PENDAHULUAN
Proses belajar mendengar bagi bayi dan anak sangat kompleks dan
sedini mungkin.1
bulan pertama kehidupan dan terus berlanjut sampai usia 2 tahun. Pada tahun
1999, The American Academy of Pediatrics (AAP) melakukan skrinning pada bayi
baru lahir secara menyeluruh sebelum usia 3 bulan dan tindakan perbaikan, untuk
Infant Hearing (JCIH) juga menetapkan pedoman registrasi resiko tinggi terhadap
ketulian.2
1
Umumnya seorang bayi atau anak yang mengalami gangguan pendengaran, lebih
speech).1
dan tuli total (deaf).Tuli sebagian adalah keadaan fungsi pendengaran berkurang
namun masih dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan atau tanpa bantuan
alat bantu dengar, sedangkan tuli total adalah keadaan fungsi pendengaran yang
screening techniques, evoked OAE (EOAE) atau automated ABR. Pada neonatus,
reaksi terhadap suara yang tiba-tiba dan terus menerus dapat menimbulkan
respons berupa refleks Moro, mata mengedip atau bayi terbangun. Interpretasi
behavioral test ini bersifat subyektif, hanya dapat menemukan bayi tuli berat tetapi
keduanya sebagai skrining pendengaran neonatus. Angka refer < 4% dapat dicapai
bila EOAE dikombinasi dengan AABR dalam 2 tahapan pemeriksaan atau dengan
pemeriksaan AABR saja. Sensitivitas OAE sebesar 100% dan spesifisitasnya 82-
87%, sedangkan sensitivitas AABR 99,96% dan spesifisitasnya 98,7%. Bila OAE
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI
Telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah sampai membran timpani.
1. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran
timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang
bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari
bundar dan cekung bula dilihat dari arah liang telinga dan terlihat oblik
3
terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut pars flaksida (membran
dengan prosesus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di
timpani.1
2. Telinga Tengah
vertikalis
promontorium.1
3. Telinga dalam
Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua
4
semi sirkularis. Ujung atau puncak koklea disebut helikotrema,
yang terdiri dari sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis
5
Perkembangan daun telinga mulai terlihat pada minggu keempat
luar dan telinga tengah sudah dapat terjadi pada masa embrionik.5
sebelah kaudal.5
6
Pertumbuhan ini akan bertemu dengan pertumbuhan lateral dari
akan mulai berkembang pada usia janin tiga minggu dan akan
7
mempersarafi muskulus aurikularis posterior. Persarafan sensoris
B. FISIOLOGI
Masing-masing telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, tengah, dan
dalam. Bagian luar dan tengah telingan menyalurkan gelombang suara dari
udara ke telinga dalam yang berisi cairan, dimana energi suara mengalami
penguatan dalam proses ini. Telinga dalam berisi dua sistem sensorik berbeda:
impuls saraf sehingga kita dapat mendengar; dan apparatus vestibularis, yang
1. Telinga Luar
atau belakang.7
8
yang menghasilkan serumen (tahi kuping), suatu sekresi lengket yang
gelombang suara.7
2. Telinga Tengah
tiga tulang kecil, atau osikulus (maleus, inkus, dan stapes), yang dapat
jendela oval, pintu masuk kedalam koklea yang berisi cairan. Sewaktu
9
oleh setiap getaran akan menimbulkan gerakan cairan telinga dalam
jauh lebih besar daripada luas jendela oval maka terjadi peningkatan
oleh osikulus ke jendela oval ( tekanan = gaya luas). Kedua, efek ruas
3. Telinga Dalam
a. Koklea
vestibuli yang mengikuti kontur dalam spiral dan skala timpani yang
dari spiral.8
10
berbeda yaitu endolimfe. Bagian ujung dari duktus koklearis dimana
dari telinga tengah dengan bukaan kecil berselaput yang disebut round
Sekitar 30.000 ujung saraf dan sebanyak 16.000 sel rambut di dalam
panjang membran basilaris: satu baris sel rambut dalam dan tiga baris
11
Gerakan stapes yang mirip piston terhadap jendela oval memicu
stapes bergerak mundur dan menarik jendela oval kearah luar ke telinga
12
c. Peran Sel Rambut Dalam
Sel rambut dalam adalah sel yang mengubah gaya mekanik suara
melalui serat aferen, sel rambut luar tidak memberi sinyal ke otak
tentang suara yang datang. Sel-sel rambut luas secara aktif dan cepat
hiperpolarisasi.8
13
C. HISTOLOGI
dalam modiolus terdapat ganglion spirale, yang terdiri dari banyak aferen
bipolar atau neuron sensorik. Dendrit dari neuron bipolar ini menjulur dan
spirale (organ of corti). Akson dari neuron-neuron aferen ini menyatu dan
14
duktus timpani (skala timpani) sebelah bawah dan duktus vestibularis
corti.
atas stria vaskularis hingga periosteum tebal lamina spiralis cochleae dekat
limbus spiralis.9
D. DEFINISI
Gangguan pendengaran adalah ketidakmampuan secara parsial atau total
untuk mendengarkan suara pada salah satu atau kedua telinga. Gangguan
15
E. EPIDEMIOLOGI
Tuli neural bilateral dikategorikan sebagai tuli ringan (20-30 dB), tuli
sedang (30-50 dB), tuli berat (50-70 dB), atau tuli sangat berat (>70 dB).
juta orang (5% dari populasi dunia, termasuk 32 juta anak-anak) mempunyai
gangguan pendengaran yang bersifat ringan. Sebagian dari kasus ini telah
dicegah.11
1-3 dari 1000 kelahiran hidup. Sedangkan US Preventive Service Task Force
Intensive Care Unit (NICU) 10-20 kali lebih besar dari populasi neonatus. Di
Indonesia sampai saat ini belum ada data, karena belum dilakukan program
sejak lahir.3
hearing loss (CHL) umumnya disebabkan oleh disfungsi dalam transmisi suara
melalui telinga eksternal atau tengah atau dengan transduksi abnormal dari
energi suara ke aktivitas saraf di telinga bagian dalam dan nervus VIII. CHL
16
adalah jenis gangguan pendengaran yang paling umum pada anak-anak dan
terjadi ketika transmisi suara secara fisik terhambat di eksternal dan / atau
telinga tengah. Penyebab umum CHL di liang telinga termasuk atresia atau
dari membran timpani (TM), diskontinuitas atau fiksasi dari ossicular chain,
menyebabkan CHL.11
fistula perilymphatic dari membran (round window) atau oval; dan lesi dari
divisi akustik nervus VIII. Kombinasi CHL dan SNHL dianggap sebagai
desease dari nervus VIII dan sudut cerebellopontine dapat menyebabkan defisit
pendengaran ini jarang terjadi pada anak-anak. Bentuk lain dari defisit
17
bahasa, dan untuk mengintegrasikan informasi pendengaran ketika
Defisit ini dapat bermanifestasi sebagai perhatian yang buruk atau sebagai
tersedia untuk anak yang lebih tua, dan identifikasi dan dokumentasi dari
gangguan proses pendengaran sentral sering bermakna sehingga orang tua dan
pembelajaran.11
G. ETIOLOGI
umum yang mempengaruhi telinga tengah dan tulang temporal dan dapat
18
SNHL bisa terjadi karena bawaan atau didapat. Akuisisi SNHL mungkin
faktor idiopatik. Faktor risiko yang diakui mencakup sekitar 50% kasus SNHL
tetapi mungkin berasal dari OM atau penyakit telinga tengah lainnya seperti
autoimunitas. 11
Kehilangan pendengaran tiba-tiba tanpa ada sebab yang jelas adalah akibat dari
dan episode pertama dari Meniere Syndrome. Pada orang dewasa, SNHL
19
INDIKATOR TERKAIT GANGGUAN PENDENGARAN
INDIKATOR TERKAIT
DENGAN
TULI SENSORINEURAL DAN
KONDUKTIF
Neonatus (Kelahiran 28 hari) 1. Infeksi utero, seperti cytomegalovirus, rubella,
ketika screening universal tidak sifilis, herpes simpleks, atau toksoplasmosis
tersedia 2. Anomali kraniofasial, termasuk kelainan
morfologi pinna, saluran telinga, liang telinga,
lubang telinga, dan tulang temporal.
3. anomali
4. Berat lahir < 1500 g (3,3 lb )
5. Hiperbilirubinemia pada tingkat serum
membutuhkan transfusi tukar
6. Obat Ototoxic, termasuk tetapi tidak terbatas
pada aminoglikosida, digunakan dalam
beberapa program atau dalam kombinasi dengan
loop diuretik
7. Bakteri meningitis
8. Skor Apgar 0-4 pada 1 menit atau 0-6 pada 5
menit
9. Ventilasi mekanis berlangsung ≥ 5 hari;
oksigenasi membran ekstrakorporeal
10. Stigmata atau temuan lain yang terkait dengan
sindrom yang diketahui termasuk gangguan
pendengaran sensorineural dan / atau konduktif.
Bayi dan balita (Usia 29 hari- 2 1. Kekhawatiran orangtua atau pengasuh
tahun) ketika kondisi kesehatan mengenai mendengar, berbicara, bahasa, dan /
tertentu berkembang yang atau keterlambatan perkembangan
memerlukan penyaringan ulang 2. Meningitis bakteri dan infeksi lain yang terkait
dengan gangguan pendengaran sensorineural
3. Trauma kepala berhubungan dengan hilangnya
kesadaran atau fraktur tengkorak
4. Stigmata atau temuan lain yang terkait dengan
sindrom yang diketahui termasuk gangguan
pendengaran sensorineural dan / atau konduktif;
neurofibromatosis,
5. osteopetrosis , dan Usher Hunter Syndrom,
Waardenburg , Alport, Pendred, atau Jervell
dan Lange-Nielsen
6. Obat-obatan Ototoxic, termasuk tetapi tidak
terbatas pada agen kemoterapi atau
aminoglikosida yang digunakan dalam beberapa
program atau dalam kombinasi dengan loop
diuretik
7. otitis media persisten atau berulang dengan
efusi selama 3 bulan atau lebih lama
20
Bayi dan balita (Usia 29 hari- 3 tahun) Beberapa bayi baru lahir dan bayi lulus
yang memerlukan pemantauan skrining pendengaran awal tetapi
pendengaran berkala memerlukan pemantauan pendengaran
secara berkala untuk mendeteksi
sensorineural onset lambat
dan / atau gangguan pendengaran
konduktif. Bayi dengan indikator ini
memerlukan evaluasi mendengar
setidaknya setiap 6 bulan sampai usia 3
tahun, dan tepat pada
interval sesudahnya.
21
CONGENITAL INFECTIONS
Cytomegalovirus
Lymphocytic choriomeningitis virus
Rubella virus
Toxoplasma gondii
Treponema pallidum
ACQUIRED INFECTIONS
Borrelia burgdorferi
Epstein-Barr virus
Haemophilus influenzae
Lassa virus
Measles virus
Mumps virus
Neisseria meningitidis
Nonpolio enteroviruses
Plasmodium falciparum
Streptococcus pneumoniae
Varicella-zoster virus
DAN ANAK
22
Orang tua yang “jeli” akan menangkap tanda-tanda bayi/anak yang kurang
rumah sakit guna evaluasi pendengaran, tanpa menunggu usia anak lebih
besar.12
Informasi dari orang tua melalui anamnesis yang cermat mengenai respon
anak. 12
a) Usia 0-4 bulan. Anak akan kaget apabila mendengar suara yang lebih keras.
b) Usia 4-7 bulan. Usia 4 bulan anak mulai mampu menoleh ke arah datangnya
suara d luar lapangan pandang mata. anak mulai mengoceh di usia 5-7 bulan,
sebelum usia 7 bulan anak mampu menoleh langsung ke arah sumber suara di
23
c) Usia 7-9 bulan. Anak mampu mengeluarkan suara dengan nada yang naik-
d) Usia 9-13 bulan. Anak menoleh bila ada suara di belakangnya. Anak mampu
e) Usia 13-24 bulan. Anak mampu mendengar bila namanya dipanggil dari
dunia, diantaranya adalah cepat dan mudah dikerjakan, tidak bersifat invasif,
mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi serta tidak mahal. Skrining
24
J. PEMERIKSAAN PENDENGARAN
Selama ini masih ada yang beranggapan bahwa tes pendengaran secara
prosedur tes, yang sebenarnya tidak demikian. Tes BOA sudah dapat
dilakukan pada semua usia mulai bayi baru lahir dengan mempertimbangkan
Tes ini berdasarkan respon aktif pasien terhadap stimulus bayi dan
mengetahui seluruh sistem auditorik termasuk kognitif yangh lebih tinggi. Tes
ini penting untuk mengetahui subyektif sistem auditorik pada bayi dan anak
pengukuran alat bantu dengar (hearing aid fitting). Pemeriksaan ini dapat
dapat digunakan setiap tahap usia perkembangan bayi, namun pilihan jenis tes
itu, tes ini cukup relibel, cukup menyenangkan bagi anak-anak, cukup efisien
dari segi waktu dan biaya. Tes BOA sederhana yang sering dilakukan di
rumah sakit adalah dengan menggunakan benda atau permainan yang berbunyi
25
1) Behavioral Reflex Audiometry
ulang bayi menjadi bosan sehingga tak memberi respon walaupun dapat
Pada bayi normal sekitar usia 5-6 bulan stimulus akustik akan
bayi dapat melokalisir sumber bunyi dari arah bawah. Selanjutnya, bayi
mampu mencari sumber suara dari bagian atas. Pada bayi normal,
a. Tes Distraksi
26
Respon terhadap stimulus bunyi adalah menggerakkan bola
mata atau menoleh kearah sumber bunyi. Bila tidak ada respon
sudah berkembang.1
2. Timpanometri
konduktif. 1
OAE, dan bila terdapat gangguan pada telinga tengah maka pemeriksaan
27
penuh dengan udara, bunyi akan tercermin pada grafik yang terlihat seperti
puncak gunung. Ini berarti telinga kemungkinan sehat. Saat telinga tengah
penuh dengan cairan kemudian garis datar muncul, yang berarti gendang
telinga tidak dapat bergerak dengan perubahan tekanan udara. Tes ini juga
jika tabung telinga terbuka. Tes ini tidak mengukur pendengaran tetapi
waktu lama dan praktis sehingga sangat efisien untuk program skrining
fungsi koklea yang normal bila tidak ada kelainan telinga luar dan tengah;
pada neonatus dapat diukur frekuensi dengan rentang yang luas yaitu
frekuensi untuk bicara dan bahasa (500- 6000 kHz). OAE tidak muncul
Suara yang berasal dari dunia luar diproses oleh koklea menjadi
28
pendengaran. Sebagian energi bunyi tidak dikirim ke saraf pendengaran
tetapi juga dapat memproduksi energi bunyi dengan intensitas rendah yang
perangkat yang disetujui FDA, yaitu (1) Spontaneus OAE (SPOAE) dan
akan timbul bila diberikan stimulus akustik yang dibedakan menjadi (1)
rentang frekuensi 500 sampai sekitar 4000 Hz. OAE produk distorsi
(DPOAE) yang menimbulkan stimulus berupa dua buah nada murni yang
terdapat obstruksi liang telinga luar atau cairan di telinga tengah dapat
29
mengetahui keadaan kavum timpani, misalnya ada cairan di telinga tengah,
membran timpani yang sangat lentur. Masalah telinga tengah pada bayi
cukup bulan jarang dilaporkan. Timpanogram pada bayi cukup bulan akan
menunjukkan hasil yang normal > 50% pada usia 1 hari sedangkan pada
memonitor bayi dan anak < 3 tahun, anak yang menerima obat ototoksik,
batang otak jarang terjadi pada kelompok neonatus, yaitu 1 dari 25.000
30
Gambar 3. Otoacoustic Emission16
untuk menilai fungsi nervus VIII dan jalur pendengaran di batang otak.
permukaan yang dilekatkan pada kulit kepala atau dahi dan prosesus
berupa bunyi. Rangsangan bunyi yang diberikan melalui head phone atau
31
insert probe akan menempuh perjalanan melalui koklea (gelombang I),
merupakan click evoked ABR air conduction, dan frekuensi yang diberikan
sebesar 2000- 4000Hz, dengan intensitas dapat mencapai 105 dB. ABR
pendengaran atau cedera batang otak, untuk memantau operasi dari fossa
pendengaran bahkan pada pasien yang tidak kooperatif atau pasien yang
auditory
32
evoked potential yang berhasil direkam kemudian diproses melalui
diberikan.12
Gambar 4. BERA16
K. Habilitasi pendengaran
berbicara dan mendengar adalah sekitar 2-3 tahun. Bila terdapat tuli
sensorineural derajat sedang atau berat, maka harus dipasang alat bantu dengar
atau implan koklea. Proses habilitasi pasien tuli membutuhkan kerja sama dari
33
beberapa disiplin, antara lain dokter spesialis THT, dokter spesialis anak,
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
wicara, berbahasa, kognitif, masalah sosial, dan emosional. The Joint Committee
34
risiko tinggi direkomendasikan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya
35