3.8 Menghubungkan konsep partikel materi (atom, ion, molekul), struktur zat
sederhana dengan sifat bahan yang digunakan dalam kehidupan sehari- hari,
serta dampak penggunaannya terhadap kesehatan manusia.
4.8 Menyajikan hasil penyelidikan tentang sifat dan pemanfaatan bahan dalam
kehidupan sehari-hari.
Hasil Wawancara :
Kepala Sekolah
1. Pembelajaran yang
cenderung didominasi
oleh guru, sehingga
proses pembelajaran
hanya berjalan satu
arah saja.
2. Tingkat keaktifan
peserta didik dalam
pembelajaran rendah.
3. Peserta didik jarang
mengajukan
pertanyaan, sehingga
siswa sulit memahami
materi yang mereka
pelajari.
Guru IPA
1. Semangat belajar
siswa rendah
2. Pengembangan
perangkat ajar belum
maksimal
3. Tidak ada kelompok
belajar
4. Sarana tidak
memadai, labor ada
tetapi fungsinya
dirubah menjadi kelas
karna kekurangan
kelas untuk KBM.
Rekan Sejawat
1. Kurangnya motivasi
belajar siswa
dikarenakan
kurangnya dukungan
orang tua Seteleh dilakukan
2. kurangnya pengkajian lebih lanjut
keterampilan guru diperoleh analisis
Literasi membuat media eksplorasi masalah yaitu:
pembelajaran, 1. Kurangnya kebiasaan
Siswa belum 3. tidak adanya kemauan membaca peserta didik
maksimal guru untuk berinovasi 2. Pembelajaran tidak
memanfaatkan dikaitkan dengan situasi
perpustakaan kehidupan nyata
sekolah. Proses 3. Kurangnya sarana dan
Pembelajaran Menurut Dian(2018), prasarana
Faktor penghambat 4. Materi yang diajarkan
rendahnya minat siswa belum dipahami oleh siswa
mengunjungi 5. Peserta didik cenderung
perpustakaan: Koleksi menunggu penjelasan dari
buku cerita yang masih guru
kurang, penyaringan 6. Kurang menariknya
buku dari luar masih penyampaian materi oleh
belum tertata, dan guru
kebanyakan siswa yang 7. Kurangnya kemampuan
datang ke perpustakaan guru dalam pengelolaan
hanya menonton televisi. kelas
Faktor penghambat 8. Kurangnya pembiasaan
perpustakaan yang membaca peserta didik
menjadi penyebab
rendahnya minat siswa
mengunjungi
perpustakaan yaitu :
Kurangnya pelayanan
perpustakkaan dalam
pemberian informasi
kepada siswa jika ada
Bahan bacaan koleksi buku baru dan
tidak menarik keterbatasan tempat jika
menurut siswa. guru ingin melakukan
Hasil Belajar proses pembelajaran di
perpustakaan
Menurut Sumartati,
(2010) menyebutkan
bahwa penyebab
rendahnya literasi sains
siswa Indonesia
disebabkan beberapa hal
antara lain yaitu:
pembelajaran yang
bersifat terpusat pada
guru (teacher centered),
rendahnya sikap positif
siswa dalam mempelajari
sains, terdapat beberapa
kompetensi yang tidak
disukai responden (siswa)
terkait konten, proses
dan konteks. Sejalan
dengan Sumartati
beberapai teori dasar
yang relevan terkait
rendahnya literasi sains
antara lain; Rendahnya
kemampuan literasi sains
siswa dapat disebabkan
kebiasaan pembelajaran
IPA yang masih bersifat
konvensional serta
mengabaikan pentingnya
kemampuan membaca
dan menulis sains
sebagai kompetensi yang
harus dimiliki siswa.
Siswa terbiasa hanya
mengisi tabel yang telah
disediakan oleh guru,
sehingga kemampuan
siswa dalam
menginterpretasikan
grafik/tabel juga terbatas
(Rahayu, 2015). Siswa
tidak terbiasa
mengerjakan soal tes
literasi sains (Sariati,
2013).
Hasil Wawancara :
Kepala Sekolah
1. Pemanfaatan fasilitas
perpustakaan sekolah
oleh siswa dan guru
masih kurang
Guru IPA
1. Buku yang disajikan
diperpustakaan
kurang menarik
2. Buku yang
berhubungan dengan
materi pembelajaran
masih sedikit
3. Terdapat siswa yang
belum lancar membaca
Rekan Sejawat
1. Kurangnya
ketersediaan buku
bacaan
2. Pelayanan petugas
perpustakaan yang
kurang ramah
Pakar
1. Buku bacaan yang
kurang memadai
2. Kurangnya sosialisasi
membaca kepada siswa
2 Kesulitan Belajar
Guru IPA
1. Masalah keluarga yang
terbawa sampai ke
sekolah
2. Materi Klasifikasi
materi dan
Perubahannya bersifat
konseptual, sehingga
dalam pembelajaran
harus menggunakan
model dan media
pembelajaran yang
sesuai
3. Pikiran siswa hanya
pada main game
Rekan Sejawat
1. Kurangnya perhatian
peserta didik saat
proses pembelajaran
2. Kurangnya minat
belajar peserta didik
3. Peserta didik tidak
fokus belajar
Pakar
4. Peserta didik bersifat
pasif saat proses
pembelajaran
5. Guru dalam
menyampaian materi
tidak dikaitkan Setelah dilakukan analisis
dengan realita yang terhadap masalah
ada . pembelajaran berdiferensiasi
Pembelajaran
pada materi Klasifikasi
Berdeferensiasi materi dan perubahannya
dari berbagai sumber
Tidak ada
Hanover (2018: 5) literatur dan wawancara
pemetaan
mengemukakan ada maka diperoleh penyebab
terhadap
empat elemen maslah yang sesuai :
kebutuhan pembelajaran
belajar siswa. berdiferensiasi yaitu 1. Guru belum memiliki
Proses konten, proses, produk, wawasan tentang
Pembelajaran dan pengaruh. pembelajaran
Diferensiasi konten berdiferensiasi
adalah pengetahuan, 2. Guru belum mampu
pemahaman, dan mengenali kesiapan
keterampilan yang siswa belajar siswa
kita ingin pelajari. 3. Guru sulit
Diferensiasi proses adalah mengkondisikan siswa di
bagaimana siswa dalam kelas
mengerti atau memahami
isinya. Diferensiasi
produk adalah bagaimana
siswa
mendemonstrasikan apa
yang telah mereka
ketahui, pahami, dan
mampu melakukannya
setelah pembelajaran
dalam jangka panjang.
Diferensiasi pengaruh
adalah bagaimana emosi
dan perasaan siswa
memengaruhi
pembelajaran mereka.
Dalam penelitian ini,
diferensiasi pengaruh
disebut dengan istilah
student student
wellbeing.
Hasil Wawancara:
Kepala Sekolah
1. Guru belum
menerapkan tes
diagnostik pada siwa
2. Sebagian guru belum
bisa memahami cara
melakukan tes
diagnostik
3. Penggunaan model
dan media ajar tidak
sesuai dengan materi
Guru IPA
1. Guru belum
melakukan tes
terhadap siswa
2. Sulit melakukan uji
terhadap siswa,
karna belum
memahami uji
diagnostik.
Rekan Sejawat
1. Guru belum
menerapkan tes
diagnosis
2. Sulitnya komunikasi
dengan siswa
3. Sulitnya memantau
kesiapan belajar
peserta didik
4. Belum menerapkan
tes diagnosis
5. Sulitnya
mengkondisikan
siswa
Pakar
1. Sebagian guru
belum bisa
memahami cara
melakukan tes
diagnostik
2. Kurangnya
pengalaman guru
menentukan
kesiapan belajar
semua peserta didik
3 Relasi dengan
Siswa
Paradigma terkini Berdasarkan hasil
Guru belum tersebut menempatkan wawancara diperoleh
mendiskusikan guru sebagai leadership analisis eksplorasi masalah
tentang qualities and effective yaitu:
pemetaan teaching and motivational 1. Guru membangun
kebutuhan murid skill (Mc Laughlin, 1994). hubungan yang baik
(latar belakang) Untuk berhasil dalam dengan siswa, hal ini
Proses posisi ini, dalam terlihat dari banyaknya
Pembelajaran manajemen kelas, Jones siswa yang kurang
(1998: xiii-xiv) memperhatikan guru
berpendapat bahwa guru didalam proses
hendaknya memiliki pembelajaran.
keterampilan- 2. Guru tidak memahami
keterampilan sebagai karakteristik siswa
berikut: 1) mampu 3. Kurangnya pemahaman
mengembangkan guru tentang pendekatan
pemahaman yang utuh kepada siswa
mengenai kondisi 4. Kepedulian guru tehadap
personal/ psikologikal peserta didik masih
dan kebutuhan siswa, 2) rendah
mengembangkan
hubungan positif antara
guru-siswa, siswa-siswa
yang akan membantu
tercapainya kebutuhan
psikologis dasar siswa
dan terbangunnya
komunitas yang efektif di
dalam kelas, 3)
menerapkan metode
instruksional yang
memfasilitasi
pembelajaran secara
optimal dengan tetap
mencermati kebutuhan
akademik individual
maupun kelompok siswa,
4) mengembangkan
sistem manajemen
organisasional dan
kelompok dengan
memaksimalkan berbagai
aktivitas belajar dan
perilaku siswa, 5)
menanggapi secara efektif
setiap ketidaknyamanan
situasi belajar dan
perilaku tidak wajar dari
siswa dengan
mengembangkan sistem
konseling yang
melibatkan siswa untuk
merefleksikan dan
memperbaiki perilaku
yang tidak mendukung
pencapaian tujuan
pembelajaran
Hasil Wawancara:
Kepala Sekolah
1. Sebagian Guru belum
membangun Relasi
yang baik dengan
siswa
2. Guru masih memiliki
sifat egosentris
terhadap siswa
Guru IPA
1. Guru belum
memahami
karakteristik siswa
2. Guru belum
memahami cara
melakukan
pendekatan
3. Jadwal guru terlalu
padat
Rekan Sejawat
1. Guru belum
melakukan
komunikasi yang baik
dengan siswa
2. Sulitnya memantau
belajar peserta didik
Pakar
5 Anvanced material
Materi
pengayaan yang Salah satu kendala yang Setelah dianalisis
kurang membuat pendidik atau berdasarkan hasil kajian
dipahami oleh guru jarang membuat literatur diperoleh:
siswa. Seperti bahan ajar sendiri adalah
guru tidak menguasai 1. Pengetahuan mengenai
mengenai
cara pembuatannya materi yang bisa
molekul molekul
(Prastowo, 2011:49), dilakukan pengayaab
pada berbagai
sedangkan guru dituntut masih belum memadai
benda pada
untuk mempunyai 2. Kurangnya pemahaman
kehidupan.
kemampuan tentang tujuan pengayaan
Hasil Belajar
mengembangkan bahan 3. Jumlah siswa yang
ajar sendiri. Selain itu, PP mengikuti pengayaan
nomor 16 tahun 2007 masih kurang sehingga
menyebutkan bahwa guru guru tidak bersemangat
harus memiliki dalam pemberian
kompetensi pengayaan
mengembangkan materi
pelajaran yang kreatif
(Permendiknas RI No. 16,
2007:22).
Menurut Rusman
(2011:193-197) ada tujuh
komponen dalam
pembelajaran
kontekstual, yaitu: 1)
Konstruktivisme;. 2)
Inkuiri; 3) Bertanya; 4)
Masyarakat belajar; 5)
Pemodelan; 6) Refleksi; 7)
Penilaian sebenarnya; (M.
A. Oktavianie, dkk.
2018)
Hasil Wawancara :
Kepala Sekolah
1. Guru belum paham
prosedur pelaksanaan
pengayaan pada
pembelajaran
Guru IPA
1. Siswa masih sedikit
yang mampu
mengikuti pengayaan
2. Siswa banyak yang
masih belum
menguasai materi
dasar
Rekan Sejawat
1. Alokasi waktu yang
kurang
Pakar
1. Guru belum paham
prosedur pelaksanaan
pengayaan
Guru IPA
1. Kemampuan berpikir
siswa yang masih
rendah terutama dalam
penerapan
konsep/rumus.
2. Tidak ada kelompok
belajar
Rekan Sejawat
1. Kurangnya motivasi
belajar siswa
dikarenakan
kurangnya dukungan
orang tua
Pakar
1. Miskonsepsi guru
tentang soal HOTS
adalah soal yang sulit.
2. Pembelajaran dan
Asesmen tidak sinkron.
Guru melakukan
pembelajaran biasa
(tidak mengarah ke
HOTS) tetapi soal yang
dibuat HOTS.
6 Guru masih Menurut Hasibuan Setelah dianalisis lagi
belum (2021), faktor yang masalah rendahnya
mengoptimalkan menghambat pemanfaatan teknologi dalam
pemanfaatan pemanfaatan teknologi
pembelajaran dikarenakan :
teknologi dalam pembelajaran yaitu
informasi (TIK) : a. Kurangnya inisiatif 1. Guru tidak mau
dalam guru Setelah dianalisis berkembang
pembelajaran. lagi masalah rendahnya 2. Ada perangkat teknologi
Proses pemanfaatan teknologi yang belum dapat diakses
Pembelajaran dalam pembelajaran guru karena tidak adanya
dikarenakan : 1. Guru Laboratorium Komputer /
tidak mau untuk
Multimedia.
mengembangkan potensi
dirinya secara mandiri b. 3. Alokasi waktuyangku rang
Kurangnya fasilitas yang memadai.
disediakan oleh satuan 4. Keterampilan guru dalam
pendidikan Putra (2019)
tekno logi terkini masih
menyebutkan bahwa
faktor hambatan rendah
pemanfaatan teknologi 5. Guru tidak melibatkan
berasal dari faktor siswa dalam penerapan
internal dan eksternal. teknologi dalam
Faktor internal (guru): a. pembelajaran
kurangnya kemampuan 6. 6. Perangkat teknologi
menggunakan teknologi
siswa terbatas
dalam pembelajaran b.
Kurangnya kepercayaan
diri Faktor eksternal yaitu
kurangnya ketersediaan
sarana dan prasarana
pendukung penggunaan
teknologi
Hasil Wawancara :
Kepala Sekolah
1. Guru merasa nyaman
dengan pembelajaran
yang dia lakukan
selama ini
2. Guru tidak mau
berkembang
Guru IPA
1. Ada perangkat
teknologi yang belum
dapat diakses guru
karena tidak adanya
Laboratorium
Komputer /
Multimedia.
Rekan Sejawat
1. Alokasi waktu yang
kurang memadai.
2. Guru enggan belajar
teknologi terutama
untuk guru-guru yang
mendekati pensiun
Pakar
1. Keterampilan guru
dalam teknologi terkini
masih rendah
2. Guru tidak melibatkan
siswa dalam penerapan
teknologi dalam
pembelajaran
3. Perangkat teknologi
siswa terbatas
REFERENSI
Izzah, F. N., Khofsoh, Y. A., Sholihah, Z., Nurningtias, Y., & Wakhidah, N. (2022).
Analisis faktor–faktor pemicu turunnya keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran mata pelajaran IPA di masa pandemi. Pensa E-Jurnal:
Pendidikan Sains, 10(1). pp. 150-154.
Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Santoso, P. B., Wijayanti, L. M., Choi, C. H.,
& Putri, R. S. (2020). Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19
Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. EduPsyCouns:
Journal of Education, Psychology and Counseling.
Zidny, R., Insani, M.D. (2021, Oktober). “Peran Pendidik Ipa di Era Merdeka
Belajar : Peluang dan Tantangan”. Universitas Negeri Malang (Prosiding
Seminar Nasional Pembelajaran IPA Ke-6) (e-ISSN 2721-4656)
Nuramaliana, Siti. 2016. Konsentrasi Belajar dan Penyesuaian Diri pada Siswa
Kelas VII di SMP 1 Ciawigebang Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi
Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
(dipublikasikan).
Abdul & Munawir. 2009. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus secara Inklusif.
Surakarta: Yuma Pustaka