Anda di halaman 1dari 46

Alfrizan Imaro F.

A
Afra Intan Nurlaili
Brenda Cristie Edina
Christine Liena
Dania Mirza Ramadhanty
PBL 1: Otorea Iif Pramesti Cahyani
Julianto
Kelompok PBL A Andrea Laurentius
Amalia Ghaisani Putri
Hanin
Lowilius Wiyono
Maghfirah Anastamia Mariska
Maya Shifa Machdini
Pemicu

Pada siang hari, anda sedang bertugas di ruang gawat darurat sebuah
rumah sakit, seorang anak laki-laki berusia 5 tahun diantar ayahnya datang
dengan keluhan nyeri telinga kanan tiba-tiba saat bangun tidur. Ayah
pasien mengatakan bahwa dalam perjalan ke RS, tampak cairan bening
mengalir dari liang telinga kanan. Pasien sempat mengalami demam
tinggi, pilek dan nyeri tenggorok 4 hari yang lalu. Demam turun setelah
minum obat penurun panas. Menurut ayahnya, pasien pernah menderita
radang telinga saat usia 3 tahun. Pasien juga diperhatikan selalu
mendengkur dalam tidurnya akhir-akhir ini.

2
Kata Kunci

• Anak laki-laki, 5 tahun, datang ke IGD


• Nyeri telinga kanan tiba-tiba saat bangun tidur
• Keluar cairan bening dari liang telinga kanan
• Demam tinggi, pilek, nyeri tenggorok sejak 4 hari lalu
• Demam mereda dengan obat penurun panas
• Radang telinga saat usia 3 tahun
• Akhir-akhir ini mendengkur saat tidur

3
Identifikasi Masalah

1. Anak laki-laki, 5 tahun, dengan keluhan nyeri telinga kanan


pada hari masuk rumah sakit, disertai keluar cairan bening dari
telinga kanan dan riwayat demam tinggi, pilek, nyeri tenggorok
sejak 4 hari yang lalu
2. Keluhan riwayat mendengkur saat tidur

4
Analisis
Masalah

5
Hipotesis

Anak laki-laki 5 tahun dengan keluhan otalgia dan otorea dari


telinga kanan, dengan riwayat ISPA sejak 4 hari lalu dan radang
telinga saat usia 3 tahun mengalami otitis media akut

6
(*) Otitis media berarti

Pertanyaan semua jenis otitis baik akut,


kronik, maupun efusi

1. Bagaimana anatomi saluran telinga dan tuba, nasofaring, laringofaring? 1 1. Andrea


orang (Andrea) 2. Dania
2. Bagaimana fisiologi pendengaran dan tuba? 1 orang (Dania) 3. Tine
3. Bagaimana pendekatan klinis otorhea dan otalgia? 2 orang (Tine, hanin) 4. Hanin
4. Bagaimana definisi, klasifikasi, etiologi, epidemiologi dari otitis media? 1 5. Fira
orang (Fira) 6. Intan
5. Bagaimana faktor risiko, patogenesis dan patofisiologi otitis media? (ISPA,
7. Brenda
mendengkur, riwayat radang telinga) 2 orang (akut kronik) (Intan, Brenda)
8. Lowi
6. Bagaimana manifestasi klinis (stadium OMA), diagnosis, diagnosis banding
9. Juli
otitis media? 3 orang (akut, kronik, efusi) (Lowi, Juli, Imaro)
10. Imaro
7. Bagaimana tatalaksana otitis media? 2 orang (akut dan kronik) (Iif, Amal)
8. Bagaimana komplikasi dan prognosis otitis media? 1 orang (akut dan 11. Iif
kronik) (Maya) 12. Amal
13. Maya

7
Tinjauan Pustaka

8
Gray’s Anatomy for Students 3rd Edition

Anatomi Saluran Telinga

9
Gray’s Anatomy for Students 3rd Edition

10
Gray’s Anatomy for Students 3rd Edition

11
Gray’s Anatomy for Students 3rd Edition

12
Fisiologi Pendengaran

13
Sherwood, Lauralee. 2014. Human Physiology: From Cells To Systems. 9th ed. California: Brooks/Cole. 213-22p.
Fisiologi Pendengaran (2)

Mescher AL, Junquiera’s Basic Histology Text and Atlas 15th Ed. McGraw-Hill Ed. 2018. p509-21. 14
Fisiologi Pendengaran (3)

15
Sherwood, Lauralee. 2014. Human Physiology: From Cells To Systems. 9th ed. California: Brooks/Cole. 213-22p.
Fisiologi Vestibuler

Mescher AL, Junquiera’s Basic Histology Text and Atlas 15th Ed. McGraw-Hill Ed. 2018. p509-21. 16
Fisiologi Vestibuler (2)

17
Sherwood, Lauralee. 2014. Human Physiology: From Cells To Systems. 9th ed. California: Brooks/Cole. 213-22p.
Otalgia

18
Otalgia (2)

19
Otalgia (3)

20
Otorea

• merupakan sekret yang keluar melalui liang telinga (canalis auditori)


dapat berupa wax, darah, pus, maupun CSF.
• Normal: wax (serumen) → diproduksi oleh kelenjar sepanjang
canalis auditori → proteksi (trapping benda asing)
• DD:
• OMSK dengan atau tanpa kolesteatoma
• OMA stadium perforasi
• Otitis externa
• Kebocoran CSF
• Granulomatous diseases: TB, atipikal granulomatosa, waegner
granulomatous
21
22
Diagnosis Banding Otorea

23
Diagnosis Banding Otorea

24
25
Pendekatan Klinis Otorea

Anamnesis:
- Berbau:
- durasi: akut dan kronik - Kolesteatoma
- karakteristik - Benda asing kronik
- jernih, berair → kebocoran CSF - Neoplasma
- darah: trauma, jaringan granulasi (infeksi - Vertigo:
kronik, otitis externa necroticans), dll - OMSK dengan komplikasi labirintitis
- mucoid: berasal dari telinga tengah → - erosi telinga dalam akibat tumor
hiperplasia sel goblet - Palsi Nervus Facialis:
- purulent: infeksi (otitis media akut, otitis - Otitis externa mallignant
externa, OMSK) - OMSK dengan kolesteatoma
- OMA: nyeri berkurang setelah perforasi - Ramsay Hunt syndrome: Herpes zooster
- Otitis externa: nyeri persistent oticus
- Rekurensi: - Fraktur basis cranii
- Otitis media supuratif kronik → tidak ada - Riwayat trauma
nyeri
26
Pendekatan Klinis Otorea
- Inspeksi dan palpasi
- Telinga luar: auricular, canalis auditorius (palpasi tragus dan pina)
- inflamasi: merah, bengkak, nyeri: otisis externa
- Sekret pada canalis auditorius: karakteristik sekret → swab →
kecurigaan infeksi
- Mastoid:
- merah, bengkak, nyeri → mastoiditis
- Otoskop
- Canalis auditorius
- Membran timpani
- intact: hiperemis, supuratif (OMA)
- perforasi: OMSK (lokasi perforasi) → marginal atau sentral
- Pemeriksaan pendengaran:
- Audiometri 27
Pendekatan Klinis Otorea

Pemeriksaan tambahan:
- CT scan kranial: trauma, OMSK dengan komplikasi
- Pemeriksaan glukosa, B2-transferrin → kebocoran CSF akibat
trauma

28
Otitis Media

- Otitis media → infeksi dan inflamasi telinga tengah yang


berhubungan dengan efusi di belakang membran timpani
- dapat berhubungan dengan infeksi pernapasan atas atau
disfungsi tuba eustachia

29
Klasifikasi dan Epidemiologi Otitis Media

- sering terjadi pada anak-anak


- 70% anak di bawah usia 3
tahun mengalami minimal 1
kali episode OM
- kelompok usia tersering:
neonatus-usia 7 tahun
- puncak insidensi: usia 2
tahun

30
Etiologi Otitis Media
1. Bakteri
- Streptococcus pneumoniae 2. Virus
(mencapai 40% etiologi OM) - Respiratory syncytial virus
- Haemophillus influenzae (25-30%, (RSV)
paling sering pada anak di bawah - Mononucleosis
usia 5 tahun) - Campak
- Streptococcus haemolyticus
- Staphylococcus aureus 3. Lainnya
- Streptococcus anhemolyticus - Chlamydia
- Moraxella catarrhalis (10-20%) - Mycoplasma
- Eschericia coli
- Proteus vulgaris
- Pseudomonas aeruginosa
31
32
Faktor Risiko Otitis Media Supuratif Kronik

• Otitis media akut dengan perforasi


membran timpani (<2 bulan: subakut, >2
bulan: kronis)
• Tipe mukosa (benigna/aman), tipe tulang
(maligna/bahaya)
• Faktor risiko (OMA → OMSK):
• Terapi terlambat diberikan
• Terapi tidak adekuat
• Virulensi kuman tinggi
• Daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang)
• Hygiene buruk

33
Patogenesis Otitis Media Supuratif Kronik

34
Manifestasi Klinis Otitis Media

Stadium otitis media


(perubahan telinga tengah)
terdiri dari:
• Stadium oklusi tuba
eustachius
• Stadium hiperemis
• Stadium supurasi
• Stadium perforasi
• Stadium resolusi
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, eds. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher.
7th ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2018. 35
Manifestasi Klinis Otitis Media (2)

36
Gejala Klinis Otitis Media

Sesuai usia pasien:


• Pada anak yang sudah berbicara → rasa nyeri dalam telinga,
demam, riwayat batuk pilek sebelumnya; disertai gangguan
pendengaran (rasa penuh atau kurang dengar)
• Pada bayi dan balita → demam hingga 39,5o, gelisah dan sulit
tidur, menjerit saat tidur, diare, kejang, memegang telinga terus
menerus, anoreksia, mual muntah (poor feeding)
Tahap perforasi → terdapat sekret mengalir ke liang telinga, suhu
tubuh
Soepardi EA, turun, tidur tenang
Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, eds. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher.
7th ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2018.
Danishyar A, Ashurst JV. Acute Otitis Media. [Updated 2020 Nov 22]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470332/ 37
Diagnosis

1. uji penala
2. audiometri
a. nada murni
b. tutur
3. Brainstem evoked response audiometry

Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, eds. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher.
7th ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2018. 38
Tata Laksana Otitis Media Akut

• Terapi sesuai stadium penyakit


• Stadium oklusi
• Obat tetes hidung → HCl efedrin dalam larutan fisiologis (0,5% untuk anak<12 tahun, 1% untuk dewasa) → tujuan:
membuka kembali tuba eustachius
• Obati sumber infeksi → antibiotik jika penyebabnya bakteri
• Stadium pre supurasi
• Antibiotik → golongan penisilin atau ampisilin (alternatif eritromisin), minimal 7 hari
• Obat tetes hidung
• Analgetik
• Stadium supurasi
• Antibiotik
• Miringotomi (jika membran timpani masih utuh)
• Stadium perforasi
• Cuci telinga H2O2 3%, 3-5 hari
• Antibiotik
• Stadium OMA berlanjut
• Lanjutkan antibiotik hingga 3 minggu

Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, eds. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher.
7th ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2018. 39
40
Tata Laksana Otitis Media Supuratif Kronis

• OMSK tipe aman → prinsip: konservatif/medikamentosa


• Obat pencuci telinga → H2O2 3% , 3-5 hari
• Obat tetes telinga → mengandung antibiotik & kortikosteroid
• Antibiotik oral → ampicillin atau eritromisin
• OMSK tipe bahaya → prinsip: pembedahan
• Mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti
• mastoidektomi sederhana
• mastoidektomi radikal
• mastoidektomi radikal dengan modifikasi
• Miringoplasti
• Timpanoplasti
• Timpanoplasti dengan pendekatan ganda
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, eds. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher.
7th ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2018. 41
Tata Laksana Otitis Media Non Supuratif

• Otitis media serosa akut


• Medikamentosa → vasokonstriktor lokal, antihistamin, perasat Valsava
• Pembedahan → miringotomi dan pemasangan pipa ventilasi jika
keluhan menetap
• Otitis media serosa kronik
• Miringotomi dan pemasangan pipa ventilasi → mengeluarkan sekret
• Dekongestan tetes hidung, dapat kombinasi dengan antihistamin

Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, eds. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher.
7th ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2018. 42
43
Komplikasi Otitis Media
Berdasarkan klasifikasi Adams Berdasarkan klasifikasi Shambough
dkk (1989) dkk (2003)
Komplikasi di ● Perforasi membran timpani persisten Komplikasi intratemporal ● Perforasi membran timpani
telinga tengah ● Erosi tulang pendengaran ● Mastoiditis akut
● Paralisis nervus fasialis ● Paresis n. fasialis
● Labirinitis
● Petrositis
Komplikasi di ● Fistula labirin
telinga dalam ● Labirintis supuratif Komplikasi ekstratemporal ● abses subperiosteal
● Tuli saraf (sensorineural)
Komplikasi intakranial ● Abses otak
Komplikasi ● Abses ekstradural ● Tromboflebitis
ekstradural ● Trombosis sinus lateralis ● Hidrosefalus otikus
● Petrositis ● Empiema subdura
● Abses subdura/ekstradura
Komplikasi ke SSP ● Meningitis
● Abses otak
● Hidrosefalus otitis

Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, eds. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher. 7th ed.
44
Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2018.
Prognosis Otitis Media

• Adanya antibiotik menyebabkan prognosis otitis media lebih


baik
• Anak dengan <3 kali episode OMA 3x lebih mungkin gejala
selesai dengan antibiotik tunggal → dibandingkan dengan anak
>3 kali episode
• OMA yang berkomplikasi → meningkatkan angka kekambuhan

Danishyar A, Ashurst JV. Acute Otitis Media. [Updated 2020 Nov 22]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2021 Jan. 45
Terima Kasih

46

Anda mungkin juga menyukai