Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 3.5 GANGGUAN SISTEM INDERA


MODUL 5
GANGGUAN PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN SERTA GANGGUAN
HIDUNG, SINUS PARANASAL DAN LEHER (INFEKSI DAN NON INFEKSI)

Nama :
NIM : 2006100
Kelompok :2
Tutor : dr. Noviana Zara,MKM.Sp.KKLP

PRODI PENDIDIKAN KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
TA. 2022/2023
MODUL V
GANGGUAN PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN SERTA GANGGUAN
HIDUNG, SINUS PARANASAL DAN LEHER (INFEKSI DAN NON INFEKSI)
SKENARIO 5 :
Masalah telinga, hidung dan tenggorokan aku dan keluargaku.

Mimi, seorang perempuan, umur 20 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri dan
rasa penuh di telinga kanan, gatal-gatal pada telinga dan disertai penurunan pendengaran
sejak 4 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluhkan demam dan rasa berdenging di telinga
kanan. Sebelumnya pasien juga terlalu sering membersihkan telinga dengan cotton bud
sampai terjadi luka. Hasil pemeriksaan status THT didapatkan deskuamasi, tinnitus, otore,
nyeri tekan tragus, abses, hiperemis pada telinga kanan. Selain itu Mimi juga memiliki
riwayat pusing berputar-putar yang disertai dengan telinga yang berdenging dan terdapat
penurunan pendengaran di telinga kiri.
Hasil pemeriksaan THT didapatkan vertigo, tinnitus, dan tuli sensorineural. Pasien
selanjutnya dirujuk ke spesialis THT dan hasil pemeriksaan lanjutan didapatkan adanya
hydrops endolimfa pada koklea dan vestibulum. Mimi juga mengalami kelainan di lehernya
berupa kepala tampak miring ke sisi kanan dan dagu mengarah ke sisi kiri. Kelainan ini
dialami Mimi sejak lahir. Mimi juga mengeluhkan terdapat nyeri kepala di satu sisi dan
terdapat riwayat trauma saat lahir. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan terdapatnya
pemendekan otot sternocleidomastoideus kanan.
Selain itu Ibu Mimi, mengeluhkan hidung tersumbat disertai rasa nyeri/rasa tertekan pada
muka sejak 2 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan rasa tekan pada muka sisi kanan,
ingus kuning kehijauan dan sering kali turun ke tenggorokan, demam, lesu, sakit kepala, dan
anosmia. Hasil pemeriksaan THT didapatkan post nasal drip dan halitosis. Hasil pemeriksaan
rhinoskopi anterior dan posterior didapatkan terdapat pus di meatus medius, mukosa edema
dan hiperemis. Pasien selanjutnya dirujuk dan disarankan dilakukan pemeriksaan foto polos
posisi Waters.
Ibu Mimi juga sering mengalami gejala nyeri menelan disertai demam yang sering berulang
sejak 4 bulan yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan nyeri kepala, tidak nafsu makan,
badan lemah. Hasil pemeriksaan fisik THT didapatkan tonsil membesar ditutupi bercak putih
semu (pseudomembran), hiperemis, detritus membentuk folikel, lacuna tertutup
pseudomembran.
Bagaimanakah Anda menjelaskan kelainan telinga dan leher yang dialami Mimi dan kelainan
hidung dan tenggorokan yang dialami Ibu Mimi. Apakah terdapat hubungan antara kelainan
Mimi dengan kelainan Ibu Mimi?

JUMP 1 : TERMINOLOGI
1. Deskuamasi
proses pengelupasan atau terkelupasnya kulit dari tubuh
2. Tinnitus
Merupakan persepsi bunyi yang diterima oleh telinga penderita tanpa adanya
rangsangan bunyi dari luar.
3. Otore
4. Tragus
Tragus adalah tonjolan yang berada di depan lubang telinga.
5. Vertigo
Gangguan kesehatan dimana penderita dapat mengalami pusing hingga merasa area
sekitarnya berputar.
6. Tuli sensorineural
Atau tuli persepsi merupakan gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kerusakan
pada telinga dalam (koklea), saraf kranial vestibulokoklearis (N.VIII), atau jalur
persarafan dari telinga dalam ke otak.
7. Hydrops endolimfa
hydrops endolimfa kondisi peningkatan tekanan hidrolik di dalam sistem endolimfatik
telinga bagian dalam
8. Koklea
organ pendengaran yang ada di telinga bagian dalam. yang berfungsi mengirim pesan
ke syaraf pendengaran dan otak.
9. Vestibulum
Rongga bagi labirin tulang yang berhubung dengan cochlea secara anterior dan
kanalis semisirkularis secara posterior.
10. Anosmia
Anosmia adalah kondisi di mana indra pencium tidak mampu mencium atau
mengenali bau.
11. Nasal drip
adalah akumulasi lendir di bagian belakang tenggorokan, yang dapat menyebabkan
perasaan tersumbat, sakit tenggorokan, atau batuk
12. Halitosis
Halitosis adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan bau napas tidak
sedap yang keluar dari rongga mulut disebabkan karena kurangnya kebersihan mulut.
13. Rhinoskopi
pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter THT untuk memastikan atau mendeteksi
gangguan kesehatan yang terjadi pada bagian telinga, hidung maupun tenggorokan
14. Posisi waters
Posisi radiografi yang mana foto diambil secara PA dan pasien menghadap keatas,
dimana posisi ini sering digunakan ketika ingin mengambil gambar di bagian
Orbitofacialis seperti sinus maxilaris, sinus ethmoid.
15. Detritus
terbentuk ketika bakteri dan bahan lain, seperti sel-sel mati, lendir, air liur, dan sisa
makanan, terperangkap pada kripta (lekukan) amandel yang lama-kelamaan mengeras
JUMP 2 & 3 : RUMUSAN MASALAH & HIPOTESA
1. Apa kemungkinan penyebab keluhan yang di alami oleh mimi pada skenario? :
(Risky) (Risky)
2. Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dan usia dengan keluhan yang di
alami oleh mimi?
hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan yang dialami mimi, untuk keluhan
akibat meniere disease, kasis tertinggi terjadi pada usia 20-50 tahun, kemudian
berdasarkan jenis kelamin perempuan lebih sering terkena hingga 1,8 kali dibanding
laki-laki. sedangkan pada keluhan leher mimi yaitu tortikolis juga lebih sering
mengenai wanita disbanding laki-laki dengan perbandingan 2:1

3. Apakah ada hubungan pasien sering membersihkan telinga dengan cotton bud
dengan keluhan yang di alaminya?
Telinga otomatis membersihkan dirinya ketika kita berbicara, mengunyah atau
kegiatan menggerakkan rahang. Biasanya jika sudah kotor, ear wax keluar dengan
sendirinya bersama dengan gerakan rahang yang membuat otot pipi gerak.
Membersihkan telinga dengan cotton bud adalah tindakan yang kurang tepat. Boleh
menggunakan cotton bud, namun hanya untuk bagian daun telinga saja. Hindari
menggunakan cotton bud untuk membersihkan telinga bagian dalam.
Mengorek telinga dengan cotton bud membuat kotoran semakin masuk kedalam dan
menyebabkan kotoran malah mengendap pada bagian dalam telinga yang panjangnya
2,5-3 cm saja. Kotoran yang mengendap dapat menjadi keras dan menghambat
sirkulasi dalam telinga. Kondisi ini menyebabkan seseorang mengalami gangguan
pendengaran.
Ear wax berfungsi menangkap bakteri atau zat asing dalam telinga dapat mendorong
masuk dan justru beresiko membuat seseorang mengalami infeksi bagian telinga
dalam. Rusaknya gendang telinga juga dapat dialami oleh seseorang yang sering
membersihkan telinga bagian dalam dengan cotton bud.

4. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan status THT pada mimi ? (Lia) (Qia)
Hipotesa :

5. Kenapa mimi di rujuk ke spesialis THT dan bagaimana interpetasi hasil


pemeriksaan lanjutan pada kasus mimi? : (Risky) ()
6. Selain itu mimi juga mengalami kelainan di lehernya, apa kemungkinan
penyebab keluhan yang di alami oleh mimi?
Tortikolis berasal dari bahasa Latin tortus (memutar) dan collum(leher). Tortikolis
merupakan leher yang terputar atau keadaan dimana otot-otot leher terkontraksi
disertai perputaran leher.
Gangguan tortikolis paling sering ditemukan: Congenital Muscular Torticolis
• Tortikolis terjadi karena trauma persalinan pada kepala letak sungsang,
kemungkinan ketuka melahirkan mini Bila dilakukan traksi pada kepala untuk
melahirkanya, dapat terjadi cedera musculus sternocleidomastoideus yang
menimbulkan hematoma sehingga terjadi pemendekan otot akibat fibrosis. Fibrosis
pada otot mungkin karena sumbatan dan tekanan pada leher pada jalan lahir karena
posisi kepala dan leher.
7. Apakah kelainan yang di alami mimi dibagian lehernya merupakan kelainan
kongenital ? dan bagaimana hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada mimi?
Jawab : Seperti skenario, pasien mengalami keluhan di leher yang kita curigai
sebagai tortikolis muskular kongenital, dimana keadaan tersebut merupakan gangguan
yang dimulai dari lahir, yang biasanya diakibatkan oleh kesalahan ketika proses
persalinan. Sehingga, dapat disimpulkan kelainan di leher pasien tersebut adalah
gangguan kongenital

8. Apakah diagnosis dan diagnosis banding yang tepat pada kasus?


pada kasus mimi dicurigai terdapat 3 kelainan yang terjadi:
diagnosis 1: otitis eksterna, diagnosis banding: otitis media, perikondritis
diagnosis 2: meniere disease, diagnosis banding: otitis media, otitis eksterna, otitis
interna
diagnosis 3: tortikolis muscular kongenital, diagnosis banding:sindrom Klippel-feil,
skoliossis kongenital,tortikolis didapat.

9. Tatalaksana dan pemeriksaan penunjang apa yang tepat untuk kasus mimi?
Tatalaksana dan pemeriksaan penunjang apa yang tepat untuk kasus Mimi?
Jawab :
DX : Meniere Disease
Tatalaksana:
1) Terapi lini pertama
a. Profilaksis
- Diet
- Betahistin
- Diuretik
b. Simptomatik
- Benzodiazepine
- Reseptor antihistamin H1
- Antidopaminergik
- Antikolinergik
- Antagonis 5 HT3 antiemetik
2) Terapi Lini Kedua
- Deksametason
- Steroid intratimpani
3) Terapi Lini Ketiga
- Dekompresi sakus endolimfatik
- Endolymphopic sac shunt
4) Terapi Lini Keempat, Injeksi gentamisin intratimpani
5) Terapi Lini Kelima
- Labrintektomi
- Neurektomi vestibuler

Pemeriksaan penunjang:
- Audiometri nada murni
- Tes kalori
- Elektrokokleografi
- Tes gliserol
- Vestibular evoked myopotensialis
- MRI

DX : Tortikolis
Penanganan:
1) Terapi rehabilitasi medik
- Fisioterapi
- Terapi okupasi
- Ortotik prostetik
- Psikologis
2) Farmakologis, Pemberian injeksi toksin botulinum
3) Pembedahan, Jika menetap setelah usia 1 tahun, walau disertai pengobatan
konservatif.
Pemeriksaan penunjang:
- CT scan
- MRI

10. Bagaimana prognosis dan komplikasi apa yang dapat terjadi pada kasus mimi?
Komplikasi tortikolitis
Tortikolis yang tidak diobati dapat menyebabkan perubahan bentuk sekunder, seperti
deformational plagiocephaly (DP), facial scoliosis, infantile scoliosis, serta masalah
fungsional seperti penggunaan tangan yang asimetris. Selain itu, tortikolis kongenital
dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik kasar dan gangguan
koordinasi pada anak.

Prognosis tortikolitis
Prognosis pasien tortikolis cenderung baik karena penyakit ini tidak menyebabkan
kematian. Namun, tortikolis dapat mengganggu aktivitas dan tampilan kosmetik.
Sebagian besar pasien tortikolis dapat menjalani terapi nonbedah.
Sekitar 90% pasien tortikolis kongenital menunjukkan respons yang baik terhadap tata
laksana konservatif dalam satu tahun pertama. Hasil terbaik akan diperoleh jika terapi
bedah diterapkan dalam satu atau dua tahun dan selanjutnya diikuti dengan fisioterapi.
Tingkat kekambuhan setelah terapi bedah adalah <3%.

untuk yang meniere : Prognosa


Menurut Perrez-Garrigues,et al., jumlah episode vertigo lebih tinggi pada tahun-tahun
pertama penyakit dan menurun pada tahun-tahun berikutnya terlepas dari pengobatan;
kebanyakan pasien mencapai "fase stabil bebas dari vertigo," tetapi seringkali dengan
gangguan pendengaran yang signifikan sebagai akibatnya.
Seperti vertigo, kehilangan pendengaran paling tinggi pada tahun-tahun awal penyakit
dan menjadi stabil pada tahun-tahun berikutnya. Biasanya, tidak ada pemulihan dari
gangguan pendengaran. Pasien dengan penyakit Meniere pada satu telinga memiliki
risiko lebih tinggi untuk berkembang pada telinga kontralateral; satu tinjauan
sistematis melaporkan keterlibatan bilateral organ vestibular hingga 47% pasien
selama 20 tahun.
Komplikasi
Pada tahap selanjutnya dari patologi, pasien mungkin mengalami kehilangan tonus
otot (tetes) tiba-tiba yang tidak terduga tanpa kehilangan kesadaran, yang disebut
krisis Tumarkin.
Pasien dengan penyakit Meniere melaporkan penurunan kualitas hidup secara
signifikan dibandingkan dengan orang sehat, dan prevalensi kecemasan dan depresi
secara signifikan lebih tinggi pada pasien MD dibandingkan dengan populasi umum.

11. Apa yg menyebabkan munculnya keluhan pada ibu mini berupa hidung
tersumbat disertai rasa nyeri/rasa tertekan pada muka sisi kanan, ingus kuning
kehijauan dan sering kali turun ke tenggorokan, demam lesu sakit kepala dan
anosmia?
Rinosinusitis sering bermula dari infeksi virus yang dapat pula berkembang menjadi
infeksi bakterial. Penyebab lainnya adalah infeksi jamur, infeksi gigi, alergi, refluks
laringofaring, fraktur, dan tumor. Patofisiologi rinosinusitis di atas digambarkan
sebagai lingkaran tertutup yang dimulai dengan inflamasi pada mukosa hidung
terutama pada bagian kompleks osteomeatal (KOM). Letak dari organ- orga
pembentuk KOM yang berdekatan menyebabkan mukosa yang berhadapan akan
saling bertemu apabila mengalami edema sehingga terjadi obstruksi KOM. Inflamasi
pada mukosa sinus berupa hipersekresi mukosa dan edema juga dapat menyebabkan
obstruksi aliran mukus ke luar sinus.
Keadaan ini menyebabkan silia tidak dapat bergerak secara efektif dan ostium sinus
tersumbat sehingga terjadi retensi sekret di sinus.

Gejala rinosinusitis dikelompokkan menjadi gejala mayor dan gejala minor. Gejala
mayor rinosinusitis meliputi nyeri/rasa tebal pada wajah, hidung tersumbat, ingus
kental, postnasal drip purulen, gangguan penghidu, demam, dan adanya sekret purulen
pada pemeriksaan endoskopi nasal. Gejala minor rinosinusitis meliputi sakit kepala,
napas berbau, batuk, nyeri telinga, dan rasa penuh di telinga.

12. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan THT yang dilakukan pada ibu mimi?
Hasil pemeriksaan THT didapatkan post nasal drip dan halitosis. Hasil pemeriksaan
rhinoskopi anterior dan posterior didapatkan terdapat pus di meatus medius, mukosa
edema dan hiperemis.
- post nasal drip : "Post-nasal drip" adalah ketika lendir dari hidung atau sinus Anda
menetes ke bagian belakang tenggorokan Anda
- halitosis : Halitosis adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan bau
napas tidak sedap yang keluar dari rongga mulut disebabkan karena kurangnya
kebersihan mulut.
- Pemeriksaan rongga hidung dilakukan melalui lubang hidung yang disebut dengan
Rhinoskopi anterior dan yang melalui rongga mulut dengan menggunakan cermin
nasofaring yang disebut dengan Rhinoskopi posterior
- pus : nanah / cairan hasil proses peradangan yang terbentuk dari sel sel (leukosit)
- meatus medianus : meatus nasalis medius merupakan saluran antara conchae nasal
dorsal dan conchae nasal ventral, juga menuju bagian caudal cavum.
- mukosa edema : pembengkan pada mukosa/lapisan hidung
- hiperemis / kemerahan : Hiperemis merupakan bentuk perubahan vaskular yang
merupakan salah satu komponen utama pada respon inflamasi akut.
13. Kenapa kasus ibu mimi di lakukan rujukan juga? serta kenapa ibu mimi
disarankan melakukan pemeriksaan foto polos posisi waters ?
Pemeriksaan foto waters merupakan pemeriksaan yang paling baik untuk
mengevaluasi sinus maksilaris. Gambaran radiologi yang terlihat adalah penilaian
kondisi sinus maksilaris, memperlihatkan perselubungan, air fluid level, dan
penebalan mukosa.
Indikasi Rontgen sinus: sebagai pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosa kelainan
sinus paranasal, seperti sinusitis, anomali kongenital, tumor, polip, kondisi alergi,
komplikasi dari infeksi, obstruksi dan faktur.
Perlu rujukan adalah untuk mendapatkan pemeriksaan penunjang yang memadai di
tempat rujukan sehingga dapat menegakkan diagnosis dengan tepat dan memberikan
tatalaksana sesuai dengan keluhan

14. Selain itu ibu mimi juga mengalami nyeri ketika menelan, apa kemungkinan
penyebab keluhan yang di alami oleh ibu mimi?
Tonsil merupakan salah satu pertahanan tubuh terdepan. Antigen yang berasal dari
inhalan maupun ingestan dengan mudah masuk ke dalam tonsil hingga terjadi
perlawanan tubuh dan bisa menyebabkan peradangan oleh virus yang tumbuh di
membran mukosa kemudian terbentuk fokus infeksi. Peradangan dapat menyebabkan
keluhan tidak nyaman kepada penderita berupa rasa nyeri saat menelan karena sesuatu
yang ditelan menyentuh daerah yang mengalami peradangan. Peradangan tonsil akan
mengakibatkan pembesaran yang menyebabkan kesulitan menelan atau seperti ad
yang mengganjal di tenggorok.
15. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan THT pada keluhan tenggorokan ibu
mimi?
- Tonsil membesar ditutupi bercak putih semu (radang pada area tonsil akibat infeksi
bakteri yang menyebabkan pembengkakan)
- Hiperemis ( perubahan vaskular)
- Detritus membentuk folikel ( sel darah putih& bakteri)
- Lacuna tertutup pseudomenbran (karena infeksi bakteri)

16. Apa diagnosis dan diagnosis banding yang tepat pada kasus yang di alami oleh
ibu mimi?
diagnosis 1: rhinosinusitis kronis eksasaserbasi akut, diagnosis banding: rhinitis
alergi, rhinitis reaksi obat, rhinosinusitis akut
diagnosis 2: tonsilitis kronis eksaserbasi akut, diagnosis banding: tonsilitis akut,
faringitis

17. Tatalaksana dan pemeriksaan penunjang apa yang tepat untuk kasus ibu mimi?
Cara Mengobati Sinusitis
Ada beberapa cara untuk mengobati sinusitis, yakni tergantung pada penyebab dan
keparahan kondisi. Berikut adalah beberapa cara untuk mengobati sinusitis.
1. Obat-obatan
Obat-obatan seperti dekongestan, antihistamin, dan steroid dapat membantu
mengurangi inflamasi dan memperbaiki saluran udara pada sinus. Obat-obatan ini
dapat diminum dalam bentuk pil atau dihirup melalui nebulizer atau spray hidung.
Namun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan
ini.
2. Terapi Inhalasi
Cara mengobati sinusitis adalah degan terapi inhalasi menggunakan uap atau
nebulizer. Cara ini dilakukan untuk mengirimkan obat-obatan langsung ke sinus dan
dapat membantu mengurangi inflamasi dan membuka saluran udara pada sinus.
3. Irigasi Hidung
Irigasi hidung termasuk cara mengobati sinusitis. Cara ini dilakukan dengan
menyiramkan larutan garam steril ke dalam hidung untuk membersihkan lendir dan
memperbaiki saluran udara pada sinus. Irigasi hidung juga dilakukan dengan
menggunakan alat semprot atau pot neti.
4. Operasi
Jika obat-obatan dan terapi inhalasi tidak efektif dalam mengobati sinusitis, maka
dokter mungkin merekomendasikan operasi. Operasi ini dapat membantu
membersihkan saluran udara pada sinus dan menghilangkan polip atau jaringan yang
menyebabkan penyumbatan pada saluran udara.

Pemeriksaan penunjang
Tes Pencitraan
Tes pencitraan, seperti Computed Tomography (CT) scan atau Magnetic resonance
imaging (MRI), dapat membantu dokter melihat apakah ada peradangan atau
pembengkakan pada sinus kamu. Tes pencitraan ini dapat membantu dokter membuat
diagnosis dengan lebih akurat untuk menentukan pengobatan yang tepat.
Tes Alergi
Tes alergi termasuk cara untuk mendiagnosis sinusitis. Jika dokter mencurigai
sinusitis yang disebabkan oleh alergi, maka dokter dapat melakukan tes alergi untuk
memeriksa apakah ada alergi yang memicu sinusitis.
Pemeriksaan Fisik
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada hidung, tenggorokan, dan telinga.
Tabung tipis dan fleksibel dengan cahaya serat optik akan dimasukkan melalui hidung
untuk melihat bagian dalam sinus. Cara ini juga membantu dokter untuk melihat
septum hidung yang menyimpang, polip, atau tumor.
Tes Bakteri
Jika dokter mencurigai sinusitis yang disebabkan oleh bakteri, maka dokter dapat
melakukan tes bakteri pada lendir sinusmu. Metode ini disebut juga sampel dari
cairan hidung dan sinus (kultur).

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan tonsilitis secara umum, yaitu :
a. Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik peroral (melalui mulut) selama 10
hari, jika mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan.
b. Pengangkatan tonsil (tonsilektomi) dilakukan jika :
1) Tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih / tahun.
2) Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 2 tahun.
3) Tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 3 tahun.
4) Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian Antibiotik

18. Bagaimana prognosis dan komplikasi yang akan terjadi pada kasus ibu mimi?
Komplikasi sinusitis :
1. Sinusitis kronik
2. Pansinusitis
3. Infeksi rongga mata
4. Infeksi pada tulang
5. Kehilangan daya penciuman
6. Penyumbatan pembuluh darah di daerah rongga sinus

Prognosis :
Sebagian besar kasus sinusitis bakteri akut tanpa komplikasi dapat diobati dengan
rawat jalan dan prognosis ya
baik.

Komplikasi tonsilitis:
1. Abses peritonsil
2. Otitis peritonsil
3. Mastoiditis akut
4. Laringitis
5. Sinusitis
6. Rinitis
7. Demam reumatik akut

Prognosis:
Prognosis tonsilitis akut tanpa adanya komplikasi umumnya bisa sembuh sendiri.
Pasien dengan infeksi berulang memerlukan pemulihan jangka panjang dengan
prognosis yang baik.
19. Apakah terdapat hubungan antara kelainan mimi dengan kelainan ibu mimi?
bedasarkan diagnosis mimi dan ibu mimi dan dilihat dari penyebab terjadinya
penyakit yang diderita, tidak ada hubungan nya mengenai keturunan. Diskenario juga
tidak disebutkan mengenai gejala yang sama antara ibu mimi dan mimi sehingga
membuat kelainan pada mereka tidak berhubungan.
JUMP 4 : SKEMA MODUL 5 BLOK 3.5

GANGGUAN PENDENGARAN &


KESEIMBANGAN SERTA GANGGUAN
HIDUNG, SINUS PARANASAL DAN
LEHER

Infeksi Non Infeksi

Etiologi, Epidemiologi, Patofisiologi,


Manifestasi Klinis

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis & Diagnosis


Banding

Tatalaksana

Prognosis & Komplikasi

Rujukan
JUMP 5 : LEARNING OBJECTIVE

1. kelainan infeksi pada THT-KL


2. kelainan non infeksi pada THT-KL

Anda mungkin juga menyukai