Anda di halaman 1dari 11

Nama : Sufi Akhmad

No.UKG : 201698316068
Tugas : LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang telah Hasil Eksplorasi Penyebab Analisis Eksplorasi


. Diidentifikasi Masalah Penyebab Masalah
1  Peserta didik masih Sumber Kajian Literatur Lebih lanjut setelah dilakukan
memiliki semangat Jurnal/artikel: analisis terhadap rendahnya
belajar yang rendah 1. Menurut Ayu, Ardianti dan semangat/motivasi siswa
Wanabuliandari (2021), disebabkan:
Faktor penyebab kesulitan 1. Pembelajaran di dalam
belajar matematika terdiri kelas masih monoton
dari faktor internal dan faktor 2. Guru belum merancang
eksternal. Faktor internalnya pembelajaran yang aktif
adalah kesehatan tubuh yang dan menyenangkan.
tidak optimal, cacat tubuh 3. Peserta didik tidak
yaitu penglihatan yang lemah mendapat perhatian dari
atau mata minus dan kedua orang tua yang
pendengaran yang kurang, sibuk bekerja.
kecerdasan yang rendah, 4. Peserta didik perlu
minat siswa pada pelajaran mendapat perhatian yang
matematika masih rendah, cukup dari orang tuannya
serta motivasi siswa dalam agar semangat belajarnya
pembelajaran matematika meningkat.
juga rendah. Sedangkan
faktor eksternalnya adalah
faktor lingkungan sekolah
yaitu penggunaan media
pembelajaran matematika
yang kurang inovatif, faktor
lingkungan keluarga adalah
orang tua kurang
memperhatikan kegiatan
belajar matematika siswa,
suasana dirumah kurang
baik saat siswa belajar
matematika, kegiatan dalam
masyarakat yaitu siswa yang
terlalu banyak aktivitas
sehingga kegiatan belajar
siswa menjadi terbengkalai,
dan faktor media massa yaitu
pengaruh penggunaan gadget
dan TV.
2. Menurut Jurnal dari Naibaho,
Elindra, dan Siregar (2021),
Kurang berminat disebabkan
faktor internal yaitu cita-
cita/aspirasi siswa dimana
siswa tidak bersungguh-
sungguh mengerjakan tugas,
siswa kurang yakin akan
jawabannya, siswa tidak
No Masalah yang telah Hasil Eksplorasi Penyebab Analisis Eksplorasi
. Diidentifikasi Masalah Penyebab Masalah
lansung mengerjakan tugas,
faktor kemampuan siswa
dimana siswa tidak tertarik
dengan pelajara matematika,
siswa tidak memiliki potensi
(kemampuan) dibidang
matematika, dan siswa
kesulitan dalam memahami
tugas matematika, faktor
kondisi lingkungan dimana
siswa merasa bosan dalam
belajar, dan kurang
bersemangat dalam belajar,
dan faktor eksternal yaitu
faktor kondisi lingkungan
dimana pada saat mengalami
kesulitan siswa tidak dibantu
dalam belajar dan televisi
mereka menyala pada saat
belajar dirumah, faktor
unsur-unsur dinamis dalam
belajar dimana fasilitas
belajar siswa kurang
memadai, dan mereka tidak
mengikuti bimbel selain dari
sekolah
3. Menurut Sardiman, Dalam
kegiatan belajar mengajar
akan berhasil dengan baik
jika peserta didik tekun
dalam mengerjakan tugas,
ulet dalam memecahkan
berbagai masalah dan
hambatan secara mandiri,
dan hasil belajar akan
menjadi optimal jika ada
motivasi. Edli, Mudjiran, dan
Bentri (2015).

Sumber Wawancara kepada


siswa/guru/Pakar:
1. Ternyata peserta didik tidak
mendapat perhatian dari
orang tua oleh karena orang
tua sibuk bekerja
2. Ternyata peserta didik
merasa bosan di dalam kelas
karena pembelajaran kurang
variatif.
3. Dst.
2  Kemampuan dasar Sumber Kajian Literatur Setelah dianalisis lebih lanjut
matematis siswa Jurnal/artikel: penyebab kemampuan dasar
No Masalah yang telah Hasil Eksplorasi Penyebab Analisis Eksplorasi
. Diidentifikasi Masalah Penyebab Masalah
tergolong rendah. 1. Menurut Jurnal Anggraeni, matematis siswa rendah:
Muryaningsih, dan Ernawati 1. Pembelajaran di kelas
(2020), Faktor yang masih belum melibatkan
menyebabkan kesulitan kaeaktifan peserta didik
belajar siswa pada mata 2. Peserta didik tidak
pelajaran matematika adalah diberikan bimbingan
faktor internal dan faktor secara khusus untuk
eksternal. Faktor internalnya meningkatkan
yaitu sikap siswa yang kemampuan dasar
cenderung negatif saat matematis siswa.
pembelajaran matematika, 3. Beberapa Siswa perlu
minat belajar yang rendah mendapat perhatian lebih
karena siswa sering tidak dari guru
memperhatikan guru ketika 4. Sikap siswa dalam
sedang menjelaskan materi, pembelajaran matematika
motivasi siswa yang lemah masih negatif
terutama motivasi dari dalam
diri siswa sendiri, dan
kemampuan penginderaan
yang tidak didukung dengan
motivasi serta rasa butuh
untuk tujuan belajar. Faktor
eksternalnya yaitu strategi
pembelajaran dari guru yang
monoton membuat
pembelajaran kurang menarik
bagi siswa, peralatan belajar
yang masih minim digunakan
oleh guru serta siswa yang
kadang tidak membawa
peralatan belajar sendiri,
lingkungan keluarga yang
kurang mendukung siswa
untuk belajar di rumah
karena orangtua sibuk
bekerja juga berpendidikan
rendah, dan lingkungan
masyarakat yang cenderung
ramai serta rata-rata
pendidikan masyarakat yang
masih rendah.

2. Menurut Utari, Wardana dan


Damayani (2019), Faktor
yang menyebabkan
kesulitan belajar
matematika berasal dari
faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal
yang berasal dari siswa
meliputi IQ atau intelegensi,
sikap siswa dalam belajar
No Masalah yang telah Hasil Eksplorasi Penyebab Analisis Eksplorasi
. Diidentifikasi Masalah Penyebab Masalah
matematika, motivasi belajar
siswa yang masih rendah,
kesehatan tubuh yang tidak
optimal, dan kemampuan
pengindraan siswa yang
kurang. Sedangkan faktor
eksternal yang berasal dari
luar siswa antara lain
kurangnya variasi mengajar
guru, penggunaan media
pembelajaran yang belum
maksimal, sarana prasarana
di sekolah, serta lingkungan
keluargaArtikel detik.com
(2019) mengatakan pelajaran
matematika masih menjadi
mata pelajaran yang sulit
yang dihadapi oleh setiap
siswa.

3. Menurut Prabandari (2019),


Hasil temuan menunjukkan
(1) kesulitan belajar
matematika yang dialami oleh
siswa karena persepsi
negative siswa terhadap
pembelajaran matematika, (2)
faktor penyebab kesulitan
belajar matematika berasal
dari faktor internal
(kurangnya siswa memiliki
intelegensi, motivasi belajar,
dan kesehatan tubuh) dan
faktor eksternal (penggunaan
media pembelajaran dan
situasi keluarga), (3) solusi
yang dapat digunakan untuk
mengurangi kesulitan belajar
matematika meliputi
mengubah persepsi negatif
siswa terhadap pembelajaran
matematika menjadi positif,
menggunakan media
pembelajaran, memperbanyak
latihan soal dan menjalin
kerjasama dengan orang
tuaHasil TIMSS 1999
mengungkapkan bahwa
kemampuan matematis siswa
Indonesia untuk soal-soal
tidak rutin sangat lemah.
No Masalah yang telah Hasil Eksplorasi Penyebab Analisis Eksplorasi
. Diidentifikasi Masalah Penyebab Masalah
Ismaimuza (2011).

Sumber Wawancara kepada


siswa/guru/Pakar:
1. Peserta didik menyebutkan
pelajaran matematika tidak
menjadi mata pelajaran yang
disukai.
2. Peserta didik jarang yang
melakukan pembelajaran
mandiri di rumah
3. Guru kurang komunikatif
(peka) terhadap keadaan
siswa

3 Hubungan komunikasi Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis


antar guru dan orang Jurnal/artikel: lebih lanjut diperoleh;
tua peserta didik 1. Menurut hasil penelitian Nisa 1. Orang tua jarang
terkait pembelajaran dan Fatmawati (2020), dilibatkan pada
masih kurang diharapkan orang tua serta kepentingan sekolah (rapat
guru mampu saling bekerja atau kemajuan sekolah)
sama dalam mengontrol serta 2. Sekolah jarang melakukan
menemani peserta didik perlawatan/kunjungan ke
dalam belajar sehingga rumah orang tua siswa.
mereka mampu belajar 3. Siswa tidak memiliki
dengan baik dan semangat teman dikelas maupun di
sehingga mampu sekolah.
meningkatkan motivasi 4. Hubungan siswa dengan
mereka dalam belajar guru perlu ditingkatkan
2. Munculnya kreativitas dapat
dipengaruhi dari berbagai
faktor diantaranya adalah
faktor komunikasi antara
keluarga, dalam hal ini adalah
orang tua, dan sekolah
terutama guru. Adanya sikap
saling mempercayai, saling
membantu dalam
membimbing anak dan
berkomunikasi antara orang
tua dan guru, akan membuat
anak merasa memiliki
kebebasan berkreativitas
guna pengembanganpotensi
dirinya, sehingga bisa
meningkatkan kreativitas dan
mencapai keberhasilan dalam
belajar. Pusitaningtyas (2016)
3. Menurut Rahayu (2021), perlu
adanya kerja sama antara
orang tua wali murid dan
guru yang ada di sekolah/di
No Masalah yang telah Hasil Eksplorasi Penyebab Analisis Eksplorasi
. Diidentifikasi Masalah Penyebab Masalah
madrasah, untuk
mensinergitaskan pola
pendidikan karakter yang
tepat bagi siswa sekaligus
dapat membina hubungan
yang baik dengan orang tua
wali murid. Hal ini perlu
dilakukan karena orang tua
wali murid harus mengetahui
segala perkembangan yang
dialami oleh putra-putrinya.
Baik itu perkembangan yang
bersifat positif atau masalah-
masalah yang perkembangan
siswa yang bersifat negatif.

Sumber Wawancara Siswa/


Guru/ Orang Tua/ Pakar:
1. Orang tua siswa jarang
dilibatkan dalam kegiatan
rapat sekolah
2. Orang tua siswa tidak
dilibatkan dalam kegiatan
proses pembelajaran
3. Hubungan siswa dengan
sesama tidak tercipta dengan
baik.
4. Hubungan siswa dengan guru
masih memiliki jarak.
4  Guru belum Sumber Kajian Literatur Setelah dianalisis lebih lanjut
mengoptimalkan model Jurnal/artikel: diperoleh:
pembelajaran yang 1. Hasil penelitian Tyas (2017) 1. Guru tidak memiliki waktu
inovatif sesuai dengan menunjukkan bahwa guru yang cukup untuk
karakteristik materi pada tahap perencanaan merancang pembelajaran
yang inovatif
mengalami hambatan sulitnya
2. Masih berfokus pada
menentukan masalah yang materi yang banyak dan
tepat sehingga mampu banyaknya jam mengajar
menstimulus suasana diskusi 3. Tuntutan dari kurikulum
yang baik dan mampu untuk menyelesaikan
menstimulus perkembangan materi yang ada.
intelektual siswa. Hambatan 4. Belum terpenuhinya
sarana yang memadai
waktu yang lama dalam
untuk menerapkan
perencanaan dan pembelajaran yang inovatif
pelaksanaan pembelajaran
disebabkan karena guru
belum terbiasa dengan
pembelajaran PBL. Interaksi
sosial dalam kelompok sering
tidak sesuai dengan harapan.
No Masalah yang telah Hasil Eksplorasi Penyebab Analisis Eksplorasi
. Diidentifikasi Masalah Penyebab Masalah
Secara khusus ketika
pelaksanaan, hambatan yang
dialami guru dalam
implementasi setiap tahap
PBL terletak pada tahap
ketiga, ketika membantu
investigasi mandiri dan
kelompok. Guru tidak mudah
dalam memposisikan diri
sebagai fasilitator,
membimbing, menggali
pemahaman yang lebih
dalam, mendukung inisiatif
siswa. Faktor kemampuan
awal siswa, tingkat dan
kecepatan berpikir dan aspek-
aspek lain yang heterogen
membuat guru perlu terus
melatih kepekaan agar
mampu menempatkan dirinya
pada posisi yang tepat agar
proses inkuiri berjalan dengan
baik
2. Menurut Ratna (2018),
Kesulitan guru menerapkan
pembelajaran model Problem
based learning pada tahap
perencanaan yaitu kesulitan
menentukan kegiatan belajar
yang mampu memacu siswa
aktif dalam suasana diskusi
di kelas serta kesulitan dalam
menentukan kelompok belajar
heterogen. Pada kegiatan
pelaksanaan pembelajaran,
guru kesulitan menyajikan
materi pelajaran dan hasil
karya siswa karna
keterbatasan media,
mengorganisasikan siswa
belajar mandiri dalam
melakukan kegiatan
penyelidikan individu
maupun kelompok.. Kesulitan
pada tahap evaluasi
No Masalah yang telah Hasil Eksplorasi Penyebab Analisis Eksplorasi
. Diidentifikasi Masalah Penyebab Masalah
pembelajaran yaitu mengatur
waktu untuk refleksi dan
evaluasi dan kesulitan dalam
kegiatan penilaian karna
tidak ada rubrik penilaian
khusus
3. Menurut hasil penelitian
Purwantini (2012) Sekolah
agar dapat menyediakan
fasilitas pembelajaran yang
lengkap agar guru yang
membelajarkan siswa
dengan model-model
pembelajaran inovatif seperti
model pembelajaran TGT
berbantuan media question
box, tidak mengalami
kendala dalam
membelajarkan siswa,
sehingga kualitas sekolah
akan sejajar atau dapat lebih
baik dari sekolah-sekolah
yang lain

Sumber Wawancara kepada


Guru/Kepsek/Pakar:
1. Guru kurang memiliki waktu
untuk merancang
pembelajaran yang inovatif
2. Terbatasnya pemahaman
guru dalam menerapkan
pembelajaran yang inovatif
3. Guru kesulitan dalam
menerapkan pembelajaran
Inovatif di kelas.
4. Guru kurang memiliki sarana
yang memadai untuk
menerapkan pembelajara
yang inovatif.
5 Pembelajaran di kelas Sumber Kajian Literatur Setelah dianalisis lebih lanjut
masih belum berbasis Jurnal/artikel: diperoleh:
HOTS 1. Kesulitan yang dihadapi guru 1. Guru tidak pernah
dalam menyusun soal mendapat pelatihan dalam
evaluasi berbasis HOTS yang merancang pembelajaran
meliputi guru kesulitan dalam berbasis HOTS
mengatasi kemampuan siswa 2. Sekolah juga tidak
yang berbeda-beda, guru memberikan pemahaman
kurang bisa membagi waktu, terhadap pembelajaran
guru kesulitan dalam berbasis HOTS.
menyesuaikan indikator, dan 3. Sekolah belum
guru kesulitan dalam mewajibkan pembelajaran
No Masalah yang telah Hasil Eksplorasi Penyebab Analisis Eksplorasi
. Diidentifikasi Masalah Penyebab Masalah
menyampaikan stimulus. HOTS
Sinta, Roebyanto, dan Nuraini 4. Untuk meningkatkan
(2022) mutu sekolah
2. Pembelajaran berbasis HOTS pembelajaran HOTS perlu
masih belum dipahami baik di terapkan
dalam pembelajaran HOTS,
penyusunan RPP yang
berorientasi HOTS,
penyusunan soal atau
pertanyaan berbasis HOTS
maupun dalam format
penilaian dalam pembelajaran
yang berbasis HOTS. Posma
(2021)
3. Penilaian HOTS bukan
penilaian reguler yang
diberikan di kelas. Penilaian
HOTS tidak digunakan
berkali-kali pada peserta didik
yang sama seperti penilaian
memori (recall), karena
penilan HOTS belum pernah
dilakukan sebelumnya.
Penilaian HOTS adalah
penilaian yanga asing yang
menuntun pembalajaran
benar-benar berfikir kreatif,
karena masalah yang ditemui
belum pernah dijumpai atau
dilakukan sebelumnya.
Fanani (2018)

Sumber Wawancara kepada


guru/Kepsek/Pakar:
1. Kurangnya pemahaman
pembelajaran berbasis HOTS
2. Kurangnya pelatihan dalam
merancang pembelajaran
berbasis HOTS.
3. Sekolah belum
mengkomunikasikan tentang
pembelajaran berbasis HOTS
kepada guru-guru
4. Guru masih kurang kompeten
dalam merancang
pembelajaran berbasis HOTS
6  Guru masih belum Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis
No Masalah yang telah Hasil Eksplorasi Penyebab Analisis Eksplorasi
. Diidentifikasi Masalah Penyebab Masalah
mengoptimalkan Jurnal/artikel: lebih lanjut diperoleh:
pemanfaatan teknologi 1. Menurut Jurnal Widianto, 1. Pemahaman guru
informasi dan Husna, Sasami, Rizkia, Dewi, terhadap penerapan TIK di
Komputer (TIK) dalam dan Cahyani (2021) Dengan dalam pembelajaran masih
pembelajaran pemanfatan TIK, peserta terbatas.
menjadi lebih aktif karena 2. Kurangnya pelatihan TIK
dirangsang untuk melakukan yang didapat guru.
eksplorasi ilmu pengetahuan 3. Masih ada guru yang
yang didapatnya. Dengan belum kompeten
pemanfaatan TIK yang baik, menggunakan perangkat
maka peserta didik dan IT
pendidik akan mendapatkan 4. Sarana IT yang ada
pengaruh yang positif dan disekolah masih terbatas
manfaat dari dari Teknologi
yang digunakan. Dengan
penggunaan teknologi
informasi,membuat para guru
atau pendidik tidak
ketinggalan jaman dengan
perkembangan dunia
pendidikan. Dalam
pemanfaatan teknologi e-
learning, Guru dituntut untuk
memiliki pengetahuan dan
keterampilannya dalam
mengoperasikan media
teknologi dalam kegiatan
proses belajar mengajar agar
mereka bisa memberikan
materi dengan baik. Apabila
pendidik belum bisa
menggunakan adanya
teknologi tersebut, diberikan
bimbingan khusus agar
mereka bisa
menggunakannya,
selanjutnya apabila pendidik
tidak mau menggunakan
teknologi tersebut, mereka
harus menggunakan adanya
teknologi tersebut meskipun
tidak langsung
mempraktekkan
menggunakan teknologi.
Pendidik bisa
menyeimbangkan antara
metode penyampaian materi
menggunakan ceramah dan
menggunakan teknologi
informasi. Lama kelamaan
pendidik tersebut juga akan
No Masalah yang telah Hasil Eksplorasi Penyebab Analisis Eksplorasi
. Diidentifikasi Masalah Penyebab Masalah
terbiasa dengan penggunaan
teknologi tersebut.
2. Menurut hasil penelitian Aka
(2017) Teknologi diharapkan
menjadi kesatuan dalam
pembelajaran sehingga
tercipta peserta didik yang
lebih aktif dan mandiri. Guru
perlu menguasai pemanfaatan
TIK untuk kebutuhan
belajarnya dan kebutuhan
tugasnya sebagai pembelajar.
3. Menurut hasil penelitian
Tekege (2017) hambatan yang
paling dominan dalam
pembelajaran berbasis TIK
adalah berkaitan dengan
kompetensi guru dalam
pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi
dalam pembelajaran,
hambatan lainnya yang
ditemukan oleh penulis
berupa masalah teknis dan
pembiayaan.

Sumber Wawancara kepada


guru/Kepsek /Pakar :
1. Guru jarang menggunakan
teknologi informasi seperti
PPT interaktif.
2. Guru belum pernah mengajar
menggunakan aplikasi TIK
sebagai pendukung
pembelajaran.
3. Perangkat / Media IT memberi
dampak yang cukup
signifikan terhadap minat
belajar siswa

Anda mungkin juga menyukai