Anda di halaman 1dari 7

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab


No. Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
1. Rendahnya literasi peserta Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
didik dalam proses Jurnal/artikel: kajian literatur dan dikonfirmasi melalui
pembelajaran fisika 1. Menurut Fuadi, H., dkk (2020) Ada observasi/pengamatan dapat diketahui bahwa
beberapa faktor penyebab masalah Rendahnya literasi peserta didik
rendahnya kemampuan literasi sains dalam proses pembelajaran fisika adalah
:buku ajar, Miskonsepsi, 1. Miskonsepsi peserta didik terhadap literasi
Pembelajaran tidak kontekstual, sains, sehingga peserta didik memiliki rasa
Rendahnya kemampuan membaca, enggan terlebih dahulu
Lingkungan dan iklim belajar yang 2. Pembelajaran sains yang tidak kontekstual
tidak kondusif. membuat peserta didik tidak memiliki rasa
keingintahuan yang tinggi untuk mencari
2. Menurut Niswaty, Risma. dkk (2020) tahu tentang sains dalam kehidupan
Untuk menunjang minat baca siswa seharihari.
perlu dukungan penuh dari sekolah 3. Rendahnya kemampuan membaca peserta
maupun pihak terkait, seperti guru, didik dipengaruhi oleh faktor pembiasaan.
maupun pustakawan yang ada di Contohnya adalah ketika faktor keluarga
perpustakaan. Dalam rangka tidak mendukung, seperti rendahnya
mendukung minat baca siswa ekonomi dan rendahnya pendidikan dalam
tentunya membutuhkan fasilitas keluarga, membuat peserta didik tidak
teknologi informasi seperti: akses terbiasa dengan literasi yang berdampak
internet, akses perpustakaan online, pula pada rendahnya kemampuan
e-book, e-journal dan akses lainnya. membaca peserta didik.
4. Belum maksimal dukungan dan
3. Menurut Sutrisna (2021) Literasi pengadaan literasi di sekolah. Masih
sains tidak hanya tentang hanya sebatas literasi membaca alquran
membaca dan memahami materi, sebelum masuk ke kelas.
namun juga aplikasi dari 5. Sebagai pendidik masih belum begitu
pengetahuan sains dalam berbagai paham tentang literasi, khususnya literasi
situasi. salah satu penyebab sains. Dimana pendidik adalah penggerak
rendahnya literasi sains peserta dari kebijkan sekolah. Karena belum
didik adalah kurangnya pahamnya pendidik tentang literasi, maka
pengetahuan guru tentang literasi keterlaksanaan pun belum tercapai...
sains.

Sumber Wawancara kepada guru


fisika : Yunus, M.Pd
1. Sekolah tidak memfasilitasi adanya
gerakan literasi, sehingga literasi
untuk mata pelajaran fisikapun
rendah
Sumber Wawancara kepada Kepala
Sekolah: Elfi Yulyati, S.Pd, M.M.
dan teman sejawat: Shiddiq
Hasanofic, S.Pd.
1. Pengetahuan siswa tentang literasi
2. Latar belakang pendidikan
orangtua peserta didik masih belum
cukup tinggi
3. Latar belakang ekonomi orangtua
peserta didik masih rendah
4. Faktor lingkungan: Literasi bukan
suatu hal penting
5. Kegiatan-kegiatan literasi di
sekolah masih kurang mendukung
2. Peserta didik masih sulit Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
dalam memahami konsep Jurnal/artikel: kajian literatur dan dikonfirmasi melalui
dasar fisika 1. Menurut Samudra, dkk (2014) observasi/pengamatan dapat diketahui bahwa
Kesulitan siswa dalam mempelajari masalah Peserta didik masih sulit dalam
fisika disebabkan oleh dua hal memahami konsep dasar fisika adalah
yaitu materi fisika yang padat, 1. Di kurikulum 2013 memang materi fisika
menghapal, dan menghitung, serta masih padat, dalam satu smester ada 5-6
pembelajaran fisika di kelas yang materi yang harus diseleseikan, hal itu
tidak kontekstual. Siswa tidak membuat peserta didik belum paham
menyukai pelajaran fisika karena materi dasar, sudah beralih ke materi yang
pada pembelajaran fisika di kelas tingkat kesulitannya lebih tinggi.
guru tidak memperhatikan siswa. 2. Dari point 1, karena padatnya materi yang
2. Menurut Daun, dkk (2020) harus diselesikan dalam satu semester
Kesulitan belajar fisika peserta membuat guru terlalu cepat dalam
didik terletak pada kesulitan mengajar.
peserta didik di dalam berhitung, 3. Pesera didik juga menganggap jika fisika
memahami konsep dan memahami itu harus dihapal. Khususnya dalam
rumus-rumus fisika. menghapal rumus. Dan ada kaitannya pula
3. Menurut Azizah, dkk (2015) dengan menghitung angka dari rumus-
Beberapa siswa mengatakan rumus tersebut. Hal ini tentu saja
merasa sulit mempelajari fisika berkaitan dengan guru yang dalam
karena fisika banyak rumusnya, pembelajarannyan tidak kontekstual.
guru terlalu cepat ketika 4. Belum diberikannya materi matematika
menerangkan dan metode yang dibutuhkan dalam pembelajaran
pembelajarannya membosankan. fisika membuat peserta didik lebih fokus
pada penyeleseian masalah matematika
Sumber Wawancara kepada guru daripada konsep fisika.
fisika : Yunus, M.Pd
1. Motivasi belajar siswa rendah
2. Pembelajaran di kelas masih
textbook
3. Konsep dasar matematika pada
jenjang sebelumnya belum dikuasai
4. Belum diberikannya materi
matematika yang dibutuhkan dalam
pembelajaran fisika seperti
eliminasi, substitusi, turunan,
integral, dsb
3. Kurangnya perhatian Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
orangtua pada peserta didik Jurnal/artikel kajian literatur dan dikonfirmasi melalui
di rumah. 1. Menurut Syahrani (2015) observasi/pengamatan dapat diketahui bahwa
Kurangnya perhatian dari orang tua masalah Kurangnya perhatian orangtua
seperti jarang menyuruh belajar pada peserta didik di rumah:
dan menasehati ketika anak 1. Sebagian besar orangtua peserta didik
mendapat nilai rendah, serta tidak bekerja di luar kota sehingga perhatian
peduli dengan nilai-nilai siswa orangtua terhadap peserta didik terhadap
membuat siswa acuh tak acuh dan pembelajaran peserta didik di sekolah
tidak peduli dengan pembelajaran menjadi kurang. Contohnya tidak bertanya
di sekolah. tentang tugas-tugas sekolah, tidak
2. Menurut Satria, Trio Gusti (2021) mengingatkan peserta didik untuk
peserta didik mengungkapkan belajara, oorangtua tidak tau kegiatan-
bahwa tindakan indisipliner kegiatan di sekolah.
tersebut erat kaitannya dengan 2. Peserta didik sebagian besar tinggal
lemah atau kurangnya perhatian bersama neneknya/saudaranya di rumah
orang tua terhadap peserta didik di sehingga tidak ada keterbukaannya peserta
rumah. Peserta didik didik untuk bercerita tentang dirinya
mengungkapkan bahwa orang tua kepada orangtua. Dimana usia masa-masa
kurang peduli dengan diri peserta SMA perlu sekali bimbingan orantgtua
didik. Lebih lanjut, peserta didik dalam pergaulan, belajar, dan rencana
mengungkapkan bahwa saat setelah lulus sekolah.
menghadapi evaluasi orang tua
kurang mengingatkan untuk
belajar. Bahkan orang tua kurang
peduli dengan tugas peserta didik,
orang tua jarang menasehati jika
mereka melakukan kesalahan, serta
orang tua kurang mendukung
mereka untuk mengikuti kegiatan-
kegiatan di sekolah.

Sumber Wawancara kepada


Kepala Sekolah: Elfi Yulyati, S.Pd,
M.M
Guru: Yunus, M.Pd
Pakar (guru BK): Nikmatul Maola,
S.Pd
1. Orangtua peserta didik banyak
yang bekerja di luar kota sehingga
kurang memperhatikan proses
belajar peserta didik di sekolah
serta jarang bertemu dengan
orangtua.
2. Peserta didik tinggal bersama
neneknya/ saudara/ adiknya di
rumah
3. Peserta didik kurang terbuka
dengan orangtua di rumah tentang
permasalahannya dan tentang
sekolahnya
4. Kesulitan Guru dalam Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
menerapkan pembelajaran Jurnal/artikel: kajian literatur dan dikonfirmasi melalui
inovatif 1. Menurut Qomah (2013) ada 6 observasi/pengamatan dapat diketahui bahwa
komponen yang saling terkait dan masalah Kesulitan Guru dalam
menjadi kendala dalam penggunaan menerapkan pembelajaran inovatif bahwa
1. Perlu adanya kemauan dari pendidik untuk
model pembelajaran inovatif di
belajar dalam menerapkan pembelajaran
sekolah, yaitu:
inovatif sehingga peserta didik ikut
a. Kurangnya kreatifitas tenaga
berperan aktif dalam pembelajaran dan
pendidik dalam pelaksanaan
membuat peserta didik memiliki mtivasi
pembelajaran, khususnya dalam
tinggi untuk belajar.
memilih model pembelajaran
2. Keterbatasan alat peraga dan ruang
yang tepat
laboratorium yang dijadikan kelas
b. Terbatasnya waktu dan tenaga membuat pembelajaran inovatif di ruang
untuk menyiapkan media yang laboratorium menjadi terkendala.
dapat mendukung penggunaan 3. Keyakinan guru bahwa model ceramah
model pembelajaran inovatif, paling efektif dikarenakan sarana dan
membuat guru lebih memilih prasarana di sekolah belum memadai
model pembelajaran yang umum seperti belum adanya LCD, proyektor,
pengeras suara di setiap kelas. Sehingga
digunakan
guru harus membawa sendiri peralatan
c. Keyakinan guru bahwa model pendukung pembelajaran inovatif tersebut
ceramah paling efektif untuk ke kelas, sehinggga dirasa kurang efektif.
membuat siswa menguasai 4. Peserta didik yang kurang memberikan
materi pelajaran, membuat guru respons positif terhadap pembelajaran
tidak mencoba menggunakan inovatif
model pembelajaran yang lebih 5. Guru cenderung menggunakan satu model
pembelajaran dikarenakan terbatasnya
inovatif
waktu dan tenaga untuk menyiapkan
d. Peserta didik yang kurang media yang dapat mendukung penggunaan
memberikan respons positif serta model pembelajaran inovatif
suliltnya untuk dikendalikan 6. Ketika guru menggunakan model
ketika sedang menggunakan pembelajaran inovatif, guru merasa
model inovatif menjadi kerepotan untuk menyiapkan
pertimbangan guru untuk tidak pembelajjaran, seperti menyiapkan RPP
yang harus sesuai dengan LKPD, tahap
menggunkaan model
pelaksanakaan, sampai tahap evaluasi.
pembelajaran inovatif 7. Sebagian besar di sekolah kami adalah
e. Guru cenderung menggunakan guru-guru senior, sehingga merasa
satu model dalam kerepotan jika menyiapkan pembelajaran
membelajarkan keseluruhan inovatif
materi, tanpa 8. Guru-guru muda memiliki banyak tugas
mempertimbangkan karakteristik dan jam mengajar yang banyak sehingga
tidak memungkinkan untuk menggunakan
dari setiap topik materi yang pembelajaran inovatif
disampaikan.
2. Menurut Nengsih, Ratna (1018)
Kesulitan guru menerapkan
pembelajaran kontekstual pada tahap
perencanaan yakni kurangnya waktu
dalam merencanakan media dan
desain pembelajaran. Kesulitan pada
tahap pelaksanaan kegiatan
kontruktivisme yakni membangun
pengetahuan awal siswa dari
pengalamannya sendiri dan kesulitan
menciptakan suasana masyarakat
belajar. Kesulitan pada tahap
evaluasi adalah keterbatasan waktu
dan sulit melihat perkembangan
siswa karna tidak ada rubrik
penilaian khusus untuk melihat
kemajuan belajar siswa.
Sumber Wawancara kepada Kepala
Sekolah: Elfi Yulyati, S.Pd, M.M
1. Perlu adanya kemauan dari
pendidik untuk belajar dalam
menerapkan pembelajaran inovatif
Sumber Wawancara kepada guru:
Yunus, M.Pd
1. Keterbatasan penggunaan ruang
laboratorium di sekolah, karena
digunakan untuk ruang kelas
2. Keterbatasan alat laboratorium
untuk praktikum
3. Keterbatasan akses internet

Sumber Wawancara kepada pakar:


Shiddiq Hasanofic, S.Pd:
4. Sebagian besar guru senior yang
kerepotan menyiapkan
administrasi, kesiapan,dll
5. Tugas guru-guru yang banyak
sekali selain mengajar
6. Pembelajaran inovatif memerlukan
waktu yang lama

5. Misskonsepsi Peserta Didik Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
pada materi listrik statis Jurnal/artikel: kajian literatur dan dikonfirmasi melalui
1. Menurut Hermita, dkk (2016) observasi/pengamatan dapat diketahui bahwa
Berdasarkan penelitian yang masalah Misskonsepsi Peserta Didik pada
dilakukan terdapat beberapa materi listrik statis adalah
miskonsepsi mengenai konsep 1. Peserta didik misskonsepsi pada materi
listrik statis, diantaranya adalah vektor kelas X, sedangkan vektor
sebagai berikut: (1) benda diapplikasikan pada materi analisis gaya
bermuatan listrik tidak dapat listrik dan medan listrik bab listrik statis
menarik benda netral; (2) benda kelas XII subbab . Sehingga guru
netral adalah benda yang tidak mengajar ulang materi vektor.
mengandung muatan listrik; (3) 2. Peserta didik bingung jika ada soal gaya
besar gaya tarik menarik antara dua listrik dan medan listrik yang disajikan
benda bermuatan bergantung pada bersama. Apakah tarik menarik atau ada
besar muatan benda. muatan listrik uji.
3. Besar gaya tarik menarik antara dua benda
2. Menurut Afrianita (2021) Dari bermuatan bergantung pada besar muatan
penelitian relevan diketahui bahwa benda.
masih terdapat siswa serta 4. Listrik statis termasuk kedalam
mahasiswa yang kesulitan dalam pembelajaran yang abstrak, sehingga
memahami materi listrik statis hal peserta didik tidak bisa melihat secara
tersebut dikarenakan listrik statis langsung muatan listrik.
termasuk kedalam pembelajaran
yang abstrak. Sehingga kesulitan
tersebut dapat berpeluang
terjadinya miskonsepsi pada materi
listrik statis. Siswa yang tidak
menyadari bahwa konsep yang
dimilikinya benar atau salah
diperlukan alat ukur yang dapat
digunakan untuk dapat
mengidentifikasi kesalahan konsep
yang terjadi salah satunya
menggunakan tes diagnotik.

3. Menurut Daniati, dkk. Profil


miskonsepsi siswa tentang listrik
statis adalah sebagai berikut:

a. besar gaya listrik berbanding


terbalik dengan jarak antara
benda bermuatan.
b. besar gaya tarik atau tolak
antara 2 benda bermuatan
diakibatkan oleh besar muatan
pada benda tersebut.
c. muatan sumber positif arah
medannya akan mendekati
muatan sumber dan pada
muatan sumber negatif arah
medannya akan menjauhi
muatan sumber.
d. miskonsepsi dalam
menjelaskan kuat medan listrik
pada suatu titik
e. semakin jauh jarak suatu
benda maka semakin besar
kuat medan listrinya
Sumber Wawancara kepada guru
fisika: Yunus, M.Pd
1. Masalah vektor yang digunakan
dalam analisis gaya listrik dan
medan listrik
2. Bingung jika ada soal gaya listrik
dan medan listrik yang disajikan
bersama.

6. Pemanfaatan teknologi Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
dalam pembelajaran masih Jurnal/artikel: kajian literatur dan dikonfirmasi melalui
jarang dilakukan oleh guru. 1. Menurut Zabidi (2019) Faktor observasi/pengamatan dapat diketahui bahwa
penghambat kretaivitas guru masalah Pemanfaatan teknologi dalam
sebagai berikut: Tidak adanya pembelajaran masih jarang dilakukan oleh
fasilitas internet di sekolah, LCD guru adalah...
terbatas (bagi beberapa sekolah), 1. Fasilitas internet dan LCD masih terbatas
dan Minimnya daya kompetitif dimana di setiap kelas belum ada LCD,
antar guru dalam inovasi proyektor dan pegeras suara. Sehingga
pembelajaran guru tidak maksimal dalam memanfaatkan
2. Menurut Rahim, dkk (2019) guru teknologi dalam pembelajaran.
belum mempersiapkan diri 2. Minimnya daya kompetitif antar guru
dengan matang menghadapi dalam inovasi pembelajaran. Hal ini ada
perubahan zaman. Kurangnya kaitannya dengan rentang usia guru muda
pengalaman guru secara intensif dan guru senior. Dimana guru senior lebih
untuk memanfaatkan teknologi sering menggunakan pembelajaran
dalam pembelajaran menjadi konvensinal, sedangkan guru muda
salahsatu faktor. memiliki tugas dan am mengajar yang
3. Menurut Siahaan (2015) sangat banyak.
Kendala/hambatan yang 3. Guru belum mempersiapkan diri
dimaksudkan di atasmencakup: dengan matang menghadapi perubahan
(1) keterbatasan di bidang akses, zaman. Hal ini ada kaitanya dengan faktor
(2) keengganan/penolakan keterbatasan dalam hal pengembangan
(resistansi) untuk potensi diri melalui pelatiahan dibidang
melakukanperubahan dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran
melaksanakan kegiatan 4. Keterbatasan waktu yang ada melakukan
pembelajaran, (3) keterbatasan berbagai persiapan guna pemanfaatan TIK
waktu yang ada untukmelakukan bagi kegiatan pembelajaran. Sehingga
berbagai persiapan guna membuat waktu untuk pembelajaran
pemanfaatan TIKbagi kegiatan dengan memanffaatkan teknlogi tidak
pembelajaran, (4) keterbatasan efektif.
dalam hal pengembangan potensi
diri melalui pelatihan dibidang
pemanfaatan TIK untuk
pembelajaran, dan (5)keterbatasan
dukungan teknis dalam hal
pemanfaatanTIK.

Sumber Wawancara kepada Kepala


Sekolah: Elfi Yulyati, S.Pd, M.M
Dan pakar: Shidddiq Hasanofic:
1. Kemauan guru untuk belajar dan
menggunakan teknologi dalam
pembelaaran
2. Sarana dan prasarana kurang
mendukung: tidak ada LCD,
proyektor, pengeras suara di setiap
kelas menjadi tidak efektif
3. Penggunaan IT peserta didik masih
belum mampu seperti
menggunakan laptop. Dari segi
ekonomi, peserta didik sebagian
besar tidak mempunyai laptop dan
Handphone yang mendukung IT

Referensi

Sutrisna, Nana (2021). ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SMADI KOTA
SUNGAI PENUH. Jurnal inovasi penelitian, vol 1 (12), 2683-2693.
https://stp-mataram.e-journal.id/JIP/article/view/530/452

Rahim, dkk .2019. Analisis Kompetensi Guru dalam Mempersiapkan Media Pembelajaran Berbasis
Teknologi Informasi Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Eksakta Pendidikan. Vol 3 (2), 133-141.)
https://jep.ppj.unp.ac.id/index.php/jep/article/view/367/88

Azizahh, dkk. 2015. KESULITAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA PADA SISWA SMA. Jurnal
Penelitian Fisika dan Aplikasinya, Vol. 5 (2). 44-50
https://doi.org/10.26740/jpfa.v5n2.p44-50

Siahaan, Sudirman. 2015. PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASIDALAM


PEMBELAJARAN: PELUANG, TANTANGAN, DAN HARAPAN. Jurnal Teknodik. Vol. 19 (3). 321-
332. https://jurnalteknodik.kemdikbud.go.id/index.php/jurnalteknodik/article/view/173/171

Satria, Tio Gusti. 2021. HUBUNGAN PERHATIAN DARI ORANG TUA TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR. Sekolah Dasar: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan. Vol. 30
(1). 71-76. http://journal2.um.ac.id/index.php/sd/article/view/15266/pdf
Niswaty, dkk. 2020. FASILITAS PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA DALAM MENINGKATKAN
MINAT BACA SISWA. Khizanah Al-Hikmah : Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, Dan
Kearsipan, 8(1), 71-78.
Fasilitas Perpustakaan Sebagai Media dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa | Khizanah al-Hikmah :
Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan (uin-alauddin.ac.id)

Zabidi, Ahmad. 2019. KREATIVITAS GURU DALAM MEMANFAATKAN TEKNOLOGI SEBAGAI


MEDIA PEMBELAJARAN PAI DI SD SEKECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG.
Jurnal Inspirasi, Vol.3 (2). 128-144
http://ejournal.undaris.ac.id/index.php/inspirasi/article/view/134

Samudra, dkk. 2014. Permasalahan-Permasalahan yang Dihadapi Siswa SMA di Kota Singaraja dalam
Mempelajari Fisika. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol 3 (1).
https://ejournal-pasca.undiksha.ac.id/index.php/jurnal_ipa/article/view/1093

Daniati, dkk. 2018. MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LISTRIK STATIS DI KELAS XII SMA
NEGERI 9 PONTIANAK. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, Vol. 7 (1).
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/23706

Afrianita, dkk. 2021. Hasil Observasi Mengenai Miskonsepsi Listrik Statis pada Siswa SMAN 9 Kota
Jambi. Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika, Vol. 6, No. 3. 237-241.
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika (uho.ac.id)

Daun, dkk. 2020. Diagnosis Kesulitan Belajar Fisika Peserta Didik di SMA Negeri 1 Bontomarannu.
Prosiding Seminar Nasional Fisika PPs UNM, Vol. 2. 37-40.
https://ojs.unm.ac.id/semnasfisika/article/view/12881

Syahrani, dkk. 2015. ANALISIS FAKTOR ORANG TUA PENYEBAB RENDAHNYA MOTIVASI
BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Khatulistiwa, Vol. 4 (9). 1-11.
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/11421

Fuadi, dkk. 2020. ANALISIS FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KEMAMPUAN LITERASI


SAINS PESERTA DIDIK. Jurnal Ilmiah Profesi Pndidikan, Vol. 5 (2). 108-116.
http://www.jipp.unram.ac.id/index.php/jipp/article/view/122

Hermita, dkk. 2017 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI LISTRIK STATIS PADA
MAHASISWA CALON GURU SEKOLAH DASAR.
https://repository.unri.ac.id/handle/123456789/9119

Qomah, isti. 2022. PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS


KOMPUTER MELALUI FLIPBOOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL
BELAJAR SISWA SD PADA PEMBELAJARAN TEMATIK. Jurnal pendidikan dasar, Vol. 1 (1). 48-
59
https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/tuladha/article/view/12511

Nengsih, Ratna (2018) ANALISIS KESULITAN GURU BAHASA INDONESIA MENERAPKAN PEMBELAJARAN


INOVATIF DI SMK NEGERI 2 MEDAN. Undergraduate thesis
http://digilib.unimed.ac.id/31363/

Anda mungkin juga menyukai