Anda di halaman 1dari 8

META-ANALISIS RESPON SISWA TERHADAP PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN DARING

Ade sonnie aglesia


Universitas Negeri Padang
e-mail: adesoniaglesia@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon siswa terhadap


pelaksanaan pembelajaran dari (1) Media pembelajaran yang diminati (2) Respon
siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran daring. Metode penelitian ini adalah
meta-analisis dengan sampel sebanyak 5 artikel jurnal. Pengumpulan data
dilakukan dengan mengumpulkan artikel ilmiah yang sejenis terkait dengan
pembelajaran daring dan kemudian menganalisisnya. Hasil penelitian meta-
analisis ini menunjukkan bahwa media pembelajaran yang paling diminati adalah
google clasroom serta pelaksanaan pembelajaran daring mendapat respon positif
dari peserta didik.

Kata kunci: Meta-analisis, Pembelajaran Daring, Respon

PENDAHULUAN
Covid-19 adalah suatu wabah yang dapat menyebabkan penyakit menular berupa
infeksi pada saluran pernapasan manusia yang disebabkan oleh virus. Wabah Covid-
19 sudah melanda dunia dan Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena wabah
pada tanggal 2 Maret 2020. Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, salah satunya
adalah negara Indonesia memberikan dampak yang terlihat nyata dalam berbagai
bidang yaitu di antaranya ekonomi, sosial, pariwisata, dan pedidikan. Pelaksanaan
pendidikan di Indonesia dalam masa pandemi Covid-19 mengalami beberapa
perubahan yang terlihat nyata.

John Dewey (1958) berpendapat bahwa Pendidikan adalah proses yang tanpa
akhir (education is the proses without end), dan pendidikan merupakan proses
pembentukan kemampuan dasar yang fundamental baik menyangkut daya pikir daya
intelektual maupun emosional perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan
kepada sesamanya. Oleh karena itu, proses belajar menjadi kunci untuk keberhasilan
pendidikan agar proses belajar menjadi berkualitas membutuhkan tata layanan yang
berkualitas (Sagala, Syaiful. 2013). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui
bahwa pendidikan harus berjalan dalam keadaan apapun. Sesuai Surat Edaran No 15
Tahun 2020 tentang pedoman penyelenggaraan belajar dari rumah dalam masa
darurat penyebaran corona virus disease (covid-19), kegiatan belajar mengajar
berprinsip mencegah angka penyebaran Covid-19 dan kegiatan pendidikan dapat
berjalan seperti biasanya maka pemerintah melakukan beberapa upaya untuk
mengurangi angka tersebut yang salah satunya diterapkan dalam sistem pendidikan di
Indonesia.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan sistem online atau


sistem dalam jaringan (daring) sejak bulan Maret 2020. Sistem pembelajaran tersebut
dilakukan tanpa tatap muka secara langsung, melainkan dilakukan dengan sistem
pembelajaran jarak jauh. Dengan sistem pembelajaran jarak jauh, peserta didik tidak
diharuskan atau diwajibkan untuk datang ke sekolah untuk melaksanakan
pembelajaran. Banyak sarana yang pada akhirnya diterapkan oleh tenaga pendidik
untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara jarak jauh. Sarana
pembelajaran jarak jauh tersebut tidak dapat dihindari dari perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi. Sarana pembelajaran tersebut di antaranya aplikasi google
meet, aplikasi zoom, google classroom, youtube, televisi, maupun media
sosial whatsapp. Di mana semua sarana tersebut dihasilkan dari perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju.

Pada pelaksanaan sistem daring timbul beberapa masalah-masalah dalam


berlangsungnya proses pembelajaran. Keluhan dari pihak siswa setidaknya dalam
sistem yang diberlakukan secara sepihak oleh sebagian guru dengan sistem
penugasan yang berlebihan. Sementara tidak ada umpan balik yang dapat dijadikan
rujukan dan referensi jelas untuk pengerjaan tugas dalam mengevaluasi materi
pembejaran. Sementara pihak guru juga mengeluhkan adanya ketidak sesuaian
kurikulum yang telah direncakan sebelumnya dengan realitas saat sekarang.
Ditambah lagi perangkat pembelajaran yang memaksa untuk totalitas sementara
fasiltas yang tersedia sangat minim. Biaya internet dan perangkat penunjang lainnya
yang cukup besar untuk maksimalnya pekerjaan. Istilah E-learning telah menjadi
keharusan untuk dilaksanakan. Asumsi bahwa Elearning adalah soslusi paling tepat
dan cepat. Dikatakan oleh Kuntum dan Siti (2019) dalam jurnal PETIK bahwa
“penggunaan elearning sebagai media pembelajaran, diharapkan dapat meningkatkan
daya serap dari siswa atas materi yang diajarkan; meningkatkan partisipasi aktif dari
siswa; meningkatkan kemampuan belajar mandiri siswa; meningkatkan kualitas
materi pendidikan dan pelatihan, meningkatkan kemampuan menampilkan informasi
dengan perangkat teknologi informasi. Dengan perangkat biasa sulit untuk dilakukan;
memperluas daya jangkau proses belajar mengajar sedangkan menggunakan jaringan
komputer, tidak terbatas pada ruang dan waktu”. Namun pada kenyataannya
bagaimana kondisi siswa ataupun guru yang terkendala dengan skill teknologi dan
akses jaringan internet yang serba minim. Sehingga e-learning bukan menjadi solusi
justru menjadi beban tambahan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode meta-analisis, yaitu suatu teknik statistika
yang menggabungkan hasil 2 atau lebih penelitian dalam masalah sejenis sehingga
diperoleh paduan data secara kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan
mengumpulkan hasil penelitian berupa artikel ilmiah yang terkait dengan pelaksanaan
pembelajaran daring. Sampel yang diambil adalah 10 artikel ilmiah.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian ini menunjukkan media pembelajaran daring yang diminati
berdasarkan 5 jurnal yang telah dianalisis adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Temuan media belajar yang diminati


No Variabel Jumlah Persentase
1 Google Classroom 3 22,5 %
2 Video Conference (Google meet,Zoom,dll) 2 13,44 %
3 Whatsapp atau Media Sosial lainnya 3 22,22 %
4 Youtube 1 2,64 %
5 Aplikasi khusus sekolah 1 3,75 %

Berdasarkan Tabel 1 di atas, terdapat media belajar yang diiminati yaitu


Google Clasroom. Hal ini menunjukkan bahwa whatsaap dan google clasroom adalah
media yang sesuai dengan pembelajaran daring yang banyak digunakan. Penggunaan
Google Clasroom terdapat pada 3 jurnal dari 10 jurnal yang dianalisis (22,5%)
Whatsapp pada urutan kedua yaitu terdapat 3 jurnal dari 10 jurnal yang dianalisis
(22,22%).
Beberapa studi penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
penggunaan google clasroom yang berupa web ataupun aplikasi adalah platform yang
mudah digunakan. Materi yang dibagikan di classroom dapat beragam, mulai dari file
materi, video pembelajaran, dan dapat menambahkan link yang terhubung ke laman
web ataupun youtube. Selain itu, google classroom tidak membuat memori HP penuh
karena penyimpanannya berbasis cloud.
Hasil penelitian mengenai respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran
daring, Hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Temuan indikator respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran daring


No Indikator Jumlah Persentase
1 Sangat senang 5 31,16 %
2 Senang 4 44,3 %
3 Biasa saja 1 1,94 %
4 Kurang senang 3 22,6 %
5 Tidak senang 0 0%

Berdasarkan Tabel 2 di atas, 5 artikel ilmiah dari 10 artikel yang dianalisis


nenunjukkan bahwa respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran daring
memiliki respon positif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Eko Mulyadi (2020)
menunjukkan bahwa media mampu meningkatkan presensi siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran daring dapat
dikatakan efektif. Efektivitas adalah terlaksananya kegiatan dengan baik, teratur,
bersih, rapi, sesuai dengan ketentuan dan mengandung unsur seni (Supardi, 2013:
164). Suatu pembelajaran dikatakan efektif jika pembelajaran tersebut mampu
meningkatkan minat dan motivasi apabila setelah pembelajaran peserta didik menjadi
lebih termotivasi untuk belajar lebih giat dan memperoleh hasil belajar yang lebih
baik.

KESIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil meta-analisis pada penelitian ini disimpulkan bahwa google clasroom
merupakan media pembelajaran yang paling diminati karena user friendly dan bisa
menyisipkan media lainnya melalui fitur link. Hal inilah yang membuat siswa senang
terhadap pelaksanaan pembelajaran daring. Namun, pelaksanaan pembelajaran daring
tetap dikontrol dan guru menjadi fasilitator.
DAFTAR PUSTAKA
Diana dan Addiestya.2020. Plus Minus Penggunaan Aplikasi-Aplikasi Pembelajaran Daring
Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan
Eko Mulyadi,2020. Pembelajaran Daring Fisika Melalui Whatsapp, Google Form, Dan Email
Dalam Capaian Presensi Aktif Dan Hasil Belajar Peserta Didik. Jurnal Karya Ilmiah Guru

Feri dan Rusdi,2020. Respon siswa dalam pembelajaran online selama pandemi. Social
Landscape Journal

Hammi, Zedha. 2017. Implementasi Google Classroom pada Kelas XI IPA MAN 2 Kudus.
Semarang.

Ika,Oktavia.2020. Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study From Home (SFH) Selama
Pandemi Covid 19. Jurnal Pendidikan

Kharizatul dan Yusna, 2020. Persepsi Siswa Kelas X Mipa Sma Negeri 1 Bojong Terhadap
Pembelajaran Online Pada Pelajaran Matematika. Mathema: Jurnal Pendidikan Matematika.

Kiki, Astalini, dan Dwi, 2020. Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika Di Sma Negeri 5
Muaro Jambi. Sinta : Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia

Napsawati.,2020. Analisis Situasi Pembelajaran Ipa Fisika Dengan Metode Daring Di Tengah
Wabah Covid-19. Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya

S.Kusairi, 2020. Pengaruh blended learning terhadap penguasaan konsep dan penalaran fisika
peserta didik kelas X. Sinta : Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9 (1)

Supardi. 2014. Kinerja Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai