1 Skenario Kasus
“Telinga Berair”
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: sadar dan kooperatif, BB 22 kg, TB 124 cm
Tanda Vital: Nadi: 98x/menit, RR: 24x/ menit, Suhu: 39oC
Keadaan Spesifik:
Kepala: Konjungtiva tidak pucat
Telinga:
Dekstra: nyeri tekan tragus (-), membran timpani hiperemis intak, refleks
cahaya (+) di jam 3, sekret (-).
Sinistra : nyeri tekan tragus (-), dengan otoskopi tampak sekret (+) serous
aktif, membran timpani tampak perforasi di bagian sentral.
Hidung : cavum nasi normal, secret serous (+), massa (-)
Tenggorokan: faring hiperemis (+), Tonsil: T2/T2 hi[eremis (+/+)
Thoraks:
Cor: Bunyi jantung normal
Pulmo : vesikuler (+) normal, wheezing (-), ronkhi (-)
Abdomen : datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : kaki tangan dingin (-), efloresensi (-), telapak tangan tidak pucat.
2. Sejak lima hari yang lalu, Nila menderita demam tinggi dan batuk pilek.
Riwayat keluar cairan dari kedua telinga sebelumnya tidak ada.
a. Apa makna sejak lima hari yang lalu, Nila menderita demam tinggi
dan batuk pilek?
b. Apa hubungan keluhan 5 hari yang lalu dengan keluhan pada kasus?
merupakan salah satu faktor risiko dari OMA. Dimana infeksi saluran
napas atas dapat menjadi faktor risiko seseorang terkena OMA.
Penyebabpaling umum dari OM akut adalah Streptococcus
pneumoniae,Haemophilus influenzae dan Moraxella catarrhalis.
NamunPseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus
merupakanbakteri aerob yang paling sering ditemukan pada pasien
OMA,diikuti dengan Proteus vulgaris dan Klebsiella pneumoniae
Siti Amalya Ilmyasri. 2020. DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA
OTITIS MEDIA AKUT. Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Volume 2 Nomor 4 Hal 473 – 482.
2.7 Hipotesis
Nila, 8 tahun mengeluh otorhea, oftalgia, dan gangguan pendengaran di
telinga kiri karena kemungkinan menderita otitis media supuratif akut.