Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPOKALEMIA

DISUSUN OLEH:
ALDI SAPUTRA
2210003

CI Institusi/Dosen CI Rumah Sakit

(…………………..…..…..) (..…..…….…………...…)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RUMAH SAKIT HUSADA
2023
1. Konsep Definisi
Kalium merupakan salah satu dari banyak elektrolit dalam tubuh. Kalium
dapat ditemukan di dalam sel. Tingkat normal kalium sangat penting untuk pemeliharaan
jantung, dan fungsi sistem saraf.
Hipokalemia adalah suatu keadaan dimana kadar atau serum mengacu pada konsentrasi
dibawah normal yang biasanya menunjukkan suatu kekurangan nyata dalam simpanan
kalium total
2. Etiologi
penyebab hipokalemia meliputi:

1. Peningkatan ekskresi (atau kerugian) dari kalium dari tubuh.

2. Beberapa obat dapat menyebabkan kehilangan kalium yang dapat menyebabkan


hipokalemia. Obat yang umum termasuk diuretik loop (seperti Furosemide). Obat lain
termasuk steroid, licorice, kadang-kadang aspirin, dan antibiotik tertentu.
3. Ginjal disfungsi, ginjal tidak dapat bekerja dengan baik karena suatu kondisi
yang disebut Asidosis Tubular Ginjal (RTA). Ginjal akan mengeluarkan terlalu
banyak kalium. Obat yang menyebabkan RTA termasuk Cisplatin dan
Amfoterisin B.
4. Kehilangan cairan tubuh karena muntah yang berlebihan, diare, atau
berkeringat.
5. Endokrin atau hormonal masalah (seperti tingkat aldosteron meningkat),
aldosteron adalah hormon yang mengatur kadar potasium. Penyakit tertentu
dari sistem endokrin, seperti aldosteronisme, atau sindrom Cushing, dapat
menyebabkan kehilangan kalium. Adapun penyebab lain dari timbulnya
penyakit hipokalemia : muntah berulang-ulang, diare kronik, hilang melalui
kemih (mineral kortikoid berlebihan obat-obat diuretic
3. Patofisiologi
Kalium adalah kation utama cairan intrasel. Kenyataannya 98 % dari
simpanan tubuh (3000-4000 mEq) berada didalam sel dan 2 % sisanya (kira- kira
70 mEq) terutama dalam pada kompetemen ECF. Kadar kalium serum normal
adalah 3,5-5,5 mEq/L dan sangat berlawanan dengan kadar di dalam sel yang
sekitar 160 mEq/L. Kalium merupakan bagian terbesar dari zat terlarut intrasel,
sehingga berperan penting dalammenahan cairan di dalam sel dan mempertahankan
volume sel. Kalium ECF, meskipunhanya merupakan bagian kecil dari kalium
total, tetapi sangat berpengaruh dalamfungsi neuromuscular.
.
Perbedaan kadar kalium dalam kompartemen ICF dan ECF dipertahankan
oleh suatu pompa Na-K aktif yang terdapat dimembran sel. Rasio kadar kalium ICF
terhadap ECF adalah penentuan utama potensial membran selpada jaringan yang
dapat tereksitasi, seperti otot jantung dan otot rangka. Potensial membran istirahat
mempersiapkan pembentukan potensial aksi yang penting untuk fungsi saraf dan
otot yang normal. Kadar kalium ECF jauh lebih rendah dibandingkan kadar di
dalam sel, sehingga sedikit perubahan pada kompartemen ECF akanmengubah
rasio kalium secara bermakna. Sebaliknya, hanya perubahan kalium ICF dalam
jumlah besar yang dapat mengubah rasio ini secara bermakna.

4. Manifestasi Klinis
1.CNS dan neuromuskular; lelah, tidak enak badan, reflek tendon dalam menghilang dan
lemas.
2.Pernapasan; otot-otot pernapasan lemah, napas dangkal.
3.Saluran cerna; menurunnya motilitas usus besar, anoreksia, mual muntah.
4.Kardiovaskuler; hipotensi postural, disritmia, perubahan pada EKG.
5.Ginjal; poliuria,nokturia.
5. Komplikasi
1. Gangguan irama jantung (aritmia)
2. Gangguan fungsi ginjal
3. Ileus paralitik
4. Masalah otot pernapasan
5. Masalah otak (khusus penderita sirosis)
6. Kejang
7. Kerusakan mata
8. Osteoporosis

6. Pemeriksaan Penunjang
1.Kalium serum : penurunan, kurang dari 3,5 mEq/L.
2.Klorida serum : sering turun, kurang dari 98 mEq/L.
3.Glukosa serum : agak tinggi.
4.Bikarbonat plasma : meningkat, lebih besar dari 29 mEq/L.
5.Osmolalitas urine : menurun
7. Penatalaksanaan Medis
penyakit hipokalemia yang paling baik adalah pencegahan. Berikut adalah contoh- contoh
penatalaksanaannya :
1.Pemberian kalium sebanyak 40-80 mEq/L.
2.Diet yang mengandung cukup kalium pada orang dewasa rata-rata 50-100 mEq/hari
(contoh makanan yang tinggi kalium termasuk kismis, pisang, aprikot, jeruk, advokat,
kacang-kacangan, dan kentang).
3.Pemberian kalium dapat melalui oral maupun bolus intravena dalam botol infus.
4.Pada situasi kritis, larutan yang lebih pekat (seperti 20 mEq/L) dapat diberikan melalui
jalur sentral bahkan pada hipokalemia yang sangat berat, dianjurkan bahwa pemberian
kalium tidak lebih dari 20-40
mEq/jam (diencerkan secukupnya) : pada situasi semacam ini pasien harus dipantau
melalui elektrokardigram (EKG) dan diobservasi dengan ketat seperti perubahan pada
kekuatan otot.

A. Konsep Asuhan Keperawatan


Pengkajian Keperawatan
a. Pengkajian primer

1) A (Airway)

Pada pengkajian airway kaji ada tidaknya sumbatan jalan nafas (Tabrani, 2007).
2) B (Breathing)

Kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oksimeter, untuk


mempertahankan saturasi >95 %. Pada pasien hipokalemiaditemukan adanya
sesak nafas sehingga memerlukan oksigen, bisa dengan nasal kanul, simple mask,
atau non rebreathing mask sesuai dengan kebutuhan oksigen.
3) C (Circulation)

Pada pasien hipokalemia terdengar suara S1 S2. Pada pasien hipokalemia berikan
cairan dengan kalium tinggi untuk meningkatkan elektrolit yang hilang melalui
IV.
4) D (Disability)

Kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU atau GCS. Jika pasien
mengalami penurunan kesadaran menunjukkan pasien masuk kondisi ekstrim
dan membutuhkan pertolongan medis segera dan membutuhkan perawatan di
ICCU
5) E (Exposure)

Jika pasien stabil lakukan pemeriksaan riwayat kesehatan dan fisik lainnya
b. Pengkajian sekunder

1) Five intervensi atau full of vital sign

Pada pasien dengan hipokalemiaintervensi yang harus dilakukan adalah


pemeriksaan laboraturium darah lengkap untuk mengetahui kadarkali
2) Give comfort

Pada pasien dengan hipokalemia harus diberi posisi senyaman mungkin untuk
mengurangi rasa sesak pasien
c. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum

Keadaan umum pasien hipokalemia biasanya di dapatkan kesadaran yang baik atau
composmentis dan akan berubah sesuai dengan kadar kalium yang hilang dalam tubuh.
2) Pemeriksaan fisik (B1-B6)

a) B1 (Breathing)

Pengkajian yang didapatkan dengan adanya dispnea, otot-otot pernapasan lemah, dan
napas dangkal.
b) B2 (Blood)

Pasien dapat mengeluh lemas dan mudah lelah. Gejala ini merupakan tanda dari
penurunan curah jantung. Adanya perubahan nadi, Nadi lemah atau menurun, tidak
teratur. Tekanan darah biasanya menurun akibat terganggunya kerja jantung akibat
kurangnya kalium dalam tubuh. Pada pasien hipokalemia dapat terjadi hipotensi
postural, disritmia, perubahan pada EKG.
c) B3 (Brain)

Kesadaran composmetis, dan terkadang pasien mengeluh lemas karena hilangnya


kalium yang berlebihan. Pasien hipokalemia sering merasakan lelah, tidak enak badan,
reflek tendon dalam menghilang dan lemas. Penurunan status mental / kacau mental,
apatis, mengantuk, peka rangsangan, koma, hiporefleksia, tetani, paralisis.
d) B4 (Bladder)

Adanya polidipsi untuk memenuhi kalium yang hilang dan pasien akan mengalami
poliuria dan nokturia untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
e) B5 (Bowel)

Pasien biasanya mual dan muntah, anoreksia, menurunnya motilitas usus besar,
enurunan bising usus, distensi abdomen akibat hilangnya kalium dalam tubuh
secara berlebih.
f) B6 (Bone)

Pada pengkajian B6 di dapatkan kulit dingin dan mudah lelah (Muttaqin, 2012).

Identitas pasien: Nama,


menggunakanA, alamat,
agama, pekerjaan dan
pendidikan
2. Identitas Penanggung
Jawab : namaA, umur,
jenis jenis kelamin, agama,
pekerjaan, hubungan dengan
klien.
7
3. Keluhan utama
Identitas pasien: Nama,
menggunakanA, alamat,
agama, pekerjaan dan
pendidikan
2. Identitas Penanggung
Jawab : namaA, umur,
jenis jenis kelamin, agama,
pekerjaan, hubungan dengan
klien.
3. Keluhan utama
1. Diagnosa Keperawatan

a. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi


paru.
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia, mual
muntah.
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan anoreksia dan diare.

d. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik.

2. Perencanaan Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
No Intervensi Rasional
Hasil

8
. Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor 1. Mengetahui status
keperawatan selama 1 x pernapasan pernafasan
24jam pasien menunjukkan 2. Untuk
keefektifan pola nafas, 2. Posisikan memaksimalkan
dengan kriteria hasil: pasien semi fowler potensial ventilasi
1. Frekuensi, irama, 3. Auskultasi 3. Memonitor
kedalaman pernapasan suara nafas. kepatenan jalan napas
dalam batas normal 4. Kolaborasi 4. Meningkatkan

2. Tidak dalam pemberian ventilasi dan asupan


menggunakan otot-otot oksigen terapi oksigen
bantu pernapasan
3. Tanda Tanda vital
dalam rentang normal
(TD 120-90/90-60
mmHg, nadi 80-100
x/menit, RR : 18-24
x/menit, suhu 36,5 – 37,5
C)

9
Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan makan 1. Untuk mencegah
keperawatan di harapkan sedikit tapi sering terjadinya mual dan
volume cairan dapat muntah
terpenuhi, dengan kriteria : 2. Ajarkan pasien 2. Untuk meningkatkan
a. Turgor kulit baik tentang makanan kadar kalium dam darah
b. Nafsu makan meningkat tinggi kandungan
c. Tanda Tanda Vital kalium dan
normal anjurkan masukan
d. Keadaan umum baik makanan ini.
3. Obat dengan 3. Pemberian obat
antiemetik sesuai farmakologi
program
4. Libatkan pasien, 4. Untuk dapat memenuhi
orang terdekat, dan kebutuhan nutrisi klien
ahli gizi pada
perencanaan
makanan yang
sesuai

5. Berikan 5. Kebersihan mulut dapat


hygiene oral meningkatkan nafsu
sebelum makan makan klien
untuk
meningkatkan
nafsu makan.

10
. Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau frekuensi 1. Kehilangan cairan yang
keperawatan di harapkan kehilangan cairan berlebihan dapat
volume cairan dapat mengakibatkan
terpenuhi, dengan kriteria : dehidrasi
a. Tidak merasa haus, 2. Observasi 2. Kehilangan cairan yang
lemas, status mental khususnya tehadap berlebihan dapat
membaik, kehilangan cairan mengakibatkan
b. Tanda Tanda Vital yang tinggi dehidrasi
dalam batas norma. elektrolit
3. Anjurakan pasien 3. Mencegah terjadinya
untuk dehidrasi
menginformasikan
kepada perawat
bila haus
4. Catat intake- 4. Keseimbangan intake
output cairan dan output sangat baik
bagi pasien

5. Atur posisi klien 5. Memberikan


senyaman mungkin kenyamanan kepada
pasien
6. Kolaborasi dengan 6. Pemeberian obat
tim medis dalam farmakologi

pemberian obat.

11
Setelah diberikan asuhan 1. Kaji tingkat 1. mencegah kontraktur
keperawatan selama 5x24 kemampuan ROM dan kekakuan sendi
jam diharapkan pasien aktif pasien 2. mempertahankan
mampu menggerakkan 2. Anjurkan pasien keseimbangan yang
bagian tubuh yang untuk tepat
mengalami inkontinuitas, melakukan 3. mingkatkan kerja
dengan kriteria hasil : body mechanic vena, menurunkan
1. Pasien mampu dan ambulasi edema, dan
melakukan ROM 3. Berikan sokongan mengurangi rasa
aktif, body mechanic, dan (support) pada nyeri
ambulasi dengan perlahan ekstremitas yang 4. Agar pasien
2. Neuromuskuler dan luka terhindar dari
skeletal tidak mengalami kerusakan kembali
atrofi dan terlatih 4. Ajarkan cara-cara pada ekstremitas
3. Pasien mampu sedini yang benar dalam yang luka
mungkin melakukan melakukan macam- 5. mempercepat waktu
mobilisasi apabila macam mobilisasi penyembuhan
kontinuitas neuromuskuler seperti body
dan skeletal berada dalam mechanic ROM
tahap penyembuhan total aktif, dan ambulasi
5. Kolaborasi dengan
fisioterapi

3. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Implementasi keperawatan
decompensasi cordis sesuai dengan intervensi yang telah dibuat sebelumnya
4. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan


pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan

12
13
Keluhan utama merupakan
hal yang pertama kali
dikeluhkan klien
kepada perawat atau
pemeriksa.
4. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat penyakitu
sekarang.
Gejala awal biasanya sakit
kepala, lemah anoreksia, mual
muntah,
demam, nyeri perut kanan atas.
2) Riwayat penyakit dahulu.
Riwayat kesehatan masa
lalu tentang dengan
penyakit yang
14
pernah melakukannyaitu
sebelumnya,
kecelakaanyangpernahdialamit
ermasuk
keracunan, prosedur operasi
dan perawatan rumah sakit.
3) Riwayat penyakit keluarga
Berkaitan erat dengan
penyakit keturunan, riwayat
penyakit
menular khususnya berkaitan
dengan penyakit pencernaan.
5. Psikososial
Di kaji perilaku verbal
pasien yaitu bagaimana pasien
memberikan
15
jawaban kepada perawat dan
pasien non verbal
6. Pemeriksaan fisik
A. Status kesehatan
umum :Akan terjadi nyeri
perut hebat akibat proses
penyakitnya
B. Sistem respirasi : sesuai
dengan derajat nyerinya, jika
nyerinya ringan
kemungkinan tidak terjadi
sesak tapi jika derajat nyerinya
hebat /
menagih akan terjadi sesak

16
C. Sistem kardiovaskuler : bias
terjadi takikardi, bradikardi
dan distrimia
atau penyakit jantung lainnya
D. Sistem persyarafan : nyeri
perut, pusing atau sakit kepala
karna
sinar
e. Sistem pencernaan : pada
sistem gastrointestinal di
dapatkan
intoleransi terhadap makanan /
nafsu makan berkurang,
muntah.
10

17
F. Sistem
genitourinaria/eliminasi :
18
terjadi konstipasi akibat
intoleransi
v

19

Anda mungkin juga menyukai