Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 6, No. 7, Juli 2022, hlm. 3462-3470 http://j-ptiik.ub.ac.id

Hubungan Gaya Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar


Secara Daring pada Mata Pelajaran Teknologi Layanan Jaringan di SMK
PGRI 1 Kota Pasuruan
Mukhamad Naufal Ar-Rozaq1, Admaja Dwi Herlambang2, Satrio Hadi Wijoyo3

Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: 1naufalarrozaq99@student.ub.ac.id, 2herlambang@ub.ac.id, 3satriohadi@ub.ac.id

Abstrak
Penelitian dilaksanakan dii SMK PGRI 1 Kota Pasuruan dengan jumlah responden 21 siswa kelas XI
TKJ dan 19 siswa kelas XII TKJ. Tujuan penelitian Mengetahui hipotesis hubungan antara gaya belajar
dan motivasi belajar dengan hasil belajar mata pelajaran Teknologi Layanan Jaringan siswa kelas XI
dan XII TKJ SMK PGRI 1 Kota Pasuruan pada masa pembelajaran dalam jaringan (daring) di masa
Covid 19 dengan menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian secara parsial terbagi dari 2 variabel
independen yaitu hasil analisis hubungan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa dan hubungan
motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian secara simultan terdiri dari hasil analisis
hubungan gaya belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Hasil analisis hubungan gaya
belajar terhadap hasil belajar siswa menyatakan bahwa ada hubungan signifikan gaya belajar terhadap
hasil belajar siswa Hasil analisis hubungan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa menyatakan
bahwa tidak ada hubungan signifikan motivasi belajar belajar terhadap hasil belajar siswa Hasil
penelitian secara simultan gaya belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar menghasilkan hasil
analisis yang menyatakan bahwa ada hubungan signifikan gaya belajar dan hasil belajar terhadap hasil
belajar siswa.
Kata kunci: gaya belajar, motivasi belajar, hasil belajar, dalam jaringan, teknologi layanan jaringan
Abstract
The research was carried out at SMK PGRI 1 Pasuruan City with the number of respondents being 21
students of class XI TKJ and 19 students of class XII TKJ. The purpose of the study was to find out the
hypothesis of the relationship between learning styles and learning motivation with learning outcomes
for the subjects of Network Service Technology for class XI and XII students of TKJ SMK PGRI 1
Pasuruan City during the online learning period during the Covid 19 period by using quantitative
methods. The results of the study were partially divided into 2 independent variables, namely the results
of the analysis of the relationship between learning styles and student learning outcomes and the
relationship between learning motivation and student learning outcomes. Simultaneous research results
consist of the results of the analysis of the relationship between learning styles and learning motivation
on student learning outcomes.
Keywords: learning style, learning motivation, learning outcomes, in the network, network service technology

1. PENDAHULUAN pembelajaran dan mendapatkan hasil belajar


Siswa mempunyai perbedaan dan keunikan siswa (Dwi, 2019). Motivasi belajar perlu
gaya belajar siswa dalam proses ditanamkan dan menjadi peranan penting pada
pembelajarannya, perbedaan gaya belajar setiap siswa untuk mendapatkan keberhasilan
menunjukkan fakta bahwa cara kemampuan belajar secara maksimal. Motivasi belajar
siswa menyerap informasi atau ilmu mempermudah siswa belajar untuk memahami
pengetahuan sehingga perlu adanya perhatian dan menerima ilmu yang telah diberikan oleh
dari guru untuk memantau gaya belajar siswa. guru. Siswa yang termotivasi belajarnya akan
Pemantauan guru dalam gaya belajar siswa bersemangat dan berusaha giat belajar (Sofwan,
memiliki tujuan dalam penyesuaian strategi 2017). Dalam Masa Pandemi Covid 19 telah

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 3462
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3463

menciptakan himbauan pemerintah dan aturan visual 8 siswa, dan 65 untuk total pemilik gaya
baru terutama dalam bidang pendidikan yaitu belajar auditorial 7 siswa. Penelitian ini memiliki
membatasi interaksi sosial dengan melakukan kesimpulan gaya belajar tidak berhubungan
jaga jarak yang bisa disebut dengan social dengan hasil belajar karena kemampuan siswa
distancing untuk menghindari penularan virus homogen yang disebabkan mempunyai
Covid 19 sehingga diterapkan bekerja dan kesamaan faktor dengan keahlian mengajar
belajar dirumah, Himbauan dari pemerintah dan guru, psikologis, dan sarana pembelajaran
aturan perihal pencegahan Covid 19 memberi (Nurhazana, 2020).
dampak harus melakukan metode pembelajaran Penelitian ini mempunyai 25 populasi
daring. Metode pembelajaran secara daring murid kelas V SDN Pagersari 1 Tulungagung.
memiliki kendala dalam pelaksanaan dari sisi Penelitian ini memiliki kesimpulan bahwa gaya
siswa dan guru terutama pada faktor perangkat belajar visual menjadi dominasi tertinggi dengan
atau device dan faktor ekonomi yang tidak selalu jumlah 16 siswa dan penilaian kognitif adalah
mempunyai kuota internet untuk melakukan atau hasil nilai evaluasi siswa (Asriyanti & Janah,
mengikuti pembelajaran daring (Sadikin, 2020). 2018).
Berdasarkan penelitian terdahulu memiliki
Kegiatan penelitian yang terlaksana
kesimpulan bahwa saling berhubungannya antar
mempunyai populasi berjumlah 107 mahasiswa
variabel karena keberagaman yang dapat
PGSD Universitas Esa Tunggal dengan gaya
menentukan cara belajar dan tingkatan motivasi
belajar. Terdapat kesimpulan bahwa hasil belajar
siswa untuk belajar dapat menjadi penentu
IPA di Universitas Esa Unggul tidak memiliki
adanya keinginan siswa dalam belajar (Sofyan,
hubungan signifikan terhadap gaya belajar
2008). Gaya belajar tidak memiliki hubungan
mahasiswa dan tidak memiliki hubungan
terhadap hasil belajar karena kemampuan
signifikan motivasi belajar dengan hasil belajar
homogen yang disebabkan mempunyai
IPA di Universitas Esa Unggul (Sofyan, 2008).
kesamaan faktor dengan keahlian mengajar pada
guru, psikologis, dan sarana pembelajaran Penelitian ini mempunyai sampel penelitian
(Nurhazana, 2020). Jenis visual menjadi berjumlah 52 populasi dari 3 sekolah yang
dominasi tertinggi dan penilaian kognitif adalah diantaranya 16 siswa untuk SDN 1 Pidpid, 27
hasil evaluasi (Asriyanti & Janah, 2018). siswa untuk SDN 1 Nawa Kerti, dan 8 siswa
Berdasarkan wawancara kepada guru mata untuk SDN 1 Kempar dengan variabel gaya
pelajaran Teknologi Layanan Jaringan kelas XI belajar dan motivasi belajar. Penilitian ini
dan XII TKJ SMK PGRI 1 Kota Pasuruan memiliki kesimpulan bahwa gaya belajar visual
menyatakan bahwa beberapa siswa tidak menjadi dominasi tertinggi dari 3 sekolah, dan
sepenuhnya mengikuti kegiatan pembelajaran SDN 1 Nawa Kerti memiliki motivasi belajar
yang dapat diketahui dari penurunan hasil tertinggi dari 3 sekolah (Jampel, 2016).
belajar tugas harian, ulangan dan ujian. 2.2. Gaya Belajar
Keterlambatan siswa untuk mengumpulkan Gaya belajar adalah pendekatan cara belajar
tugas dan tidak mengerjakan tugasnya. ditempuh siswa dan mempelajari informasi baru.
Penelitian ini yang dilakukan oleh peneliti Jenis – jenis gaya belajar berbeda mengacu
mempunyai tujuan untuk menganalisis gaya pilihan – pilihan untuk memudahkan dalam
belajar masing – masing dan tingkatan motivasi proses belajar. Gaya belajar dapat ditemukan
belajar siswa SMK PGRI 1 terutama pada kelas dengan memperhatikan langkah – langkah
XI dan XII TKJ dalam mata pelajaran Teknologi mudah proses belajar setiap siswa memahami
Layanan Jaringan selama pandemi Covid 19 dan dan menguasai informasi, gaya belajar
menentukan solusi permasalahan. mempunyai penafsiran yang kompleks karena
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN variasi gaya belajar yang banyak (Rini &
Ghufron, 2013).
2.1. Penelitian Terdahulu
Gaya belajar mempunyai 3 jenis
Penelitian ini mempunyai sampel penelitian
berdasarkan modalitas anak dalam memproses
berjumlah 21 siswa kelas VII C SMPIT Bunayya
informasi, berikut adalah 3 jenis gaya belajar
Padangsidimpuan dengan memiliki variabel
(Bobby, 2000). Gaya belajar visual dominan
gaya belajar siswa dan masing – masing gaya
menggunakan penglihatan dan memerlukan
belajar mempunyai rata – rata nilai yaitu 65,9
bukti konkret atau contoh dalam memahami
untuk total gaya belajar kinestetik berjumlah 11
informasi yang telah dipelajari. Pemilik gaya
siswa, 60,75 untuk total pemilik gaya belajar

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3464

belajar visual sangat menggantungkan mencapai prestasi, siswa dapat mempertahankan


penglihatan dalam menerima informasi dan argumentasi yang dimiliki.
memiliki gambar simbol – simbol dalam Fungsi – fungsi motivasi belajar sangat
catatannya. penting dalam hal mempengaruhi intensitas
Gaya belajar auditorial memanfaatkan indra proses belajar setiap siswa, motivasi dapat
pendengaran yang memudahkan pemahaman mendorong setiap siswa untuk melakukan
dan menerima informasi daripada mengingat tindakan dan menjaga perilaku yang tidak baik.
informasi yang diperoleh. Tenaga pendidik atau Siswa terlihat tekun, ulet, gigih dalam berusaha,
guru harus memperhatikan siswa dengan gaya tidak menyerah, mempunyai literasi yang baik,
belajar audiotorial yang diantaranya dan berkeinginan mendapatkan banyak prestasi.
memperhatikan intonasi suara, kecepatan Siswa yang kurang dan tidak terdapat motivasi
berbicara, dan tinggi rendahnya suara. Pemilik belajar akan terlihat tidak peduli dalam kegiatan
gaya belajar auditorial lebih cepat memahami belajar, Konsentrasi yang mudah terganggu,
dan mengingat sesuatu dengan suara keras dan mudah menyerah, sering absen, dan kesulitan
mendengar suara melalui kaset atau media dalam belajar (Sadirman, 2007).
lainnya. 2.4. Hasil Belajar
Gaya belajar kinestetik memerlukan Hasil belajar adalah sesuatu proses
gerakan dan sentuhan yang memudahkan siswa pembelajaran. Hasil belajar digunakan
memahami dan menerima informasi. Orang atau mengukur pencapaian keberhasilan belajar yang
siswa tidak banyak yang memiliki kemampuan memuaskan jika siswa dapat mengerti,
jenis gaya belajar tersebut, karakteristik khas menyerap informasi, dan adanya perubahan
kinestetik lebih dominan menggunakan tingkah laku baik secara signifikan (Dimyati &
tangannya untuk menerima informasi. Pemilik Mudjiono, 1999).
gaya tersebut menyukai melakukan gerakan dan Faktor - faktor berpengaruh pada hasil
sentuhan secara langsung. belajar terdapat 2 faktor yaitu faktor internal dan
2.3. Motivasi Belajar eksternal (Slamet, 2010). Faktor internal berasal
Motivasi belajar memiliki 2 definisi kata dari individu siswa, aspek dalam faktor internal
motivasi dan belajar, motivasi adalah upaya – meliputi bakat minat, sikap, kepribadian,
upaya untuk mendorong niat setiap individu atau motivasi, kebugaran jasmani, tubuh yang sehat,
kelompok tertentu untuk melakukan sesuatu. dan kenormalan panca indra. Faktor eksternal
Belajar adalah upaya - upaya untuk mengambil berasal dari luar individu siswa, aspek dalam
sebuah aksi untuk pencapaian faktor Kesimpulan faktor eksternal meliputi aspek keluarga,
yang dapat diambil bahwa motivasi belajar lingkunan sekolah, dan masyarakat. Hasil belajar
merupakan suatu upaya secara sadar atau tidak yang baik dari siswa kelas XI dan XII TKJ SMK
sadar dilakukan oleh setiap individu untuk PGRI 1 Kota Pasuruan dapat dicapai apabila 2
mempunyai semangat belajar dalam faktor hasil belajar telah tercapai dengan baik.
mempelajari atau menerima informasi. Motivasi 2.5 Pembelajaran Daring Di Masa Covid 19
belajar membantu siswa untuk menyelesaikan Pembelajaran dalam jaringan merupakan
kegiatan secara tuntas hingga tercapai tujuan proses pembelajaran yang memanfaatkan
yang diinginkan, motivasi belajar mendorong konektivitas jaringan, fleksibilitas, aksesbilitas,
hasrat siswa mencapai cita – cita dan tujuan kemampuan dalam berbagai macam aktivitas
(Sadirman, 2007). pembelajaran guna menyiasati pencegahan
Motivasi belajar terdapat perbedaan ciri – terjadinya kerumunan dan menjadi solusi dalam
ciri dalam proses pembelajaran, ciri – ciri dari menekan penyebaran dari virus Corona (Moore,
motivasi belajar diantaranya (Bahri, 1994) siswa 2011).
tekun dalam mengerjakan dan menyelesaikan 2.6 Teknologi Layanan Jaringan
tugasnya dengan giat, tidak berhenti dan putus Teknologi layanan jaringan merupakan mata
asa sebelum tugas yang diberikan belum selesai, pelajaran pada kelas XI TKJ dan XII TKJ yang
siswa menunjukan rasa ingin tahu yang tinggi berisi teori tentang keilmuan komunikasi data
atas masalah yang belum terselesaikan, siswa yang mencakup pada definisi, standar organisasi,
mendalami bidang pengetahuan yang dipelajari jenis – jenis, pengolahan, aspek – aspek, dan
untuk lebih dalam, siswa bersemangat untuk konsep komunikasi data Teknologi layanan
jaringan tercantum pada silabus mata pelajaran

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3465

SMK PGRI 1 Kota Pasuruan dengan kompetensi 3.5 Populasi dan Sampel
dasar dan kompetensi inti didalamnya. 3.5.1 Populasi
3. METODOLOGI Responden terdiri dari siswa dengan jumlah
3.1 Prosedeur Penelitian populasi 40 siswa (21 siswa kelas XI dan 19
3.1.1 Tahapan Pra - Penelitian siswa kelas XII TKJ SMK PGRI 1 Kota Pasuran)
yang sedang mengambil mata pelajaran
Peneliti menentukan tempat penelitian yang
Teknologi Layanan Jaringan.
telah bersedia yaitu SMK PGRI 1 Kota Pasuruan
untuk dilakukan penelitian. Peneliti melakukan 3.5.2 Sampel Jenuh
adminisitrasi untuk mengurus surat izin Sampel jenuh digunakan untuk mengambil
penelitian di Akademik Fakultas Ilmu Komputer sampel dengan jumlah sepenuhnya dari populasi
Universitas Brawijaya. Peneliti melakukan dalam penelitian (Sugiono, 2017). Dalam
penentuan jumlah populasi, karakteristik penentuan sampel ini terdapat 40 siswa (21 siswa
populasi penelitian, dan sampel penelitian. kelas XI dan 19 siswa XII) kelas SMK PGRI 1
Peneliti melakukan konsultasi dosen Kota Pasuruan.
pembimbing terkait kuesioner penelitian. 3.6 Data dan Sumber Data
3.1.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian 3.6.1 Data Primer
Peneliti melakukan observasi di tempat Penelitian menggunakan kuesioner yang
penelitian SMK PGRI 1 Kota Pasuruan. Peneliti disebarkan siswa kelas XI dan XII TKJ SMK
melakukan pengamatan langsung populasi PGRI 1 Kota Pasuruan. Pengambilan data
selama observasi. Peneliti melakukan disesuaikan pada variabel dalam penelitian.
pengambilan data atau informasi pendukung
3.6.2 Data Sekunder
pelaksanaan penelitian.
Data sekunder penelitian ini menggunakan nilai
3.1.3 Tahap Analisis Data
siswa kelas XI dan XII TKJ SMK PGRI 1 Kota
Peneliti melaksanakan kegiatan kuesioner Pasuruan pada semester ganjil tahun akademik
dan pengumpulan data kuesioner yang telah 2021/2022. Data yang diambil diantaranya nilai
terisi oleh siswa. Peneliti melakukan tugas, ulangan, dan ujian tengah semester.
pengelompokan data penelitian. Peneliti Sistem penilaian yang digunakan selama setiap
melakukan analisis data penelitian yang dikaji. semester dan kenaikan kelas adalah
Peneliti menganalisis data kuesioner. menggunakan aplikasi E-Rapor versi 5.0.
3.1.4 Tahap Analisis Data 3.7 Teknik Pengambilan Data
Peneliti mengetahui dan mengelola hasil 3.7.1 Data Kuesioner
validitas data. Peneliti menarik hipotesis analisis
Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan
regresi linier berganda. Peneliti menyimpulkan
data dengan cara peneliti memberikan daftar soal
hasil pengujian statistik yang terlaksana.
tanya jawab atau pernyataan (Sugiono, 2017),
3.2 Lokasi Penelitian kuesioner ditujukan kepada siswa kelas XI dan
Lokasi yang dipilihj dalam pelaksanaan XII SMK PGRI 1 Kota Pasuruan yang sedang
penelitian adalah di SMK PGRI 1, Kota mengambil mata pelajaran Teknologi Layanan
Pasuruan. Pemilihan lokasi berdasarkan Jaringan.
responden yang akan diteliti yaitu siswa kelas XI 3.7.2 Dokumentasi
dan XII TKJ SMK PGRI 1 Kota Pasuruan.
Dokumentasi dimanfaatkan untuk
3.3 Pendekatan dan Jenis Penelitian mengambil data nilai siswa kelas XI dan XII
Penelitian menggunakan metode kuantatif TKJ SMK PGRI 1 Kota Pasuruan dari guru mata
dengan tujuan penentuan antar hubungan pelajaran Teknik Layanan Jaringan berdasarkan
variabel penelitian dan menggunakan 2 jenis data nilai yaitu nilai akademik siswa dan
pendekatan asosiatif kausal untuk menentukan nilai sikap siswa, data nilai yang telah lengkap
sebab akibat. dapat dianalisa dan menjadi data dokumentasi.
3.4 Variabel Penelitan 4. HASIL
Penelitian terdaat 2 variabel yaitu variabel X 4.1 Deskripsi Hasil Data Penelitian
(dependen) berupa Gaya Belajar (X1) dan Penelitian kuantitatif yang telah terlaksana
Motivasi Belajar (X2), variabel Y (independen) dengan melakukan pembagian kuesioner yang
berupa hasil belajar. berisi 56 soal (14 soal tentang gaya belajar

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3466

visual, 14 soal tentang gaya belajar audiotorial, 4 40 – 48 Sangat Tinggi 6


14 soal tentang gaya belajar, 14 soal tentang Jumlah 21
gaya belajar kinestetik, 12 soal tentang motivasi Tabel 4. 4 Klasifikasi Data variabel Motivasi Belajar
belajar). Responden yang telah mengisi Kelas XII TKJ
kuesioner penelitian terdiri dari para siswa kelas No. Nilai Kategori Frekuensi
XI dan XII TKJ dengan jumlah 40 siswa.. Interval
4.2 Hasil Variabel Gaya Belajar (X1) 1 12 - 21 Sangat Rendah 0
Berdasarkan penelitian yang telah terlaksana 2 22 – 30 Rendah 2
menjelaskan bahwa hasil dari kategori variabel 3 31 - 39 Tinggi 15
X1 siswa secara terpisah yaitu kategori tinggi 4 40 – 48 Sangat Tinggi 2
pada kelas XI TKJ dan XII TKJ. Jumlah 19
Tabel 4.1 Klasifikasi Data Variabel Gaya Belajar Berdasarkan tabel yang tertera dapat dijelaskan
Kelas XI TKJ bahwa kelas XI TKJ memiliki dominasi X2
No. Nilai Kategori Frekuensi kategori tinggi dengan frekuensi 14 siswa, dan
Interval kelas XII TKJ memiliki dominasi motivasi
1 42 – 72 Sangat Rendah 0 belajar kategori tinggi dengan frekuensi 15
2 73 – 104 Rendah 2 siswa. X2 menghasilkan kategori – kategori
3 105 - 137 Tinggi 19 lainnya yaitu kategori rendah yang berjumlah 1
4 138 – 168 Sangat Tinggi 0 siswa dan kategori sangat tinggi 6 siswa pada
Jumlah 21 kelas XI TKJ, kategori rendah yang berjumlah 2
Tabel 4.2 Klasifikasi Data Variabel Gaya Belajar
siswa dan kategori sangat tinggi yang berjumlah
Kelas XII TKJ 2 siswa pada kelas XII TKJ.
4.4 Hasil Variabel Hasil Belajar (Y)
No. Nilai Kategori Frekuensi Berdasarkan lampiran I yang telah terlampir
Interval menjelaskan bahwa hasil dari kategori Y masing
1 42 – 72 Sangat Rendah 1 - masing kelas yaitu kategori tinggi pada kelas
2 73 – 104 Rendah 3 XI TKJ dan kategori rendah pada XII TKJ.
3 105 - 137 Tinggi 15 Tabel 4. 5 Klasifikasi Variabel Hasil Belajar Kelas
4 138 – 168 Sangat Tinggi 0 XI TKJ
Jumlah 19 No. Nilai Kategori Frekuensi

Berdasarkan tabel yang tertera dapat dijelaskan 1 60 – 69 Sangat Rendah 0


bahwa kelas XI TKJ memiliki dominasi X1 2 70 – 79 Rendah 4
kategori tinggi dengan frekuensi 19 siswa, dan 3 80 - 89 Tinggi 17
kelas XII TKJ memiliki dominasi X1 kategori 4 90 – 100 Sangat Tinggi 0
tinggi dengan frekuensi 15 siswa. Variablel X1 Jumlah 21
menghasilkan kategori – kategori lainnya yaitu Tabel 4. 6 Klasifikasi Variabel Hasil Belajar Kelas
kategori rendah yang berjumlah 1 siswa pada XII TKJ
kelas XI TKJ, kategori sangat rendah yang No. Nilai Kategori Frekuensi
jumlahnya 1 siswa dan kategori rendah yang 1 60 – 69 Sangat Rendah 0
jumlahnya 3 siswa pada kelas XII TKJ. 2 70 – 79 Rendah 14
4.3 Hasil Variabel Motivasi Belajar (X2) 3 80 - 89 Tinggi 5
Berdasarkan penelitian yang telah terlaksana 4 90 – 100 Sangat Tinggi 0
menjelaskan bahwa hasil dari kategori X2 setiap Jumlah 19
kelas yaitu kategori tinggi pada kelas XI TKJ
Berdasarkan tabel yang tertera dapat dijelaskan
dan kategori rendah pada XII TKJ.
bahwa kelas XI TKJ memiliki dominasi Y
Tabel 4. 3 Klasifikasi Data Variabel Motivasi kategori tinggi dengan frekuensi 14 siswa, dan
Belajar Kelas XI TKJ kelas XII TKJ memiliki dominasi Y kategori
No. Nilai Kategori Frekuensi rendah dengan frekuensi 17 siswa. Variablel Y
Interval
menghasilkan kategori – kategori lainnya yaitu
1 12 - 21 Sangat Rendah 0 kategori rendah yang berjumlah 4 siswa pada
2 22 – 30 Rendah 1 kelas XI TKJ, kategori tinggi yang berjumlah 4
3 31 - 39 Tinggi 14 siswa pada kelas XII TKJ.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3467

4.5 Pengujian Hipotesis


4.5.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terdapat 4 pengujian
diantaranya uji multikolinearitas, uji Normalitas
, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi
4.5.1.1 Uji Normalitas
Tabel 4. 7 Uji Normalitas
No Variabel SIgnifikansi
1 Gaya Belajar (X1) 0,173
2 Motivasi Belajar (X2) 0,111
Gambar 4. 1 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Data Output SPSS telah dinyatakan bahwa nilai menggunakan Uji Scatterplot
signifikasi sebesar 0,173 untuk X1 dan 0,111
untuk X2. Jika nilai signifikasi lebih besar dari Berdasarkan data output SPSS uji
0.05, maka data penelitian terdistribusi normal. heteroskedastisitas menggunakan uji
Scatterplot, dapat dijelaskan bahwa gambar
4.5.1.2 Uji Multikolinearitas Scatterplot sudah memenuhi ciri – ciri tidak
Tabel 4. 8 Uji Multikolinearitas terjadi gejala heteroskedastisitas dan penelitian
No Variabel VIF dapat berlanjut.
1 Gaya Belajar (X1) 1,289 4.5.2 Analisis Regresi Linier Sederhana
2 Motivasi Belajar (X2) 1,289
4.5.2.1 Gaya Belajar (X1) Terhadap Hasil
Belajar (Y)
Berdasarkan data output SPSS telah dinyatakan
bahwa semua variabel dependen X1 dan X2
mempunyai nilai VIF sebesar 1,289, maka niilai
VIF kurang dari 10 dan dinyatakan tidak terjadi
multikolinearitas.
4.5.1.3 Uji Autokorelasi
Tabel 4. 9 Uji Korelasi Gambar 4. 2 Analisis Regresi Linear Sederhana
D dL dU 4 – dL 4 – dU Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar
2,318 1,39 1,6 2,61 2,4 Berdasarkan data output SPSS menyatakan
bahwa a bernilai 61,702 dan variabel Y juga
Berdasarkan data output aplikasi SPSS untuk uji
akan bernilai 61,702 apabilai tidak dipengaruhi
autokorelasi dan tabel uji autokorelasi
variabel X1. β1 bernilai 0,164 dan apabila
menyatakan bahwa pengujian autokorelasi
variabel X2 meningkat satuannya, maka variabel
dengan menggunakan Durbin Watson
Y akan menurun sejumlah 0,164. Penurunan
menghasilkan nilai 2,318. Penentuan uji
hasil belajar sejumlah -0,236. “e” merupakan
autokorelasi dapat diambil jika dU < d < (4 - dU)
faktor lain dari gaya belajar dan motivasi belajar
atau 1,6 < 2,318 < 2,4, maka data penelitian
yang terdapat pada penelitian.
dinyatakan tidak ada (tidak ditemukan)
autokorelasi dan penelitian dapat berlanjut. 4.5.2.2 Motivasi Belajar (X2) Terhadap Hasil
Belajar (Y)
4.5.1.4 Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas menggunakan uji
Scatterplots yang memiliki persyaratan untuk
menentukan tidak terjadinya heteroskedastisitas
yaitu terdapat penyebaran point (titik) atas dan
bawah atau angka 0 disekitarnya, pengumpulan Gambar 4. 3 Analisis Regresi Linear Sederhana
point (titik) hanya pada bagian atas dan bawah, Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
penyebaran point (titik) tidak diperkenankan Berdasarkan data output SPSS dapat diketahui a
membentuk gelombang atau terjadi pelebaran bernilai 75,477 dan variabel Y akan bernilai
dan penyempitan, penyebaran point (titik) tidak 75,477 apabila tidak berpengaruh variabel
terjadi pola. dependen. β1 bernilai 0,164 dan apabila variabel
gaya belajar terjadi peningkatan satuan.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3468

4.5.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Gambar 4. 6 Hasil Uji T (Parsial) Gaya Belajar


Berdasarkan data output SPSS dapat diambil
bagian variabel X1 untuk mengambil hasil T dan
signifikansinya.
Tabel 4. 12 Hasil Uji T (Parsial) X1 Terhadap Y
Gambar 4. 4 Analisis Regresi Linear Berganda Thitung Signifikansi Ttabel
Berdasarkan data output dapat diketahui bahwa 2,217 0,033 2,026
a bernilai 61,868 dan hasil belajar juga akan Berdasarkan tabel hasil uji T (parsial) variabel
bernilai 61,868 apabila tidak dirpengaruhi pada X1 dapat dijelaskan Thitung bernilai 2,217 lebih
variabel X1 dan X2. β1 bernilai 0,168 dan jika besar dari Ttabel 2,026 dan nilai signifikansi 0,033
variabel X1 terjadi peningkatan satuan, maka lebih kecil dari 0,05. Hasil uji T dinyatakan H a
variabel Y akan terjadi penurunan sejumlah diterima dan H0 ditolak, penelitian parsial
0,168. β2 bernilai -0,236 dan apabila variabel variabel X1 terdapat hubungan signifikan
motivasi belajar meningkat satuannya, maka terhadap variabel .
variabel Y akan terjadi penurunan sejumlah -
0,236. “e” merupakan faktor lain dari variabel X1
dan X2 yang terdapat pada penelitian.
4.5.4 Uji Hipotesis
4.5.4.1 Uji F (Simultan)
Tabel 4. 10 Uji F Variabel X1 Dan X2 Terhadap Y Gambar 4. 7 Koefisiensi Determinan Gaya Belajar
F hitung Signifikansi F tabel Berdasarkan data output SPSS koefiensi
3,384 0,045a 3,23 determinasi dapat dijelaskan bahwa R Square
bernilai 154 yang tedapat arti bahwa 2 variabel
Berdasarkan data output SPSS dan tabel Uji F dependen mendeskripsikan independen sebesar
dalam uji hipotesis dapat dijelaskan bahwa F 15,4%, 84,6% dideskripsikan pada variabel -
hitung bernilai 3,384, F tabel 3,24, dan variabel lainnya selain variabel penelitian.
signifikansi bernilai 0,045a lebih besar dari 0,05.
Berdasarkan penjelasan dapat diartikan bahwa
variabel X1 dan X2 berhubungan terhadap
variabel Y siswa secara bersamaan

Gambar 4. 8 Hasil Uji T (Parsial) Motivasi Belajar


Berdasarkan data output SPSS dapat diambil
bagian variabel X2 untuk mengambil hasil T dan
Gambar 4.5 Koefisien Determinan Uji F
signifikansinya.
Tabel 4. 13 Hasil Uji T (Parsial) Variabel X2
Berdasarkan data output SPSS koefiensi
Terhadap Y
determinasi dapat dijelaskan bahwa R Square
bernilai 155 yang tedapat arti mendeskripsikan Thitung Signifikansi Ttabel
variabel Y sebesar 15,5%, 84,5% dideskripsikan -1,415 0,165 2,026
pada variabel - variabel lainnya selain variabel
penelitian. Berdasarkan tabel hasil uji T (parsial) variabel
X2 (motivasi belajar) dapat dijelaskan Thitung
4.5.4.2 Uji T (Parsial) bernilai -1,415 lebih kecil dari Ttabel 2,026 dan
nilai signifikansi 0,165 lebih kecil dari 0,05.
Hasil uji T dinyatakan Ha ditolak dan H0
diterima, penelitian parsial X1 menyatakan tidak
ada hubungan signifikan terhadap variabel Y.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3469

Belajar Terhadap Hasil Belajar


Berdasarkan penjelasan Bab 4 Hasil
Gambar 4. 9 Koefisiensi Determinan Motivasi menjelaskan bahwa secara simultan (bersama)
Belajar terdapat hubungan signifikan gaya belajar
motivasi belajar siswa dengan hasil belajar siswa
Berdasarkan data output SPSS dapat dijelaskan
kelas XI dan XII TKJ SMK PGRI 1 Kota
bahwa R Square bernilai 29 yang tedapat arti
Pasuruan pada pembelajaran dalam jaringan.
bahwa 2 variabel dependen dapat
Hasil penelitian tersebut dapat diketahui dari
mendeskripsikan variabel independen sebesar
hasil kuesioner yang telah disebar dan diisi oleh
2,9%, 93,1% dideskripsikan pada variabel -
siswa. Berdasarkan kuesioner telah dianalisis
variabel lainnya selain variabel penelitian.
dan dapat dijelaskan bahwa gaya belajar dan
5. PEMBAHASAN motivasi belajar siswa termasuk dalam kategori
5.1 Hubungan Gaya Belajar Terhadap Hasil tinggi. Gaya belajar dan motivasi belajar
Belajar menjadi faktor penting dan berhubungan dalam
peningkatan hasil belajar siswa.
Berdasarkan penjelasan dalam Bab 4
Hasil menjelaskan adanya hubungan signifikan Perbandingan penelitian terdahulu yang
gaya belajar dengan hasil belajar siswa kelas XI menjelaskan bahwa tidak ada hubungan
dan XII TKJ SMK PGRI 1 Kota Pasuruan pada signifikan gaya belajar dan motivasi belajar
pembelajaran dalam jaringan. Hasil penelitian terhadap hasil belajar siswa (Sofyan, 2008)
diketahui berasal dari penyebaran kuesioner dan terjadi ketidaksamaan pada penelitian ini.
diisi oleh siswa. Berdasarkan kuesioner telah
6. PENUTUP
dianalisis dan dapat dijelaskan bahwa gaya
belajar siswa termasuk dalam kategori tinggi. 6.1 Simpulan
Gaya belajar yang terdiri dari gaya belajar A. Hasil hipotesis analisis hubungan gaya
visual, audiotorial, dan kinestetik menjadi salah belajar terhadap hasil belajar siswa
satu faktor penting dan berhubungan dalam menghasilkan hipotesis yang
peningkatan hasil belajar siswa. menyatakan bahwa ada atau terdapat
Perbandingan penelitian terdahulu hubungan secara signifikan antara gaya
menjelaskan bahwa tidak ada hubungan belajar terhadap hasil belajar siswa.
signifikan gaya belajar terhadap hasil belajar B. Hasil hipotesis analisis hubungan
siswa (Nurhazanah, 2020) terjadi ketidaksamaan motivasi belajar terhadap hasil belajar
dengan penelitian ini. siswa menghasilkan hipotesis yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan
5.2 Hubungan Motivasi Belajar Terhadap
secara signifikan antara motivasi belajar
Hasil Belajar
terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan penjelasan bab 4 Hasil, dinyatakan C. Hasil hipotesis analisis hubungan gaya
bahwa secara parsial (sendiri) tidak ada belajar dan motivasi belajar terhadap
hubungan signifikan motivasi belajar siswa hasil belajar siswa menghasilkan
dengan hasil belajar siswa kelas XI dan XII TKJ hipotesis yang menyatakan bahwa ada
SMK PGRI 1 Kota Pasuruan pada pembelajaran atau terdapat hubungan secara
dalam jaringan. Hasil penelitian tersebut dapat signifikan antara gaya belajar dan
diketahui dari hasil kuesioner yang telah disebar motivasi belajar terhadap hasil belajar
dan diisi oleh siswa. Berdasarkan kuesioner telah siswa.
dianalisis dan dapat dijelaskan bahwa motivasi 6.2 Saran
belajar siswa termasuk dalam kategori tinggi.
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian
Penyebabnya terdiri dari faktor psikologis,
yang telah dilaksanakan peneliti, terdapat saran
faktor sinyal dan akses internet yang kurang
bagi penelitian selanjutnya, penelitian dapat
memadai.
menjadi referensi penelitian selanjutnya dan
Perbandingan penelitian terdahulu yang
diharapkan dapat melakukan pengembangan
menyatakan bahwa tidak ada hubungan
meneliti dengan faktor – faktor lain yang dapat
signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar
berhubungan dengan hasil belajar siswa.
(Nurhazanah, 2020) terjadi kesamaan pada
Penelitian selanjutnya dapat membuat sebuah
penelitian ini.
penelitian yang serupa terhadap hasil belajar
5.3 Hubungan Gaya Belajar Dan Motivasi
sebagai variabel dependen dan mengubah

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3470

variabel – varibel independennya selain variabel Rasdjo, 2016. Pengaruh Motivasi Belajar, Gaya
gaya belajar dan motivasi belajar yang Belajar, Dan Kemandirian Belajar
diantaranya hubungan model belajar (jenis Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa S1
model belajar bebas) terhadap hasil belajar. Pgsd Masukan Sarjana Di Upbjj Ut
Bandung. Jurnal Pendidikan Dasar.
DAFTAR REFERENSI
Asriyanti, F. D. & Janah, L. A., 2018. Analisis Rini, R. & Ghufron, 2013. Gaya belajar Kajian
Gaya Belajar Ditinjau Dari Hasil Belajar Teoritik. Jurnal Pendidikan.
Siswa. Jurnal Kajian Teori Dan Praktik Sadikin, A., 2020. Pembelajaran Daring di
Kependidikan. tengah wabah Covid 19. Jurnal Ilmiah
Bahri, S., 1994. Prestasi Belajar dan Kondisi Pendidikan Biologi, VI(01), p. 02.
Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Sadirman, 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar
Bobby, 2000. Quantum Teaching Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Mempraktekkan Quantum Learning di Persada.
Ruang Kelas. Bandung: Kaifa. Slameto, 2010. Belajar dan Faktor - Faktor yang
Depdikbud, 1987. Kamus Besar Bahasa Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Sofwan, A., 2017. Motivasi dan Prestasi Belajar
Dimyati & Mudjiono, 1999. Belajar dan Siswa di Indonesia. Kajian Meta-
Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud dan ANalisis, Volume 06, p. 4.
Rineka Cipta. Sofyan, H., 2008. Analisis Gaya Belajar Dan
Dwi, M., 2019. Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil
Hasil Belajar Pada Mata Kuliah Belajar IPA. Jurnal Eduscience.
Keterampilan Membaca Mahasiswa Prodi Sudjana, N., 2006. Penilaian Hasil Belajar
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Stkip Ydb Lubuk Alung.. Jurnal
Keilmuan Bahasa, Sasra, dan Sugiono, 2017. Metode Penelitian Pendekatan
pengajaran. Kuantitatif. Bandung: Alfa Betha.

Indrianti, R., 2017. Pengaruh Motivasi Dan Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian (Suatu
Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar Pendekatan Prakter). Jakarta: Rineka
Mata Pelajaran Prakarya Dan Cipta.
Kewirausahaan. Jurnal Ilmiah Ilmu
Pendidikan, Ilmu Ekonomi, Dan Ilmu
Sosial. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan.
Jampel, I. N., 2016. Analisis Motivasi Dan Gaya
Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dan
Pengajaran.
Kartika, A., 2014. Analisis Karakteristik Gaya
Belajar Visual, Auditorial, dan Kinestetik.
Jurnal Ilmiah Edutic.
Moore, 2011. E-Learning, Online Learning, and
Distance Learning Environment. s.l.:s.n.
Nisfiannor, 2009. Pendidikan Statistik Modern
Untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba
Humanika.
Nurhazana, 2020. Analisis Hasil Belajar
Matematika Siswa Ditinjau Dari Gaya
Belajar Siswa Di SMP-IT Bunayya
Padangsidimpuan. Jurnal Pendidikan
Matematika.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai