Oleh:
i
ii
KATA PENGANTAR
Syukur terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan Laporan FGD (Focus
Group Discussion) dengan Judul “Banjir”.
Laporan FGD (Focus Group Discussion) ini berhasil penulis selesaikan
karena dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis
sampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Prof. H. Soedarto, dr.,DTM&H.,PhD.,Sp.Park, Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya yang telah
memberi kesempatan kepada penulis menuntut ilmu di Fakultas
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
2. Prof. Dr. Hj. Rika Subarniati T., dr.,SKM, sebagai Kepala Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya.
3. dr. Sukma Sahadewa, M.Kes, sebagai Koordinator Kepaniteraan
Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya.
4. Dr. Sudarso, M.Sc, Sebagai pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, arahan, serta dorongan dalam menyelesaikan Laporan
FGD (Focus Group Discussion).
5. Segenap Tim pelaksana FGD (Focus Group Discussion) dan
sekretariat kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya yang telah memfasilitasi proses
penyelesaian Laporan FGD (Focus Group Discussion) ini.
6. Semua pihak yang tidak mungkin disebut satu per satu yang telah
membantu dalam menyelesaikan Laporan FGD (Focus Group
Discussion) ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan FGD (Focus Group
Discussion) ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan
segala masukan demi sempurnanya tulisan ini.
Akhirnya kami berharap semoga Laporan FGD (Focus Group Discussion)
ini bermanfaat bagi berbagai pihak yang terkait.
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan
sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan. Maka secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya
sekedar bebas dari gangguan tetapi lebih kepada perasan sehat, sejahtera dan
bahagia (well being), ada keserasian antara pikiran, perasaan, perilaku, dapat
merasakan kebahagiaan dalam sebagian besar kehidupannya serta mampu
mengatasi tantangan hidup sehari-hari.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis (BNPB, 2018).
Banjir didefinisikan sebagai tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya
air yang melebihi kapasitas pembuangan air disuatu wilayah dan menimbulkan
kerugian fisik, sosial dan ekonomi (Rahayu, 2009). Banjir adalah ancaman
musiman yang terjadi apabila meluapnya tubuh air dari saluran yang ada dan
menggenangi wilayah sekitarnya. Banjir adalah ancaman alam yang paling sering
terjadi dan paling banyak merugikan, baik dari segi kemanusiaan maupun
ekonomi (Yayasan IDEP, 2007).
Banjir memengaruhi berbagai sektor kehidupan. Dari sisi infrastruktur,
banjir merusak sarana dan prasarana pemukiman penduduk, perkantoran, dan
fasilitas umum. Banjir mengganggu perekonomian karena mengganggu produksi
pertanian, merusak jalur transportasi, dan menambah biaya distribusi. Banjir juga
menimbulkan gangguan kegiatan pabrik karena mesin produksi terendam air atau
listrik dipadamkan, yang kemudian menjadi kendala di bidang perekonomian.
Banjir memiliki kemungkinan terjadinya banyak penyakit. Bahaya bakteri e-coli
1
2
dan leptospira cenderung meningkat pascabanjir besar. Tidak hanya penyakit kulit
yang mengancam kesehatan para korban banjir, namun juga beberapa penyakit
lainnya (Suryani, 2013).
Penyakit-penyakit menular yang berbahaya sehubungan dengan banjir
seperti diare, demam berdarah, ispa, leptospira, dan penyakit kulit. Penyakit Diare
sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu (personal hygiene). Pada saat
banjir, sumber-sumber air minum masyarakat, khususnya sumber air minum dari
sumur dangkal, akan ikut tercemar (Suryani, 2013).
Demam berdarah, saat musim hujan, terjadi peningkatan tempat perindukan
nyamuk aedes aegypti, karena banyak sampah seperti kaleng bekas, ban bekas,
dan tempat-tempat tertentu terisi air sehingga menimbulkan genangan, tempat
berkembang biak nyamuk tersebut (Suryani, 2013).
Penyakit leptospirosis disebabkan bakteri leptospira menginfeksi manusia
melalui kontak dengan air atau tanah masuk ke dalam tubuh melalui selaput lendir
mata atau luka lecet. Bakteri Leptospira ini bisa bertahan di dalam air selama 28
hari (Suryani, 2013).
Penyebab ISPA dapat berupa bakteri, virus, dan berbagai mikroba lainnya,
ISPA mudah menyebar di tempat yang banyak orang, misalnya di tempat
pengungsian korban. Penyakit kulit dapat berupa infeksi, alergi, atau bentuk lain.
Jika musim banjir datang, maka masalah utamanya adalah kebersihan yang tidak
terjaga baik. Seperti juga pada ISPA, berkumpulnya banyak orang juga berperan
dalam penularan infeksi kulit (Suryani, 2013).
Desa bantaran dilalui dua anak sungai dan berada di daerah cekungan
sehingga sering terjadi banjir, dengan kondisi lingkungan penduduk yang padat
pada desa tersebut, rendahnya tingkat pendidikan. Masyarakat akan cenderung
lebih mudah terserang penyakit.
Penyakit pascabanjir merupakan dampak bencana yang mengancam sektor
kesehatan. Penanganannya meliputi usaha perbaikan kualitas kesehatan
lingkungan dan menjamin kecukupan air bersih. Upaya mitigasi efek bencana
bertujuan untuk mengurangi dampak bencana terhadap manusia dan harta benda.
Di sektor kesehatan, aktivitas mitigasi ditujukan untuk mengurangi kerentanan
3
sistem dan mengurangi besarnya bahaya seperti timbulnya berbagai jenis penyakit
pascabanjir maupun adanya KLB penyakit menular (Suryani, 2013). Dengan
demikian permasalahan banjir pada desa Bantaran ini memerlukan perhatian
khusus karena selain dari sisi bencana banjir yang sedang terjadi, perlu dilakukan
intervensi secara langsung dalam keseharian masyarakatnya
Hasil inventarisasi masalah di Desa Bantaran dapat disebutkan sebagai
berikut:
1. Penurunan kesehatan pengungsi dan pencegahan penyakit
2. Tingkat pendidikan masyarakat rendah
3. Rumah penduduk tidak memiliki saluran air pembuangan limbah domestik
4. Penampungan melebihi kapasitas
5. Resiko kejadian diare, DBD, penyakit kulit, dan typhoid
B. Rumusan Masalah
Dari uraian pada latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
Bagaimana cara pencegahan penyakit pada masyarakat desa bantaran di lokasi
penampungan?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mencegah timbulnya penyakit akibat banjir di desa Bantaran
2. Tujuan khusus
A. Skenario
Kecamatan Sungai Kuala memiliki wilayah kerja yang terdiri dari 10 desa,
salah satu desa diantaranya terletak 15 km dari pantai yaitu desa Bantaran dan
dilalui dua anak sungai di desa tersebut karena letaknyadi daerah cekungan. Desa
Bantaran penduduk desanya bermatapencaharian utama sebagai petani buah naga
terdiri dari 100 KK dengan penduduk sebanyak 400 jiwa. Lingkungan desa adalah
lingkungan yang padat, dengan bangunan yang semi permanen. Masyarakat
memanfaatkan lahan yang ada bercocok tanam buah naga. Tingkat pendidikan
masyarakat 60 % penduduk berpendidikan tamat SD, 20 % tamat sekolah
menengah pertama, 8 % tamat sekolah menengah atas, 2 % sarjana dan 10 % buta
huruf.
Kesadaran akan lingkungan yang bersih masih kurang terbukti dari
masyarakat 80 % masih membuang sampah di sungai, hanya 70 % yang memiliki
jamban sehat dan yang memanfaatkan jamban hanya 60 %. Rumah-rumah
penduduk tidak memiliki saluran pembuangan yang definitif sehingga air limbah
masih sering meluap ke jalan desa. Saat ini desa mengalami banjir setinggi 2
meter dan penduduk pengungsi ke balai desadan desa menampung 200 orang,
sementara terhitung 300 orang yang mengungsi ke balai desa. Sebagai dokter
kepala puskesmas anda diminta bergabung dalam pelayanan kesehatan pengungsi.
Apa saja yang dapat anda lakukan untuk mningkatkan kesehatan pengungsi dan
pencegahan penularan penyakit yang mungkin.
4
5
B. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa memahami peran dokter dalam kondisi bencana alam
diwilayah kerja puskesmas.
2. Mahasiswa mampu memperkirakan perubahan lingkungan akibat
bencana yang terkait dengan gangguan kesehatan di masyarakat yang
terdampak.
3. Mahasiswa mampu memperkirakan penyakit yang dapat berjangkit
akibat bencana alam.
4. Mahasiswa mampu mempersiapkan rencana program untuk mengatasi
masalah yang akan timbul akibat bencana yang terkait gangguan
kesehatan.
C. Pembahasan
Untuk meningkatkan kesehatan pengungsi dan pencegahan penularan
penyakit pasca banjir di Desa Bantaran perlu dilakukan beberapa penyelesaian
yang dapat dilakukan, antara lain :
1. Memberikan penyuluhan kesehatan
Kesadaran akan lingkungan yang bersih masih kurang terbukti dari
masyarakat Desa Bantaran yang masih membuang sampah di sungai, sehingga
perlu dilakukan promosi kesehatan di lingkungan masyarakat tersebut agar dapat
meningkatkan kesehatan pengungsi dan pencegahan penularan penyakit pasca
banjir.
Banjir membawa kotoran seperti sampah, air got, atau septik tank. Kondisi
ini menyebabkan nyamuk dan bibit kuman penyakit mudah berkembang biak.
Tidak jarang banjir juga menimbulkan Keadaan Luar Biasa (KLB).Kondisi basah
juga tidak nyaman bagi tubuh sehingga dapat menurunkan kondisi tubuh dan daya
tahan terhadap stres karena terbatasnya akses terhadap sandang, pangan, dan
papan.
Beberapa penyakit menular yang sering terjadi sehubungan dengan banjir
(Suryani, 2013) :
a. Diare. Penyakit Diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu
(personal hygiene). Pada saat banjir, sumber-sumber air minum
masyarakat, khususnya sumber air minum dari sumur dangkal, akan ikut
tercemar.
b. Demam berdarah. Saat musim hujan, terjadi peningkatan tempat
perindukan nyamuk aedes aegypti, karena banyak sampah seperti kaleng
bekas, ban bekas, dan tempat-tempat tertentu terisi air sehingga
menimbulkan genangan, tempat berkembang biak nyamuk tersebut.
c. Penyakit leptospirosis. Leptospirosis (demam banjir) disebabkan bakteri
leptospira menginfeksi manusia melalui kontak dengan air atau tanah
masuk ke dalam tubuh melalui selaput lendir mata atau luka lecet. Bakteri
Leptospira ini bisa bertahan di dalam air selama 28 hari. Penyakit ini
7
Keterangan :
P : Prioritas penyeselaian masalah
M : Magnitude, besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi ini
dilaksanakan (turunnya prevalensi dan besarnya masalah lain)
I : Implementasi, kelanggengan selesai masalah
V : Vulnerability, sensitifnya dalam mengatasi masalah
C : Cost, Biaya yang diperlukan
11
12
B. Rencana Program
Dari urutan pada skala prioritas diperoleh Penyuluhan kesehatan
Kesadaran Lingkungan yang bersih memperoleh skor tertinggi, artinya
kegiatan itu yang dipilih menjadi Rencana Program.
Penyuluhan masyarakat tentang Kesadaran Lingkungan yang bersih
dilakukan dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
1. Penyuluhan tentang cuci tangan yang benar.
2. Penyuluhan tentang pentingnya penggunaan jamban yang sehat.
3. Gotong royong (kerja bakti) memberantas tikus.
4. Penyuluhan tentang pengelolaan sampah.
5. Gotong royong (kerja bakti) membersihkan selokan dan perumahan masing-
masing
6. Gotong royong (kerja bakti) pembuatan jamban sehat dan saluran air
pembuangan limbah domestik.
Rincian kegiatan dapat dilihat dalam tabel Rencana Kegiatan sebagai
berikut:
13
tentang
jumlah tikus
yang
tertangkap
4. Penyuluhan 80% masyarakat 80% 1x 1. Menyiapkan materi Di Balai Desa 1. Dipimpin Dilaksanakan Fasilias
tentang yang masih masyarakat sosialisasi penyuluhan Bantaran Dokter setelah gotong pertemuan
pengelolaan membuang sampah yang masih dan 2. Penjelasan tentang namun lebih Puskesmas royong
sampah di sungai.. membuang diteruskan pentingnya difokuskan memberantas Sound system
2. Dibantu
sampah di secara rutin pengelolaan sampah pada 80% tikus
sungai.. dan himbauan untuk masyarakat Petugas Alat peraga
tidak membuang yang masih sanitasi, Dilakukan
sampah ke sungai membuang Dinas dalam sehari Penerjemah
3. Penggerakan sampah di Kebersihan, (minggu I, hari bahasa daerah
masyarakat sungai. dan kesehatan minggu)
4. Pengawasan lingkungan
5. Evaluasi
16
5. Gotong Mengurangi 90 % lahan 3 x gotong 1. Pengorganisasian Di lokasi banjir 1. Dikomadani Dilaksanakan Sarana
royong genangan air yang dimiliki royong dan Tokoh masyarakat Kepala bersamaan komunikasi –
membersih- Kepala diteruskan 2. Penggerakan Puskesmas dengan telepon/hp
kan selokan Keluarga (KK) secara rutin pemberantasan
masyarakat 2. Dibantu TNI,
dan bebas genangan tikus. Alat tulis kantor
perumahan air. 3. Pengawasan Dinas (ATK)
masing- 4. Evaluasi Kebersihan, Dilakukan
masing dan tokoh dalam sehari Perangkat
masyarakat (minggu I, membersihkan
3. Dilaksanakan minggu II, dan selokan dari
bersama minggu III pada sampah seperti
hari minggu) pacul
masyarakat
(KK)
6. Gotong 30% KK yang 30% KK yang 1 x gotong 1. Pengorganisasian Di rumah 1. Dikomadani Dilaksanakan Sarana
royong belum memiliki belum memiliki royong Tokoh masyarakat penduduk Dokter setelah banjir komunikasi –
pembuatan jamban sehat dan jamban sehat 2. Penggerakan belum memiliki Puskesmas surut dan gotong telepon/hp
jamban sehat semua penduduk dan semua jamban sehat royong
masyarakat 2. Dibantu
dan saluran yang belum penduduk yang dan di semua membersihkan Alat tulis kantor
air memiliki saluran belum memiliki 3. Pengawasan rumah Petugas selokan (ATK)
pembuangan air pembuangan saluran air 4. Evaluasi penduduk yang sanitasi,
limbah limbah domestik pembuangan belum memiliki Dinas Tata Dilakukan Perangkat
domestik limbah saluran Ruang, dan dalam satu pembuatan
domestik pembuangan kesehatan bulan (dimulai jamban sehat dan
yang definitif lingkungan pada minggu IV saluran air
pada hari pembuangan
3. Dilaksanakan
minggu) limbah domestik
bersama
masyarakat
(KK) dan
tukang
bangunan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banjir didefinisikan sebagai tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya air
yang melebihi kapasitas pembuangan air disuatu wilayah dan menimbulkan
kerugian fisik, sosial dan ekonomi. Banjir adalah ancaman musiman yang terjadi
apabila meluapnya air dari saluran yang ada dan menggenangi wilayah sekitarnya.
Banjir merupakan ancaman alam yang paling sering terjadi dan paling banyak
merugikan, baik dari segi kemanusiaan maupun ekonomi.
Penyakit-penyakit menular yang berbahaya sehubungan dengan banjir seperti
diare, demam berdarah, ispa, leptospira, dan penyakit kulit. Penyakit Diare sangat
erat kaitannya dengan kebersihan individu (personal hygiene). Pada saat banjir,
sumber-sumber air minum masyarakat, khususnya sumber air minum dari sumur
dangkal, akan ikut tercemar.
Melalui kegiatan penyuluhan, masyarakat dapat mengetahui informasi
penyakit apa saja yang bisa disebabkan oleh banjir dan semakin peduli terhadap
lingkungan sekitar agar tidak membuang sampah sembarangan dan saling gotong
royong untuk membersihkan lingkungan.
B. Saran
1. Melakukan upaya penyuluhan kesehatan guna memberikan pengetahuan
terhadap dampak/ penyakit seperti diare, DBD, penyakit kulit dan lain lain
yang di terima ketika masyarakat membuang sampah sembarangan.
2. Melakukan kerjasama lintas sektoral yaitu untuk upaya membantu
masyarakat yang terkena banjir dan mendapatkan gizi yang cukup pada
tempat penampungan serta membangun sarana saluran pembuangan agar
air dari limbah tidak meluap dan tidak menyebabkan banjir.
17
DAFTAR PUSTAKA
18