Oleh
(Suwinglie G. Mondigir)
(21062098)
1.3. TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menganalisis Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hipokalemi di RS Gunung
Maria Tomohon
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Menganalisis gambaran kasus pada klien dengan Hipokalemi di di RS Gunung Maria
Tomohon
b. Menganalisis asuhan keperawatan pada klien dengan Hipokalemi di di RS Gunung
Maria Tomohon
c. Menganalisis praktek pengelolaan terhadap kasus yang ditentukan
1.4. MANFAAT
1.4.1 TEORITIS
Hasil dari Karya Ilmiah Akhir Ners ini diharapkan mampu memperluas ilmu di bidang
keperawatan dalam mencari dan mengelolah asuhan keperawatan medical pada klien dengan
riwayat penyakit Hipokalemia. Hasil ini juga dapat menjadi referensi untuk penelitian atau karya
ilmiah selanjutnya.
1.4.2 PRAKTIS
a. Bagi Peneliti
Hasil dari kasus ini diharapkan peneliti dapat mengaplikasikan pengetahuan yang didapat
dari pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pad pasien hipokalemi
serta dapat meningkatkan wawasan dan keterampilan khususnya bagaimana merawat
pasien hipokalemi
b. Bagi Tempat Penelitian
Hasil dari kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya menambah
referensi perpustakaan sebagai acuan yang akan datang.
c. Bagi Pasien
Dapat menambah ilmu pengetahuan pasien dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari
d. bagi Institusi pendidikan
hasil studi ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca dan dapat diaplikasikan oleh
mahasiswa perawat dalam intervensi keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Laporan pendahuluan
A. Pengertian
Hipokalemia adalah keadaan dimana kadar kalium dalam tubuh berada dibawah batas
normal. Hipokalemia dapat terjadi karena kehilangan kalium dari tubuh, maupun karena
gerakan kalium ke dalam sel-sel. Hipokalemia jarang terjadi karena ketidakadekuatan
masukan kalium. Perubahan kadar kalium serum menunjukan perubahan pada kalium
ekstraselular. Perubahan kadar kalium tidak selalu menunjukan perubahan pada kadar total
tubuh. Hipokalemia ditandai dengan keletihan, kelemahan otot, kram kaki, otot lembek atau
kendur, mual, muntah, ileus, dan penurunan konsentrasi urine (poliuria). Selain itu, dapat
juga ditandai dengan penurunan bising usus karena kelemahan otot polos, nadi lemah dan
tidak teratur, dan penurunan tonus otot (Mima, M., dkk 2018).
B. Anatomi dan Fisiologi
a. Mulut
Terdiri dari 2 bagian :
Bagian luar yangs empit/vestibula yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, dan pipi.
Bibir Disebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan disebelah dalam di tutupi oleh selaput
lendir (mukosa). Otot orbikularisoris menutupi bibir. Levator anguli oris mengakat dan
depan oris menekan ujung mulut.
1. Pipi Dilapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung papila, otot yang terdapat
pada pipi adalah otot buksinator.
2. Bagian rongga mulut atau bagian dalam yaitu rongga mulut yang di batasi sisinya
oleh tulang maksilaris palatum dan mandi bularis di sebelah belakang bersambung
dengan faring.
3. Palatum
Terdiri atas 2 bagian yaitu palatum durum (palatum keras) yang tersusun atas tajuk-tajuk
palatum dari sebelah tulang maksilaris dan lebih kebelakang yang terdiri dari 2 palatum.
Palatum mole (palatum lunak) terletak dibelakang yang merupakan lipatan menggantung
yang dapat bergerak, terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput lendir
b. Lidah
Terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot lidah ini
dapat digerakkan kesegala arah. Lidah dibagi atas 3 bagian yaitu: Radiks Lingua =
pangkal lidah, Dorsum Lingua = punggung lidah dan Apek Lingua + ujung lidah.
Pada pangkal lidah yang kebelakang terdapat epligotis. Punggung lidah
(dorsumlingua) terdapat puting-puting pengecap atau ujung saraf pengecap.
Fenukun Lingua merupakan selaput lendir yang terdapat pada bagian bawah kira-
kira ditengah-tengah, jika tidak di gerakkan ke atas nampak selaput lendir.
c. Kelenjar Ludah
Merupakan kelenjar yang mempunyai ductus bernama ductus wartoni dan duktus
stansoni. Kelenjar ludah ada 2 yaitu kelenjar ludah bawah rahang (kelenjar sub
maksilaris) yang terdapat dibawah tulang rahang atas bagianht,enkgelaenja
ludah bawahh lidah (kelenjar sublingualis) yang terdapat di sebelah depandi
bawah lidah. Dibawah kelenjar ludah bawah rahang dan kelenjar ludah bawah
lidah di sebut koron kula sublingualis serta hasil sekresinya berupa kelenjar ludah
(saliva).
d. Otot Lidah
Otot intrinsik lidah berasal dari rahang bawah (mandibularis, oshitoid dan
prosesus steloid). menyebar kedalam lidah membentuk anyaman bergabung dengan
otot instrinsik yang terdapat pada lidah. Mgenioglosus merupakan otot lidah
yang terkuat berasal dari permukaan tengah bagian dalam yang menyebar sampai
radiks lingua.
e. Faring (tekak)
Proses alkalosis
tergganggu
Penurunan kalium
Perpindahan kalium
hipokalemia kedalam sel
Asupan makanan
menurun
Sering merasa
lelah
Resiko
ketidakseimbangan
Kelemahan otot
elektrolit
GANGGUAN
RASA NYAMAN
Refleks tendon
menurun
INTOLERANSI
AKTIVITAS
F. Komplikasi
1. Pemeriksaan laboratorium.
a. Kalium serum : penurunan, kurang dari 3,5 mEq/L. Klorida serum : sering
turun, kurang dari 98 mEq/L.
b. Glukosa serum : agak tinggi.
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis