NIM : 2008722056
PRODI : MATEMATIKA
No. Masalah yang diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
1 Motivasi belajar matematika siswa 1.1 Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
rendah Menurut Muhibbin Syah (2011 : 153), pengertian dasar motivasi adalah kajian literature dan hasil wawancara,
keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan untuk dapat diketahui bahwa penyebab
mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi berarti pemasok daya motivasi belajar matematika siswa
untuk bertingkah laku secara terarah. Sejalan dengan pengertian di atas rendah adalah:
Hamzah B. Uno (2007: 23) mengemukakan motivasi belajar adalah Kondisi fisik yang sering sakit dan
dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar kurangnya perhatian keluarga terhadap
untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan peserta didik, serta kurangnya sarana
beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai prasarana yang menunjang pembelajaran.
peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Adapun Upaya untuk meningkatkan motivasi
indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) belajar adalah:
adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil; (2) adanya dorongan dan Guru menggunakan metode dan
kebutuhan untuk belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) media pembelajaran yang menarik
adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik Guru mengaitkan materi matematika
dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga dengan dunia nyata
memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. Guru memberikan reward kepada
(https://jurnal.umj.ac.id/index.php/fbc/article/download/1730/1763) siswa yang menyelesaikan tugas
dengan baik
1.2 Wawancara ( Guru Matematika : Susilo Utomo, S. Pd)
1.2.1 Lemahnya motivasi belajar dari dalam diri siswa sendiri
1.2.2 Kebanyakan orang tua kurang peduli terhadap pendidikan anaknya
1.2.3 Lingkungan pedesaan kurang mendukung motivasi belajar
4. Minat baca siswa masih rendah 2.1 Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap
Sandjaja (2005) menyatakan bahwa minat membaca anak adalah suatu hasil kajian literature dan hasil
perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang wawancara, dapat diketahui bahwa
terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan anak untuk membaca generasi sekarang ini menginginkan
dengan kemauannya sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan segala sesuatunya serba cepat atau
membaca, kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi membaca dan instan dan mulai tidak menghargai
jumlah buku bacaan yang pernah dibaca oleh anak. proses. Mereka cenderung malas
Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca Menurut Soeatminah (2012), berpikir dan lebih suka
faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca adalah sebagai berikut: a. mengandalkan gadget untuk
Faktor dari dalam 1) Pembawaan/ bakat 2) Jenis kelamin 3) Tingkat melakukan banyak hal. Bibit-bibit
pendidikan 4) Keadaan kesehatan 5) Keadaan jiwa 6) Kebiasaan b. Faktor membaca seharusnya dtanamkan
dari luar 1) Buku/ bahan bacaan 2) Kebutuhan anak 3) Faktor lingkungan sedari kecil. Semuanya kembali lagi
anak. kepada diri sendiri, jika sudah tidak
Hasninda Damrin (Educational Research and Evaluation State University memiliki niat, pasti juga sudah tidak
Of Makassar). http://eprints.unm.ac.id/10943/1/Artikel...pdf berminat
5. Keterampilan siswa dalam operasi 5.1 Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap
hitung sederhana masih rendah Tujuan diajarkannya matematika di sekolah dasar yaitu supaya siswa hasil kajian literature dan hasil
mampu memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar wawancara, dapat diketahui bahwa:
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, Drill atau pelatihan soal – soal secara
efisien dan tepat dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari1 . terus menerus dapat dilakukan untuk
Salah satu materi yang dipelajari adalah operasi 1 Permendiknas RI membantu siswa yang memiliki
nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untk satuan pendidikan dasar kecerdasan dibawah teman yang lain
dan menengah. hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan agar dapat mengikuti pelajaran.
pembagian) pada bilangan bulat. Dalam kalimat matematika Kesulitan Untuk meningkatkan perhatian siswa
menerjemahkan maksud soal kedalam kalimat matematika diawali dan minat siswa terhadap
dengan kesulitan siswa memahami maksud soal. Kesulitan dalam pembelajaran dapat dengan
mengerjakan soal cerita disebabkan karena siswa kurang cermat dalam menciptakan kondisi belajar yang
membaca dan memahami kalimat demi kalimat serta mengenai apa yang menyenangkan
diketahui dalam soal dan apa yang ditanyakan, serta bagaimana cara Siswa pasif karena tidak banyak
menyelesaikan soal secara tepat (Muncarno, 2008; Paridjo, 2012: 7; berlatih baik di rumah maupun di
Kartikasari, 2017). sekolah
(Sidik, G.S., Nugraha, F., & Ferisa, D. Analisis Proses Berpikir Siswa
Sekolah Dasar Dalam Memahami Aplikasi Operasi Hitung Matematika
Dengan pemberian Scaffolding. Jurnal Forum Didaktik, Vol I No 1
(2017): 1-7. Universitas Perjuangan Tasikmalaya).
5.5 Wawancara pakar ( Dosen prodi matematika IAIN KUDUS : Putri Nur
Kumalasari, M. Pd)
5.5.1 Kurangnya perhatian orang tua untuk melatih berhitung di rumah
5.5.2 Siswa malas berlatih soal hitungan
6. Guru tidak memiliki data tentang 6.1 Kajian literature Berdasarkan hasil kajian literature,
karakteristik siswa sebagai bahan Karakteristik peserta didik sangat penting untuk diketahui oleh pendidik, wawancara, dan observasi dapat
untuk merancang, melaksanakan dan karena ini sangat penting untuk dijadikan acuan dalam merumuskan dianalisis bahwa sebagai guru kita harus
mengevaluasi pembelajaran strategi pengajaran. Strategi pengajaran terdiri atas metode dan teknik mengetahui karakter siswa yang berbeda-
atau prosedur yang menjamin siswa mencapai tujuan.Strategi dan beda. Sebab, hal itu berkaitan dengan
metode pembelajaran berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran cara kita merancang dan melaksanakan
yang diinginkan. Menurut Wina Senjaya (2008) mengemukakan bahwa pembelajaran yang sesuai.
strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara Persoalan yang terjadi saat ini adalah
efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J.R.David , masih banyak guru yang salah
Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran memperlakuakn siswa karena kurang
terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya pahamnya dalam melihat karakter yang
masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan dimiliki siswa.
diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
(Jurnal pendidikan.Nevi Septianti & Rara Afiani Universitas Jika dalam menyampaikan materi
Muhammadiyah Tangerang. PENTINGNYA MEMAHAMI pelajaran guru kurang memperhatikan
KARAKTERISTIK SISWA) neviseptianti@gmail.com, karakteristik siswa dan ciri-ciri
rara.afiani11@gmail.com kepribadian siswa tidak dijadikan pijakan
dalam pembelajaran, siswa akan
6.2 Wawancara teman sejawat ( Guru Bahasa Inggris : Siti Ulinnikmah, S. mengalami kesulitan memahami materi
Pd. I) pelajaran. Mereka merasa bosan dan
6.2.1 Pengetahuan guru pada karakter masing-masing siswa masih timbul kebencian terhadap materi
kurang pelajaran yang diajarkan oleh guru.
6.2.2 Kurangnya pendekatan/ komunikasi dua arah antara guru
terhadap siswa
6.5 Wawancara pakar (Dosen prodi matematika IAIN KUDUS : Putri Nur
Kumalasari, M.Pd)
6.5.1 Guru belum mengklasifikasi konten/ materi pembelajaran
berdasarkan karakter siswa
6.5.2 Guru belum memberikan penugasan sesuai dengan minat dan
profil belajar siswa
6.5.3 Guru belum menggunakan penilaian yang diagnostic untuk
memastikan bahwa siswa sudah di level yang sesuai
8. Pembelajaran belum berorientasi pada 1. Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
ketrampilan berpikir tingkat tinggi Selaras dengan penelitian Budiarta et al (2008:110) yang menyatakan kajian literature dan hasil wawancara,
(HOTS) bahwa factor penghambat dalam pengimplementasian soal HOTS yaitu dapat diketahui bahwa banyak guru yang
guru masih kesulitan dalam merumuskan indicator, kurikulum 2013 baru belum menerapkan kegiatan
diimplementasikan dalam sekolah, guru kesulitan memahami konsep dan pembelajaran dengan berbasis HOTS,
implikasi HOTS dalam pembelajaran, kurangnya pelatihan penulisan soal sedangkan pada saat UNBK/ AKM para
HOTS, kurangnya pendampingan contoh implementasi secara langsung. siswa harus mengerjakan soal-soal
(Andreas Bagas Kiswara1 , Tri Murwaningsih2 , Susantiningrum3 123Pendidikan HOTS.Oleh karena itu sangat wajar siswa
Administrasi Perkantoran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas mengalami kesulitan ketika
Sebelas Maret Surakarta Email: andreasbagas24@gmail.com, mengerjakannya.
murwaningsih_tri@staff.uns.ac.id, susantinigrum@staff.uns.ac.id
10.5 Wawancara Pakar ( Dosen IAIN Kudus: Putri Nur Kumalasari, M. Pd)
10.5.1 Guru kesulitan menyelaraskan soal dengan indicator
10.5.2 Proses pembelajaran masih di level C1, C2, dan C3
10.5.3 Guru masih membuat soal yang modelnya sama
9. Guru kesulitan menerapkan 10.1 Kajian Literatur Berdasarkan hasil wawancara dan
pembelajaran berbasis digital Guru berperan untuk mengarahkan dan memberi fasilitas belajar kepada observasi, pertama, kesulitan guru di
peserta didik (directing and facilitating the learning) agar proses belajar dalam penggunaan media pembelajaran
berjalan secara memadai, tidak semata-mata memberikan informasi. online adalah merancang media berbasis
Bagaimana dan apapun bentuk strategi, model, dan media pembelajaran kemampuan guru untuk merancang
yang digunakan guru, sejatinya diorientasikan pada satu syarat utama, media berbasis IT masih sangat rendah.
yaitu menarik sehingga menumbuhkan minat belajar siswa (Wahyono, Di dalam proses pembelajaran, guru
2020). Seperti saat ini, guru sangat perlu memahami dan mampu hanya menggunakan dan memanfaatkan
memilih media pembelajaran yang sesaui untuk digunakan, salah media atau materi yang sudah ada pada
satunya yaitu pembelajaran berbasis IT/ digital. situs web seperti youtube.
(Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran Volume 4, Number 2, Tahun 2021,
pp. 211-221 P-ISSN: 2614-3909, E-ISSN: 2614-3895) Kedua, mengoprasikan media
Open Access: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JP2/index pembelajaran online, khususnya guru-
guru yang sudah lanjut usia. Factor
10.2 Wawancara teman sejawat ( Guru Matematika MTsN 6 Demak: Susilo penyebab guru kesulitan
Utomo, S. Pd) mengoperasikan media berbasis IT adalh
10.2.1 Motivasi guru untuk mengembangkan media pembelajaran masih kurangnya pengetahuan guru tentang IT
kurang (laptop/computer, infokus, printer dan
10.2.2 Keterbatasan guru dalam penguasaan IT internet).
10.3 Wawancara Kepala Sekolah ( Kepala MTsN 6 Demak: Kasmuin, S. Ag,
S. Pd, M. Pd) Ketiga, kendala guru selanjutnya adalah
10.3.1 Ketrampilan dan daya kreativitas guru rendah sarana prasarana yang tidak memadai.
10.3.2 Guru kesulitan mengatur waktu
Keempat, kreatifitas guru masih banyak
10.4 Wawancara Pengawas (Abd. Hamid, M. Pd) guru yang tidak kreatif, kebanyakan
10.4.1 Kurangnya pelatihan dalam hal penggunaan maupun pembuatan guru hanya sekedar mengajar dan
media pembelajaran memanfaatkan segala yang sudah ada.
10.4.2 Guru merasa nyaman dengan metode pembelajaran lain
10.5 Wawancara Pakar ( Dosen IAIN Kudus: Putri Nur Kumalasari, M. Pd)
10.5.1 Guru hanya memanfaatkan buku sebagai media pembelajaran
10.5.2 Tidak adanya tuntutan dari pihak sekolah agar guru menggunakan
IT
10.6 Observasi/ hasil pengamatan lapangan
10.6.1 Kurangnya pengetahuan guru