Anda di halaman 1dari 16

Laporan Tutorial Kelompok III

“ Hidung gatal dan berair “

Disusun Oleh :

Ketua : Jane Irene (12000029)

Sekertaris : Herlinawati Tambunan (12000014)

Anggota : Memory S.I. Zebua (12000024)

Lis Morina Angriani S (12000044)

Dessy maria (12000004)

Christian agus (12000009)

Boscco Frengky (12000019)

Jesika Ita Niomi (12000034)

Desy Lustiyani (12000049)

Lestari desi Natalia (12000039)

Fakultas Kedokteran
Universitas HKBP Nommensen
2013/2014
Pemicu
Alloanamnese :

Seorang ibu membawa puterinya S berumur 3 tahun ke puskesmas dengan keluhan hidunng berbau
kurang lebih 1 minggu, keluar cairan dari sebelah hidung (+), bersin-bersin tidak begitu sering dan
kadang-kadang berdarah sedikit, batuk (-).

Dari pemeriksaan didapat :

Telinga : normal

Hidung : cavum nasi kanan secret (+) mukopurulen, cavum nasi kiri : normal

Tenggorokan : normal

Temperature : 36,8 C

Berat badan : 15 Kg

Apa yang terjadi pada S ?

More Info
Dari autoanamnese S tidak pernah memasukan sesuatu kedalam hidungnya.ibu S seorang penjahit
baju acesories dengan perhiasan dan payet.

Masalah
- Hidung berbau lebih kurang 1 minggu
- Keluarnya cairan kental dari sebelah hidung
- Bersin-bersin tidak begitu sering dan kadang-kadang berdarah sedikit
- Cavum nasi kanan secret (+) mukopurulen

HIDUNG GATAL DAN BERAIR 1


Analisa Masalah
S ( 3 Tahun )

Kemungkinan memasukkan benda asing ke hidung

Hidung tersumbat Respon Pertahanan Tubuh

Mengiritasi mukosa hidung Bersin

inflamasi

Keluar cairan dan sedikit berdarah

Hipotesa
Nasal Corpus Alienum

Learning Issue
1. Anatomi Hidung dan Fisiologi Olfaktorius
2. Mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing
3. Deferential diagnosis dari pemicu
4. Nasal Coerpun Alienum :
a. Defenisi nasal corpus alienum
b. Etiologi nasal corpus alienum
c. Epidemiologi nasal corpus alienum
d. Tanda dan Gejala nasal corpus alienum
e. Patofisiologi nasal corpus alienum
f. Penegakan diagnose nasal corpus alienum
g. Penatalaksanaan nasal corpus alienum
h. Komplikasi dan Prognosis nasal corpus alienum
i. SKDI

HIDUNG GATAL DAN BERAIR 2


Pembahasan Learning Issue
1. Anatomi Hidung dan Fisiologi Olfaktorius
Anatomi Hidung

Hidung merupakan Salah satu panca indra manusia, berfungsi untuk penciuman &
pernafasan. Hidung dibagi menjadi 2 bagian : bagian external dan cavitas nasi.

1. Hidung bagian external


Bagian- bagian luar : radix, apex, ala nasi, nares, septum nasi.

Dibentuk rangka hidung : os nasale, maxilla proc frontalis, os frontonasal.

Dibentuk kartilago hidung : cartilago nasi lateralis, cartilago alaris major,cartilago septi nasi.

HIDUNG GATAL DAN BERAIR 3


2. Cavitas nasi

 Di depan lubang hidung dinamakan nares, di belakang berhub dgn nasofaring melalui
choanae

 Sinus paranasal terdapat di sebelah superior dan lateral.

 2/3 inferior mukosa hidung : area respiratory

 1/3 superior mukosa hidung : area olfaktori

• Pada dinding hidung terlihat concha nasi superior, meatus nasi superior, bulla
ethmoidalis, concha nasi media, meatus nasi medius, concha nasi inferior & meatus nasi
inferior

• Pada meatus nasi superior : (+)muara cellulae ethmoidales posterior & sinus sphenoidalis

• Pada meatus nasi medius : (+)hiatus semilunaris tpt muara sinus maxilaris,cellulae
ethmoidales anteriores,sinus frontalis

• Pada meatus nasi inf : muara duktus nasolakrimalis

HIDUNG GATAL DAN BERAIR 4


• Cavitas nasi dibagi 2 bagian oleh septum nasi yang dibentuk oleh pars ossea & pars
cartilaginea

• Bgn tulang tdd : lamina perpendicularis ossis ethmoidale & os vomer

• Bgn tlg rawan di sebelah anterior

• Dasar cavitas nasi dibentuk oleh : palatum durum & palatum mole

HIDUNG GATAL DAN BERAIR 5


VASKULARISASI HIDUNG

• A. Sphenopalatina (cab. A.Maxillaris)

• A. Ethmoidalis anterior

• A. Ethmoidalis posterior (cab.arteri ophthalmica)

• Cab. Arteri palatina major

“Tempat anastomose yg kaya akn pembuluh darah di bgn anterior septum nasi-Kieselbach area-

2. Fisiologi Olfaktorius
Hidung berfungsi sebagai indra penghidu , menyiapkan udara inhalasi agar
dapat digunakan paru serta fungsi filtrasi. Sebagai fungsi penghidu, hidung memiliki
epitel olfaktorius berlapis semu yang berwarna kecoklatan yang mempunyai tiga
macam sel-sel syaraf yaitu sel penunjang, sel basal dan sel olfaktorius. Fungsi filtrasi,
memanaskan dan melembabkan udara inspirasi akan melindungi saluran napas
dibawahnya dari kerusakan. Partikel yang besarnya 5-6 mikrometer atau lebih, 85 % -
90% disaring didalam hidung dengan bantuan TMS (Ballenger, 1994 ; Hilger, 1997
;McCaffrey,2000).

Reseptor penghidu terletak pada superior nostril, yaitu pada septum superior
pada struktur yang disebut membran olfaktori. Bagian dari saraf penghidu yang
berkaitan langsung dengan odoran, molekul penghidu, yaitu silia dari sel olfaktori.

HIDUNG GATAL DAN BERAIR 6


Sebelum dapat menempel dengan silia sel olfaktori, odoran tersebut harus dapat larut
dalam mukus yang melapisi silia tersebut. Odoran yang hidrofilik dapat larut dalam
mukus dan berikatan dengan reseptor pada silia tersebut, yaitu pada protein reseptor
pada membran silia sel olfaktori. Pengikatan antara reseptor dengan odoran
menyebabkan aktivasi dari protein G, yang kemudian mengaktivasi enzim adenil
siklase dan mengaktifkan cAMP. Pengaktifan cAMP ini membuka kanal Na+ sehingga
terjadi influks natrium dan menyebabkan depolarisasi dari sel olfaktorius. Depolarisasi
ini kemudian menyebabkan potensial aksi pada saraf olfaktorius dan ditransmisikan
hingga sampai ke korteks serebri.

Pada keadaan istirahat, resting potential dari sel olfaktori yaitu sebesar -55mV.
Sedangkan, pada keadaan terdepolarisasi, membrane potential sel olfaktori yaitu
sebesar -30mV. Graded potential dari sel olfaktori menyebabkan potensial aksi pada
sel mitral dan tufted yang terdapat pada bulbus olfaktorius.

Pada membran mukus olfaktori, terdapat ujung saraf bebas dari saraf trigeminus
yang menimbulkan sinyal nyeri. Sinyal ini dirangsang oleh odoran yang bersifat iritan,
seperti peppermint, menthol, dan klorin. Perangsangan ujung saraf bebas ini
menyebabkan bersin, lakrimasi, inhibisi pernapasan, dan refleks respons lain terhadap
iritan hidung.

Terdapat tiga syarat dari odoran tersebut supaya dapat merangsang sel olfaktori,
yaitu:3

 Bersifat larut dalam udara, sehingga odoran tersebut dapat terhirup hidung.
 Bersifat larut air/hidrofilik, sehingga odoran tersebut dapat larut dalam mukus dan
berinteraksi dengan silia sel olfaktorius.
 Bersifat larut lemak/lipofilik, sehingga odoran tersebut dapat berikatan dengan
reseptor silia sel oflaktorius.

HIDUNG GATAL DAN BERAIR 7


3. Mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda
asing
a. Refleks bersin
Refleks bersin sangat mirip dengan refleks batuk kecuali bahwa refleks iniberlangsung
pada saluran hidung, bukan pada saluran nafas bawah. Rangsangan awalyang menimbulkan
refleks bersin adalah iritasi dalam saluran hidung, impuls aferenberjalan dalam nervus
kelima menuju medula, tempat refleks ini cetuskan, terjadiserangkaian reaksi yang
mirip dengan refleks batuk; tetapi uvula ditekan, sehinggasejumlah besar udara dengan
cepat melalui hidung, dengan demikian membantumembersihkan saluran hidung dari
benda asing.

b. Fungsi Penyaring Hidung


Rambut-rambut pada pintu masuk lubang hidung penting untuk menyaring partikel-
partikel besar. Walaupun demikian, jauh lebih penting untuk mengeluarkan
partikelmelaui presipitasi turbulen. Artinya, udara yang mengalir melalui saluran
hidungmembentur banyak dinding penghalang: konka ( disebut juga
“turbinates”sebabkonka menimbulkan turbulensi udara), septum, dan dinding faring.
Tiap kali udaramembentur penghalang ini, udara harus mengubah arah alirannya.
Partikel-partikelyang tersuspensi dalam udara, mempunyai momentum dan massa yang
jauh lebihbesar daripada udara. Sehingga tidak dapat mengubah arah perjalanannya secepatudara.
Oleh karena itu, partikel-partikel tersebut terus maju ke depan, membenturpermukaan
penghalang-penghalang ini, dan kemudian di jerat oleh mukus pelapis dandiangkut
oleh silia ke faring untuk ditelan.

c. Mukus dan Kerja Silia


Seluruh saluran nafas, dari hidung sampai bronkiolus terminalis, agar tetap lembaboleh
lapisan mukus yang melapisi seluruh permukaan. Mukus ini disekresikansebagian oleh
sel goblet mukosa dalam lapisan epitel saluran nafas, dan sebagian lagioleh kelenjar
sobmukosa yang kecil. Selain untuk mempertahankan kelembabanpermukaan, mukus

HIDUNG GATAL DAN BERAIR 8


juga menangkap partikel-partikel kecil dari udara inspirasi danmenahannya agar tidak
sampai ke alveoli. Mukus itu sendiri dikeluarkan dari salurannafas dengan cara sebagai
berikut.Seluruh permukaan saluran nafas, baik dalam hidung maupun dalam sluran
nafasbagian bawah sampai sejauh bronkiolus terminalis, dilapisi epitel bersilia,
dengankira-kira 200 silia pada setiap sel epitel. Silia ini terus-menerus “memukul”
dengankecepatan 10-20 kali per detik, dan arah “kekuatan memukulnya” selalu mengarah
ke-faring.
Dengan demikian, silia dalam paru memukul ke arah atas, sedangkan siliadalam
hidung memukul ke arah bawah. Pukulan yang terus menerus ini
menyebabkanselubung mukus ini mengalir dengan lambat, pada kecepatan beberapa
milimeter permenit, ke arah faring. Kemudian mukus dan partikel-pertikel yang
dijeratnya ditelanatau di bersinkan atau dibatukkan keluar.

HIDUNG GATAL DAN BERAIR 9


4. Deferential diagnosis dari pemicu

Penyakit Tanda dan Gejala


Nasal Corpus Alienum
Gejala:
 Hidung tersumbat
 Di dalam hidung terdapat sekret
mukopurulen berwarna kuning
kehijauan kadang bercampur darah
 Sekret hidung sangat berbau

Sinusitis Gejala:
 Hidung tersumbat disertai nyeri/rasa
tertekan pada muka
 Keluar sekret mukopurulen
 dapat disertai gejala sistemik
Ozaena Gejala:
 Keluar sekret yang berbau
 Sekret berwarna kuning kehijauan
 Hidung berbau

Rinolith Gejala:
 Sumbatan hidung unilateral
 Keluar sekret hidung

HIDUNG GATAL DAN BERAIR 10


5. Nasal Coerpun Alienum :

a. Defenisi nasal corpus alienum


Benda asing adalah benda yang berasal dari luar atau dalam tubuh yang keadaan
normal tidak ada dalam tubuh

b. Etiologi nasal corpus alienum


- Benda asing hidup :
 larva lalat : lalat dewasa berukuran sedang, lalat dewasa meletakkan
telurnya pada hewan dan manusia misalnya pada luka dibagian tubuh.
 lintah/pacat : lintah merupakan hewan penghisap darah. Pada tubuhnya
terdapat alat penghisap dikedua ujungnya yang digunakan untuk menempel pada
tubuh inangnya. Pada saat menghisap lintah mengeluarkan zat penghilang rasa
sakit dan mengeluarkan zat pembeku darah sehingga darah korban tidak akan
membeku saat lintah terlepas.

- Benda asing tidak hidup:


 benda asing yang tersering yaitu manik-manik, baterai logam, kancing baju yang
merupakan kasus yang sangat mengiritasi.

c. Epidemiologi nasal corpus alienum


Paling sering terjadi pada anak, terutama pada usia 1-4 tahun. Pada usia ini anak
cenderung mengekplorasikan tubuhnya, terutama daerah yang berlubang, termaksud
hidung. Mereka dapat pula memasukan benda asing sebagai upaya mengeluarkan secret
atau benda asing yang sebelumnya ada dihidung atau untuk mengurangi rasa gatal atau
perih akibat iritasi yang sebelumnya sudah terjadi. Benda asing yang sering ditemukan
yaitu sisa makanan, permen, manik-manik, dan kertas. Meskipun jarang, kasus ini dapat
pula terjadi pada orang dewasa, terutama pada pasien gangguan jiwa atau retardasi
mental.

HIDUNG GATAL DAN BERAIR 11


d. Tanda dan Gejala nasal corpus alienum
 Bersin
 Epitaksis
 Secret mukopurulen
 Hidung berba

e. Patofisiologi nasal corpus alienum


Benda anorganik/organik

Masuk ke cavum nasi

Bertahan di cavum nasi

Respon pertahanan hidung Bersin

infalamsi Sel goblet respiratory

v Kerusakan dan kematian v


Mediator inflamsi sel mukus

v v v
Histamin Pembususkan Media yang baik untuk
pertumbuhan bakteri
v v
vasodilatasi Foetur ex nasi ( bau ) v
+ sekret mukopurulen
v
epitaksis

HIDUNG GATAL DAN BERAIR 12


f. Penegakan diagnose nasal corpus alienum

a. Anamnesis
Benda asing dihidung pada anak sering luput dari perhatian orang tua karena
kebanyakan asimptomatik sehingga dapat bertahan untuk waktu yang lama. Gejala
yang paling sering adalah hidung tersumbat, rinore unilateral dengan cairan kental
dan berbau. Kadang-kadang terdapat demam, dan bersin.

b. Pemeriksaan Fisik
Benda asing hidup kebanyakan mnimbulkan sensasi benda yang bergerak-gerak
didalam hidung. Epitaksis tanpa rasa nyeri sering dikeluhkan pada pasien dengan
lintah dihidung. Pada pemeriksaaan rinoskopi anterior, selain benda sing yang dapat
dilihat langsung akan tampak edema dengan inflamasi mukosa hidung unilateral.
Lintah sulit dilihat dengan rinoskopi anterior, sehingga kadang memerlukan
pemeriksaan endoskopi. Bila terlihat, akan tampak berupa benda asing berwarna
coklat tua, perabaan lunak dan melekat pada mukosa.

c. Pemeriksaan penunjang
diperlukan adlah pemeriksaan radiologis foto kepala dan CT- Scan kepala.

g. Penatalaksanaan nasal corpus alienum

Benda asing yang harus diperlakukan sebagai kasus gawat darurat sehingga harus
dikeluarkan secepatnya antara lain baterai dan kapur barus (naftalen). Cara mengeluarkan
benda asing di hidung ialah dengan menggunakan pengait (haak) yang dimasukkan ke
dalam hidung bagian atas, menyusuri atap kavum nasi sampai menyentuh nasofaring.
Setelah itu pengait diturunkan sedikit dan ditarik kedepan. Dengan cara ini benda asing
ini akan ikut terbawa keluar. Dapat pula menggunakan forsep alligator, cunam Nortman
atau “wire loop”. Bila benda asing berbentuk bulat,maka sebaiknya digunakan pengait
yang ujungnya tumpul.
HIDUNG GATAL DAN BERAIR 13
Sebelum tindakan dapat terlebih dahulu diberikan fenilefrin 0,5% untuk
mengurangi edema mukosa dan lidokain topical atau spray sebagai analgesia. Sebaiknya
jangan mendorong benda asing dari hidung kea rah nasofaring dengan maksud agar
masuk ke dalam mulut, karena malah dapat menyebabkan benda asing tersebut malah
terus masuk ke laring dan saluran nafas .
Benda asing hidup sebaiknya dimatikan terlebih dahulu dengan meneteskan
minyak, paraffin atau alcohol sebelum di angkat. Untuk lintah dapat diteteskan tembakau.
Untuk miasis hidung, sebagian penulis menganjurkan pemberian reagen tertentu
(misalnya kloroform, premium) yang dapat melumpuhkan larva, kemudian larva tersebut
diambil satu persatu. Pendapat lain mengemukakan tindakan pengambilan larva yang
masih hidup tanpa pemberian reagen tertentu. Ada pula pendapat untuk tindakan irigasi
perhidrol 3% setiap hari dan pemberian analgetik kuat. Perhidrol mengubah homeostasis
sekitar larva sehingga larva berusaha keluar. Tindakan operatif dengan melakukan
nekrotomi merupakan tindakan alternative lain dengan sebelumnya daerah tersebut
ditetesi kloroform. Untuk memastikan terapi yang tepat terhadap miasis perlu suatu
penelitian in vitro yang mampu membunuh larva miasis tetapi tidak toksik terhadap tubuh
manusia. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh balai penelitian veteriner bogor
menyimpulkan bahwa pemberian ekstrak heksan daging biji srikaya (Annona squamosa
L) berpengaruh terhadap pertumbuhan larva C. bezziana.
Pemberian antibiotika sistemik selama 5-7 hari hanya diberikan pada kasus benda
asing di hidung yang telah menimbulkan infeksi hidung maupun sinus.

h. Komplikasi dan Prognosis nasal corpus alienum


Komplikasi
Pendarahan adalah komplikasi yang paling umum dilaporkan meskipun bersifat
minimal.
Benda asing itu sendiri dapat menyebabkan iritasi pada pasien. Namun, morbiditas
terutama disebabkan oleh peradangan yang dihasilkan, kerusakan mukosa, dan
penyebaran ke dalam struktur yang berdekatan. Komplikasi dilaporkan meliputi:
• Sinusitis
• otitis media akut

HIDUNG GATAL DAN BERAIR 14


• Nasal septum perforasi
• selulitis periorbital
• Meningitis
• epiglotitis akut
• Difteri
• Tetanus

Prognosis
Apabila ditangani secara tepat Prognosis baik

SKDI
4

Kesimpulan
Berdasarkan pemicu bahwa S, perempuan 3 tahun mengalami masuk benda asing kedalam
nasal corpus aienum dengan keluhan hidung berbau kurang lebih 1 minggu, keluar cairan
kental dari sebelah hidung, bersin-bersin tidak begitu sering dan kadang-kadang berdarah
sedikit. Pada pemerriksaan didapat :
Hasil pemeriksaan foto sinus paranasal yang tampak gambaran bentuk bulat didaerah cavum
nasi kanan, pekerjaan ibu pasien merupakan seorang penjahit baju acesories dengan
perhiasan payet, memungkinkan masuknya benda-benda tersebut.
Yang pertama kali harus dilakuka mengeluarkan benda asing. Cara mengeluarkan benda
asing dihidung ialah dengan memakai pengait (haak) yang dimasukkan kedalam hidung
bagian atas, menyusuri atap cavum nasi sampai menyentuh naso faring. Setelah itu pengait
diturunkan sedikit dan tarik kedepan. Dengan cara ini benda akan ikut keluar. Dapat pula
menggunakan fosep oligator. Bila benda asing berbentuk bulat sebagainya menggunakan
ujung pengait yang tumpul. Tergantung bentuk bendanya.

HIDUNG GATAL DAN BERAIR 15

Anda mungkin juga menyukai