PERSEPSI SISWA
TERHADAP PENGGUNAAN GOOGLE CLASSROOM
PADA MATA PELAJARAN KIR DI MASA PANDEMI
Disusun Oleh
Abdullah Farhan (0058811949)
Muhammad Nabil Raihan (0046533289)
Seperti yang tertuang pada struktur pembelajaran MAN IC Serpong, mata pelajaran KIR
(Karya Ilmiah Remaja) merupakan pembelajaran wajib bagi seluruh siswa kelas 11. Platform
e-learning merupakan platform utama yang digunakan para guru MAN IC Serpong untuk
berinteraksi dan memberi tugas dengan siswa. Namun pada mata pelajaran KIR, dibutuhkan
platform tambahan untuk menunjang pembelajaran, yakni aplikasi Google Classroom.
Menurut guru mata pelajaran tersebut, penggunaan Google Classroom lebih fleksibel karena
dapat melayani hingga mencakup 1 angkatan siswa kelas 11 MAN IC Serpong. Hal ini
tentunya menimbulkan persepsi siswa terhadap penggunaan Google Classroom pada mata
pelajaran KIR. Dengan demikian, penulis tertarik untuk melakukan kajian analisis serta
penilaian mengenai persepsi siswa terhadap penggunaan Google Classroom pada mata
pelajaran KIR.
1
https://journal.unusida.ac.id/index.php/snts/article/view/86 (diakses 12 November 2021)
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini, diantaranya:
1. Apa persepsi siswa terhadap pembelajaran KIR menggunakan Google Classroom?
2. Apakah pembelajaran KIR menggunakan Google Classroom lebih efektif dibanding
pembelajaran tanpa Google Classroom?
2
1.6 Kebaruan
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya terkait topik persepsi
siswa terhadap penggunaan Google Classroom diantaranya adalah:
1. Pada tahun 2021, Melma Rohani dan Zulfah mengadakan penelitian yang berjudul
Persepsi Siswa terhadap Pembelajaran e-Learning melalui Media Google Classroom
untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa SMP Negeri 1 Kuok. Penelitian ini menyatakan
bahwa analisis data yang diperoleh dari hasil angket minat belajar siswa, dapat
disimpulkan bahwa minat belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran elearning
melalui Google Classroom dengan rincian rata-rata interpretasi yang kuat dan
kemampuan yang kuat untuk menjelaskan interpretasi. Dengan rincian rata-rata
interpretasi berdasarkan aspek-aspeknya, yaitu: 1) aspek perasaan senang sebanyak 60%
dengan kategori senang, 2) ketertarikan siswa sebanyak 50% dengan kategori kuat, 3)
perhatian siswa sebanyak 40% dengan kategori sangat kuat, dan 4) terlibat aktif sebanyak
50% dengan kategori kuat. Dari hasil hasil analisis tersebut, indikator perasaan senang
paling tinggi dibandingkan indikator yang lainnya sebanyak 60%.
2. Pada tahun 2020, Lily Parnabhakti dan Nicky Dwi Puspaningtyas juga mengadakan
penelitian yang berjudul Persepsi Peserta Didik Pada Media Powerpoint Dalam Google
Classroom. Penelitian ini menyatakan bahwa Berdasarkan hasil angket Sikap Belajar
Siswa Menggunakan Media Powerpoint Dalam Google Classroom disimpulkan bahwa
media powerpoint relevan digunakan dalam pembelajaran materi limit fungsi aljabar
kelas XI MIPA 2 di SMA Negeri 5 Bandar Lampung, media pembelajaran ini juga
memudahkan siswa dalam pembelajaran menggunakan Google Classroom di masa
pandemi COVID-19 karena sifatnya yang mudah digunakan, ukuran file yang kecil,
praktis dan tidak memerlukan banyak biaya kuota untuk mengakses pembelajaran. secara
umum dapat meningkatkan semangat pembelajaran, mudah dipahami, dapat menambah
wawasan siswa. Namun demikian beberapa responden masih ragu–ragu, oleh karena itu
perlu mengembangkan variasi media powerpoint.
Dari kedua penelitian tersebut, penulis membuat pembaruan dengan melihat kebutuhan
siswa MAN IC Serpong dalam mata pelajaran KIR. Yaitu, dengan penggunaan Google
Classroom dalam berinteraksi dengan guru. Maka dari itu, kita perlu menyurvei bagaimana
persepsi siswa terhadap penggunaan Google Classroom pada mata pelajaran KIR. Tentunya,
persepsi siswa dapat memiliki pengaruh baik dan juga pengaruh buruk. Maka penulis
harapkan, dengan adanya penelitian ini, para siswa MAN IC Serpong dapat meningkatkan
minat serta motivasi dalam pembelajaran KIR serta Menemukan persepsi baik yang dapat
mengubah persepsi orang lain sehingga semakin semangat dalam belajar KIR.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Noeng Muhadjir dan Arif Rohman (2009: 105) mengemukakan pada hakikatnya
aktivitas pendidikan selalu berlangsung dengan melibatkan pihak-pihak sebagai aktor
penting yang ada di dalam aktivitas pendidikan, aktor penting tersebut adalah subjek
yang memberi disebut pendidik, sedangkan subjek yang menerima disebut peserta
didik.3
Peserta didik atau siswa ini tentunya memiliki persepsi terhadap informasi yang
diterimanya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa
merupakan tanggapan seorang siswa terhadap pembelajaran yang diterimanya dari
seorang guru.
2
http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jp3m/article/view/1951/1333 (diakses 12 November 2021)
3
https://eprints.uny.ac.id/9927/2/bab2.pdf (diakses 12 November 2021)
4
https://kbbi.kemdikbud.go.id/ (diakses 12 November 2021)
4
yang menurut kaidah penalaran yang logis, sistematis, rasional, dan ada koherensi
antar bagian-bagiannya.5
3. Kegiatan di Masa Pandemi
Menurut KBBI (2021), masa dapat diartikan sebagai jangka waktu yang agak
lama terjadinya suatu peristiwa penting; zaman. Sedangkan Pandemi merupakan
wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas.6
Dikutip dari (Stanford, 2002, 1) masa itu bagaikan sebuah garis yang terhingga.
Yang dimana masa itu adalah sesuatu yang memiliki sebuah awalan dan akhiran
sebagai petunjuk bahwa interval antara kedua itu berhingga.
4. Pendidikan
Menurut (Andrianto, 2021) pendidikan adalah suatu komunikasi verbal antar
individu satu ke individu lainnya dengan langsung bertatap muka. Komunikasi dalam
hal pemberian pengetahuan bersifat timbal balik atau pertukaran informasi antara
sang guru dengan sang murid. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (selanjutnya ditulis UU
Sisdiknas) menyatakan: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Selaras dengan hal itu, Nurani
Soyomukti dalam bukunya “Teori-teori Pendidikan” mengatakan “Pendidikan
nasional adalah pendidikan yang demokratis yang bertujuan untuk membangun
masyarakat yang demokratis. Sistem pendidikan nasional yang demokratis bukan
berarti menolak kenyataan adanya perbedaan di dalam tingkat-tingkat kecerdasan
manusia sebagai karunia Ilahi. Sistem pendidikan demokratis adalah memberikan
kesempatan yang sama untuk seluruh rakyat sesuai dengan kemampuan dan bakatnya
masing-masing untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas”.7
5
https://smansagerung.sch.id/ekstrakurikuler/kir-karya-ilmiah-remaja (diakses 12 November 2021)
6
https://kbbi.kemdikbud.go.id/ (diakses 12 November 2021)
7
https://disdikpora.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/58-masa-pandemi-pembelajaran-di-masa-pandemi-c
ovid-19 (diakses 12 November 2021)
5
Dikutip dari (dosen LPTK dan widyaiswara dari LPMP dan P4TK, n.d., 2) Secara
universal, terdapat tiga jenis pendidikan yang selama ini mendasari kehidupan
manusia yaitu:
1) Logika yang dapat membedakan antara benar dan salah;
2) Etika yang dapat membedakan antara baik dan buruk; serta
3) Estetika yang dapat membedakan antara indah dan jelek.8
8
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PENELITIAN%20PENDIDIKAN.pdf (diakses 12 November 2021)
6
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
7
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data pengukuran yang akan dianalisis nantinya, peneliti
akan menggunakan teknik penyebaran angket. Kuesioner atau angket merupakan daftar
pertanyaan tertulis yang diberikan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap
pertanyaan yang disajikan. Untuk itu, peneliti akan menggunakan teknik penyebaran
angket guna mengetahui persepsi siswa MAN Insan Cendekia terhadap penggunaan
Google Classroom pada mata pelajaran KIR. Angket yang akan digunakan peneliti untuk
memudahkan dalam pengumpulan tanggapan responden memiliki rumusan pertanyaan
sebagai berikut: