Anda di halaman 1dari 17

Tabel Strategi Analisis Penyebab Masalah

Masalah Hasil Identifikasi Melakukan penentuan Kajian literatur terhadap kata kunci Wawancara
(1) Masalah kata kunci dari masalah (4) (5)
(2) yang teridentifikasi
(3)

Kurangnya 1. Kurangnya motivasi 1. Motivasi belajar 1a.. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar peserta 1. Peserta didik:
motivasi belajar belajar peserta didik 2. Pembelajaran didik yaitu: 1a. Motivasi belajar yang kurang
peserta didik terjadi saat daring 1. Cita-Cita Atau Aspirasi terjadi karena beban kognitif
pembelajaran daring 3. Low achiever 2. Kondisi peserta didik. yang juga banyak di pondok,
2. Peserta didik low 4. Metode cerama 3. Kemampuan peserta didik tugas tambahan pondok
achiever memiliki 5. Pembelahan sel 4. Kondisi Lingkungan peserta didik. memengaruhi motivasi saat
motivasi belajar 5. Unsur- Unsur Dinamis Dalam Belajar. belajar di sekolah
yang kurang 6. Upaya Guru Dalam Membelajarkan peserta didik. 1b. kelelahan pada tugas pondok
3. Kurangnya motivasi Sumber: mengakibatkan tidak
belajar peserta didik Naibaho, dkk. (2021). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB maksimalnya menghadapi
terjadi saat RENDAHNYA MOTIVASI BELAJAR SISWA MTs NEGERI 1 pembelajaran di sekolah
penggunaan metode TAPANULI TENGAH DISAAAT PANDEMI COVID-19. Jurnal 1c. Tingkat kesulitan materi juga
ceramah saja MathEdu, 4 (2),304-312 membuat motivasi belajar
4. Kurangnya motivasi kurang, peserta didik sudah
belajar ditemukan 2a. Tingkat keefektifan pembelajaran jarak jauh cenderung pesimis di awal saat melihat
pada saat kurang (rendah), materi yang disampaikan
pemaparan materi 2b. Munculnya distraksi dalam lingkungan belajar mandiri secara kompleks
metabolisme dan daring tergolong tinggi. 1d. Metode yang dipakai tidak
Pembelahan sel Sumber: menarik bagi peserta didik dan
Pahriji, I.A.(2021).PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR penyampaian yang terlalu
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN cepat juga menurunkan
JARAK JAUH SELAMA PANDEMI. Jurnal Citra motivasi belajar
Pendidikan.1(3),380-387 1e. Media yang monoton selama
pembelajaran daring (hanya
2b. Kurangnya pengetahuan dan kemampuan peserta didik dalam modul dan video) membuat
menggunakan media pembelajaran elektronik dan kurangnya peserta didik bosan
akses jaringan internet di masa pandemi COVID-19
2c. Guru tidak dapat bertindak dan mengontrol kelas secara 2. Rekan Guru:
langsung seperti biasanya pada pembelajaran daring. 2a. Penggunaan metode yang
Sumber: kurang menarik memengaruhi
Nurfallah, M. &Pradipta, T.R. (2021). Motivasi Belajar motivasi peserta didik
Matematika Siswa Sekolah Menengah Selama Pembelajaran 2b. Beratnya beban kognitif di
Daring di Masa Pandemi COVID-19. Jurnal Pendidikan pondok juga memengaruhi
Matematika, 5(3), 24252437. motivasi belajar
2c. Materi yang tingkatannya sulit
3a. Perilaku low achievement student meliputi nilai akademis dan abstrak
yang relatif rendah dan kejenuhan.
3b. Partisipasi peserta didik yang rendah juga ditemukan pada 3. Kepala Sekolah:
peserta didik yang low achiever. 3a. Motivasi yang rendah pada
Sumber: pemebelajaran daring masih
Fauziah, A.N. (2021).Low Achievement Student, Bagaimana terbawa sehingga saat luring
Menanganinya?. Diakses 31 Agustus 2022 dari: masih rendah motivasinya
https://www.kompasiana.com/ameliiaanf/60892b2f8ede4850e278 3b. Guru harus bisa mengemas
c132/low-achievement-student-bagaimana-menanganinya pembelajaran menjadi menarik
supaya meningkatkan motivasi
4a. Dalam proses belajar mengajar dengan metode peserta didik
ceramah peserta didik hanya menjadi pendengar dari
ceramah guru saja, peserta didik menjadi pasif hasil belajar
peserta didik menjadi rendah.
Sumber:
Kristianty, D. (2021). PENGARUH METODE CERAMAH DAN
DIALOG TERHADAP MOTIVASI BELAJAR. Jurnal Madinasika,
3(1).21-30

4c. Kekurangan metode ceramah, antara lain:


4c.1. Disini hanya guru yang lebih aktif dalam proses
pembelajaran sedangkan peserta didik cenderung pasif,
mereka hanya mendengarkan penjelasan dari guru.
4c.2. Lebih cenderung menjadikan pembelajaran yang
membosankan, disini para peserta didik hanya
mendengarkan dan terkadang mengantuk.
4c.3. Metode ceramah ini kurang cocok atau kurang serasi
apabila digunakan untuk membentuk keterampilan para
peserta didik

Sumber:
Nurfallah, M. &Pradipta, T.R. (2021). Motivasi Belajar
Matematika Siswa Sekolah Menengah Selama Pembelajaran
Daring di Masa Pandemi COVID-19. Jurnal Pendidikan
Matematika, 5(3), 242-237.
5a. Materi pembelahan sel dengan konsep-konsep yang sebagian
bersifat abstrak, karena prosesnya tidak dapat dilihat secara
langsung sehingga peserta didik memerlukan kemampuan
berpikir yang tinggi.
Sumber: Djou. (2020). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis
Pengetahuan Metakognitif Pada Materi Pembelahan Sel
untuk siswa SMA kelas XII. Jurnal Pendidikan .4(1). 28-37

Penyebab Masalah yang diasumsikan (6):


1. Cita-Cita Atau Aspirasi Peserta Didik yang berlawanan dengan tujuan pembelajaran ╳
2. Kondisi peserta didik yang kelelahan╳
3. Kemampuan peserta didik yang rendah dalam menangkap pembelajaran╳
4. Kondisi Lingkungan peserta didik yang tidak mendukung belajar yang kondusif╳
5. Unsur- Unsur Dinamis Dalam Belajar.╳
6. Upaya Guru Dalam Membelajarkan peserta didik yang kurang efektif dalam materi pembelahan sel✔ Metode
7. Tingkat keefektifan pembelajaran jarak jauh cenderung kurang (rendah) karena motivasi belajar selama pembelajaran daring rendah dalam materi pembelahan sel
✔Pendekatan
8. Guru tidak dapat bertindak dan mengontrol kelas secara langsung seperti biasanya pada pembelajaran daring dalam materi pembelahan sel ✔ Pendekatan
9. Perilaku low achievement student meliputi nilai akademis yang relatif rendah dan kejenuhan.╳
10. peserta didik menjadi pendengar dari ceramah guru saja, peserta didik menjadi pasif dalam materi pembelahan sel ✔ Metode
11. Materi pembelahan sel dengan konsep-konsep yang memerlukan kemampuan berpikir yang tinggi . ✔ Bahan ajar
12. Beban kognitif peserta didik yang banyak tidak hanya di sekolah tapi juga di pondok╳
13. Kelelahan pada peserta didik, banyak mengantuk di jam pertama╳
14. Materi pembelahan sel dianggap sulit oleh peserta didik ✔ Bahan ajar
15. Media penyampaian yang tidak menarik dalam pembelajaran materi pembelahan sel✔ Media

A. Ruang lingkup Pendekatan:


1. Tingkat keefektifan pembelajaran jarak jauh cenderung kurang (rendah) karena motivasi belajar selama pembelajaran daring rendah dalam materi pembelahan sel
2. Guru tidak dapat bertindak dan mengontrol kelas secara langsung seperti biasanya pada pembelajaran daring dalam materi pembelahan sel
Hasil analisis:
1. Pendekatan teacher centered kurang efektif membangkitkan motivasi peserta didik selama pembelajaran daring dalam materi pembelahan sel
2. Guru tidak menerapkan pendekatan student centered sehingga kurang membangkitkan motivasi peserta didik selama pembelajaran daring dalam materi pembelahan sel

B. Ruang lingkup Metode:


1. Upaya Guru Dalam Membelajarkan peserta didik yang kurang efektif dalam materi pembelahan sel
2. Peserta didik menjadi pendengar dari ceramah guru saja, peserta didik menjadi pasif dalam pembelajaran pada materi pembelahan sel
Hasil analisis:
1. Metode ceramah kurang efektif dalam meningkatkan motivasi peserta didik dalam materi pembelahan sel
2. Guru belum pernah menggunakan metode lain dalam upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada materi pembelahan sel
C. Ruang lingkup bahan ajar:
1. Materi pembelahan sel dengan konsep-konsep yang memerlukan kemampuan berpikir yang tinggi.
2. Materi pembelahan sel dianggap sulit oleh peserta didik
Hasil analisis:
1. Bahan ajar berupa modul cetak kurang memotivasi peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi pada materi pembelahan sel
2. Bahan ajar bentuk lain tidak digunakan guru untuk memotivasi peserta didik pada materi pembelahan sel

D. Ruang lingkup media


1. Media penyampaian yang tidak menarik pada pembelajaran pembelahan sel
Hasil analisis:
1. Media power point ( visual) kurang memotivasi peserta didik dalam membelajarkan materi pembelahan sel

E. Ruang lingkup penilaian:


1. Tingkat keefektifan pembelajaran jarak jauh cenderung kurang (rendah) karena motivasi belajar selama pembelajaran daring rendah dalam materi pembelahan sel

Hasil analisis:
1. Guru hanya menggunakan penilaian kognitif selama pembeljaran daring yang tidak mampu meningkatkan motivasi peserta didik pada materi pembelahan sel
2. Guru tidak menginformasikan lingkup penilaian pada peserta dididk sehingga tidak meningkatkan motivasi peserta didik pada materi pembelahan sel

F. Ruang lingkup model:


1. Materi pembelahan sel dengan konsep-konsep yang memerlukan kemampuan berpikir yang tinggi.
2. Perilaku low achievement student meliputi nilai akademis yang relatif rendah dan kejenuhan.
Hasil analisis:
1. Guru belum menggunakan model pembelajran inovatif dalam upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada materi pembelahan sel

Kesimpulan analisis:
1. Pendekatan teacher centered kurang efektif membangkitkan motivasi peserta didik selama pembelajaran daring dalam materi pembelahan sel
2. Guru tidak menerapkan pendekatan student centered sehingga kurang membangkitkan motivasi peserta didik selama pembelajaran daring dalam materi pembelahan sel
3. Metode ceramah kurang efektif dalam meningkatkan motivasi peserta didik dalam materi pembelahan sel
4. Guru belum pernah menggunakan metode lain dalam upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada materi pembelahan sel
5. Bahan ajar berupa modul cetak kurang memotivasi peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi pada materi pembelahan sel
6. Bahan ajar bentuk lain tidak digunakan guru untuk memotivasi peserta didik pada materi pembelahan sel
7. Media power point ( visual) kurang memotivasi peserta didik dalam membelajarkan materi pembelahan sel
8. Guru tidak menginformasikan lingkup penilaian pada peserta dididk sehingga tidak meningkatkan motivasi peserta didik pada materi pembelahan sel
9. Guru belum menggunakan model pembelajran inovatif dalam upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada materi pembelahan sel

Kemampuan 1. Peserta didik yang 1. Minat baca 1a. UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah 1. Peserta didik
analisis bacaan minat bacanya 2. Materi evolusi soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. 1a. Tidak minat pada bacaan yang
peserta didik rendah memiliki 3. Under achiever https://www.kominfo.go.id/content/detail/10862/teknologi- berisi istilah-istilah sulit
rendah kemampuan analisis 4. Analisis bacaan masyarakat-indonesia-malas-baca-tapi-cerewet-di-medsos/0/ 1b. tidak berminat pada bacaan
bacaan yang rendah rendah sorotan_media#:~:text=Menurut%20data%20UNESCO%2C yang menuntut untuk berpikir
2. Kemampuan %20minat%20baca,1%20orang%20yang%20rajin tingkat tinggi
analisis bacaan yang %20membaca! 1c. kesulitan memahami isi bacaan
rendah ditemui pada (daya baca rendah).
materi Evolusi 1b. Peserta didik tidak memahami bacaan maka bacaan itu 1d. Hanya menyenangi bacaan
3. Kemampuan menjadi tidak bermakna baginya dan berujung tidak mampu fiksi.
analisis peserta menganalisnya.
didik yang rendah 1c. Analisis adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi yang sulit 2. Rekan Guru:
ditemukan pada dicapai peserta didik 2a. Peserta didik sulit memahami
peserta didik under Sumber: istilah-istilah dalam materi
achiever Nugraha, A.P. (2018). Hubungan Minat Membaca dan evolusi,
Kemampuan Memahami Wacana dengan Keterampilan Menulis 2b. Penyampaian materi evolusi
Narasi. Indonesian Journal of Primary Education, 2(1), 19-29 yang tidak menarik
2c. peserta didik malas membaca
2a. konsep-konsep dalam evolusi cukup kompleks untuk dapat khususnya pada peserta didik
dipahami. low achiever.
2b. Teori-teori dalam evolusi sering menimbulkan perdebatan
Sumber: 3. Pustakawan:
Putri, A.N. (2020). Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa pada 3a. Buku-buku fiksi laris dipinjam
Konsep Evolusi Menggunakan Certainty of Response Index peserta didik, sementara buku-
(CRI). Jurnal Kiprah, 8(1).12-18 buku pelajaran sangat jarang
dipinjam/ dibaca di
3a. Taraf kemampuan intelektual merupakan salah satu prediktor perpustakaan.
bagi hasil belajar
3b. Umumnya anak yang mengalami prestasi di bawah
kemampuan selalu menimbulkan kekacauan baik di kelas
maupun di dalam keluarga.
Sumber:
Witono, A.H.dkk. (2021). INDENTIFIKASI SISWA
BERPRESTASI DI BAWAH KEMAMPUAN
(UNDERACHIEVEMENT) SEKOLAH DASAR. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 5(1).1-14

Penyebab masalah yang diasumsikan:


1. Minat baca orang Indonesia yang rendah✔ pendekatan, metode
2. Peserta didik tidak memahami bacaan✔ metode, bahan ajar
3. konsep-konsep dalam evolusi cukup kompleks untuk dapat dipahami. ✔ bahan ajar
4. Teori-teori dalam evolusi sering menimbulkan perdebatan ✔ bahan ajar
5. Analisis merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang sulit dicapai peserta didik✔, penilaian
6. Peserta didik tidak minat pada bacaan yang berisi istilah-istilah sulit ✔ metode, bahan ajar
7. Peserta didik hanya menyenangi bacaan fiksi

A. Ruang lingkup metode:


1. Minat baca orang Indonesia yang rendah
2. Peserta didik tidak memahami bacaan
Hasil analisis:
1. Metode ceramah kurang efektif dalam menumbuhkan kemampuan analisis peseerta didik pada materi evolusi

B. Ruang lingkup pendekatan:


1. Minat baca orang Indonesia yang rendah
Hasil analisis:
1. Pendekatan teacher centered kurang efektif dalam menumbuhkan kemampuan analisis peseerta didik pada materi evolusi

C. Ruang lingkup bahan ajar:


1. Konsep-konsep dalam evolusi cukup kompleks untuk dapat dipahami.
2. Teori-teori dalam evolusi sering menimbulkan perdebatan
Hasil analisis:
1. Bahan ajar berupa modul atau hand out kurang efektif dalam menumbuhkan kemampuan analisis peseerta didik pada materi evolusi

D. Ruang lingkup penilaian:


1. Analisis merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang sulit dicapai peserta didik
Hasil analisis:
1. Bentuk penilaian tertulis pilihan ganda tidak efektif menumbuhkan kemampuan analisis peseerta didik pada materi evolusi

Kesimpulan analisis:
1. Metode ceramah kurang efektif dalam menumbuhkan kemampuan analisis peserta didik pada materi evolusi
2. Pendekatan teacher centered kurang efektif dalam menumbuhkan kemampuan analisis peserta didik pada materi evolusi
3. Bahan ajar berupa modul atau hand out kurang efektif dalam menumbuhkan kemampuan analisis peserta didik pada materi evolusi
4. Bentuk penilaian tertulis pilihan ganda tidak efektif menumbuhkan kemampuan analisis peseerta didik pada materi evolusi

Kemampuan 1. Peserta didik 1. Kemampuan 1a. Kemampuan interpretasi grafik membutuhkan pengetahuan 1. Peserta didik
peserta didik dengan tingkat interpretasi tambahan dari disiplin ilmu matematis. 1a. Peserta didik mengalami
menginterpretas pemahaman konsep 2. Pemahaman Sumber: kesulitan dalam memahami
i gambar, rendah memiliki konsep Wahyuni, I.&Pramadanti.H.E. (2021).Analisis Kemampuan konsep sehingga untuk
grafik, atau kemampuan 3. Gaya belajar Interpretasi Data peserta didik dalam Belajar Materi Usaha dan kemampaun literasi yang lebih
diagram interpretasi yang auditori Energi. Jurnal Ikatan Alumni FIsika Universitas Negeri Medan. tinggi seperti kemampaun
kurang kurang 2(2),12-15 interpretasi mereka juga
2. Peserta didik yang kesulitan
kecenderungan gaya 2a. Motivasi belajar yang rendah memengaruhi pemahaman 1b. Kesulitan menuangkan gagasan
belajar auditori konsepnya. ke dalam bentuk tulisan,
memiliki Sumber: penyusunan kalimat yang tidak
kemampuan yang Shidik, M.A.(2020).HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI tepat, tidak sesuai eyd, tidak
kurang dalam BELAJAR DENGAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA PESERTA mencerminkan pemahaman
interpretasi gambar DIDIK MAN BARAKA. Jurnal Kumparan Fisika, 3 (2), 91-98 peserta didik
3. Kemampuan
interpretasi peserta 3a. Informasi tertulis terkadang sulit diterima oleh peserta didik 2. Rekan Guru
didik rendah saat bergaya belajar auditori ini. peserta didik seperti ini biasanya 2a. Peserta didik sulit berpikir
harus menuangkan dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks atau tingkat tinggi, hanya mampu
hasil interpretasi mendengarkan suara. melihat data-data tersurat,
dalam bentuk Sumber: dalam interpretasi masih suka
tulisan Purbaningrum.K.A. (2017). KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT keliru
TINGGI SISWA SMP DALAM PEMECAHAN MASALAH 2b. Tidak pahamnya konsep
MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR. membuat kesulitan menuangkan
JPPM.10(2).40-49 hasil interpretaasi ke dalam
tulisan.
2c. Kemampuan dalam pelajaran
matematika peserta didik yang
mengalami kesulitan dalam
interpretasi juga rendah
(Narasumber Guru Matematika)
2d. Kemampuan menulis pada
pembelajaran bahasa indonesia
peserta didik juga mengalami
kesulitan (Narasumber Guru
Bahasa Indonesia)

Penyebab masalah yang diasumsikan:


1. Kemampuan interpretasi grafik membutuhkan pengetahuan tambahan dari disiplin ilmu matematis. ✔ metode
2. Motivasi belajar yang rendah memengaruhi pemahaman konsepnya.✔ metode
3. Informasi tertulis terkadang sulit diterima oleh peserta didik bergaya belajar auditori
4. Peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami konsep ✔ bahan ajar
5. Kesulitan menuangkan gagasan ke dalam bentuk tulisan, ✔ bahan ajar
6. Peserta didik sulit berpikir tingkat tinggi✔ penilaian
7. Kemampuan dalam pelajaran matematika rendah
8. Kemampuan dalam pelajaran Bahasa Indonesia rendah

A. Ruang lingkup metode:


1. Kemampuan interpretasi grafik membutuhkan pengetahuan tambahan dari disiplin ilmu matematis.
2. Motivasi belajar yang rendah memengaruhi pemahaman konsepnya dalam interpretasi grafik.
Hasil analisis:
1. Metode ceramah kurang mampu meningkatkan kemampuan interpretasi grafik

B. Ruang lingkup bahan ajar:


1. Peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami konsep
2. Kesulitan menuangkan gagasan ke dalam bentuk tulisan
Hasil analisis:
1. Bahan ajar berupa modul tidak efektif dalam meningkatkan kemampuan interpretasi grafik

C. Ruang lingkup penilaian:


1. Peserta didik sulit berpikir tingkat tinggi
Hasil analisis:
1. Bentuk soal pilihan ganda kurang mampu meningkatkan kemampuan interpretasi grafik

Kesimpulan hasil analisis:


1. Metode ceramah kurang mampu meningkatkan kemampuan interpretasi grafik
2. Bahan ajar berupa modul tidak efektif dalam meningkatkan kemampuan interpretasi grafik
3. Bentuk soal pilihan ganda kurang mampu meningkatkan kemampuan interpretasi grafik

Kurang 1. Kesulitan konsentrasi 1. Kurang 1a. Faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar 1. Peserta didik
konsentrasi pada peserta didik konsentrasi ada 2 faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor 1a. Peserta didik mudah bosan
peserta didik dialami saat 2. Metode ceramah internal yang mempengaruhinya: 1) kurangnya perhatian membaca tayangan pada PPT
pembelajaran metode 3. Pemahaman siswa terhadap materi pelajaran (konsentrasi). Konsentrasi 1b. Peserta didik kurang
ceramah konsep rendah dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada memahami materi pembelajaran
2. Kurangnya 4. Gaya belajar situasi belajar. Kurangnya konsentrasi dapat menyebabkan 1c. Peserta didik menyukai
konsentrasi ditemui kinestetik kesulitan dalam belajar. kegiatan praktikum
pada peserta didik 1d. Peserta didik sering kelelahan
yang memiliki Sumber: dan mengantuk
pemahaman konsep Herwan, M. & Aryani, A. (2022). Analisis Kesulitan yang 1e. Peserta didik tidak menyukai
yang rendah Dihadapi Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ekonomi SMA 2 media berupa media cetak berisi
3. Kurangnya Rejang Lebong. Jurnal Multidisiplin Dehasen. 1(3), 289-294 tulisan saja
konsentrasi ditemui
pada peserta didik 2a. Kekurangan metode ceramah, antara lain: 2. Rekan Guru:
yang kecenderungan 1. Disini hanya guru yang lebih aktif dalam proses 2a. Metode yang digunakan guru
gaya belajar pembelajaran sedangkan peserta didik cenderung pasif, tidak menarik bagi peserta didik
kinestetik mereka hanya mendengarkan penjelasan dari guru. 2b.Modul pelajaran sulit dipahami
4. Kurangnya 2. Lebih cenderung menjadikan pembelajaran yang peserta didik
konsentrasi pada saat membosankan, disini para peserta didik hanya 2c. Pendekatan masih berfokus
penyampaian materi mendengarkan dan terkadang mengantuk. pada guru
pembelahan sel 3. Metode ceramah ini kurang cocok atau kurang serasi
apabila digunakan untuk membentuk keterampilan para 3. Wali asuh
peserta didik 3a.Peserta didik memiliki banyak
Sumber: tugas di pondok
Nurfallah, M. &Pradipta, T.R. (2021). Motivasi Belajar 3b. Peserta didik mengalami
Matematika Siswa Sekolah Menengah Selama Pembelajaran kelelahan saat harus sekolah
Daring di Masa Pandemi COVID-19. Jurnal Pendidikan
Matematika, 5(3), 242-237.

3a. Siswa yang memiliki kecenderungan dengan ciri gaya belajar


kinestetik lebih menyukai belajar atau menerima informasi
melalui gerakan atau sentuhan. Siswa dimungkinkan untuk
mencapai prestasi belajar yang efektif melalui gerakan atau
sentuhan secara langsung berdasarkan ciri gaya belajar
kinestetik.
3b. Bagi siswa dengan gaya belajar kinestetik, kondisi fisik
merupakan salah satu faktor yang berperan penting, karena
mereka akan langsung melakukan tindakan secara fisik dalam
kegiatan belajar mereka. Jika ia belajar dengan kondisi fisik
yang sehat, proses dan hasil belajarnya akan lancar dan
maksimal. Demikian juga seseorang yang belajar dalam
keadaan yang lelah, ia tidak dapat menjalankan proses belajar
dengan baik dan hasil belajarnya pun tidak akan sempurna.
Sumber:
Rambe, M,S. dkk. (2019). PENGARUH GAYA BELAJAR
VISUAL, AUDITORIAL, DAN KINESTETIKTERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA SMA DIAN ANDALAS PADANG.
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran. 2(2), 291-296

Penyebab masalah yang diasumsikan:


1. Kurangnya konsentrasi dapat menyebabkan kesulitan dalam belajar.
2. Guru yang lebih aktif dalam proses pembelajaran sedangkan peserta didik cenderung pasif ✔ Pendekatan
3. Metode ceramah cenderung menjadikan pembelajaran yang membosankan, disini para peserta didik hanya mendengarkan dan terkadang mengantuk. ✔ Metode
4. Metode ceramah ini kurang cocok atau kurang serasi apabila digunakan untuk membentuk keterampilan para peserta didik ✔ Metode
5. Siswa yang memiliki kecenderungan dengan ciri gaya belajar kinestetik lebih menyukai belajar atau menerima informasi melalui gerakan atau sentuhan. ✔ Metode
6. seseorang yang belajar dalam keadaan yang lelah, ia tidak dapat menjalankan proses belajar dengan baik dan hasil belajarnya pun tidak akan sempurna.
7. Peserta didik mudah bosan membaca tayangan pada PPT ✔ Media
8. Peserta didik kurang memahami materi pembelajaran✔ Bahan ajar
9. Peserta didik menyukai kegiatan praktikum✔ Metode
10. Peserta didik sering kelelahan dan mengantuk
11. Peserta didik tidak menyukai bahan ajar berupa media cetak berisi tulisan saja✔ bahan ajar
12. Metode yang digunakan guru tidak menarik bagi peserta didik✔ Metode
13. Modul pelajaran sulit dipahami peserta didik✔ bahan ajar
14. Pendekatan masih berfokus pada guru✔ Pendekatan
15. Peserta didik memiliki banyak tugas di pondok
16. Peserta didik mengalami kelelahan saat harus sekolah

A. Ruang lingkup Pendekatan:


1. Guru yang lebih aktif dalam proses pembelajaran sedangkan peserta didik cenderung pasif
2. Pendekatan masih berfokus pada guru
Hasil analisis:
1. Pendekatan teacher centered kurang efektif dalam meningkatkan konsentrasi peserta didik dalam pembelajaran materi pembelahan sel
2. Guru tidak menggunakan pendekatan student centered alam meningkatkan konsentrasi peserta didik dalam pembelajaran materi pembelahan sel
B. Ruang lingkup Metode:
1. Metode ceramah cenderung menjadikan pembelajaran yang membosankan, disini para peserta didik hanya mendengarkan dan terkadang mengantuk
2. Metode ceramah ini kurang cocok atau kurang serasi apabila digunakan untuk membentuk keterampilan para peserta didik dalam materi pembelahan sel
3. Peserta didik menyukai kegiatan praktikum dalam materi pembelahan sel
Hasil analisis:
1. Metode ceramah tidak efektif dalam meningkatkan konsentrasi peserta didik dalam membelajarkan materi pembelahan sel
2. Metode ceramah kurang efektif dalam membentuk keterampilan peserta didik pada materi pembelahan sel
3. Guru belum pernah menggunakan metode praktikum dalam materi pembelahan sel

C. Ruang lingkup Bahan ajar


1. Peserta didik kurang memahami materi pembelajaran
2. Modul pelajaran sulit dipahami peserta didik
3. Peserta didik tidak menyukai bahan ajar berupa media cetak berisi tulisan saja
Hasil analisis:
1. Modul bahan ajar kurang efektif meningkatkan konsentrasi bagi peserta didik dalam materi pembelahan sel

D. Ruang lingkup media:


1. Peserta didik mudah bosan membaca tayangan pada PPT
Hasil analisis:
1. Media power point ( visual) kurang efektif meningkatkan konsentrasi peserta dididk dalam materi pembelahan sel
2. Guru belum pernah menggunakan media interaktif dalam membelajarkan materi pembelahan sel

Kesimpulan analisis:
1. Pendekatan teacher centered kurang efektif dalam meningkatkan konsentrasi peserta didik dalam pembelajaran materi pembelahan sel
2. Guru tidak menggunakan pendekatan student centered alam meningkatkan konsentrasi peserta didik dalam pembelajaran materi pembelahan sel
3. Metode ceramah tidak efektif dalam meningkatkan konsentrasi peserta didik dalam membelajarkan materi pembelahan sel
4. Metode ceramah kurang efektif dalam membentuk keterampilan peserta didik pada materi pembelahan sel
5. Guru belum pernah menggunakan metode praktikum dalam materi pembelahan sel
6. Modul bahan ajar kurang efektif meningkatkan konsentrasi bagi peserta didik dalam materi pembelahan sel
7. Media power point ( visual) kurang efektif meningkatkan konsentrasi peserta dididk dalam materi pembelahan sel
8. Guru belum pernah menggunakan media interaktif dalam membelajarkan materi pembelahan sel

Sering terjadi 1. Miskomunikasi terjadi Miskomunikasi 1a. Selama ini peran orang tua dalam pengasuhan dan 1. Orang tua:
miskomunikasi dengan orang tua perawatan lebih menonjol, sedangkan pendidikan akademik 1a. Orang tua sering tertinggal
antara guru dan yang acuh seringkali dialihkan kepada pihak kedua yaitu sekolah. informasi di grup orang tua
orang tua 2. Miskomunikasi terjadi Sumber: 1b. Orang tua kesulitan akses
saat penyampaian Muspik, M. (2022). STUDI FENOMENOLOGI PERAN ORANG internet
informasi dalam tugas TUA SISWA DALAM MENERAPKAN PEMBELAJARAN 1c. Orang tua yang sudah berpisah
daring DARING DI RUMAH SAAT PANDEMI COVID-19. Jurnal dan saling melempar tanggung
Nusantara Hasana:1(8),112-117 jawab dalam memerhatikan
tugas daring anak
Kesulitan orang tua dalam pembelajaran daring yaitu latar
belakang pendidikan orang tua mempengaruhi tingkat kemudahan 2. Rekan guru:
dan kesulitan orang tua dalam mendidik anak; tingkat ekonomi 2a. Alur penyampaian informasi
orang tua mempengaruhi proses pembelajaran secara daring harus melalui pihak pondok
terutama dalam hal memfasilitasi pembelajaran daring anak; yang berujung miskomunikasi
kesulitan membagi waktu antara anak dan pekerjaan; jumlah dan lamanya informasi
anggota keluarga juga mempengaruhi orang tua dalam tersampaiakan
memberikan bimbingan kepada anak dalam belajar di rumah. 2b. Guru tidak dapat akses
Sumber: langsung komunikasi dengan
Khalimah, Siti Nur (2020) PERAN ORANG TUA DALAM orang tua
PEMBELAJARAN DARING DI MI DARUL ULUM
PEDURUNGAN KOTA SEMARANG TAHUN PELAJARAN 3. Wali Asuh
2020/2021. [UNSPECIFIED] 3a. Orang tua yang lepas
tangan/lepas tanggung jawab,
kebanyakan lalai dalam
kewajiban administratif yang
menyebabkan orang tua pun
menjadi malu untuk datang ke
sekolah

Penyebab masalah yang diasumsikan:


1. Peran orang tua dalam pengasuhan dan perawatan lebih menonjol, sedangkan pendidikan akademik seringkali dialihkan kepada pihak kedua yaitu
sekolah.
2. Orang tua tertinggal informasi di grup chat orang tua
3. Orang tua kesulitan akses internet
4. Orang tua yang sudah berpisah dan saling melempar tanggung jawab dalam memerhatikan tugas daring anak
5. Alur penyampaian informasi yang panjang/ harus melewati pihak pondok
6. Guru tidak dapat akses langsung komunikasi dengan orang tua
7. Orang tua yang lepas tangan/lepas tanggung jawab, kebanyakan lalai dalam kewajiban administratif yang menyebabkan orang tua pun menjadi malu untuk datang ke
sekolah

Objektif, adaptif dengan lingkungan, komunikasi efektif, empati,


Guru Guru mengalami 1. Kesulitan 1a. Kompetensi guru di bidang teknologi masih kurang 1.Rekan guru:
mengalami kesulitan menerapkan menerapkan model 1b. Kolaborasi interdisipliner dan upaya yang intensif dan 1a.Minimnya pengetahuan guru
kesulitan model pembelajaran pembelajaran berkesinambungan melibatkan berbagai pihak belum berjalan di akan model pembelajaran
menerapkan inovatif dengan 2. Pemahaman sekolah inovatif.
model terbatasnya pemahaman teknologi Sumber: 1b. Guru jarang mendapatkan
pembelajaran teknologi yang dimiliki Warsita, B. (2017). PERAN DAN TANTANGAN PROFESI pelatihan terkait metode
inovatif PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PADA pembelajaran inovatif
PEMBELAJARAN ABAD 21. Jurnal Teknologi Pendidikan. 1c. Minimnya sarana teknologi di
5(2).77-90 sekolah

2.Kepala sekolah:
2a.Pendanaan untuk pelatihan guru
dari yayasan masih minim
2b. Guru jarang dilibatkan dalam
pelatihan karena sering
terbentur bentroknya dengan
kegiatan pesantren
2c. Perangkat teknologi di sekolah
masih belum memadai
Penyebab masalah yang diasumsikan:
1. Kompetensi guru di bidang teknologi masih kurang ✔
2. Kolaborasi interdisipliner dan upaya yang intensif dan berkesinambungan melibatkan berbagai pihak belum berjalan di sekolah ✔
3. Minimnya pengetahuan guru akan model pembelajaran inovatif.✔
4. Guru jarang mendapatkan pelatihan terkait metode pembelajaran inovatif✔
5. Pendanaan untuk pelatihan guru dari yayasan masih minim
6. Guru jarang dilibatkan dalam pelatihan karena sering terbentur bentroknya dengan kegiatan pesantren
7. Perangkat teknologi di sekolah masih belum memadai✔

A. Ruang lingkup pedagogi:


1. Minimnya pengetahuan guru akan model pembelajaran inovatif.
2. Guru jarang mendapatkan pelatihan terkait metode pembelajaran inovatif
3. Perangkat teknologi di sekolah masih belum memadai
Hasil analisis:
1. Guru belum menerapkan pembelajaran inovatif

B. Ruang lingkup profesional:


1. Kompetensi guru di bidang teknologi masih kurang
2. Kolaborasi interdisipliner dan upaya yang intensif dan berkesinambungan melibatkan berbagai pihak belum berjalan di sekolah
Hasil analisis:

Ruang lingkup sosial


Ruang lingkup kepribadian
Peserta didik 1. Peserta didik 1. Konsep 1a. Perbandingan merupakan ranah berpikir tingkat tinggi 1. Peserta didik
kurang mampu kurang mampu perbandingan termasuk aktivitas analisa 1a. Kesulitan menghapal rumus-
menentukan menentukan 2. Kemampuan Sumber: http://bind.fkip.unila.ac.id/taksonomi-bloom-apa-dan- rumus
perbandingan perbandingan atau numerasi bagaimana-menggunakannya/ 1b. Kesulitan dalam menghitung
rasio pada materi 3. Penyimpangan 1c. Peserta didik tidak paham jenis
penyimpangan semu hukum 2a. Hanya sebagian kecil saja yang memanfaatkan kemampuan penyimpangan hukum mendel
semu hukum mendel literasi numerasi dalam kehidupan sehari-hari.
mendel 4. Hukum hardy- 2b. Kecakapan peserta didik dalam menggunakan konsep tersebut 2. Rekan guru
2. Peserta didik weinberg pada kondisi nyata atau saat menyelesaikan masalah tak 2a. Peserta didik kesulitan dalam
kurang mampu terstruktur bahkan diabaikan. berhitung
membuat Sumber: 2b. Peserta didik sulit memahami
perbandingan pada Salvia,N.Z. (2022). ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI konsep hukum mendel dan
frekuensi gen dalam NUMERASI PESERTA DIDIK DITINJAU DARI hukum Hardy-Weinberg
penerapan hukum KECEMASAN MATEMATIKA. Seminar Nasional Pendidikan
hardy weinberg Matematika. 3(1)
3. Peserta didik yang
kemampuan
numerasi rendah
kesulitan membuat
perbandingan
Penyebab masalah yang diasumsikan:
1. Perbandingan merupakan ranah berpikir tingkat tinggi termasuk aktivitas analisa
2. Hanya sebagian kecil saja yang memanfaatkan kemampuan literasi numerasi dalam kehidupan sehari-hari.
3. Kecakapan peserta didik dalam menggunakan konsep tersebut pada kondisi nyata atau saat menyelesaikan masalah tak terstruktur bahkan diabaikan.
4. Peserta didik kesulitan menghapal rumus-rumus
5. Peserta didik kesulitan menghitung
6. Peserta didik tidak paham konsep penyimpangan hukum mendel dan Hukum Hardy-Weinberg
Adanya 1. Peserta didik yang 1. Miskonsepsi 1a. konsep-konsep dalam evolusi cukup kompleks untuk dapat 1. Peserta didik:
miskonsepsi mengalami 2. Kredibilitas sumber dipahami. 1a. Hanya mencari 1 sumber atau
pada peserta miskonsepsi belum 3. Materi evolusi 1b. Teori-teori dalam evolusi merupakan salah satu bagian malas mencari banyak sumber
didik mampu memilah subkonsep yang memiliki banyak perbedaan dan sering 1b. Materi yang sulit dipahami’
informasi dengan menimbulkan perdebatan di dalamnya. 1c. Suasana kelas yang
tepat Sumber: membosankan
2. Peserta didik yang Putri, A.N. (2020). Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa pada 1e. Metode ceramah yang tidak
mengalami Konsep Evolusi Menggunakan Certainty of Response Index diminati
miskonsepsi belum (CRI). Jurnal Kiprah, 8(1).12-18
mampu menilai 2. Rekan Guru:
kredibilitas sumber 2a. Miskonsepsi yang paling banyak adalah bukan selama proses 2a.Metode dan media yang kurang
bacaan belajar mengajar melainkan sebelum proses belajar mengajar variatif
3. Miskonsepsi terjadi dimulai,saat peserta didik memproses informasi dari sumber 2b karakteristik materi yang sulit
pada materi evolusi yang kurang kredibel. dan abstrak
Sumber:
Sari, Ade Permata (2017) MISKONSEPSI DAN SUMBER
INFORMASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK
EKOSISTEM DI SMA NEGERI 1 SUNGGAL T.P. 2017/2018.
Undergraduate thesis, UNIMED.

Penyebab masalah yang diasumsikan:


1. Konsep-konsep dalam evolusi cukup kompleks untuk dapat dipahami. ✔ bahan ajar
2. Teori-teori dalam evolusi merupakan salah satu bagian subkonsep yang memiliki banyak perbedaan dan sering menimbulkan perdebatan di dalamnya. ✔bahan ajar
3. Peserta didik memproses informasi dari sumber yang kurang kredibel.
4. Memilih sumber yang paling mudah ditemukan, tanpa meninjau penulis atau penerbitnya
5. Hanya mencari 1 sumber atau malas mencari banyak sumber
6. Suasana kelas yang membosankan selama pembelajaran materi evolusi✔ pendekatan
7. Metode ceramah yang tidak diminati dalam membelajarkan materi evolusi✔ metode
8. Media yang kurang variatif yang digunakan dalam materi evolusi✔ media
A. Ruang lingkup pendekatan
1. Suasana kelas yang membosankan selama pembelajaran materi evolusi
Hasil analisis:
1. Pendekatan teacher centered selama pembelajran evolusi membosankan bagi peserta didik sehingga menimbulkan potensi miskonsepsi

B. Ruang lingkup metode


1. Metode ceramah yang tidak diminati dalam membelajarkan materi evolusi
Hasil analisis:
1. Metode ceramah kurang efektif dalam meminimalisir potensi miskonsepsi pada materi evolusi

C. Ruang lingkup media


1. Media yang kurang variatif dalam membelajarkan materi evolusi menimbulkan potensi miskonsepsi peserta didik
Hasil analisis:
1. Media power point (visual) kurang efektif dalam meminimalisir potensi miskonsepsi pada materi evolusi

D. Ruang lingkup bahan ajar:


1. Konsep-konsep dalam evolusi cukup kompleks untuk dapat dipahami.
2. Teori-teori dalam evolusi merupakan salah satu bagian subkonsep yang memiliki banyak perbedaan dan sering menimbulkan perdebatan di dalamnya.
Hasil analisis:
1. Bahan ajar berupa teks pada modul atau hand out kurang efektif dalam mencegah miskonsepsi pada materi evolusi
2. Guru belum menggunakan bahan ajar selain modul dalam membelajarkan materi evolusi

Kesimpulan:
1. Pendekatan teacher centered selama pembelajran evolusi membosankan bagi peserta didik sehingga menimbulkan potensi miskonsepsi
2. Metode ceramah kurang efektif dalam meminimalisir potensi miskonsepsi pada materi evolusi
3. Media power point (visual) kurang efektif dalam meminimalisir potensi miskonsepsi pada materi evolusi
4. Bahan ajar berupa teks pada modul atau hand out kurang efektif dalam mencegah miskonsepsi pada materi evolusi
5. Guru belum menggunakan bahan ajar selain modul dalam membelajarkan materi evolusi
Peserta didik 1. Peserta didik dengan 1. Capaian 1a. Peserta didik dengan capaian hasil belajar rendah masih 1. Peserta didik:
belum mampu capaian belajar pembelajaran kurang bisa berpikir tingkat tinggi. 1a. Peserta didik tidak paham
berpikir tingkat rendah belum 2. Berpikir tingkat Sumber: materi
tinggi mampu berpikir tinggi Sutrisno, D. (2018). Korelasi Kemampuan Berpikir Tingkat 1b. Peserta didik tidak menyukai
tingkat tinggi 3. Materi metabolisme Tinggi dan Prestasi Belajar Siswa MAN 3 Yogyakarta. Jurnal materi pembelajaran
2. Peserta didik belum 4. Materi evolusi Edumatica. 8(1), 17-22 1c. Peserta didik bosan dengan cara
mampu berpikir penyampaian dalam
tingkat tinggi pada 2a.Kemampuan peserta didik dalam menerima pembelajaran pembelajaran
materi yang abstrak yang berbeda juga membuat mereka memiliki 1d. Peserta didik tidak terbiasa
seperti metabolisme kemampuan berpikir tingkat tinggi yang berbeda pula. menjawab soal HOTS
dan evolusi 2b. Guru menunjukkan ketidakpastian tentang konsep HOTS
dan mereka tidak siap untuk mengajar atau menilai HOTS 2. Rekan Guru:
2c. kemampuan guru untuk meningkatkan HOTS peserta 2a. Guru masih sulit menerapkan
didik, memecahkan masalah berbasis HOTS, dan kegiatan pembelajaran berbasis HOTS
mengukur HOTS peserta didik masih rendah 2b. Tes diagnostik belum dilakukan

Sumber:
Saraswati, P.M. (2020).Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Dalam Menyelesaikan Soal HOTS Mata Pelajaran Matematika.
4(2), 257-269

Penyebab masalah yang diasumsikan:


1. Peserta didik dengan capaian hasil belajar rendah masih kurang bisa berpikir tingkat tinggi.
2. Kemampuan peserta didik dalam menerima pembelajaran yang berbeda juga membuat mereka memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi yang berbeda
pula.
3. Guru menunjukkan ketidakpastian tentang konsep HOTS dan mereka tidak siap untuk mengajar atau menilai HOTS
4. Kemampuan guru untuk meningkatkan HOTS peserta didik, memecahkan masalah berbasis HOTS, dan kegiatan mengukur HOTS peserta didik masih rendah
5. Peserta didik tidak paham materi
6. Peserta didik tidak menyukai materi pembelajaran
7. Peserta didik bosan dengan cara penyampaian dalam pembelajaran
8. Guru masih sulit menerapkan pembelajaran berbasis HOTS
9. Tes diagnostik belum dilakukan
Guru 1. Guru kesulitan 1. Kesulitan penerapan 1a. Kompetensi guru di bidang teknologi masih kurang 1.Rekan guru:
mengalami menggunakan teknologi 1b. Kolaborasi interdisipliner dan upaya yang intensif dan 1a.Sarana dan Prasarana masih
kesulitan teknologi terbaru 2. Materi abstrak berkesinambungan melibatkan berbagai pihak belum berjalan di terbatas
menggunakan dalam pembelajaran sekolah 1b.Guru kurang informasi tentang
teknologi pada kondisi Sumber: teknologi terbaru
terbaru dalam minimnya sarana Warsita, B. (2017). PERAN DAN TANTANGAN PROFESI 1c. Guru jarang mengikuti
pembelajaran pendukung PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PADA pelatihan tentang
2. Guru kesulitan PEMBELAJARAN ABAD 21. Jurnal Teknologi Pendidikan. perkembangan teknologi
menggunakan 5(2).77-90
teknologi terbaru 2. Kepala sekolah:
dalam pembelajaran 2a.Sekolah sedang terus berusaha
untuk materi-materi meningkatkan sarana prasarana
yang sulit dan 2b.Pendanaan yang dialokasikan
abstrak untuk pengembangan
kompetensi guru masih rendah
Penyebab masalah yang diasumsikan:
1. Kompetensi guru di bidang teknologi masih kurang
2. Kolaborasi interdisipliner dan upaya yang intensif dan berkesinambungan melibatkan berbagai pihak belum berjalan di sekolah
3. Sarana dan Prasarana masih terbatas
4. Guru kurang informasi tentang teknologi terbaru
5. Guru jarang mengikuti pelatihan tentang perkembangan teknologi
6. Sekolah sedang terus berusaha meningkatkan sarana prasarana
7. Pendanaan yang dialokasikan untuk pengembangan kompetensi guru masih rendah

Ruang lingkup profesional


1. Kompetensi guru di bidang teknologi masih kurang
Ruang lingkup pedagogi
1. Kolaborasi interdisipliner dan upaya yang intensif dan berkesinambungan melibatkan berbagai pihak belum berjalan di sekolah

Anda mungkin juga menyukai