Disusun Oleh :
Fakultas Kedokteran
Universitas HKBP Nommensen
2013/2014
Pemicu
Alloanamnese :
Seorang ibu membawa puterinya S berumur 3 tahun ke puskesmas dengan keluhan hidunng berbau
kurang lebih 1 minggu, keluar cairan dari sebelah hidung (+), bersin-bersin tidak begitu sering dan
kadang-kadang berdarah sedikit, batuk (-).
Telinga : normal
Hidung : cavum nasi kanan secret (+) mukopurulen, cavum nasi kiri : normal
Tenggorokan : normal
Temperature : 36,8 C
Berat badan : 15 Kg
More Info
Dari autoanamnese S tidak pernah memasukan sesuatu kedalam hidungnya.ibu S seorang penjahit
baju acesories dengan perhiasan dan payet.
Masalah
- Hidung berbau lebih kurang 1 minggu
- Keluarnya cairan kental dari sebelah hidung
- Bersin-bersin tidak begitu sering dan kadang-kadang berdarah sedikit
- Cavum nasi kanan secret (+) mukopurulen
inflamasi
Hipotesa
Nasal Corpus Alienum
Learning Issue
1. Anatomi Hidung dan Fisiologi Olfaktorius
2. Mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing
3. Deferential diagnosis dari pemicu
4. Nasal Coerpun Alienum :
a. Defenisi nasal corpus alienum
b. Etiologi nasal corpus alienum
c. Epidemiologi nasal corpus alienum
d. Tanda dan Gejala nasal corpus alienum
e. Patofisiologi nasal corpus alienum
f. Penegakan diagnose nasal corpus alienum
g. Penatalaksanaan nasal corpus alienum
h. Komplikasi dan Prognosis nasal corpus alienum
i. SKDI
Hidung merupakan Salah satu panca indra manusia, berfungsi untuk penciuman &
pernafasan. Hidung dibagi menjadi 2 bagian : bagian external dan cavitas nasi.
Dibentuk kartilago hidung : cartilago nasi lateralis, cartilago alaris major,cartilago septi nasi.
Di depan lubang hidung dinamakan nares, di belakang berhub dgn nasofaring melalui
choanae
• Pada dinding hidung terlihat concha nasi superior, meatus nasi superior, bulla
ethmoidalis, concha nasi media, meatus nasi medius, concha nasi inferior & meatus nasi
inferior
• Pada meatus nasi superior : (+)muara cellulae ethmoidales posterior & sinus sphenoidalis
• Pada meatus nasi medius : (+)hiatus semilunaris tpt muara sinus maxilaris,cellulae
ethmoidales anteriores,sinus frontalis
• Dasar cavitas nasi dibentuk oleh : palatum durum & palatum mole
• A. Ethmoidalis anterior
“Tempat anastomose yg kaya akn pembuluh darah di bgn anterior septum nasi-Kieselbach area-
2. Fisiologi Olfaktorius
Hidung berfungsi sebagai indra penghidu , menyiapkan udara inhalasi agar
dapat digunakan paru serta fungsi filtrasi. Sebagai fungsi penghidu, hidung memiliki
epitel olfaktorius berlapis semu yang berwarna kecoklatan yang mempunyai tiga
macam sel-sel syaraf yaitu sel penunjang, sel basal dan sel olfaktorius. Fungsi filtrasi,
memanaskan dan melembabkan udara inspirasi akan melindungi saluran napas
dibawahnya dari kerusakan. Partikel yang besarnya 5-6 mikrometer atau lebih, 85 % -
90% disaring didalam hidung dengan bantuan TMS (Ballenger, 1994 ; Hilger, 1997
;McCaffrey,2000).
Reseptor penghidu terletak pada superior nostril, yaitu pada septum superior
pada struktur yang disebut membran olfaktori. Bagian dari saraf penghidu yang
berkaitan langsung dengan odoran, molekul penghidu, yaitu silia dari sel olfaktori.
Pada keadaan istirahat, resting potential dari sel olfaktori yaitu sebesar -55mV.
Sedangkan, pada keadaan terdepolarisasi, membrane potential sel olfaktori yaitu
sebesar -30mV. Graded potential dari sel olfaktori menyebabkan potensial aksi pada
sel mitral dan tufted yang terdapat pada bulbus olfaktorius.
Pada membran mukus olfaktori, terdapat ujung saraf bebas dari saraf trigeminus
yang menimbulkan sinyal nyeri. Sinyal ini dirangsang oleh odoran yang bersifat iritan,
seperti peppermint, menthol, dan klorin. Perangsangan ujung saraf bebas ini
menyebabkan bersin, lakrimasi, inhibisi pernapasan, dan refleks respons lain terhadap
iritan hidung.
Terdapat tiga syarat dari odoran tersebut supaya dapat merangsang sel olfaktori,
yaitu:3
Bersifat larut dalam udara, sehingga odoran tersebut dapat terhirup hidung.
Bersifat larut air/hidrofilik, sehingga odoran tersebut dapat larut dalam mukus dan
berinteraksi dengan silia sel olfaktorius.
Bersifat larut lemak/lipofilik, sehingga odoran tersebut dapat berikatan dengan
reseptor silia sel oflaktorius.
Sinusitis Gejala:
Hidung tersumbat disertai nyeri/rasa
tertekan pada muka
Keluar sekret mukopurulen
dapat disertai gejala sistemik
Ozaena Gejala:
Keluar sekret yang berbau
Sekret berwarna kuning kehijauan
Hidung berbau
Rinolith Gejala:
Sumbatan hidung unilateral
Keluar sekret hidung
v v v
Histamin Pembususkan Media yang baik untuk
pertumbuhan bakteri
v v
vasodilatasi Foetur ex nasi ( bau ) v
+ sekret mukopurulen
v
epitaksis
a. Anamnesis
Benda asing dihidung pada anak sering luput dari perhatian orang tua karena
kebanyakan asimptomatik sehingga dapat bertahan untuk waktu yang lama. Gejala
yang paling sering adalah hidung tersumbat, rinore unilateral dengan cairan kental
dan berbau. Kadang-kadang terdapat demam, dan bersin.
b. Pemeriksaan Fisik
Benda asing hidup kebanyakan mnimbulkan sensasi benda yang bergerak-gerak
didalam hidung. Epitaksis tanpa rasa nyeri sering dikeluhkan pada pasien dengan
lintah dihidung. Pada pemeriksaaan rinoskopi anterior, selain benda sing yang dapat
dilihat langsung akan tampak edema dengan inflamasi mukosa hidung unilateral.
Lintah sulit dilihat dengan rinoskopi anterior, sehingga kadang memerlukan
pemeriksaan endoskopi. Bila terlihat, akan tampak berupa benda asing berwarna
coklat tua, perabaan lunak dan melekat pada mukosa.
c. Pemeriksaan penunjang
diperlukan adlah pemeriksaan radiologis foto kepala dan CT- Scan kepala.
Benda asing yang harus diperlakukan sebagai kasus gawat darurat sehingga harus
dikeluarkan secepatnya antara lain baterai dan kapur barus (naftalen). Cara mengeluarkan
benda asing di hidung ialah dengan menggunakan pengait (haak) yang dimasukkan ke
dalam hidung bagian atas, menyusuri atap kavum nasi sampai menyentuh nasofaring.
Setelah itu pengait diturunkan sedikit dan ditarik kedepan. Dengan cara ini benda asing
ini akan ikut terbawa keluar. Dapat pula menggunakan forsep alligator, cunam Nortman
atau “wire loop”. Bila benda asing berbentuk bulat,maka sebaiknya digunakan pengait
yang ujungnya tumpul.
HIDUNG GATAL DAN BERAIR 13
Sebelum tindakan dapat terlebih dahulu diberikan fenilefrin 0,5% untuk
mengurangi edema mukosa dan lidokain topical atau spray sebagai analgesia. Sebaiknya
jangan mendorong benda asing dari hidung kea rah nasofaring dengan maksud agar
masuk ke dalam mulut, karena malah dapat menyebabkan benda asing tersebut malah
terus masuk ke laring dan saluran nafas .
Benda asing hidup sebaiknya dimatikan terlebih dahulu dengan meneteskan
minyak, paraffin atau alcohol sebelum di angkat. Untuk lintah dapat diteteskan tembakau.
Untuk miasis hidung, sebagian penulis menganjurkan pemberian reagen tertentu
(misalnya kloroform, premium) yang dapat melumpuhkan larva, kemudian larva tersebut
diambil satu persatu. Pendapat lain mengemukakan tindakan pengambilan larva yang
masih hidup tanpa pemberian reagen tertentu. Ada pula pendapat untuk tindakan irigasi
perhidrol 3% setiap hari dan pemberian analgetik kuat. Perhidrol mengubah homeostasis
sekitar larva sehingga larva berusaha keluar. Tindakan operatif dengan melakukan
nekrotomi merupakan tindakan alternative lain dengan sebelumnya daerah tersebut
ditetesi kloroform. Untuk memastikan terapi yang tepat terhadap miasis perlu suatu
penelitian in vitro yang mampu membunuh larva miasis tetapi tidak toksik terhadap tubuh
manusia. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh balai penelitian veteriner bogor
menyimpulkan bahwa pemberian ekstrak heksan daging biji srikaya (Annona squamosa
L) berpengaruh terhadap pertumbuhan larva C. bezziana.
Pemberian antibiotika sistemik selama 5-7 hari hanya diberikan pada kasus benda
asing di hidung yang telah menimbulkan infeksi hidung maupun sinus.
Prognosis
Apabila ditangani secara tepat Prognosis baik
SKDI
4
Kesimpulan
Berdasarkan pemicu bahwa S, perempuan 3 tahun mengalami masuk benda asing kedalam
nasal corpus aienum dengan keluhan hidung berbau kurang lebih 1 minggu, keluar cairan
kental dari sebelah hidung, bersin-bersin tidak begitu sering dan kadang-kadang berdarah
sedikit. Pada pemerriksaan didapat :
Hasil pemeriksaan foto sinus paranasal yang tampak gambaran bentuk bulat didaerah cavum
nasi kanan, pekerjaan ibu pasien merupakan seorang penjahit baju acesories dengan
perhiasan payet, memungkinkan masuknya benda-benda tersebut.
Yang pertama kali harus dilakuka mengeluarkan benda asing. Cara mengeluarkan benda
asing dihidung ialah dengan memakai pengait (haak) yang dimasukkan kedalam hidung
bagian atas, menyusuri atap cavum nasi sampai menyentuh naso faring. Setelah itu pengait
diturunkan sedikit dan tarik kedepan. Dengan cara ini benda akan ikut keluar. Dapat pula
menggunakan fosep oligator. Bila benda asing berbentuk bulat sebagainya menggunakan
ujung pengait yang tumpul. Tergantung bentuk bendanya.