa setiap profesi menempatan ahli yang
bersangkutan dalam suatu keadaan yang istimewa, baik karena kekuasaan yang luar biasa
yang dipercayakan kepadanya ( seperti dalam hal, hakim, notaries, jaksa, dan dokter ).
Maupun karena nasib dari orang yang berkepentingan kepadanya.
4. Prinsip – prinsip etika profesi.
Prinsip sikap baik
Prinsip keadilan
Prinsip hormat terhadap diri sendiri
F. Penutup.
Bab 3. Hukum Kesehatan.
A. Identitas buku
Judul Buku : Etika Dan Hukum Kesehatan ( Edisi Revisi )
Penulis : Reni Agustina Harahap, S.ST.,MKes.
Penerbit : RajaGrafindo Persada
Tahun Terbit : 2019
Cetakan :2
Jumlah Halaman : 11 Halaman
ISBN : 978-602-425-295-3
B. Pendahuluan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Oleh karenanya perlu juga
diberlakukan sebuah aturan yang dapat menjamin oleh pihak-pihak yang bersangkutan.
Aturan aturan tersebut disebut dengan hukum kesehatan hukum kesehatan merupakan
aturan yang berlaku pada penyelenggaraan kesehatan baik ditinjau dari pelayananan
kesehatan, penyediaan kesehatan, tenaga kesehatan, dan sarana kesehatan.
D. Kelebihan.
E. Kelemahan.
F. Penutup.
Bab 4. Aspek Hukum Tenagaa Kesehatan.
A. Identitas buku.
Judul Buku : Etika Dan Hukum Kesehatan ( Edisi Revisi )
Penulis : Reni Agustina Harahap, S.ST.,MKes.
Penerbit : RajaGrafindo Persada
Tahun Terbit : 2019
Cetakan :2
Jumlah Halaman : 11 Halaman
ISBN : 978-602-425-295-3
B. Pendahuluan
Tanggal 17 oktober 2014 UU No. 36 tahun 2014 tenaga kesehatan telah disahkan dan
diundangkan. Pemerintah berdalih pembentukaan UU tenaga merupakana perpanjangan
dari UU no. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, dan pemerintah mengklaim bahwa
ketentuan mengenai tenaga kesehatan masih tersebar dalam berbagai peraturan perunang –
undangan dan belum menampung kebutuhan hukum masyarakat sehingga perlu dibentuk
undang – undang tersendiri yang mengatur tenaga kesehatan secara komprehensif.
A. Identitas buku
Judul Buku : Etika Dan Hukum Kesehatan ( Edisi Revisi )
Penulis : Reni Agustina Harahap, S.ST.,MKes.
Penerbit : RajaGrafindo Persada
Tahun Terbit : 2019
Cetakan :2
Jumlah Halaman : 9 Halaman
ISBN : 978-602-425-295-3
B. Pendahuluan
Informed Consent adalah persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarganya atas
dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap
klien tersebut.
Informed consent adalah suatu proses yang menunjukkan komunikasi yang efektif
antara dokter dengan pasien, dan bertemunya pemikiran tentang apa yang akan dan apa
yang tidak akan dilakukan terhadap pasien.
D. Kelebihan.
E. Kelemahan.
F. Penutup.
Bab 6. Uji kompetensi tenaga kesehatana.
A. Identitas buku
Judul Buku : Etika Dan Hukum Kesehatan ( Edisi Revisi )
Penulis : Reni Agustina Harahap, S.ST.,MKes.
Penerbit : RajaGrafindo Persada
Tahun Terbit : 2019
Cetakan :2
Jumlah Halaman : 12Halaman
ISBN : 978-602-425-295-3
B. Pendahuluan
Kompetensi adalah kemampuan seseorang tenaga kesehatan berdasarkan ilmu
pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional untuk dapat menjalankan praktik dan
pekerjaan profesinya. Uji kompetensi adalah ujian yang dilaksanakan diakhir masa
pendidikan tenaga kesehatan, sebelum melakukakn sumpah profesinya untuk menilai
pencapaian kompetensi berdasarkan standar kompetensi dalam rangka memperoleh
sertifikat kompetensi ( buku pedoman uji kompetensi kesehatan RI, 2011).
C. Inti ( isi buku perbab )
1. Fungsi pelaksaan uji kompetensi.
Uji kompetensi mempunyai peranaan yang sangat penting untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dan mengetahui taraf kemampuan mahasiswa setelah
melakukan proses belajar mengajar.
A. Identitas buku
Judul Buku : Etika Dan Hukum Kesehatan ( Edisi Revisi )
Penulis : Reni Agustina Harahap, S.ST.,MKes.
Penerbit : RajaGrafindo Persada
Tahun Terbit : 2019
Cetakan :2
Jumlah Halaman : 15 Halaman
ISBN : 978-602-425-295-3
B. Pendahuluan
Perjanjian adalah salah satu sumber hubungan hukum perikatan yang diadakan oleh
dua orang ataau lebih. Perjanjian yang terdapat dalam pasal 13131 KUH perdata secara
umum menyebutkan bahwas suatu hubungan antara dua orang yang membuatnya. Dilihat
dari bentuknya perjanjian itu terdapat berupa suatu perikatan yang mengandung janji- janji
atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis.
C. Inti ( isi buku perbab )
1. Jenis jenis perjanjian
Jenis jenis perjanjian dibagi menjadi lima jenis, yaitu :
Perjanjian timbale balik dan perjanjian sepihak.
Perjanjian percuma dan perjanjian dengan atas hak yang membebani.
Perjanjian bernama dan perjanjian tidak bernama.
Perjanjian kebendaan dan perjanjian obligator.
Perjanjian konsekual dan perjanjian real.
2. Unsur - Unsur perjanjian.
Unsur – unsure yang tercantum dalam hukum perjanjian dapat dikatagorikan sebagai
berikut:
Adanya kaidah hukum
Subjek hukum
Adanya prestasi
Kata sepakat
Akibat hukum
3. Asas – asas hukum perjanjian.
Asas kebebasan berkontrak ( freedom of contact )
Asas konsensualisme ( concensualism )
Asas kepastrian hukum ( pacta sunt servanda )
Asas itikad baik ( good faith )
Asas kepribadian ( personality )
4. Syarat sah perjanjian
Suatu perjanjian akan mengikat para pihak yang menyusunnya apabila perjanjian itu
dibuat secara sah sesuai dengan ketentuan yang berlaku pasal 1320 KUH perdata
menyatakan bahwa untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat, yaitu:
Kesepakatan mereka yang mengingatkan dirinya.
Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
Suatu pokok persoalan tertentu
Suatu sebab yang tidak terlarang ( halal)
5. Transaksi terapeutik
Perjanjian merupakan hubungan timbal balik yang dihasilkan melalui komunikasi,
sedangkan terapeutik diartikan sebagai sesuatu yang mengandung unsure dan nilai
pengobatan. Secara yuridis perjanjian terapeutik diartikan sebagai seseuatu yang
mengandung unsure atau nilai pengobatan.
6. Dasar hukum terjadinya tranbsakssi terapeutik
Perikatan dapat timbul baik karena perjanjian mauoun karena undang – undang.
Demikian pula halnya transaksi atau perjanjian tersebut. Karena pada hakikatnya transaksi
atau perjanjian terapeutik itu sendiri merupakan suatu perikatan, yaitu hubungan hukum
yang terjadi anatara dokter ( tanaga kesehatan ). Dan pasien dalam pelayanan medis.
7. Unsur – unsur perjanjian terapeutik
Perjanjian- perjanjian adalah perikatan yang dilakukakn anatar dokter dan tenaga
kesehatan dengan pasien, berupa hubungan hukum yang melahirkan hak dan kewajiban
bagi kedua belah pihak. Beberapa dengan perjanjian pada umumnya, perjanjian terapeutik
memiliki sifat dan ciri – cirri khusus yang berbeda umumnya, perjanjian pada umumnya.
8. Syarat sah transaksi terapeutik.
Didalam membuat perjanjian para pihak harus memenuhi ketentuan pasal 1320 KUH
perdata tentang syarat sahnya suatu perjanjian yaitu :
Adanya kata sepakat diantara pihak
Kecakapan para pihak dalam hukum
Suatu hal tertentu
Kausa yang halal
9. Para pihak dalam perjanjian terapeutik.
Objek perjanjian terapeutik adalah pelayanan medis atau upaya penyembuhan.
Menurut permenkes RI No. 585/Men.Kes/Per/IX/1989menyebutkan bahwa pelayan medis
/tindakan medis adalah tindakan yang dilakukan terhadap pasien yang berupa tindakan
diagnostic atau terapeutik.
D. Kelebihan.
E. Kelemahan.
F. Penutup.
Bab 8. Etika penelitian kesehatan.
A. Identitas buku
Judul Buku : Etika Dan Hukum Kesehatan ( Edisi Revisi )
Penulis : Reni Agustina Harahap, S.ST.,MKes.
Penerbit : RajaGrafindo Persada
Tahun Terbit : 2019
Cetakan :2
Jumlah Halaman : 20Halaman
ISBN : 978-602-425-295-3
B. Pendahuluan
Pendahuluan adalah kegiatan untuk memperoleh informasi atau penjelasan tentang
fenomena alam atau sosial, yang direncanakan secara sistematik dengan metode atau cara
cara – cara tertentu. Dari batasan ini jelas, bahwa dalam penelitian ada dua belah pihak
yang berkepentingan pihak pertama adalah pihak yang ingin memperoleh informasi atau
penjelasan, yakni sipeneliti dan pihak yang ingin memperoleh informasi atau pemberi
penjelasan adalah masyarakat atau responden sebagai pihak yang diteliti.
C. Inti ( isi Buku Perbab )
1. Etika penelitian kesehatan masyarakat
Peneliti kesehatan masyarakat pada umumnya menggunakan manusia sebagai objek
yang diteliti disatu sisi, dan sisi yang lain manusia sebagai peneliti atau yang diteliti disatu
sisi, dan sisi yang lain manusia sebagai peneliti atau yang melakukan penelitian hal ini
berarti bahwa ada hubungan tombal balik anatara manusia sebagai peneliti dan manusia
sebagai yang diteliti yang perlu dipertimbangkan . oleh sebab itu, sesuai dengan prinsip
etika maka hubungan anatara kedua belah pihak ini secara etis, atau yang disebut etik
penelitian, adapun status hubungan anatar yang diteliti dalam konteks ini adalah masing –
masing pihak mempunyai hak dan kewajiban.
2. Etika penelitian biomedis
Seperti halnya dengan ilmu – ilmu yang lain, kemajuan ilmu teknologi kedokteran
juga ditentukan oleh penelitian. Dalam ilmu kedokteran kemajuan ilmu dan teknologi ini
diindikasikan dengan penelitian – penelitian biomedis.
D. Kelebihan.
E. Kelemahan.
F. Penutup
Bab 9. Penegakan Hukum Di Bidang Pelayanan Kesehatan.
A. Identitas buku.
Judul Buku : Etika Dan Hukum Kesehatan ( Edisi Revisi )
Penulis : Reni Agustina Harahap, S.ST.,MKes.
Penerbit : RajaGrafindo Persada
Tahun Terbit : 2019
Cetakan :2
Jumlah Halaman : 29Halaman
ISBN : 978-602-425-295-3
B. Pendahuluan.
Kepastian hukum dalam memberikan perlindungan kepada pasien, serta mempertahankan
dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan oleh tenaga kesehatan
telah ditetapkan oleh berbagai peraturan seperti undang- undang nomor 36 tahun 2009
tentang kesehatan, undang – undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, undang –
undang nomor 8 tahun 1989 tentang perlindungan konsumen, serta kitab undang – undang
hukum pidana serta peraturan pelaksanaan terkait lainnya.
C. Inti ( isi buku Perbab )
1. Lembaga – lembaga profesi.
Majelis kehormatan etika kedokteran (MKEK)
Majelis disiplin tenaga kesehatan (MDTK)
Majels tenaga kesehatan Indonesia (MTKI)
Majelis kehormatan disiplin kedokteran idonesia (MKDKI)
2. Lembaga – lembaga Non profesi
Non litigasi ( diluar Pengadilan )
1. Badan penyelesaian sengketa konsumen (BPSK)
2. Forum mediasi pengaduan dan penyelesaian masalah pelayanan kesehatan
Litigasi ( di dalam pengadilan )
1. Peadilan perdata
2. Peradilan pidana
3. Peradilan tata usaha Negara
D. Kelebihan.
E. Kelemahan.
F. Penutup
Bab 10 . Malapraktik tenaga kesehatan.
A. Identitas buku
Judul Buku : Etika Dan Hukum Kesehatan ( Edisi Revisi )
Penulis : Reni Agustina Harahap, S.ST.,MKes.
Penerbit : RajaGrafindo Persada
Tahun Terbit : 2019
Cetakan :2
Jumlah Halaman : 14 Halaman
ISBN : 978-602-425-295-3
B. Pendahuluan
Dalam hukum, malapraktik adalah suatu jenis kelalaian dalam standar profesional
yang berlaku umum, dan pelanggaran atas tugas yang menyebabkan seseorang menderita
kerugian. Hal ini dilakukan oleh seorang profesional ataupun bawahannya, agen atas nama
klien atau pasien yang menyebabkan kerugian bagi klien atau pasien.
C. Inti ( isi buku perbab )
1. Definisi malpraktik.
Malpraktik terdiri dari dua suku kat mal dan praktik, mal berasal dari kata yunani
yang berarti buruk. Sedangkan praktik menurut kamus umum bahas Indonesia berarti
menjalankan perbuatan yang tersebut dalam teori atau menjalankan pekerjaan atau profesi,
jadi malpraktik berarti menjalankan pekerjaan yang buruk kualitasnya.
2. Malpraktik administrasi.
Aspek hukum administrasi menyatakan bahwa tenaga kesehatan yang akan
melakukan praktik baik di institusi kesehatan maupun mandiri wajib memiliki izin yang
dikeluarkan oleh pemerintah.
3. Malpraktik perdata
Ditinjau dari hukum perdata, hubungan hukum yang terjadi antara tenaga kesehatan
dan pasien yaitu hubungan perikatan ( verbintesis ). Dirnana tenaga kesehatan dan pasien
telah mengikat diri dengan kesepakatan – kesepakatan atau perjanjian yang harus dipenuhi
oleh masing – masing pihak.
4. Malpraktik pidana.
Perbuatan seseorang dapat dimasukkan dalam kategori criminal malpractice manakala
perbuatan tersebut memenuhi rumusan delik pidana yakni:
Perlakuan ( aasuhan keperawatan ).
Sikap batin,
Mengenai hal akibat.
D. Kelebihan.
E. Kelemahan.
F. Penutup.
Bab 11 . Kesalahan Dan Kelalaian Tenaga Kesehatan.
A. Identitas buku.
Judul Buku : Etika Dan Hukum Kesehatan ( Edisi Revisi )
Penulis : Reni Agustina Harahap, S.ST.,MKes.
Penerbit : RajaGrafindo Persada
Tahun Terbit : 2019
Cetakan :2
Jumlah Halaman : 10 Halaman
ISBN : 978-602-425-295-3
B. Pendahuluan.
Dalam pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan juga tidak terlepas dari suatu fakta
bahwa sebagai manusia mereka takkan lupu berbuat kesalahan. Kesalahan terjadi pada
setiap pekerjaan, tentu dengan berbagai konsekuensi. Kesalahan tersebut bisa berupa
ketidak berhasilan ( error ) ataupun adanya suatu kelalaian ( negligence ) dalam
menjalankan tugas yang dijalankan. Dibidang kedokteraan dikenal dengan istilah medical
error dan medical negligence. Medical error dan medical negligence mengacu pada
kesalahan dan kelalaian yang terjadi dibidang medis.
D. Kelebihan.
E. Kelemahan.
F. Penutup.
Bab 12 . Aspek hukum kesehatan lingkungan .
A. Identitas buku.
Judul Buku : Etika Dan Hukum Kesehatan ( Edisi Revisi )
Penulis : Reni Agustina Harahap, S.ST.,MKes.
Penerbit : RajaGrafindo Persada
Tahun Terbit : 2019
Cetakan :2
Jumlah Halaman : 15 Halaman
ISBN : 978-602-425-295-3
B. Pendahuluan.
Ilmu Kesehatan Lingkungan mempelajari hubungan interaksi antara masyarakat
dengan lingkungan hidup yang memiliki potensi bahaya (menimbulkan) kesehatan baik
diri maupun masyarakat disebuah wilayah atau kawasan. Baik kawasan permukiman,
kawasan industry, kawasan pariwisata maupun transportasi. Misalnya udara yang tercemar
bahan berbahaya, meminum air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan, makan
makanan menggunakan atau tercampur bahan kimia berbahaya dan lain sebagainya. Itu
semua adalah potensi bahaya kesehatan masyarakat.
D. Kelebihan.
E. Kelemahan.
F. Penutup.
Bab 13. Aspek Hukum Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
A. Identitas buku
Judul Buku : Etika Dan Hukum Kesehatan ( Edisi Revisi )
Penulis : Reni Agustina Harahap, S.ST.,MKes.
Penerbit :RajaGrafindo Persada
Tahun Terbit :2019
Cetakan :2
Jumlah Halaman :- Halaman
ISBN :978-602-425-295-3
B. Pendahuluan
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3, terkesan rancu apabila disebut keselamatan dan
kesehatan kerja) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan,
dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan
K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga
melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin
terpengaruh kondisi lingkungan kerja.
D. Kelebihan.
E. Kelemahan.
F. Penutup.
Bab 14. Aspek Hukum Penyakit Menular.
A. Identitas buku.
Judul Buku : Etika Dan Hukum Kesehatan ( Edisi Revisi )
Penulis : Reni Agustina Harahap, S.ST.,MKes.
Penerbit : RajaGrafindo Persada
Tahun Terbit : 2019
Cetakan :2
Jumlah Halaman : 15 Halaman
ISBN : 978-602-425-295-3
B. Pendahuluan.
Penyakit menular merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme,
seperti virus, bakteri, parasit, atau jamur, dan dapat berpindah ke orang lain yang sehat.
Beberapa penyakit menular yang umum di Indonesia dapat dicegah melalui pemberian
vaksinasi serta pola hidup bersih dan sehat.
A. Identitas buku
Judul Buku : Etika Dan Hukum Kesehatan ( Edisi Revisi )
Penulis : Reni Agustina Harahap, S.ST.,MKes.
Penerbit : RajaGrafindo Persada
Tahun Terbit : 2019
Cetakan :2
Jumlah Halaman : 9 Halaman
ISBN : 978-602-425-295-3
B. Pendahuluan
Pengobatan tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-
temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan
setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa
kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan
penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun
ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut
beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkan efek samping, karena masih bisa dicerna
oleh tubuh.
b. Battra ramuan adalah seseorang yang melakukan pengobatan dan/ atau perawaatan
tradisional dengan menggunakan obat / ramuan tradisonal yang berasal dari tanaman
(flora), fauna, bahan mineral, air, dan bahan alam lain, antara lain:
Battra ramuan (jamu)
Battra gurah
Shinshe
Tabib
Homoeopath
Aromatherapist
A. Identitas buku
Judul Buku : Etika Dan Hukum Kesehatan ( Edisi Revisi )
Penulis : Reni Agustina Harahap, S.ST.,MKes.
Penerbit : RajaGrafindo Persada
Tahun Terbit : 2019
Cetakan :2
Jumlah Halaman : 25 Halaman
ISBN : 978-602-425-295-3
B. Pendahuluan
Reproduksi manusia adalah segala bentuk reproduksi seksual yang menghasilkan
fertilisasi manusia. Ini biasanya melibatkan hubungan seksual antara seorang pria dan
seorang wanita. Selama hubungan seksual, interaksi antara sistem reproduksi pria dan
wanita menghasilkan pembuahan sel telur wanita oleh sperma pria.
3. Aborsi
Secara medis, aborsi adalah berakhirnya atau gugurnya kehamilan sebelum
kandungan mencapai usia 20 minggu atau beat bayi kurang dari 500 g, yaitu sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan secara mandiri. Abortus adalah kehamilan yang berhenti
prosesnya pada umur kehamilan dibawah 20 minggu, atau berat fesus yang lahir 500 gram
atau kurang. Aborsi berarti terhentinya kehamilan yang terjadi diantara saat tertanamnya
sel telur yang sudah (blastosit) dirahim sampai kehamilan 28 minggu.
Berikut ini adalah uraian peraturan abortus provocatus yang terdapat dalam pasal – pasal
tersebut.
Bab XIV KUHP : Pasal 229 Pasal 75
Bab XIV KUHP : Pasal 346 KUHP Pasal 76
Pasal 347 KUHP Pasal 77
Pasal 348 KUHP Pasal 194
Pasal 349 KUHP
D. Kelebihan.
E. Kelemahan.
F. Penutup.