Guru IPA
1. Minat belajar siswa rendah
2. Pengembangan perangkat
ajar belum maksimal
3. Tidak ada kelompok belajar
4. Sarana tidak memadai,
labor ada tetapi fungsinya
dirubah menjadi kelas
karna kekurangan kelas
untuk KBM.
Pakar
1. Kurangnya motivasi
belajar siswa dikarenakan
kurangnya dukungan
orang tua
2. kurangnya keterampilan
guru membuat media
pembelajaran,
3. tidak adanya kemauan
Literasi guru untuk berinovasi
Bahan bacaan tidak
menarik menurut
siswa. Proses Menurut Sumartati, (2010)
Pembelajaran menyebutkan bahwa penyebab
rendahnya literasi sains siswa
Indonesia disebabkan beberapa hal
antara lain yaitu: pembelajaran
yang bersifat terpusat pada guru
(teacher centered), rendahnya sikap
Setelah dianalisis,
positif siswa dalam mempelajari rendahnya kualitas
sains, terdapat beberapa literasi pada proses
kompetensi yang tidak disukai belajar peserta didik
responden (siswa) terkait konten, karena :
proses dan konteks. Sejalan dengan
Sumartati beberapai teori dasar
yang relevan terkait rendahnya
1. Program Literasi yang
literasi sains antara lain; digaungkan belum
Rendahnya kemampuan literasi berjalan dengan baik,
sains siswa dapat disebabkan baik oleh guru
kebiasaan pembelajaran IPA yang maupun peserta
masih bersifat konvensional serta
mengabaikan pentingnya
didik
kemampuan membaca dan menulis 2. Persiapan LKPD yang
sains sebagai kompetensi yang disiapkan guru
harus dimiliki siswa. Siswa terbiasa belum memadai
hanya mengisi tabel yang telah terhadap tuntutan
disediakan oleh guru, sehingga
kemampuan siswa dalam
materi
menginterpretasikan grafik/tabel 3. Pelayanan
juga terbatas (Rahayu, 2015). perpustakaan
terhadap kunjungan
Menurut Dian(2018), siswa belum baik
Faktor penghambat 4. Guru hanya
rendahnya minat siswa menggunakan buku
mengunjungi perpustakaan: sebagai media
Siswa belum
maksimal Koleksi buku cerita yang pembelajaran
memanfaatkan masih kurang, penyaringan 5. Kurangnya variasi
perpustakaan sekolah. buku dari luar masih belum
model pembelajaran
Proses Pembelajaran tertata, dan kebanyakan 6. Guru hanya
siswa yang datang ke menerangkan materi
perpustakaan hanya dan meminta siswa
menonton televisi. Faktor membayangkan
penghambat perpustakaan tanpa menggunakan
yang menjadi penyebab media pembelajaran
rendahnya minat siswa 7. Guru melakukan
mengunjungi perpustakaan pembelajaran
yaitu : Kurangnya pelayanan menggunakan
perpustakkaan dalam metode ceramah
pemberian informasi kepada
siswa jika ada koleksi buku
baru dan keterbatasan
tempat jika guru ingin
melakukan proses
pembelajaran di
perpustakaan
Hasil Wawancara :
Kepala Sekolah
1. Program Literasi yang
digaungkan belum berhasil
menumbuhkan semangat
baca sebagian siswa
2. Persiapan Untuk mengajar
yang kurang lengkap
disiapkan oleh guru saat
mengajar
3. Pemanfaatan fasilitas
perpustakaan sekolah oleh
siswa dan guru masih
kurang
Guru IPA
1. Buku yang disajikan
diperpustakaan kurang
menarik
2. Buku yang berhubungan
dengan materi
pembelajaran masih
sedikit,sehingga tidak
menjangkau terhadap
kebutuhan jumlah siswa
yang ada
3. Terdapat siswa yang belum
lancar membaca
4. Masih banyak siswa yang
tidak mau memahami
bacaan yang dibaca dan
hanya mmengandalkan
penjelasan dari guru
Rekan Sejawat
1. Kurangnya ketersediaan
buku bacaan baik pada
pojok baca maupun
perpustakaan sekolah
2. Pelayanan petugas
perpustakaan yang kurang
ramah, sehingga kurang
menumbuhkan semangat
siswa untuk membaca
Pakar
1. Tidak adanya budaya atau
pembiasaan membaca
kepada peserta didik
2. Siswa malas membaca
karena sudah kecanduan
main game di gadget
3. Tidak menerapkan konsep
membaca seperti membaca
nyaring dll.
4. Bahan bacaan tidak
menarik
2 Kesulitan Belajar
Hasil Wawancara :
Kepala Sekolah
1. Pembelajaran yang
cenderung didominasi oleh
guru, sehingga proses
pembelajaran hanya
berjalan satu arah saja.
2. Tingkat keaktifan peserta
didik dalam pembelajaran
rendah.
3. Peserta didik jarang
mengajukan pertanyaan,
sehingga siswa sulit
memahami materi yang
mereka pelajari.
Guru IPA
1. Semangat belajar siswa
rendah
2. Pengembangan perangkat
ajar belum maksimal
3. Tidak ada kelompok belajar
4. Sarana tidak memadai,
labor ada tetapi fungsinya
dirubah menjadi kelas
karna kekurangan kelas
untuk KBM.
Pakar
1. Kurangnya motivasi belajar
siswa dikarenakan
kurangnya dukungan orang
tua
2. kurangnya keterampilan
guru membuat media
pembelajaran,
3. tidak adanya kemauan
Pembelajaran guru untuk berinovasi
Berdeferensiasi
Guru IPA
1. Guru belum melakukan
tes terhadap siswa
2. Sulit melakukan uji
terhadap siswa, karna
belum memahami uji
diagnostik.
Rekan Sejawat
Pakar
1. Guru tidak menerapkan
tes diagnostik
2. Kurangnya pengalaman
guru menentukan
kesiapan belajar semua
peserta didik
3 Relasi dengan
Siswa
Paradigma terkini tersebut Berdasarkan hasil
Guru belum menempatkan guru sebagai wawancara diperoleh
mendiskusikan leadership qualities and effective
tentang pemetaan teaching and motivational skill (Mc
analisis eksplorasi
kebutuhan murid Laughlin, 1994). Untuk berhasil masalah yaitu:
(latar belakang). dalam posisi ini, dalam manajemen 1. Guru membangun
Proses Pembelajaran kelas, Jones (1998: xiii-xiv) hubungan yang baik
berpendapat bahwa guru
hendaknya memiliki keterampilan- dengan siswa, hal
keterampilan sebagai berikut: 1) ini terlihat dari
mampu mengembangkan
pemahaman yang utuh mengenai
banyaknya siswa
kondisi personal/ psikologikal dan yang kurang
kebutuhan siswa, 2) memperhatikan guru
mengembangkan hubungan positif didalam proses
antara guru-siswa, siswa-siswa pembelajaran.
yang akan membantu tercapainya
kebutuhan psikologis dasar siswa
2. Guru tidak
dan terbangunnya komunitas yang memahami
efektif di dalam kelas, 3) karakteristik siswa
menerapkan metode instruksional 3. Kurangnya
yang memfasilitasi pembelajaran pemahaman guru
secara optimal dengan tetap
mencermati kebutuhan akademik
tentang pendekatan
individual maupun kelompok siswa, kepada siswa
4) mengembangkan sistem 4. Kepedulian guru
manajemen organisasional dan tehadap peserta
kelompok dengan memaksimalkan didik masih rendah
berbagai aktivitas belajar dan
perilaku siswa, 5) menanggapi
secara efektif setiap
ketidaknyamanan situasi belajar
dan perilaku tidak wajar dari siswa
dengan mengembangkan sistem
konseling yang melibatkan siswa
untuk merefleksikan dan
memperbaiki perilaku yang tidak
mendukung pencapaian tujuan
pembelajaran
Hasil Wawancara:
Kepala Sekolah
1. Sebagian Guru belum
membangun Relasi yang
baik dengan siswa
2. Guru masih memiliki sifat
egosentris terhadap siswa
Guru IPA
1. Guru belum memahami
karakteristik siswa
2. Guru belum memahami
cara melakukan
pendekatan
3. Jadwal guru terlalu padat
Rekan Sejawat
Rekan Sejawat
1. Alokasi waktu yang
kurang
Pengawas/Pakar
1. Guru masih kurang
melakukan literasi terkait
model/metode inovatif
2. Guru malas
mengimplementasikan apa
yang sudah dibaca
3. Tidak mau keluar dari
zona nyaman
4. Guru tidak merefleksikan
pembelajaran yang ia lakukan.
5 Advanced material
Salah satu kendala yang membuat Setelah dianalisis
pendidik atau guru jarang berdasarkan hasil kajian
Materi pengayaan membuat bahan ajar sendiri adalah literatur diperoleh:
yang kurang
guru tidak menguasai cara
dipahami oleh siswa
1. Pengetahuan
pembuatannya (Prastowo, 2011:49),
mengenai zat yang
sedangkan guru dituntut untuk mengenai materi
terkandung didalam
mempunyai kemampuan
makanan. Proses
mengembangkan bahan
yang bisa dilakukan
ajar
Pembelajaran pengayaab masih
sendiri. (M. A. Oktavianie, dkk.
2018) belum memadai
2. Kurangnya
Hasil Wawancara : pemahaman tentang
tujuan pengayaan
Kepala Sekolah 3. Jumlah siswa yang
1. Guru belum paham mengikuti pengayaan
prosedur pelaksanaan masih kurang
pengayaan pada sehingga guru tidak
pembelajaran bersemangat dalam
pemberian pengayaan
Guru IPA
1. Siswa masih sedikit yang
mampu mengikuti
pengayaan
2. Siswa banyak yang masih
belum menguasai materi
dasar
Rekan Sejawat
1. Alokasi waktu yang kurang
Pakar
Hasil Wawancara:
Kepala Sekolah
1. Siswa kurang berhati-
hati pada saat
pembelajaran
2. Siswa tidak mengulangi
dengan baik materi
yang teah diajarkan
dirumah
Guru IPA
1. Siswa kurang aktif
dalam proses
pembelajaran
2. Penyajian materi sulit
dimengerti peserta didik
3. Tingkat kemampuan
peserta didik
Rekan Sejawat
1. Siswa kurang
memperhatikan dengan
baik saat pembelajaran
2. Siswa Kurang teliti
didalam pemahaman
materi
Pakar
1. Guru tidak
menanamkan dengan
Baik materi kepada
siswa
2. Siswa Kurang teliti
didalam mempelajari
materi
Hasil Wawancara :
Kepala Sekolah
1. Guru merasa nyaman
dengan pembelajaran
yang dia lakukan selama
ini
2. Guru tidak mau
berkembang
Guru IPA
1. Ada perangkat teknologi
yang belum dapat diakses
guru karena tidak adanya
Laboratorium Komputer /
Multimedia.
Rekan Sejawat
1. Alokasi waktu yang kurang
memadai.
2. Guru enggan belajar
teknologi terutama untuk
guru-guru yang mendekati
pensiun
Pakar
1. Keterampilan guru dalam
teknologi terkini masih
rendah
2. Guru tidak melibatkan
siswa dalam penerapan
teknologi dalam
pembelajaran
3. Perangkat teknologi siswa
terbatas
REFERENSI
Izzah, F. N., Khofsoh, Y. A., Sholihah, Z., Nurningtias, Y., & Wakhidah, N.
(2022). Analisis faktor–faktor pemicu turunnya keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPA di masa pandemi.
Pensa E-Jurnal: Pendidikan Sains, 10(1). pp. 150-154.
Wakhidah, N., Erman, E., Widyaningrum, A., & Aini, V. N. (2021). Reflection
Online Learning During Pandemic and New Normal: Barriers,
Readiness, Solutions, and Teacher Innovation. JPI (Jurnal
Pendidikan Indonesia), 10(3), 464. https://doi.org/10.23887/jpi-
undiksha.v10i3.31093
Wahyuni. 2018. Analisis Kesulitan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA di
Kelas VII SMP Negeri 4 Terbanggi Besar. Jurna Sains dan Teknologi,
1 (1), pp. 29-26.