Anda di halaman 1dari 16

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : I Made Suharta Yasa, S.Pd
Asal Institusi : SMP Negeri 1 Sawan

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi


diidentifikasi masalah penyebab masalah
1 Pedagogik Hasil Kajian Literatur Berdasarkan hasil
Rendahnya minat belajar p 1. Menurut Dewi Hastaty literatur dan wawancara,
eserta didik saat mengikuti Lanusi (2018), terdapat 2 penyebab minat belajar
pembelajaran di kelas faktor penyebab masalah masih rendah adalah
rendahnya minat belajar sebagai berikut:
siswa yaitu cara penyajian 1. Penyajian materi
materi pelajaran yang pelajaran yang
disampaikan kurang akan disampaikan
menarik dan kreativitas kurang menarik
serta inovasi guru dalam dan kurangnya
mengelola kelas yang masih kreativitas serta
kurang. inovasi guru dalam
mengelola kelas
2. Berdasarkan hasil 2. Kurangnnya
penelitian Pranata (2018) kesadaran Peserta
faktor yang menyebabkan Didik akan
rendahnya minat belajar peserta pentingnya
didik adalah: pelajaran PPKN
a. Kurangnnya kesadaran dalam kehidupan
peserta didik akan sehari-hari
pentingnya pelajaran PKn 3. Orang tua peserta
dalam kehidupan sehari-hari. didik terlalu
b. Guru terlalu kaku dalam mengandalkan
memberikan pembelajaran sekolah sebagai
c. Lingkungan sekitar peserta satu-satunya
didik dimana masih ada tempat anak
orang tua Peserta Didik yang memperoleh
kurang perhatian terhadap pengetahuan tanpa
pendidikan anaknya, orang memberikan
tua Peserta Didik terlalu dukungan dan
mengandalkan sekolah keikutsertaan
sebagai satu-satunya tempat untuk memantau
anak memperoleh proses belajar anak
pengetahuan. di luar sekolah.
Sumber: 4. Kurangnya
https://ppkn.fkip.uns.ac.id penerapan media
pembelajaran yang
menarik untuk
Hasil Wawancara mendukung proses
1. Kepala sekolah (Drs.Made pembelajaran di
Sugiarta) kelas.
Berdasarkan hasil wawancara 5. Analisis kebutuhan
dengan kepala sekolah, dapat belajar yang
diketahui bahwa penyebab dilakukan oleh
rendahnya minat belajar peserta guru masih kurang.
didik adalah sebagai berikut:
1) Media pembelajaran yang
digunakan kurang menarik
bagi peserta didik
2) Guru kecenderungan masih
menggunakan metode
konvensional saat mengajar
yaitu metode ceramah
3) Penerapan pembelajaran
diferensiasi oleh guru yang
belum maksimal
2. Rekan Sejawat (Made
Sukeranten,S.Pd)
Berdasarkan hasil wawancara
dengan teman sejawat, dapat
diketahui bahwa penyebab
rendahnya minat belajar peserta
didik adalah sebagai berikut:

1) Peserta didik berasusmsi


bahwa pembelajaran PPKN
kurang berguna dalam
kehidupan mereka atau
dengan kata lain mereka
belum menemukan
kebermaknaan dari
pembelajaran tersebut
2) Guru kecenderungan masih
mengajar dengan metode
konvensional yaitu ceramah
3) Kurangnya kemampuan guru
dalam menganalisis
kebutuhan belajar peserta
didik

2 Kesulitan belajar siswa Hasil Kajian Literatur Berdasarkan hasil kajian


berkebutuhan khusus dan Menurut Hehakaya & Pollatu, 2022 literatur dan wawancara,
Masalah pembelajaran hambatan guru dalam menerapkan penyebab guru tidak
(berdiferensiasi) di kelas pembelajaran berdiferensiasi di menerapkan
Guru tidak menerapkan kelas yaitu: pembelajaran
pembelajaran diferensiasi di 1. Kurangnya referensi model diferensiasi di dalam
dalam kelas pembelajaran diferensiasi kelas adalah sebagai
2. Gagap dalam menggunakan berikut:
teknologi untuk mendukung
proses pembelajaran yang 1. Kurangnya referensi
berdiferensiasi model pembelajaran
3. Kurangnya pemahaman diferensiasi
guru tentang kebutuhan 2. Kebanyakan guru
kelas dan kebutuhan belajar gagap teknologi atau
siswa belum melek
4. Keterbatasan media teknologi sehingga
pendukung pembelajaran kesulitan dalam
yang dimiliki oleh guru mengoperasikan
Sumber: media pendukung
https://e- pembelajaran
journal.iaknambon.ac.id/ berdiferensiasi
3. Sarana dan prasaran
Hasil Wawancara pendukung kurang
1. Kepala Sekolah (Drs.Made memadai
Sugiarta) 4. Guru kesulitan dalam
Berdasarkan hasil wawancara mengelompokkan
dengan kepala sekolah, dapat peserta didik
diketahui bahwa penyebab guru berdasarkan
tidak melaksanakan kebutuhan belajarnya
pembelajaran berdiferensiasi 5. Penerapan
adalah sebagai berikut: pembelajaran
diferensiasi
1) Guru tidak memiliki rasa memerlukan
kesadaran diri untuk persiapan dan waktu
mengembangkan diri secara yang lebih lama
mandiri dalam upaya untuk daripada
meningkatkan pembelajaran
pemahamannya terkait biasanya.
pembelajaran
berdiferensiasi
2) Menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi memerlukan
persiapan yang cukup
banyak karena guru
memiliki jam mengajar
yang tinggi dan guru harus
menyiapkan bahan yang
berbeda untuk setiap kelas
dan kelompok

2. Rekan Sejawat (Made


Sukaranten,S.Pd)
Berdasarkan hasil wawancara
dengan rekan sejawat, dapat
diketahui bahwa penyebab guru
tidak melaksanakan
pembelajaran berdiferensiasi
adalah sebagai berikut:
1) Guru belum paham
seutuhnya tentang cara
penerapan pembelajaran
diferensiasi didalam kelas
2) Guru masih memiliki
paradigma kalau tidak
ceramah berarti belum
mengajar
3) Guru kesulitan dalam
mengelompokkan peserta
didik berdasarkan
kebutuhan belajarnya
3 Membangun relasi/hubungan Hasil Kajian Literatur Berdasarkan hasil kajian
dengan Peserta Didik dan Berdasarkan hasil penelitian literatur dan
orang tua Peserta Didik Rospidan (2015) minimnya peran wawancara, penyebab
serta masyarakat dalam kurang maksimalnya
Kurangnya komunikasi menentukan kebijakan sekolah, komunikasi antara guru
antara guru dengan orang sebagai akibat masyarakat kurang dan orang tua/wali
tua siswa dalam memantau merasa memiliki, kurang tanggung peserta didik adalah
perkembangan belajar jawab dalam memelihara dan sebagai berikut:
peserta didik membina sekolah 1. Minimnya peran
dimana anak-anaknya bersekolah. serta masyarakat
dalam menentukan
Menurut Slamet Suyanto (2015), kebijakan sekolah
faktor penghambat kerjasama atau 2. Orangtua
hubungan orangtua siswa adalah : berpandangan
1. Orangtua berpandangan bahwa mereka tidak
bahwa mereka tidak bisa bisa berbuat
berbuat banyak dan guru banyak dan guru
jauh lebih berkompeten jauh lebih
dibidangnya berkompeten
2. Orang tua merasa dibidangnya dan
kesulitan mengatur waktu menganggap
yang tepat karena bahwa pendidikan
kesibukan kerja adalah tanggung
jawab guru
Hasil Wawancara 3. Adanya anggapan
1. Kepala Sekolah (Drs. Made bahwa Pendidikan
Sugiarta) adalah seutuhnya
Berdasarkan hasil wawancara tanggung jawab
dengan kepala sekolah, dapat sekolah sehingga
diketahui bahwa faktor yang orang tua
menyebabkan kurang menyerahkan
maksimalnya komunikasi sepenuhnya kepada
antara guru dan orang tua/wali sekolah tanpa ikut
peserta didik adalah sebagai andil dalam
berikut: pendidikan anak-
anaknya.
1) Terdapat anggapan bahwa 4. Kurangnya
pendidikan merupakan kesempatan
tanggung jawab sekolah bertemunya orang
secara utuh sehingga orang tua siswa dan pihak
tua menyerahkan sekolah, baik dalam
sepenuhnya kepada rapat maupun forum
sekolah lainnya.
2) Beban mengajar guru yang
tinggi sehingga
menyebabkan guru sangat
sulit untuk meluangkan
waktu berdialog bersama
dengan orang tua peserta
didik
3) Kesibukan orang tua dalam
bekerja sehingga urusan
sekolah yang berkaitan
dengan anak mereka
kurang mendapatkan
perhatian dan prioritas
orang tua, seperti halnya
orang tua yang susah untuk
bisa hadir kesekolah
kendati ada undangan dari
sekolah

2. Teman Sejawat (Made


Sukaranten,S.Pd)
Berdasarkan hasil wawancara
dengan teman sejawat, dapat
diketahui bahwa faktor
penyebab kurangnya relasi /
hubungan dengan orang tua
Peserta Didik adalah sebagai
berikut:
1) Orang tua cenderung sibuk
dengan pekerjaannya
masing-masing
2) Orang tua menyerahkan
sepenuhnya tanggung jawab
pendidikan anaknya kepada
pihak sekolah.
3) Kurang adanya forum
pertemuan antara orang tua
dan guru

4 Pemahaman/ pemanfaatan Hasil Kajian Literatur Berdasarkan kajian


model-model pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian literatur dan wawancara
inovatif berdasarkan Yusrina tahun 2019 faktor faktor penyebab belum
karakteristik materi dan penyebab belum maksimalnya maksimalnya
Peserta Didik. implementasi model pembelajaran implementasi model
Keterbatasan inovatif disebabkan oleh pembelajaran inovatif
pengetahuan guru pemahaman guru mengenai model- adalah sebagai berikut:
terhadap model-model model inovatif masih terbatas 1. Guru kurang
pembelajaran inovatif memahami
sehingga guru belum Sementara itu menurut langkah-langkah
secara maksimal dapat Nurmasyitah (2018) kendala guru sesuai sintak
mengimplementasikannya dalam menerapkan model yang ada pada
dalam pembelajaran pembelajaran inovatif yaitu: model
1. Guru kurang memahami pembelajaran
langkah-langkah sesuai sintak 2. Guru kurang
yang ada pada model mampu
pembelajaran mengelola atau
2. Guru dalam implemntasinya memanajemen
kurang menyesuaikan sintak waktu yang
tersedia dalam
dengan kegiatan yang dilakukan proses
oleh guru pembelajaran
3. Kurang mampu menyiasati 3. Guru kesulitan
waktu yang tersedia, dalam
pengelolaan dan pengawasan mengindentifikasi
kelas yang tidak dapat berjalan antara
maksimal dan ketidakaktifnya karakteristik
siswa dalam proses materi ajar dan
pembelajaran. Sehingga, proses peserta didik
penerapan model pembelajaran dengan model
tidak dapat berjalan dengan yang sesuai
maksimal.

Hasil Wawancara
1. Kepala Sekolah (Drs. Made
Sugiarta)
Berdasarkan hasil wawancara
dengan kepala sekolah,
penyebab belum maksimalnya
implementasi model
pembelajaran inovatif adalah
sebagai berikut:
1) Dalam penerapannya di kelas
metode inovatif memerlukan
waktu yang lebih banyak
ketimbang dengan metode
ceramah/konvensional,
disamping itu tuntutan untuk
menyelesaikan materi yang
sangat banyak menjadi alasan
mengapa guru cenderung
memilih metode ceramah
daripada metode inovatif.
2) Guru masih belum
memahami secara utuh
terkait dengan sintak dan
langkah pembelajaran
dengan menggunakan model
pembelajaran inovatif

2. Teman sejawat (Made


Sukaranten,S.Pd)
Berdasarkan hasil wawancara
dengan teman sejawat,
penyebab belum maksimalnya
implementasi model
pembelajaran inovatif adalah
sebagai berikut:
1) Pemahaman guru terkait
model pembelajaran inovatif
masih kurang.
2) Guru masih kesulitan dalam
mengindentifikasi antara
karakteristik materi ajar dan
peserta didik dengan model
yang sesuai.
3) Keterbatasan kemampuan
guru dalam memanagemen
waktu pembelajaran di kelas
sehingga pembelajaran
sering kekurangan waktu
5 Materi terkait Literasi Hasil Kajian Literatur Berdasarkan kajian
numerasi, Advanced Menurut Dalman, Rizki literatur dan wawancara
material, miskonsepsi, Pratama (2022) rendahnya faktor penyebab
HOTS. tingkat pengetahuan dan rendahnya tingkat
Pembelajaran HOTS kemampuan peserta didik dalam pengetahuan dan
masih belum maksimal mengerjakan soal HOTS (Higher kemampuan peserta
dilaksanakan karena Order Thinking Skills) didik dalam mengerjakan
peserta didik belum disebabkan oleh soal HOTS adalah
terbiasa mencari dan a. Dalam penyampaian sebagai berikut:
menemukan sendiri materi guru hanya 1. Guru mengajar
jawaban atas suatu menggunakan metode masih sebatas
permasalahan ceramah sehingga siswa dengan metode
menjadi bosan dan ceramah / tidak
kemampuan berfikir menggunakan
siswa tidak terasah serta model
kesulitan dalam pembelajaran
memahami materi inovatif
b. Siswa tidak mengerti 2. Siswa belum
perintah soal. Penyebab dibelajarkan
siswa tidak mengerti dengan baik
perintah soal dikarenakan mengenai apa itu
mereka tidak pernah di soal HOTS dan
ajarkan oleh guru bagaimana
mengenai apa itu soal karakteristik soal
HOTS dan apa saja yang tersebut dan cara
menjadi syarat sebuah pengerjaannya,
soal HOTS sehingga siswa
c. Soal HOTS yang kecenderungan
diberikan guru masih tidak mengerti
sedikit sehingga siswa perintah soal.
belum terbiasa dan tidak 3. Kurangnya
terlatih untuk menjawab pemberian latihan
soal HOTS yang diujikan soal HOTS oleh
kepada mereka guru.
d. Guru yang kurang
mendapatkan pelatihan
tentang HOTS
Sumber:
http://repository.unp.ac.id/39448/

Hasil Wawancara
1. Kepala Sekolah (Drs. Made
Sugiarta)
Berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala
sekolah, penyebab
rendahnya tingkat
pengetahuan dan
kemampuan peserta didik
dalam mengerjakan soal
HOTS (Higher Order
Thinking Skills) adalah
sebagai berikut:
1. Dalam mengajar, guru
tidak menggunakan
model pembelajaran
yang membelajarkan
keterampilan berpikir
tingkat tinggi (HOTS) /
model yang digunakan
masih bersifat
konvensional (ceramah)
belum inovatif
2. Guru cenderung lebih
sering memberikan
latihan soal LOTS seperti
materi hapalan dan
pemahaman sehingga
peserta didik tidak tebiasa
dengan soal HOTS
bahkan tidak mengenali
bagaimana soal HOTS
tersebut

2. Teman Sejawat (Made


Sukaranten,S.Pd)
Berdasarkan hasil
wawancara dengan teman
sejawat, penyebab rendahnya
tingkat pengetahuan dan
kemampuan peserta didik
dalam mengerjakan soal
HOTS (Higher Order
Thinking Skills) adalah
sebagai berikut:
1. Menyusun soal HOTS
merupakan hal yang jarang
dilakukan oleh guru
2. Kurangnya pememberian
latihan soal HOTS oleh
guru sehingga peserta didik
belum terbiasa
memecahkan masalah-
masalah yang
membutuhkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi/
HOTS
6 Pemanfaatan Hasil Kajian Literatur Berdasarkan hasil kajian
teknologi/inovasi dalam 1. Menurut Sutria Ningsih, dkk literatur dan wawancara
pembelajaran (2020) problema guru dalam dapat ditarik kesimpulan
Guru belum maksimal penggunaan teknologi dalam bahwa kurangnya
memanfaatkan teknologi/ TIK pembelajaran adalah : penggunaan media
dalam pembelajaran a. Menguras waktu pembelajaran Teknologi
b. Terbatasnya fasilitas (TIK) dalam proses
c. Siswa kurang memahami pembelajaran disebabkan
materi yang disampaikan. oleh beberapa hal berikut
2. Menurut Sri Lestar ini:
i(2017) Faktor penyebab 1. Penggunaan
kurangnya guru dalam media dapat
memamfaatkan teknologi menguras waktu
dalam pembelajaran materi dan terbatasnya
adalah: fasilitas serta
a. Kurang adanya sarana sarana prasarana
teknologi sehingga yang mendukung
Pembelajaran tidak 2. Kurangnya ada
mengintegrasikan teknologi. kemauan guru
b. Guru kurang memiliki untuk
pengetahuan tentang mengembangkan
teknologi kemampuannya
c. Kurangnya ada kemauan dalam
guru untuk memanfaatkan memanfaatkan
teknologi. teknologi pada
pembelajaran
Hasil Wawancara 3. Keterampilan dan
1. Kepala Sekolah (Drs. Made kemampuan guru
Sugiarta) di bidang IT
Berdasarkan hasil wawancara masih terbatas,
dengan kepala sekolah, terlebih lagi pada
penyebab kurangnya guru-guru senior
penggunaan media yang masih
pembelajaran Teknologi cenderung
(TIK) dalam proses mengajar dengan
pembelajaran adalah sebagai metode
berikut: konvensional
1. Membuat media berbasis
IT memerlukan
keterampilan dan skill
sementara sabagian besar
guru kemampuan dalam
bidang IT nya masih
terbatas
2. Keterbatasan sarana
penunjang seperti LCD

2. Rekan sejawat (Made


Sukaranten,S.Pd)
Berdasarkan hasil wawancara
dengan teman sejawat,
penyebab kurangnya
penggunaan media
pembelajaran Teknologi
(TIK) dalam proses
pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1. Guru belum menguasai
cara penggunaan media
yang berbasis teknologi
dalam pembelajaran
terutama yang bersifat
online seperti media
canva dan lain
sebagainya.
2. Penyebab penggunaan
teknologi belum
maksimal dalam
pembelajaran adalah
sebagian guru masih
fokus dengan
pembelajaran secara
konvensional karena
alasan umur dan enggan
mengembangkan diri
untuk mempelajari
teknologi.

Anda mungkin juga menyukai