HIDUNG DAN
TELINGA
2. Membran Timpani
Selaput atau membran tipis yang memiahkan telinga luar dan telinga tengah. berfungsi untuk
menghantar getaran suara dari udara menuju tulang pendengaran didalam telinga tengah
3. Pemeriksaan Rinoskopi
Metode pemeriksaan non operasi untuk melihat kondisi pada nasal, paranasal, sinus,
dan laring serta faring
4. Laserasi
Luka terbuka yang umumnya disebabkan oleh benda tumpul, daripada benda tajam,
yang menyebabkan robeknya jaringan
5. Mukosa Hidung
Permukaan lembab yang melapisi rongga hidung, melekat erat dengan periosteum atau
perichondrium dari concha hidung
6. Pemeriksaan Rontgen
Pemeriksaan radiologi dengan menggunakan x-ray
7. Sinus Paranasal
Rongga berisi udara yang berbatasan langsung dengan rongga hidung
Jump 2 & 3
Rumusan Masalah dan Hipotesa
1. Bagaimana tahap embriologi pembentukan telinga?
x. a. Telinga tengah Vesikula otika (gelembung telinga. Terdiri dari cavum tympani dan tuba auditiva.
Tuba auditiva membentang antara kavitas timpani dan nasofaring. Tulang-tulang
pendengaran berasal dari arkus faring pertama (Malleus dan Incus) dan kedua
(stapes)
b. Meatus Acusticus Externus Celah faring pertama dan dipisahkan dari kavitas timpani oleh
membrana timpanika (gendang telinga)
c. Aurikula Enam tonjolan mesenkim disepanjang arkus faring pertama dan kedua
(repository.usu.ac.id)
1. Hidung dan Sinus Paranasal
b. S t r u k t u r
b.1 Struktur Hidung
Makroskopis hidung luar :
Pangkal Hidung
(Bridge) Batang Hidung
(dorsum nasi)
Puncak Hidung
(Hip)
Sayap Hidung
Lubang Hidung (ala nasi)
(Nares Anterior)
1. Hidung dan Sinus Paranasal
b.1 Struktur Hidung
Makroskopis hidung dalam :
1. Hidung dan Sinus Paranasal
b.1 Struktur Hidung b.1 Struktur Sinus Paranasal
Mikroskopis hidung : Makroskopis Sinus Paranasal :
Ada 4 pasang (delapan) sinus paranasal, secara
- Struktur mikroskopik hidung:-persarafan
klinis dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
hidungBagian anterior-superior rongga
- Bagian Anterior, bermuara dibawah concha media,
hidung&septum=persarafan semdoris di N.
pada atau di dekat infundibulum. Terdiri dari :
Ethmoidalis anteriorBagian posterior-superior
sinus frontal, sinus maksila, dan sel-sel anterior
rongga hidung&septum nasi= N. Ethmoidalis
sinus etmoid.
posteriorKeduanya merupakan cabang dari
- Bagian Posterior, bermuara di berbagai tempat
nervus nasosikisris yg berasal dari N.
diatas concha media. Terdiri dari sel-sel posterior
Opthalmicus
sinus etmoid dan sinus sfenoid
1. Hidung dan Sinus Paranasal
c. F i s i o l o g i
c. 1 Mekanisme Penghidung
-canalis semisirkularis pars ossea Di dalamnya terdapat saluran yg disebut -ductus dan saccus endolymfaticus
DUCTUS SEMICIRCULARIS (CANALIS
SEMICIRCULARIS PARS MEMBRANACEA)
yg merupakan bagian dari labyrinthus
membranaceus dan berisi endolymph.
Keseimbangan Dinamis
- disebabkan karena perubahan gerakan kepala
-kepala bergerak : canalis semicircularis bergerak (kecepatan gerakan akan
merangsang crista ampullaris)
Keseimbangan Statis
-Disebabkan karena perubahan posisi kepala
-Posisi kepala 90 derajat : reseptor maculi sacculi terangsang
-Posisi kepala 180 derajat reseptor maculi utriculi
2. Telinga
c. P e m e r i k s a a n
- Tes garpu tala : dalam tes ini, garpu tala dengan frekuensi 512 Hz digunakan untuk mengetahui respons pasien pada
suara dan getaran di dekat telinga. Tes garpu tala bisa dilakukan dengan : tes Rinne, tes Weber, dan
schwabach.
- Tes audiometri tutur : Tes ini digunakan untuk mengetahui seberapa baik pasien mendengar dan memahami
percakapan sederhana.
- Tes audiometri nada murni : Tes ini menggunakan audiometer, suatu alat yang menghasilkan nada-nada murni,
dan diperdengarkan pada pasien melalui headphone.
- Auditory Brain Stem Response Test : Tes ini disebut juga dengan tes brainstem evoke response audiometry
(BERA). Dalam tes ini, dokter menggunakan elektroda yang tersambung
pada mesin untuk merekam respons otak pasien.
- Tes otoacoustic emissions (OAE): digunakan untuk memeriksa gangguan di telinga bagian dalam, khususnya
bagian koklea (rumah siput).
Tes Keseimbangan : -Tes Romberg (Pasien diminta berdiri dengan kaki rapat, awalnya dengan mata terbuka kemudian disuruh
untuk menutup mata)
tujuan : menilai fungsi proprioseptif atau adanya lesi pada cerebellum
-Tes Fukuda (pasien berjalan di tempat untuk 50-100 langkah)
tujuan Menilai fungsi vestibular
-Tes Tandem Walking (Pasien kemudian diminta berjalan pada satu garis lurus di atas lantai dengan cara
menempatkan tumit langsung di ujung kaki yang berlawanan dengan tangan disilangkan di depan dada)
tujuan : Menilai fungsi vestibular
-Tes Finger to nose / finger nose finger / finger to finger
tujuan : Menilai fungsi cerebellum dan vestibular
Thank you